tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#179
Part 49
Malam itu bukan lah malam minggu, dan cuaca juga sedang tidak secerah malam sebelum nya.

Jinan sedang duduk di sebuah warung tenda kaki lima bersama Susi sang pujaan hati, duduk berduaan di balik temeram cahaya lampu petromak menghadap ke sebuah gerobak nasi goreng sambil mendengar denting penggorengan yang beradu ketika sang penjual sedang memasak dua porsi nasi goreng untuk pasangan tersebut.

"Setelah menikah, Mbak Rani sekarang tinggal bersama mas eko ya yank?"

Tanya susi kepada jinan yang tampak sedang melamun menikmati suara rintik gerimis yang menetes di atap tenda berbahan terpal biru.

"Iya yank, Mbak Rani tinggal bersama mertua nya di daerah kaki gunung sana. Dekat kawasan perkemahan hutan pinus itu lho."

Jawab jinan sambil menopang dagu nya ke atas telapak tangan di atas meja.

Suasana malam itu memang sepi di tambah cuaca gerimis yang membuat orang orang malas untuk keluar rumah.

"Kawasan perkemahan itu tah, wah asik dong yank ....."

"Dulu saat MOS kelas 1 SMK kan aku pernah kemah di situ selama 3 hari, tempat nya teduh dan bagus banget."

"Kapan kapan kita main ke rumah mertua nya mbak Rani ya Yank...."

Ajak Rani kepada Jinan untuk sekedar berkunjung menyambangi kediaman mertua kakak perempuan nya.

"Iya yank, kapan kapan kita kesana."

"Aku juga pengen ketemu keponakan ku si kecil bagus, sekarang pasti lagi lucu lucu nya ..."

"Ow iya, sekarang anak nya mbak rani sudah berapa tahun yank usia nya?"

Tanya Susi.

"Sekarang ya sudah hampir 3 tahun yank umur keponakan ku."

Sahut jinan sambil tersenyum mengingat keponakan laki laki buah buah hati dari kakak nya yang sedang lucu lucu nya.

"Silahkan Mas....."

Bapak penjual nasgor datang dan memotong pembicaraan mereka berdua karena sudah siap menyajikan dua piring nasi goreng di atas meja, tak lupa dua gelas teh hangat sebagai minuman spesial nya.

"Sudah yank, kita makan dulu mumpung masih panas ini nasgor nya."

Jinan mengajak Susi untuk makan bersama, dia mengambilkan sepasang sendok dan garpu dan mengelap nya menggunakan tisu yang tergulung di atas meja lalu memberikan nya kepada susi.

Mereka makan dengan lahap, di dekat tungku bapak penjual nasgor terlihat sedang duduk kedinginan. Merapatkan badan ke alat yang ia gunakan untuk memasak dagangan, sebuah tungku arang yang bara nya masih menyala.

Rintik hujan semakin deras, hujan turun dengan lebat di iringi beberapa kali hembusan angin yang menerpa tenda terpal sederhana tersebut.

Sampai selesai menikmati hidangan, jinan dan Susi masih harus bertedih di sana menunggu hujan reda karena junan tak membawa jas hujan.

Cukup lama sampai benar benar reda, jinan berjalan ke tepi tenda dan mengulurkan tangan nya ke luar guna memastikan kalau hujan memang sudah reda.

"Masih agak gerimis yank, bagaimana???"

Jinan memberitahukan kondisi di laur kepad susi dan menanyakan apakah ia mau pulang sekarang.

Susi melihat ke luar, ke bawah sorot lampu jalan.
Tampak rintik nya memang tak sederas tadi.

"Ya sudah yank, yuk antar aku pulang sekarang soal ny sudah jam setengah sepuluh ini."

"Takut orang rumah nyari in...."

Kata susi.

Setelah membayar makanan, mereka pun naik ke atas motor untuk mengantarkan susi pulang.

Namun ternyata di luar tenda rupa nya rintik hujan masih lumayan deras, jinan yang merasa tak enak kepada orang tua susi kalau sampai ia telat mengsntarkan pulang, dia berinisiatif untuk mencari jalan pintas supaya cepat sampai ke kediaman susi.

"Yank, biar cepat sampai kita lewat jalan pintas ya...."

Ucap jinan sambil sesikit berteriak kepada susi yang duduk di belakang.

"Terserah kamu yank, tapi hati hati ya jangan ngebut."

"Biar pelan asal selamat...."

Kata susi.

"Kita mau lewat mana?"
Tambah nya

"Emmmm, kita lewat jembatan londo saja ya?"

Jinan menyebutkan sebuah bangunan penyebrangan sungai berusia cukup tua.

Orang orang situ menyebut nya jembatan londo (belanda), jembatan yang lebar nya cuma sekitar satu meter dan tidak bisa di gunakan bersimpangan dengan pengendara lain ini memang di gunakan untuk mengatur pengairan sawah karena di kedua sisi nya memang terdapat pintu air dan di atas kedua sisi nya di bangun atap cor berukuran 2x2 meter sebagai pusat pnegendali dabit air berupa tuas tuas roda gigi.

Kata orang orang tua dulu, jembatan itu bisa kokoh sampai saat iki karena matrial yang di gunakan untuk membangun nya di campur dengan putih telur ayam, bayang kan butuh berapa banyak butir telur yang di gunakan untuk membangun nya di masa kolinialisme dulu.

Beredar rumor juga kalau di bawah pndasi jembatan tersebut di beri tumbal berupa wanita hamil yang di tanam hidup hidup di dalam nya, ngeri....

Suasana malam itu benar benar sepi, junan melaju menggunakan motor nya dan mulai melewati jembatan londo tersebut bersama susi.

