tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#188
Part 52
POV Galih,

Sudah beberapa bulan aku kehilangan momen momen bangun pagi,
Semenjak resmi menjadi seorang pengangguran yang setiap hari hanya bisa berdiam di tepi kali termangu memandangi bias bias kisah manis masa lalu melalui riak permukaan air sungai yang tak begitu jernih sembari memegang sebuah joran sebagai alibi bahwa aku sedang memancing di sana.

Memancing sisa sisa masa lalu yang terasa begitu cepat berlalu.....

Pagi itu aku masih terlelap di atas tempat tidur yang tak begitu luas bersandingan sengan kamar emak yang berada di ruang sebelah. Suara speaker bluetooth kecil yang semalaman terus ku putar lagu lagu malaysia dan tembang hits iwan fals terus terdengar silih berganti tanpa henti dalam volume yang lumayan rendah.

Hanya itu hiburan ku setiap malam setiap kali susah tidur, rebahan sambil melihat atap kamar tanpa plafon dengan sebingkai genteng kaca yang terkadang sinari cahaya terang rembulan.

"Mau sampai kapan kamu seperti ini Win...."

Terdengar suara emak dari kamar sebelah, aku pura pura tak mendengar supaya terkesan masih tertidur.

Sejak lulus STM aku memang tak punya waktu untuk bersantai di rumah, bahkan sebelum ijazah ku keluar aku sudah harus berangkat merantau ke kota besar lantaran keisengan ku untuk mengikuti seleksi perekrutan karyawan di sebuah perusahaan otomotif ternyata beejalan lancar dan lolos sampai ke tahap akhir.

Itu sudah tiga tahun berlalu,
Suara emak henar benar ampuh membuyarkan rasa kantuk yang menggelayut karena baru sekitar tiga jam selepas adzan subuh aku bisa terlelap.

Aku pun terbangun dengan kepala yang terasa kliyengan, sekedar cuci muka lalu duduk di teras rumah sambil menghisap sebatang djarum menikmati suasana pagi bersama ibu ibu yang tengah asik berbelanja sayur, mereka berkerumun di dekat rumah tatkala bapak bapak sayur yang mengendarai roda tiga datang dengan suara lengkingan khas

"sayurrrrr...... Ibu ibu sayurrrrr...."

Sebenar nya lamat lamat ku dengar gunjingan wanita wanita tersebut asik bergunjing ria membahas soal diri ku yang memang sudah lama menganggur di rumah, tapi aku tak mempersoalkan hal hal remeh temeh seperti itu.

Dari kejauhan ku lihat teman sekampung yang lewat menggunakan motor cina dengan suara yang tak terlalu nyaring di lubang telinga.

Dia lah kentis, sosok bertubuh kurus dan tak terlalu tinggi dengan rambut gondrong belakang yang selalu menjadi badut tongkrongan karena gaya bicara nya yang ceplas ceplos sopah kjatam dengan kosa kata kotor yang ada dalam rumus perpisuhan tanah air.

"Tumben jam segini sudah bangun gal?"

Kata nya saat berhenti di depan rumah tanpa mematikan mesin motor nya.

"Biasanya juga subuh sudah bangun tis, kamu nya aja yang baru tau."

Kilah ku.

"Wiiihhhhh adzan di mushola ya???"

Imbuh nya.

"Bukan...."

"Terus?"

"Kebelet pipis, hehehehe...."

Kata ku.

"Jam segini kok masih di rumah, nggak gawe apa?"
Tanya ku basa basi pada kentis.

"Harus nya sih kerja, tapi kursng personil gal."

Kata kentis.

"Memang kerja apa sih?"
Tanya ku

"Kontruksi gal, kebetulan kelompok ku yang awal nya 4 orang harus di bagi dua karena harus mengerjakan lokasi lain."

"Nah, aku sama satu orsng lagi dapat proyek baru, kerjaan nya bongkar besi siku andang tembakau yang nanti nya akan di jadikan tempwt produksi gitu lah."

Kata kentis.

"Kamu bilang masih kurang orang ya tis?"

"Iya gal...."

