tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#186
Part 51
Tak terasa hari semakin larut, hawa dingin khas pegunungan membuat Jinan terus bersedekap sambil sesekali memasukan kedua tangan nya ke dalam saku jaket.

Perbincangan malam itu di kediaman mertua mbak rani begitu menyenangkan. Si kecil bagus juga sudah terlelap, karena menurut penuturan Mas eko sang ayah biasa nya keponakan jinan ini selalu tidur larut malam bahkan menjelang subuh.

"Hoammmph....."

Jinan mencoba menahan rasa kantuk dengan meutup mulut nya yang menguap.

"Kamu ngantuk Le?"

Tanya mbah darmo yang sedang duduk di dekat bapak mertua mbak rani yang tampak tersenyum melihat jinan.

"Halah...."

"Biasanya juga begadang si pos ronda sampai subuh dia pak."

Sahut mas eko sambil mengisap rokok kretek di tangan nya.

"Iya kan mbah....."

Tambah nya kepada mbah darmo yang di balas dengan anggukan, Mas eko tau betul dengan kegiatan malam Jinan lantaran sebelum mbak rani hamil bagus, mereka setiap malam minggu memang rutin menginap di rumah Sri dan Pardi sang orang tua.

"Hehehehehe, ya beda lah mas...."

"Di sini kan hawa nya adem banget, enak kalau di pakai tidur lebih awal."

Kilah si jinan.

"Sudah jam satu lebih ini Le, yuk kita pamitan pulang...."

Ajak mbah darmo kepada jinan sambil melihat jam dinding berbentuk masjid di dinding rumah.

"Mbah sama jinan ndak nginap di sini saja, ini kan sudah larut malam...."

Kata rani yang keluar dari kamar nya.

"Ndak usah nduk...."

"Kami mau langsung pulang saja."

Dri ucapan mbah darmo, sebenarnya ada rasa sungkan kalau harus sampai bermalam di rumah besan anak nya tersebut sehingga beliau memilih untuk langsung pulang saja bersama jinan.

"Iya mbah, ada kamar kosong kok, Ini sudah malam.
Jalan menuju pulang juga pasti sudah sepi dan gelap. Bahaya...."

Tambah Eko.

"Ndak apa apa mbah, bermalam lah di sini dulu."

Ucap bapak mertua rani.

"Terima kasih pak, nduk, Le Eko...."

"Insyaallah kami tidak apa apa selamat sampai rumah kok."

"Kapan kapan aku sama jinan pasti akan main ke sini lagi."

Seperti nya mbah darmo bersikukuh untuk pulang malam itu juga bersama jinan meskipun keluarga rani meminta kepada beliau untuk menginap.

"Ya sudah kalau memang mbah mau pulang malam ini, nan kamu hati hati baea motor nya jangan ngebut."

Mbak rani mewanti wanti adik nya supaya hati hati di jalan, tak lupa memenawakan sekedar kopi dan buah hasil kebun untuk di bawa pulang.

Malam itu Jinan dan Mbah darmo pun berpamitan untuk pulang.

"Kami pamit pulang ya...."

Ucap mbah darmo saat sudah membonceng ke atas motor jina sambil berpegangan pundak cucu nya."

"Monggo mbah, derek aken...."

Ucap mertua mbak rani.

Motor pun melaju dengan perlahan menembus gelap malam menelusuri jalan berkelok yang di tumbuhi tsnaman perdu dengan hawa dingin yang menyeruak saat menyentuk pori pori kulit.

Susana jalanana malam itu benar benar sepi hingga jinan berada di sebuah jalan bercabang.

"Mbah, mau lewat mana ini?"

"Lewat kota atau lewat Randu?"

Tanya jinan kepada mbah darmo, di depan jinan memang terdapat jalan bercabang yang apabila mengambil jalur kiri, maka ia akan pulang melalui jalanan menuju kota yang cukup terang dan masih ada beberapa pengendara yang lewat namun perjalanan nya memakan waktu karena jarus memutar cukup jauh, sedangkan cabang ke kiri adalah jalur alternatif dan jalan pintas yang cukup cepat untuk menuju ke rumah.

Randu.....

Nama jalanan tersebut di namai dengan nama tanaman penghasil kapuk, bukan tanpa alasan karena memang sepanjang jalan tersebut di kanan kiri nya terdapat pohon dengan batang berwarna hijau tua tersebut.

Sebenarnya jinan ragu kalau harus melalui jalur alternatif itu, mbak rani juga tadi sempat berpesan supaya lewat kota saja.