Sepanjang jembatan yang membebtang sepanjang 25 meter itu gelap tanpa ada penerangan, hanya ada suara arus air du tengah tengah jembatan yang menyerupai air terjun begitu deras nya sampai rintik hujan pun tak terdengar.

Jaket junan dan susi sudah mulai kebasahan karena air hujan, mereka sudah hampir sampai di ujung jembatan yang terdapat atap cor berwarna biru yang di samping nya terdapat tuas dan roda gigi besar.

"Plekkkkk plekkkkk plekkkkk ...."

Mesin motor jina. Tiba tiba ngadat dan mati.

"Lho yank, motor mu kenapa kok mati. Bensin nya habis?"

Tanya susi sambil merangkul pinggang Jinan.

"Ndak tau yank, tadi udah aku isi penuh kok pas mau jemput kamu. Ndak mungkin habis bensin ini...."

"Atau jangan jangan busi nyakemasukan air ya."

Jinan kebingungan sambil melihat ke arah mesin motor nya.

Susi yang awal nya masih duduk di belakang jinan, tiba tiba ia turun dari motor dan berjalan mendahului jinan keluar dari jembatan tersebut.

Susi berjalan meninggalkan jinan yang masih mengotak atik mesin motor nya di atas jembatan persis di bawah atap tuas pengendali pintu air.

"Lho yank, kok kamu malah turun...."

"Woey sus...."

"Kamu mau kemana???"

Teriak jinan, susi mempercepat langkah nya tanpa menghiraukan teriakan junan, Bahkan menoleh pun ia tak berani.

Terpaksa jinan turun dari motornya lantas menuntun nya mengejar susi pergi.

"Sus, tunggu....."

Panggil jinan.

Susi sudah lumayan jauh dari jembatan tersebut dan menunggu jinan di tepi jalan.

"Kamu kenapa sih yank, kok di oanggil panggil diam saja tadi di sana?"

Tanya jinan kepada susi.

"Nganu yank...."

"Tadi.... Tadi...."

"Tadi apa?"

"Kamu ndak lihat tah?"

Tanya susi.

"Lihat apa?"

"Tadi pas motor mu mogok di bawah atap tuas irigasi, pas aku lihat ke atas atap."

"Di sana ada perempuah pakai putih putih yank, rambut nya panjangdan acak acakan sedang dudut di atap sambil ongkang ongkang kaki."

"Aku takut banget, makan nya aku langsung jalan kesini tanpa menoleh ke belakang."

Ucap susi.

"Hahhhh, perempuan????"

"Pantesan tadi di sana hawa nya merinding yank....."

"Tapi aku ndak lihat ke atap soalnya fokus ke mesin motor."

"Di atas atap jembatan kan?"

Jinan menanyakan posisi wanita misterius tersebut sambil melihat ke arah jembatan.


"Astagfirullah....."

Jinan kaget bukan kepalang karena ia masih mendapati sosok yang di ceritakan susi tadi, sedangkan susi masih enggan melihat ke arah jembatan tersebut.

"Bener kan yank, masih ada di sana...."

"Ayo cepetan kita pergi dari sini."

"Mana sepi banget di sini ndqk ada orang."

Ajak susi.

"Sebentar yank...."

"
Jinan mencoba mengengkol starter motor nya dan sekali engkol mesin nya langsung menyala.

"Ayo yank, cepetan naik...."

Tanpa basa basi susi langsung membonceng motor jinan dan mereka pun langsung pergi dari sana.

Singkat cerita, jinan sudah mengantarkan susi pulqng ke rumah nya.

Dia yang masih penasaran akhir nya nekat melewati jembatan tersebut sekali lagi, selain malas karena harus muter jauh untuk pulang, Jinan memang sengaja ingin melihat lebih dekat sosok tersebut.

Motor jinan sudah sampai di bawah atap tuas jembatan tersebut, ia benar benar nekat berhenti dan mencari cari keberadaan mahluk itu di sana.

Kali ini mesin motor nya tidak mogok, namun saat melihat ke arah belakang.

Jinan kembali terkejut lantaran ia meliahat sepasang kaki berwarna pucat sedang ongkang ongkang di atas atap.

Jinan yang ternyata ketakutan langsung menancap gasss motor nya dan melaju menjauhi tkp.

Tanda di duga rupa nya di tengah tengah jembatan ia sudah di cegat oleh sosok perempuan tersebut.

Jinan yang tak punya pilihan lain akhir nya semakin ngebut bermaksud ingin menabarak nya.

Namun selang dua meter di dekat nya, mahluk teesebut malah melompat ke dalam sungai dan menghilang.

Apakah teror susah berakhir????

Belum,

Rupa nya di tengah perjalanan, mahluk tersebut membonceng jinan sampai ke rumah nya.

Semalaman ia tak bisa tidur lantaran mahluk tersebut menunggu di dalam kamar nya.

Mahluk tersebut menghilang setelah adzan subuh berkumandang, kata mbah darmo wanita itu memang sengaja ingin mengikuti jinan lantaran penasaran terhadap sesuatu yang ada di dalam diri nya.

Beliau mengungkapkan hal itu ke esokan hari nya saat datang ke rumah pardi bapak nya jinan.

"Mbah darmo ada apa kok tumben datang ke sini?"

Tanya jinan kepada sang kakek.

"Anu le....."

"Ayo anter mbah ke rumah mbak mu...."

"Mbak rani?"

"Memang nya ada perlu apa mbah?"

Tanya jinan.

"Bagus, anak nya Rani....."

"Ada yang mau menculik keponakan mu itu......"


"Hahh di culik???"


Bersambung-
bejo.gathel
erman123
belajararif
belajararif dan 19 lainnya memberi reputasi
20
Tutup