"Paling tidak harus ada tiga personil buat bongkar andang."

"Ada yang ngebobok dinding, ada yang pegang las potong lalu ada yang nahan besi siku saat pemotongan."

Ucap kentis.

"Teman mu orang siapa yang satu?"
Tanya ku

"Ada, nama nya jinan anak kampung sebelah...."

"Kamu masih nganggur kan gal?"
Tanya kentis pada ku.

"Yaaaa, masih sih .."

Sahut ku dengan rada ragu karena mendengar pekerjaan di bidang kontruksi yang aku tak tau manahu seperti apa kerja nya membuat bayangan ku agak ogah.

"Mau nggak ikut kerja sama aku?"

Kentis menawari ku kerjaan tersebut.

Aku masih terdiam belum hisa memutuskan.

"Emmmm...."

"Daripada cuma bengong di rumah, lumayan lah gal gaji harian nya."

Kata kentis.

Setelah beberapa pertimbangan, akhir nya aku pun mengiyakan dan besok aku sudah mulai bekerja bersama kentis di sebuah gudang tembakau.

Keesokan hari nya aku benar benar berniat untuk mencoba ikut kerja kentis, audah ku set alaem di hp ku supaya tak kesiangan bangun dan bersngkat kerja mengawali langkah yang baru.

Mendengar bahwa akau sudah mau kerja lagiz emak bahkan sampai bela brla in memasak pagi pagi supaya aku bisa sarapan terlebih dahulu.

"Erwin...."

"Sarapan dulu, biar nanti ndak lemes pas kerja."

Ucap beliau kepada ku.

"Iya mak....."

Sahut ku dari dalam kamar yang baru aja mandi dan ganti pakaian.

Sebenar nya aku sudah terbiasa tak sarapan pagi sejak sekolah, tspi melihat emak yang begitu semangst menyiapkan sepiring nasi dengan telur dadar dan sambal kecap membuat ku tak tega untuk mengabaikan nya.

Baru asik santap sarapan, datsng lah kentis dengan kacamata hitam yang menutup kedua bola mata.

"Kamu udah sarapan tis?"

Tanya ku pada nya yang baru datang.

"Ahhh nanti saja di warung depan tempat kerja gal, belum laper aku."

Kata nya.

"Ini nanti kita mau langsung ke tempat kerja atau kemana dulu nih?"

Tanya ku pada kentis.

"Nanti kita langsung ke lokasi saja gal, pak boa sudah ku beri tahu kemarin kalau aku sudah dapat anggota baru."

Kata kentis.

"Yo wis kalau gitu, lha teman mu yang satu nya di mana?"

Tanya ku.

"Jinan nanti langsung nyusul ke tkp, kata nya sih mau nganter emak nya dulu ke pasar."

Ucap kentis.

Setelah sarapan, aku membantu kentis membawa peralatan kerja di rumah nya dan bergegas berangkat ke lokasi kerja, sebuah gudang tembakau dengan bangunan yang sangat luas.

20 menit perjalanan menggunakan motor sendiri sendiri tibalah kami di depan gudang tersebut.

Kentis melapor terlebih dahulu ke pos satpam yang ada di samping gerbang, karena kami mulai kerja jam delapan pagi, kentis mengajak ku untuk ke warung terlebih dahulu karena dia mau sarapan.

Kami mampir ke sebuah warung makan dengan tembok bilik bambu, sebuah warung sederhana tapi banyak menu dan lauk di dalam nya.

Karena aku sudah sarapan di rumah di situ aku hanya memesan teh hangat dan makan beberapa gorengan sambil merokok di depan nya.

Tak lama berselang datang lah seorang laki laki ceking berambut ikal yang turun dari motor nya dan nyelonong masuk ke dalam warung.

"Ehemmm...."

Dia beberpaa kali terbatuk

"Las potong dan gerinda kamu bawa kan tis?"

Kata orsng tersebut dengsn suara serak nya.

"Beres nan...."

Sahut kentis dengan mulut oenuh makanan.

"Tuh aku ajak anggota baru nan di depan, nama nya galih."