Selain sepi dan gelap, di jalur randu sebenar nya terdapat sebua area pemakaman kuno yang terkenal angker. Saking angker nya, tidak ada satu orang pun ysng berani melalui jalur tersebut setelah isya'.

Bukan itu juga yang rani khawatirkan, karena mbah darmo memang audah terbiasa bersinggungan dengan hal hal semacam itu.

Rani lebih cemas kalau kalau di tengah jalan jinan dan kakek nya di cegat rampok atau begal meski kemungkinan nya kecil karena mengingat angker nya jalur tersebut.

Sudah banyak orang yang nekat melalui jalur randu malam hari dan mendapat gsngguan dari mahluk di makam tua tersebut, mulai dari di bonceng sosok sosok mengerikan, motor mogok dengan sendiri nya dan melihat penampakan langsung mahluk mahluk entitas asli makam tersebut.

"Belok kanan le....."

"Hahhhh?????"

Ucapan spontan mbah darmo membuat jinan bergidik ngeri.

"Beneran ini mbah???"

"Kenapa le, kamu takut???"

Tanya mbah darmo, jinan tediam sesaat.

"Ndak mbah, jinan ndak takut kok. Kan ada mbah hehehehe...."

Sahut nya.

"Haiyah, jujur wae nek awak mu takut le."

"Opo yang harus di takuti, ayo ndang jalan ora usah takut sama yang begitu, mantep "

Ucap mbah darmo sambil menepuk pundak cucu nya, jinan pun menuruti ucapan kakek nya dan membelokan motor yang ia kendarai untuk melewati jalur randu.

Baru saja masuk, mereka di sambut dengan dua buah pohon randu besar di sebelah kanan kiri jalan seperti sebuah gapura.

Tampak beberapa kuncup bunga dan bakal buah kapuk berbentuk lonjong yang bergansulan di tangkai tangkai nya.

"Pantesan kalau malam hawa nya dingin...."

Ucap mbah darmo.

"Memang nya kenapa mbah?"

Tanya jinan.

"Lha ini, sedang muaim kembang kapuk le."

"Orang dulu pasti paham kalau sedang musim bunga kapuk dan bunga mangga maka hawa nya setiap malam akan terasa sangat dingin."

Kata mbah darmo.

"Ow gitu tah, baru tau aku mbah. Tak kira in hawa dingin karena ada nganu mbah...."

"Wis to le, jangan di bahas yang itu...."

"Nanti juga kamu tau sendiri. Sekarang kita ini sedang di kepung mereka lho."

Ucapan mbah darmo langsung membuat jinan bergidik ngeri....

Di sepanjang jalan itu memang banyak pohon randu berjajar di sisi kanan dan kiri nya, sampai akhir nya jinan melihat sebuah pagar tembok bata uang di tengah tengah nya terdapat dua buah patung arca gupala (patung raksasa sambil memegang gada yang di percaya dapat menjaga sebuah bangunan dari pelapukan usia)

"Awas le, pelan pelan...."

Mbah darmo langsung meminta jinan berhati hati karena mereka akan melewati makam yang di maksud.

"Iya mbah....."

Junan tak berani banyak bicara, bibir nya komat kamit membaca doa sebisa nya supaya ndak di ganggu apa apa.

"Astagfirulahaladzim....."

"Mbah, itu di depan kok ada seprrti orang yang melambailan tangan."

"Jangan jangan bukan orang mbah mbah...."

"Tenang le, tenang...."

"Atau jangan jangan itu begal mbah...."

"Lee ......"

"Mbah lihat kok, itu memang manusia."

Ucap beliau.

Di depan jinan memang terdapat seorang laki laki yang melambailn tangan sambil berdiri di samping motor yang di standart kan.

Dan di sebelah motor nya juga terdapat sebuah mobil bak terbuka berisi sayur sayuran dan beberapa tandan pisang yang seperti nya akan di jual ke pasar.

"Mungkin mobil nya mogok le, dia butuh bantuan."

Ucap mbah darmo yang berpikiran positif.

Jinan sudah parno duluan, awal nya dia hendak geblas saja meninggalkan orang tersebut karena takut terjadi hal yang tak di ingin kan.

"Berhenti le...."

"Kita tanya ada apa sebenar nya."

Kata mbah darmo.

Jinan pun akhir nya menghentikan motornya.

Sosok laki laki paruh bawa dengan berkalung sarung mendatangi mereka.

"Ada apa mas, kok malam malam berhenti di sini?"

"Apa kendaraan nya mogok?"

Tanya mbah darmo yang turun dari motor jinan.

