tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#191
Part 53
"srrrriiiiiiinggggg......"

Terdengar suara bising mesin gerinda ketika aku baru saja terlelap.

Siang itu aku baru saja istirahat kerja, meskipun tak ada mandor atau pun pengawas lapangan,
Kami tetap bersikap profesional dalam bekerja.

Karena lelah dan ngantuk setelah semalam begadang sampai larut, aku memilih untuk tidur di jam istirahat yang hanya 60 menit an. Sedangkan kentis dan jinan pergi makan siang ke warung langganan yang berada di depan gudang tempat kami bekerja.

Aku hanya menitip nasi rames dan teh hangat sambil memberikan uang kepada jinan saat mau rebahan di salah satu sudut gudang beralaskan karung bekas penutup tembakau.

Tak butuh waktu lama sampai akhir nya aku benar benar hany dalam lelap sampai tiba tiba sebuah suara bising meain gerinda mengusik tidur ku.

"Waktu istirahat begini siapa sih yang iseng lanjut kerja."

Ucap ku dalam hati mengingat kedua rekan kerja ku sedang pergi ke warung untuk makan siang.

Aku yang awal nya tidur meringkuk menghadap ke tembok akhir nya merubah posisi tidur ku menghadap ke sumber suara.

Bekas gudang tembakau yang sedang kami renovasi ini berukuran cukup luas dengan atap berupa galvalum yang berderet rapi di selingi atap viber sunloyd sebagai pencahayaan supaya di dalam gudang tersebut tidak sepenuh nya gelap.

Ketika ku hadapkan wajah ku ke dekat rak tembakau yang belum sempat kami bongkar, pandangan mata ku yang agak kabur sekilas melihat seorang laki laki yang sedang berdiri di dekat pilar besi kanal dengan posisi membelakangi diriku yang masih rebahan di alas karung bekas.

Pandangan ku masih kabur karena sempat tertidur, sosok laki laki tersebut mengenakan kaos berwarna putih agak lusuh seperti kaos partai dengan bercak bercak merah di beberapa sisi nya.

Namun aneh nya saat aku melihat sosok tersebut seketika suara mesin gerinda yang tadi meraung mendadak terhenti, senyap.....

Dan dalam sekali kedipan mata, sosok yang berdiri di dekat pilar tersebut tiba tiba menghilang.

"Siang bolong begini, masa iya ada setan."

Batin ku lantas kembali melanjutkan tidur pulas ku yang sempat terganggu.

"Mas, kalau kerja jangan mengotori tempat tinggal ku...."

Sayup sayup ku dengar suara yang berkata seperti itu di telingaku, ntah siapa itu aku tak begitu menghiraukan nya.

Jam satu kurang seperempat, aku di bangunkan oleh kentis dan jinan yang baru saja kembali dari warung aambil mebawakan bungkusan pesanan ku.

Aku pun bangun lantas pergi ke kamar mandi yang terletak di dekat pos satpam depan untuk sekedar buang air kecil dan cuci tangan sebelum santap siang.

"Permisi pak, mau numpang cuci tangan..."

Ucap ku kepada seorang security yang tengah asik merokok di dekat wastafel.

"Silahkan mas...."

Sahut nya mempersilahkan ku untuk menggunakan toilet di situ.

Setelah buang air kecil, aku pun menuju ke wastafel untuk cuci tangan dan cuci muka, security tersebut juga masih ada di sana.

"Bapak sudah lama ya jaga di gudang sini?"

Tanya ku basa basi.

"Yaaa, lumayan lah mas, sudah 10 tahun saya bekerja di sini sebagai security."

Jawab beliau sambil asik menghisap rokok di tangan nya.

"Wah lama juga ya pak, memang nya satpam di sini juga kena shift ya pak?"

Tanya ku lagi.

"Kalau itu sih pasti mas, kami bergiliran kena sift jaga."

Ucap nya

"Emmm, bapak pernah punya pengalaman tentang hal hal mistis ndak di sini?"

Tanya ku lebih lanjut, beliau terdiam sejenak seperti sedang mengingat sesuatu.

"Yaaah nama nya juga area bangunan lama mas, hal hal seperti itu sih sudah biasa kami alami."

Kata si satpam dengan enteng nya, tugas beliau sebagai penjaga keamanan memang di tuntut untuk selalu siap siaga dan berani menghadapi apa saja termasuk menghadapi hal hal di luar logika seperti bersinggungan dengan mereka yang tak kasat mata tatkala harus berpatroli tiap jam mengelilingi area gudang yang begitu luas sekaligus mengecek isi dalam gudang guna memastikan keamanan.

"Menurut bapak, di sini yang paling angker di area mana?"