Kata kentis.

"Wah bagus lah dapat personil baru, soal nya kan si mimin sama kang kasim di tsrik ke rsyon lain sama pak bos."

Ucap jinan.

"Jadi dia yang nama nya jinan...."
Batin ku.

Itu adalah hari pertama aku bertemu dengan orang yang bernama Jinan, tokoh sentral yang ada dalam cerita ini.

Hari pertama bekerja aku memang belum terlalu tau cara kerja di bidang kontruksi, aku hanya bisa membantu memegang besi besi siku ysng di potong oleh kentis menggunakan las potong.

Beberapa kuli panggul juga masih tampak sibuk memindahkan bungkusan bungkusan tembakau ke gudang sebelah.

Sedangkan jinan sedsng asik membetel tembok yang tertanam besi siku yang akan di potong oleh kentis.

Mereka berdua memang benar benar asik pembawaan nya, selalu ada topik dan obrolan yang di bahas mulai tentsng permesuman, angka togel sampai hal hal absurd yang ndak masuk akal di selingi kata kata pisuhan dan nyanyian lagu lagu pantura oleh junan yang suara nya serak serak basah membuat suasana di dalam gudang yang sepi menjadi hidup.

Siang nya kami pun istirahat dan makan di warung yang ada di depan gudang,

Penjual nya adalah sepasang suami istri pendatang dari daerah jawa timur yang mencona peruntungan mengaiis rejeki dengan membuka warung makan.

Mereka sudah beberapa bulan berjualan di sana setelah mendengar bahwa gudang tempat kami bekerja akan segera di jadikan tempat produksi rokok.

Saat sedang makan, ku lihat di sebelah nya juga terdapat sebuah warung makan, namun warung sebelah tampak sepi pembeli.

Baru saja bekerja sehari di sana, jinan dan kentis sudah terlihat akrab dengan si penjual yang sudah di karuniai dua orang anak, suami nya bertugas membuatkan minum untuk pembeli.

Setelah beberapa hari bekerja di sana,
Aku pun mulai sedikit terbiasa dengan irama cara kerja nya.

Pak bos sesekali datsng untuk meninjau kinerja kami, rupa nya atasan kami ini lumayan cerewet juga.

Saat bristirahat di warung, tak biasa nya kami makan dengan laik yqng seadanya.

Padahal warung yang biasa kami sambangi selalu menyajikan menu lengkap di dalam etalase nya.

Siang itu kami hanya makan dengan tahu tempe saja.

"Kok tumben yu menu nya kosong?"

"Pantesan pembeli ny sepi."

Tanya kentis.

"Bangun nya kesiangan kali tis, semalam habis tempur habis habisan sama kang wardoyo, hahahahaha...."

Celetuk jinan yang asal nyerocos bermaksud untuk bercanda.

"Yu narti dan kang wardoyo hanya tersenyum kecut mendengar nya.


Yu narti dan kang wardoyo adalah sepasang perantauan dari daerah timur jawa, tak biasa nya hari itu mereka tsmpak lesu tsk bersemangat.

"Iki mas es teh nya...."

Kata kang wardoyo sambil memberikan tiga gelas es teh untuk kami.

Aku yang masih baru belum terlalu banyak berkomentar, hanya bisa menjadi pendengar saja.

Kang wardoyo ikut duduk di samping kami sambil merokok.

"Kamu lihat ndak mas warung sebelah?"

Tanya dia sambil sesekali mendongak ke depan saat ada orang yang mau beli tapi ntah kenapa tiba tiba orsng tersebut ndak jadi masuk dan pergi ke warung sebelah.

"Iya kang, wsrung sebelah kok semakin ramai saja ya...."

Sahut kentis sambil makan nasi di piring nya.

"Nah, itu dia mas....."

Sebenar nya sudah beberpa hari ini warung kami mengwlami kejanggalan."

Kata kqng wardoyo.

"Krjanggalan apa kang?"

Tanya ku.

"Isrriku setiap pagi biasanya kan menyapu di depan, nah wudah hampir seminggu ini dia selalu menemukan bungkusan berisi kembang dan kotoran manusia di dalam nya."