"Syukur lah njenengan mau lewat sini mbah, kendaran saya ndak apa apa kok. Mobil elsapek ini juga ndak mogok."

Kata laki laki tersebut.

"Lalu kenapa bapak berhenti disini?"

Tanya jinan menyela.

"Ini bukan elsapek saya mas, cuma kebetulan tadi saya juga lewat sini dan melihat nya sudah terparkir di sini dengan lampu depan dan mesin dalam keadaan masih menyala tapi tak ada orang nya."
Kata bapak tersebut.

Posisi elsapek tersebut memang berhenti persis di depan makam tua tersebut.

"Lha terus yang punya mobil di mana mas?"

Tanya mbah darmo.

"Setelah saya matikan mesin mobil nya, saya coba memberanikan diri mencari nya mbah."

"Kebetulan saya membawa senter karena jaga mau jaga gudang, saya beranikan diri untuk menyenter ke arah area dalam makam."

"Di dalam makam sana ku lihat ada seseorang yang sedang asik sendiri ngibing (jogetan) di tengah tengah kuburan mbah."

Kata nya.

"Apa di sini memang sedang ada hajatan ya mbah, kok aku dengar lamat lamat ada suara gamelan?"

Bisik junan kepada mbah darmo, tanpa basa basi mbah darmo mengusap wajah jinan.

Slepppp.....

"Buka mata mu le."

Jinan pun membuka mata nya.

"Sekarang kamu lihat ke dalam makam"

Suruh mbah darmo.

"Wahhhhh, rame banget mbah di dalam. Ada kesenian tayub dan musik gamelan...."

Tiba tiba jinan terlihat takjub dengan pemandangan di hadapan nya, pasal nya tempat yang semula adalah makam sepi dan gelap sekarang berubah menjadi ramai seperti sedang ada tsnggapan kesenian tradisional.

Jinan juga melihat bapak bapak pemilik mobil elsapek itu yang sedang asik berjoget sambil di kalungi selendang sampur oleh seorang sinden muda dan cantik.

Namun di mata laki laki yangmenyetop nya tadi, ia hanya melihat seorang laki laki yang asik menari sebdirian di tengah makam seperti orang gila.

"Ayo mbah, kita nonton sebentar...."

Ajak jinan kepada kakek nya.

"Berhenti le, coba kamu perhatikan lagi wajah orang orang di sana."

Mbah darmo memegsng pundak jinan yang sudah tak sabar ingin melihat hiburan,

Jinan pun terhenti seraya mengucek mata nya.

"Ya allah....."

"Mbah....."

Mereka itu apa sebenar nya?"

Jinan langsung shock saat mendapati wajah orang orang di dalam sana rata rata ekspresi nya pucat dan ada yang rusak. Begitupun dengan sinden yang mengalungkan sampur, wajah nys yang cantik tiba tiba saja berubah menjadi sosok mengerikan dengan bola mata yang sudah coplok dsri lubang nya.

Tak hanya itu, pedagang yang menjajakan kacang rebus dan jahung bakar. Ternyata yang di bakar adalah onggokan onggokan daging busuk yang menjijikan.

Jinan yang ketskutan langsung bersembunyi di belakang mbah darmo.

Hal itu membuat laki laki yang pertama kali mencegat mereka menjadi kebingungan.

"Memang nya ada apa mbah di dalam sana?"

Tanya ia kepada mbah darmo.

"Anu mas, yang bahurekso sedsng ada hajatan...."

Jawab mbah darmo.

"Laki laki tersebut hanya mengengguk.

"Terus bagaimana kita menolong pemilik mobil ini mbah?"

Tanya dia lagi.

"Ayo kita tolong dia sama sama...."

"Ajak mbah darmo.

"Aku takut mbah...."

Kata jinan sambil memegang pundak mbah darmo.

"Halah, wes to le, ndak usah takut."

"Kamu harus terbiasa dengan hal seperti ini."

Kata mbah darmo.

Akhir nya jinan pun mau tak mau ikut masuk ke dalam makam untuk menolong si pemilik mobil, bapak bapak yang memakai motor dan menyetop mereka sebenar nya juga ingin menolong tapi karena sendirian ia menunggu orang lewat supaya tak sendirian.

Perlahan mereka bertiga masuk melewati deretan batu nisan, jinan tampak hanya menunduk dan tak berani melihat ke arah samping kanan atau kiri karena dia bisa melihat semua mahluk di sana yang sedang asik berpesta.

Tiba lah mereka di belakang si pemilik mobil yang masih asik mengibing.