Tanya ku yang penasaran.

"Tuh, gudang yang sedang mas renovasi."

Ucap beliau sambil menunjuk ke arah gudang yang sedang kami garap.

"Hlahhhh......"

"Pantesan."

Ucap ku secara spontan.

"Sejak awal masuk ke gudang tersebut saya memang merasa kalau tempat itu terasa singup pak, hawa nya ndak enak."

Tambah ku, aku belum ngeh tentsng suara gerinda dan laki laki misterius tadi.

"Mas tau ndak di dalam situ ada apa?"

Tanya pak satpam kepada ku, aku pun menggeleng kepala.

"Jadi ya mas, dulu di situ ada pekerja konstruksi juga seperti kamu."

Kebetulan pekerja ini bertugas memasang plat siku untuk andang yang sekarang mas bongkar

"Karena harus memasang sekur sebagai penguat andang yang di kait kan ke rangka atas, pekerja tersebut mau tak mau harus naik kapolding untuk mengukur panjang besi siku sekur, lantas ia memotong besi tersebut yang terlalu panjang menggunakan gerinda potong dengan posisi berbaring di atas kapolding tumpuk tiga, ruang gerak yang terbatas lantaran posisi di atas sudah dekat dengan rangka dan atap galvalum membuat si pekerja harus memotong sekur dalam posisi berbaring."

"Naas nya, gerida potong yang ia pegang terplanting saat mengenai besi pneyangga dan seketika itu juga menghujam ke arah dada nya."

"Rekan rekan kerja di bawah nya langsung panik dan mencabut kabel gerinda tersebut dari bawah, pokok nya ngeri banget mas...."

"Pas saya dan rekan rekan datang ke tkp, korban masih telentang di atas kapolding dalam kondisi darah yang bercucuran dari dada nya yang robek terkena gerinda."

"Korban di nyatakan meninggal di tempat karena kecelakaan kerja."

Mendengar cerita satpam tersebut, aku langsung teringat dengan kejadian saat tidur siang tadi.

"Nah, sejak saat itu, kami yang jaga di sini sering banget mendengsr suara mesin gerinda yang menyala bahkan saat malam hari."

"Kalau yang beruntung, pasti akan bertemu dengan sosok tersebut pada saat berpatroli."

"Dia baik kok, pasti selalu menasehati kalau sedang menampakan diri."

Semakin terkejut lah aku mendengar cerita lebih lanjut dari pak satpam karena sempat mendengar suara gerinda pada saat istirahat barusan.

"Pak, sosok nya memakai kaos putih ya?"

Tanya ku kepada beliau.

"Nah, itu mas nya tau ...."

"Sudah di ajak kenalan ya??? ( Istilah kalau si sosok tsb menampakan diri kepada orang baru di sana)

"Ntah lah lah pak, seperti nya sih begitu. Hehehehe...."


"Ya sudah pak, saya kembali kerja dulu ya."

"Iya mas, hati hati kalau bekerja."

"Jangan lupa berdo , jaga keselamatan diri yang utama."

Ucap beliau kepada ku, aku pun bergegas kembali ke tempat kerja untuk makan siang sebentar lalu melanjutkan pekerjaan.

Tak ada hal hal janggal yang kami alami di sana, aku juga masih merahasiakan kisah yang pak satpam ceritakan pada ku kepada mereka berdua walaupun ku lihat jinan sesekali celingak celinguk ke beberapa sudut seperti sedang melihat sesuatu di sana, saat itu aku belum tau kalau jinan ternyata peka dengan hal hal seperti itu.

"Hawa ne singup yo gal...."

Ucap nya sambil memegang andang yang kentis potong menggunakan las potong.

"Iyo eh nan...."

Sahut ku yang berada di dekat nya sedang memotong andang yang sudah tergeletak menjadi ukuran pendek pendek.


Tiba tiba kentis mematikan api las di tangan nya lalu berlalu menuju ke bawah pilar.

"Heeehhh, mau ngapain kamu tis?"

Tanya jinan kepada nya.

"Sebentar nan, udah kebelet ini pengen kencing...."

Kata nya sambil membuka resleting celana dan mengeluarkan pusaka di dalam nya.

"Hehhhh, ojo ngawur kowe tis."

"Di pos satpam kan ada kamar mandi."

Ucap ku kepada kentis.

"Haiyah, sudah di ujung banget ini."

"Ndak sempet kalau harus jalan ke pos satpam.

"Currrrrrr ......"

"Pancuran pun mengucur tepat di bawah pilar gudang tersebut.

"Waddddaaaaoooooo....."

"Janc****kkkkkk....."

"Mataku....."


"Nan, nan...."