Kata kang wardoyo.

"Maaf ya bukan bya mau merusak selera makan kalian."

Tambah nya.

"Wah wah wah, kursng ajar betul kang...."

"Siapa yang melakukan nya?"

Tanya jinan.

"Belum tau mas, aku juga belum mau menuduh dulu tanpa ada nys bukti."

Kata nya sambil melirik ke arah warung sebelah.

"Ndak salah lagi, warung mu ada yang nyalahi kang pasti...."

Kata jinan.

"Kemungkinan sih gitu mas."

Sahut yu narti dari arah dapur.

"Semenjak orang dari warung sebelah datang kesini dan meminta garam, ntah kenapa masakan yang baru saja ku masak dan hendak ku tsrus di etalase seketika langsung basi semua."

"Hal itu lah yang membuat kami tsk mau rugi lebih banyak kalau memasak banyak menu."

Tambah yu narti.

"Kurang ajar banget tuh orang kang, nysri rejeki kok sampai mati in penghasilan orsng lain...."

Kata jinan

",Biarin aja nan, orang seperti itu biasa nya ndak akan bertahan lama."

Sahut si kentis.

"Kami datang kesini duluan, kami juga niat nya cuma mau mencari nafkah mas."

"Tapi kalau sudah begini, berarti sudah tak bisa di biarkan."

"Aku eong jawa timur kok di ajarin hal hal seperti ini...."

"Bakal tak layani mau seperti apa juga."

Kata kang wardoyo.

"Terus rencana nya mau gimana kang?"

Tanya jinan.

"Besok kami mau pulang dulu ke jawa timur, mau nyari solusi dulu ke salah satu saudara yang kebetulahln paham dengan hal hal seperti ini."

"Dia jual, aku bakalan beli secara kontan!"

Kata kang wardoyo dengan nada kesal.

Keesokan hari nya warung yu narti memang benar benar tutup untuk beberapa hari, dan warung sebelah nya memang benar benar ramai oleh pembeli.

Beberpaa hari mereka pulang kampung hingga seminggu kemudian mereka akhir nya kembali dan membuka kembali warung makan nya.

Tak seperti tempo hari, wajah pasangan pemilik warung makan itu tampak sumringah kembali.

Para pelanggan nya yang dulu biasa makan di situ juga sudah mulai datang dan normal seoerti biasa nya, begitu pun menu yang ada di etalase. Sudah tampak bervsriasi lagi...."

Usut punya usut ternyats memwng warung sebelah ysng mengerjai warung makan kang wardoyo, menggunakan media gsram dapur dan bungkusan kotoran manusia beserta kembang tujuh rupa.

Kang wardoyo meminta bantuan saudara nya dari jawa timur untuk menangani masalah tersebut.

Pagi pagi sekali setelah kembali, kang wardoyo menyiapkan air cucian beras yang di campur dengan air doa dan daun the miracle three (kelor)

Kata yu narti, sepintas warung mereka tampak seperti tertutup sebuah tirai beswr yang tersingkap setelah air tersebut di siramkan mengelilingi warung.

Sebenar nya kang wardoyo bisa saja membalas perbuatan orang tersebut, namun dia tak mau melakukan nya karena alasan rasa kemanusiaan.

Dari situ aku pun mendaptkan sedikit info mengenai kelam nya persaingan antar pedagang yang menghalalkan cara cara kotor hanya untuk mencari keuntungan meski harus menjatuhkan saingan.

Kang wardoyo dan yu narti yakin bahwa karma itu ada, hukum tabur tuai akan berlaku untuk semua orang di dunia.

Dan benar saja, kondisi warung sebelah semakin hari memang semakin terpuruk.

Itu adalah kisah awal ketika aku pertama kali bertemu dengan jinan, mulai dari sini kau akan mulai kisah kisah pengalaman di luar nalar kami di tempat kerja.

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 12-05-2023 19:08
erman123
tsuryanto590563
belajararif
belajararif dan 19 lainnya memberi reputasi
20
Tutup