Mbah dsrmo gelemg geleng kepala, beliau langsung menepuk pundak orang tersebut seolah gerakan tangan nya sedsng melepas selendang sampir di pundak nya.

Seketika ia sadar dan kaget bukan kepalang sampai sampai langsung pingsan, jinan dan bapak bapak pertama menggotong nya keluar makam lalu di baringkan di pinggir jalan.

Mbah darmo yang melihat botol air mineral di dalam mobil elsapek langsung mengambilnya, beliau membaca doa dan mengusap wajah si pemilik mobil dengan air dari dalam botol sampai tersadar.

"Kalian siapa???"

"Saya dimana???"

Tanya orang tersebut dengan ekspresi kebingungan.

"Kamu sudah aman sekarang, minumlah...."

Kata mbah darmo sambil memberikan botol mineral kepada orang tersebut.

Dia celingak celinguk seperti sedsng mencari sesuatu.

"Lho, kok sepi?"

"Padahal tadi di sini kan ada kesenian gamelan. Ramai sekali...."

Ucap nya sambil melihat sekitar yang sepi lengang.

"Sudah mas, acara itu berada di alam lain. Mas tadi terkecoh oleh mahluk mahluk yang ada di sini."

Ucap mbah darmo.

Setelah di jelaskan, akhir nya si pemilik elsapek tersebut benar bemar tersadar mengenai apa yang sudah menimpa nya tadi.

Jadi ternyata dia awal nya baru saja hendak berangkat ke pasar untukenjual dahangan berupa sayur mayur dan hasil kebun lain seperti biasanya.

Orang itu memang bukan orang asli daerah situ, dia habis menebas dagangan dari atas gunung untuk di jual lagi di pasar pada sore hari.

Karena sedang masa panen dan lokasi nya masuk ke dalam cukup jauh, hal itu membuat nya harus pulang dini hari sekalian njujuk kepasar pikir nya.

Namun karena lupa jalur menuju ke kota, dia malah belok ke jalur randu tersebut dan di tengah tengah jalan tiba tiba ia melihat ada kesenian tayub dengan dretan sinden sinden muda yang aduhai mengoda mata.

Tsnpa pikir panjang orang tersebut pun akhir nya kepincut dan ikut menari di sana.

Kalau ku ingat ingat, kisah jinan yang ini persis seperti film jadul suzana dimana bang bokir yang mau show ke rawa bangke wetan malah tampil di tengah kuburan bersama si sun.....

Akhir cerita, setelah bapak itu sudah tenang. Ia pun tetap pergi ke pasar untuk menjual dagangan nya.
Tapi ia di kawal oleh jinan mbah darmo dan bapak bapak pertama sampai ke pasar.

Alhasil malam itu jinan dan mbah darmo sampai rumah persis saat adzan subuh berkumandang.

Beberapa waktu berlalu....

Hari itu kebetulan Rani dan eko sedang libur kerja, mereka berencana untuk menjenguk keponakan eko yang sedang ada kegiatan berkemah di sekolah nya, dan lokasi kemah itu berada di lereng pegungunangan dekat rumah eko.

Mereka mengajak sang buah hati bqgus untuk menjenguk keponakan nya yang sedang aktif dalam salah satu kegiatan pramuka.

Hanya berkendara sepeda motor selama 15 menit sampailah mereka di depan pos area perkemahan yang di dominasi dengan tanaman pinus.

Setelah masuk, tampak tenda tenda siswa yang berdiri di bawah perdu dan teduh nya tsnaman rimbun tersebut.

Mereka menemui keponakan eko dsn berbincang sambil memberikan bekal berupa makanan dan uang saku.

Namun ada yang aneh dengan anak mereka bagus, semenjak masuk kawasan itu, ia seolah asik dengan dunia nya sendiri.

Waktu itu bagus sudah berusia 5 tahun, saat eko dan rsbi sedang mengobrol dengan keponakan nya, bagus malah berjalan ke tempat sepi dan duduk di sebuah kayu tumbang, rani memeprhatikan kalau anak nya seolah sedang mengobrol dengan seseorang bahkan sesekali tertawa sendiri.

Karena tak mau mengganggu momen suami bya yang sedang berbincsng dengan si keponakan, rani pun tsk memberitahukan anak nya yang berkelakuan aneh kepada sang suami.

Rani hanya memperhatikan anak nya supaya tak main terlalu jauh dsri pantauan.

Setelah selesai menemui keponakan nya, eko pun mengajak rani untuk pulang.

"Yang, bagus dimana?"

Tanya eko kepada rani.

"Kui lho mas, anak mu sedsng duduk di sana."