"Itu si kentis kenapa kok teriak teriak misuh misuh?"

"Kata ku kepada jinan.

"Iyo gal, kon kentis memegang mata nya, padahal yang di pake pipis kan anu nya hihihihi...."

Kami sempat terkekekh dengan lawakan si jinan.

"Kamu kenapa tis kok kesakitan gitu?"

Tanya jinan kepada nya yang sedang memegang mata sebelah kanan.

"Mbuh nan, tsdi pas sedang kencing tiba tiba ada yang menabok mata ku kenceng banget. Mak ploookkkkk...."

"Wuassswwww tenan...."

(Dasar si mulut rombeng)

"Tulung kalau kerja di sini jaga kebersihan!!!"

Seketika aku ingat dengan kata kata tersebut.

"Wah, gawat nan, tis....."

"Gawat kenapa gal?"

Tanya mereka berdua kompakan.

"Penunggu di sini marah...."

"Penunggu opo gal?"

Tanya jinan yang pura pura bego'.

"Memang nya kamu ngapain beberapa kali planga plongo memperhatikam sekitar sini nan?"

(Dia tau lah apa maksud ku)

"Ssstttttt....."

"Dia kayak nya marah banget sama kamu tis."

Kata jinan sambil memberi isyarat.

"Wadddaaaauuu, sialan sakit banget ini nan....."

Teriak kentis sambil menahan mata nya yang di tutup dengsn tangan, sekilas ku lihat memang sudah berwarna merah dan berair.

"Yo wis, ayo kita bawa kentis ke klinik saja gal, biar dapat penanganan."

Ajak jinan sambil memapah kentis keluar dari gudang, aku masih sempat merapikan alat alat kerja dan memasukan nya ke dalam tas.

Sepanjang perjalanan ku dengar kentis yang terus saja meracau sambil memanggil manggil nama nama binatang.

Sebenar nyapercuma saja di tangani oleh media karena apa yang di alami kentis ini adalah peristiwa non medis


Kentis harus menerima akibat atas perbuatan nya yang ngawur pipis sembarangan di area gudang.

Setelah mendaptkan penanganan, kami pun mengantar kentis untuk pulang kerumah nya dia juga di berikan obat berupa pil dan salep dengan diagnosa awal iritasi mata.

Beberapa hari berlalu kentis masih belum bisa beraktifitas seperti biasanya karena mata kanan nya semakin membengkak dan memerah.

Aku dan jinan pun harus bekerja berdua saja melanjutkan pekerjaan di gudang tersebut.

"Awak mu wis kenalan sama bapak bapak yang dada nya jebol gal?"

Tanya jinan di sela sela pekerjaan.

"Yang pake kaos putih kan nan, tukang gerinda?"

Sahut ku.

"Ndak salah lagi, dia yang nampol mata si kentis di bawah pilar itu gal."

Kata jinan.

"Kemungkinan besar ya ndak salah lagi memang dia nan...."

Timpal ku.

"Kita bahas nanti saja lah gal, sudah jam istirahat ini."

"Kita ngaso dulu yok. Makan siang..."

"Laper banget aku."

Ajak jinan.

"Ayok lah, aku juga sudah lapar."

Sahut ku sambil menggulung kabel dan menyimpan nya.

Kami berdua pergi ke warung makan langganan yang tempo hari terkena serangan dari warung sebelah.

"Lho kok tumben beberapa hari ini cuma berdua mas, yang satu nya mana?"

Tanya si oenjual kepada kami berdua.

"Siapa yu?"

Tanya jinan.

"Itu lho, yang orang nya kecil dan mulut nya suka misuh misuh...."

Kata si penjual.

"Ow, si kentis kali nan...."

Celetuk ku, jinan mengangguk.

"Lha itu mas, kentis kemana kok ndak kelihatan?"

Mendadak jinan memasang wajah serius.

"Sebenar nya, hari ini sudah tiga hari nya yu...."

Ucap jinan dengan penuh penghayatan.

"Inalilahi....."

"Mas, ndak nyangka yo, padahal temen mu itu masih muda."

Ibu penjual itu langsung histeris seolah benar benar percaya dengan ucapan ngawur si jinan.

Melihat nya membuat ku tersiksa menahan tawa.
Benar benar nggak nyangka aku mas, temen mu oergi secepat itu."

"Memang nys sakit apa dia?"

,Tanya si penjual.

"Kentis sudah lama mengidap penyakit jantung berlubang yu.."

Kata junan dengan ngaco nya membuat ku gelemg geleng kepala.

Benar benar konyol ulah si jinan yang memberikan berita kepada ibu ibu warung beserta suami nya, akting jinan berhasil membuat mereka berdua percaya dan ikut merasakan sedih.

Bahkan mereka berniat untuk melayat ke rumah kentis, edan nggak tuh....


Setelah makan dan ngobrol di warung, kami pun kembali kerja seperti biasa nya.

"Kasihan si kentis nan kalau gini terus dia ndak bisa kembali kerja."

Ucap ku pada jinan.

"Tenang nan, nanti sepulang kerja kita bawa kentis. Ke rumah mbah ku."


Kata jinan.

"Memang mbah mu bisa nyembuh in nan?"

"Ya semoga saja bisa lah gal."

Sahut nya, kami pun nersiap untuk kerja lagi.

Tapi.....

Baru saja mau mulai kerja kami saling memandang karena telinga kami mendengar suara gerinda di dalam gudang tersebut.

"Nan, kalau ada suara gerinda biasa nya si dada jebol mau nongol."

Ucap ku kepada jinan sambil melihat sekitar.

"Iya gal...."

"Tuh orang nya lagi berdiri di bawah pilar."

Kata jinan yang sudah fokus melihat sesuatu, benar saja
Kulihat sosok tersebut sedang berdiri dengan wajah pucat dan dada berdarah darah dengan luka sayat yang cukup dalam dan tak beraturan.

Ruangan seketika ber aroma anyir....

Aku dan jinan hanya terdiam gemetar tak karuan,

"Kami hanya ingin kembali bekerja, tak ada maksud mengganggu."
Batin ku,
Ku lantunkan surat alfatihah sebagai pengirim doa untuk nya beserta doa doa yang aku dan jinan bisa.

Alhandulillah mahluk itu perlahan sirna....

Sepulang kerja, aku dan jinan menjenguk kentis di rumah nya.

Dia sedang duduk di depan rumah sambil membawa kacamata hitam bak vokalis band rock tanah air Jamrud.

Tanpa basa basi kami pun membawa nya ke rumah kakek jinan, mbah darmo.

Itu adalah pertama kali aku bertemu dengan beliau yang banyak memberikan wejangan kepada kami.

Mata kentis di sembur mbah darmo menggunakan air putih lalu hanya di usap usap sebentar, kata kentis sih sudah terasa mendingan.

Ku lihat bengkak nya juga sudah berangsur kempes, mbah darmo berpesan supaya kami bisa jaga sikap saat di tempat kerja.

"Tuh denger tis, jaga tuh mulut mu yang fasih misuh misuh..."

Celetuk jinan.

Beliau juga menyuruh kentis membeli kelapa muda dan bunga tujuh rupa, ke esokan hati nya kami berangkat ke tempat kerja.

Menaruh bunga tersebut di bawah pilar lalu menyiramkan air kelapa hijau tersebut di sekeliling pilar supaya kami tidak di ganggu sosok manusia gerinda.

Kentis akhir nya bisa sembuh seperti sedia kala.

"Aku mau sarapan dulu ke warung, laper belum sempat makan tadi."

Kata nya sambil beranjak pergi, aku dan jinan juga masih duduk duduk di ointu gudang sekedsr mengobrol dan bercerita, dari situ ku dapatkan kisah kisah nya yang sudah tertuang di part part sebelum nya.

"Kopi yu....."

Ucap kentis saat masuk ke warung.

"Astagfirullah ...."

"Pak, ada setannnn pakkkkk...."

Teriak ibu ibu warung yang terkejut saat melihat kedatangan kentis.

Hal itu membuat kentis kebingungan.

"Setan opo to yu, iki aku....."

"Kamu kan sudah meninggal mas."

Ucap ibu itu sambil gemetar ketakutan.

"Haaahhhh????"

"Meninggal, kata siapa yu?"

Tanya kentis.

"Ya kata dua temen mu itu lah mas, kata nya kemarin sudah tiga hari nya kamu meninggal."

Kata ibu warung.

"Owalah, jiangkriiiiikkkkk....."

"Punya teman kok yo kelakuan e ora aturan....."

Kentis benar benar kesal drngan guyonan kami kepada ibu warung.

Dengan tergopoh gopoh dia kembali ke gudang.

"Jancooookkkkk..."

"Aku mbok suwur ke mati ning warung yo?"

(Aku kalian isu kan meninggal kepada ibu ibu warung ya)

Teriak nya dengan nada kesal.

Aku dan jinan hanya tertawa terpingkal pingkal mendengar kentis yang terus saja misuh misuh.

"Lho ,ini kan sudah 7 hari an mu tis...."

Celetuk jinan di iringi gelak tawa kami berdua.

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 17-05-2023 01:01
erman123
tsuryanto590563
belajararif
belajararif dan 19 lainnya memberi reputasi
20
Tutup