Tunjuk rani ke sebuah batang kayu di mana bagus sedang duduk di atas nya.

"Dek, yuk pulang ...."

"Iya pak...."

Sahut nya sambil berdiri.

"Aku pulang dulu ya...."

Ucap bagus sambil melihat ke belakang dan dadah dadah.

Hal itu membuat rani dan eko salong menatap dan melongo penuh tanda tanya.

Di perjalanan pulang, eko mencoba bertanya kepada anak nya yang duduk di depan.

"Dek, tadi di perkemahan sedang asik ngobrol sama siapa kok dadah dadah?"

Tanya eko pelan pelan.

"Teman pak...."

"Adek dapat teman banyakkkkk banget di sana...."

Jawab bagus dengan polos nya.

"Emmmhhh....."

Teman nya baik atau nakal?"
Tanya eko lagi.

"Mereka baik kok pak, ngajak adek main main di sana."

"Memang nya mereka di situ sendirian atau sama bapak ibuk nya?"
Tanya eko lebih lanjut.

"Kata nya sih mereka tinggal di situ, bapak sama ibuk nya sedang tidur kata nya."

Sahut bagus.

"Kasihan pak teman ku tadi, kaki nya cuma satu. Ada yang kepala nya bedarah ada yang mata nya hilang...."

"Hahhhh????"

Mendengar ucapan anak nya, eko benar benar terkejut begitupun rani yang ikut menguping di belakang.

"Pak, nanti malam kita kesana lagi yukkk, sekalian jenguk mas ahmad lagi."

Ajak bagus kepada bapak nya.

"Kan tadi sudah dek...."

"Pokok nya adek nanti malam mau kesana lagi."
Rengek nya

"Iya iya dek....."

Ucap eko yang berpikir bahwa anak nya akan segera lupa.

Namun sayang nya tidak seperti itu, malam hari nya bagus terus saja merengek minta kembali ke area perkemahan lagi.

Dia terus saja merengek dan menangis mau ketemu teman teman nya, karena tak tega rani dan eko pun mengiyakan permintaan anak nya.

Dan ketika masuk ke perkemahan, bagus pun langsung berlari menuju ke batang kayu tersebut dan tampak asik bermain snedirian di sana sampai larut malam.

Hal itu terus berlanjut setiap malam,
Bahkan ketika sudah tak ada kegiatan pramuka di sana.

Setiap malam bagus selalu minta main kesana, hal itu membuat rani dan eko kelimpungan.

Pasal nya kalau tak di turuti pasti semalaman bagus akan menangis tanpa henti.

Setiap malam eko dan bapak nya bergantian mengantar bagus ke area tersebut.

Karena keseringan, eko akhir nya meminta petugas pos untuk mengawasi anak nya.

Mereka sadar kalau itu adalah fase tumbuh kembang bagus yang terlahir sebagai anak yang tak seperti kebanyakan.

Bagus memang mempunyai kelebihan bawaan, usia nya yang masih kecil pembawaan nya sudah seperti orang dewasa.

"Bapak sama ibuk pulang saja, besok kan kerja."

"Toh disini sudah ada pak satpam di pos kok, jemput adek setelah subuh nanti...."

Ucap si kecil bagus saat sampai di depan pos perkemahan, bahkan petugas jaga di sana sudah hafal dengan anak eko dan rani.

Mereka sampai memberi upah kepada petugas jaga sebagai imbalan untuk memantau anak nya.

Setelah masuk ke dalam area perkemahan, bagus akan perlahan semakin masuk ke pohon pohon pinus dan lama lama menghilang, awal nya mereka memang cemas.

Tapi setiap subuh, bagus pasti akan keluar dari area perkemahan dan mendatangi petugas jaga di pos.

Anak sekecil itu sudah mampu menembus portal antar dimensi, dengan mudah dia keluar masuk ke dunia teman teman nya yang tak kasat mata.

Sampai akhir nya mbah darmo kembali dan menutup mata batin sang cicit seperti yang di alami jinan dulu.

Tak terbayang ketika mendengar cerita mbak rani tentang anak nya, bagaimana ia khawatir dan cemas ketika setiap malam melepas anak nya di tengah alas dan main semalaman sampai subuh baru keluar dari dunia mereka. Beberapa kali eko dan rani menolak permintaan sang anak, namun berakhir dengan kondisi bagus yang menjadi sakit sakitan dan tak mau makan.

Hal itu terhenti setelah mata batin bagus di tutup oleh mbah darmo untuk sementara sampai sang cicit benar benar siap dan matang.

Bersambung-
cos44rm
erman123
belajararif
belajararif dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Tutup