tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#155
Part 43
"ini Pak, kopi nya....."

Pagi itu Sri mindik mindik berjalan ke teras depan sambil membawakan secangkir kopi panas untuk sang suami.

"Iya buk, terima kasih."

Sahut Pardi yang sedang duduk termenung seolah sedang ada yang ia pikirkan.

Sri meletakan cengkir beralaskan lepek/piring kecil dengan asap yang masih mengepul di atas meja sebelah balai bambu tempat suami nya duduk sendiran.

"Hari ini Bapak ndak berangkat kerja?"

Tanya Sri sembari ikut duduk di samping pardi yang kembali termenung seperti nya ia sedang melamun.

"Hahhh kenapa buk?"

Tanya pardi, sepertinya dia tak mendengarkan pertanyaan istri nya.

"Bapak ini kenapa to, ibuk perhatikan kok dari tadi melamun saja?"

"Ndak kok buk, bapak ndak kenapa kenapa."

Ucap Pardi yang seolah menampik pernyataan sang istri.

Seorang istri pasti lah punya firasat dan paham betul dengan gelagat pasangan nya karena mereka sudah cukup lam membina rumah tangga.

Sejak kemarin saat Pardi pulang kerja sebelum waktu nya, sri sudah memperhatikan sikap suami nya ini.

Pardi yang biasanya pulng kerja jam 4 sore hari itu tak biasa nya ba'da dzuhur ia sudah kembali ke rumah, Ayah Jinan ini sedang bekerja di sebuah proyek pembangunan gudang baru milik seorang pengusaha tembakau yang kaya di daerah nya.

Awal nya sri mengira kalau suami nya ini sedang istirahat dan pulang untuk makan siang, tapi ternyata pardi memang sudah pulang kerja.

Ia beralasan kalau sedang kurang enak badan dan mau istirahat,

"Bapak sedang ada masalah di tempat kerja?"

Sri mencoba untuk bertanya lagi kepada suami nya dengan nada pelan.

"Hmmmmmhhhh....."

Pardi menaikan pundak nya untuk menatik napas sambil menegak kan posisi duduk nya.

"Yaaaahhhh, begitulah buk...."

"Seperti dugaan mu, ada sedikit masalah di proyek sehingga bapak tak bisa berangkat kerja seperti biasa nya."

Ucap pardi dengan suara lesu.

Wajar bila pardi kepikiran dengan masalah nya di tempat kerja, tak bisa bekerja berarti ia tak bisa mendapatkan upah supaya dapur tetap mengebul.

"Yo wis to pak, ndak usah di pikirkan gitu."

"Rejeki susah ada yang ngatur, semoga masalah nya cepat selesai dan bapak bisa cepat kembali bekerja seperti semula."

Sri mencoba menenangkan perasaan suami nya yang sedang down.

"Pak, Buk....."

"Rani Mau berangkat kerja dulu ya."

"Wah sudah rapi kamu Ndhuk, ya sudah hati hati di jalan ya...."

Apa mau bapak anterin?"

Seorang gadis keluar dari dalam rumah dengan stelan pakaian hitam putih, Dia adalah Rani anak sulung Pardi dan Sri.

Kakak perempuan jinan sekarang sudah tumbuh menjadi sorang gadis ayu dengan perawakan tinggi semampai, rambut nya panjang dan lurus dengan dagu tirus dan hidung mancung mirip seperti bapak nya.

Setelah lulus dari SMK, Rani sempat bekerja di sebuah pabrik sebagai tenaga alih daya atau Outsorching.

Namun kontrak kerja nya habis dan tak di perpanjang lagi, untung lah sekarang Rani sudah mendapatkan pekerjaan lagi sebagai seorang SPG pakaian di salah satu Mall.

Dia masih dalam tahap training selama 3 bulan, terlihat dari pakaian hitam putih yang ia kenakan pagi itu.

"Ndak usah pak, Rani sudah ada yang jemput kok."

Tolak nya dengan nada halus.

"Jemput, siapa ndhuk?"

Tanya Sri kepada anak gadis nya.

"Ada buk, teman...."

Ucap nya sambil malu malu.

"Wah, wah, wah...."

"Seperti nya anak perawan kita sedang kasmaran buk."

Celetuk pardi kepada sang istri.

"Iya pak, bakalan dapat mantu kita."

Tambah Sri, hal itu membuat Rani semakin tersipu malu.

"Ahhh bapak, Rani kan masih ingin kerja dan membahagiaan orang tua belum kepikiran untuk menikah."

Sanggah nya sambil merengek manja.

"Iya iya ndhuk, bapak sama ibu ngerti kok."

"Ngomong ngomong, siapa laki laki yang naksir kamu. Anak mana dia?"

"Kok ndak kesini saja jemput nya, mqlqh nunggu di gang depan sana?"

Tanya Sri, untuk urusan ini ia memang benar benar ingin tau siapa yang sedang dekat dengan anak perempuan nya.


"Nama nya Tono buk, Dia anak daerah Utara sana dan susah kerja di sebuah Bank."

Jawab Rani kepada ibu nya.

"Owalah, pegawai bank to ndhuk."

"Hebat juga Si Toni itu."

Sri begitu terkagum dan bangga mendengar kalau rani sedsng dekat dengan seorang pegawai perbankan.

"Kok ndak jemput kesini saja sih ndhuk, sekalian kenalin sama bapak."

Kata pardi yang penasaran.

"Dia belum berani kesini pak, masih kurang pede dan belum siap kata nya."

"Belum siap kenapa ndhuk, takut kalau di tany kapan mau datang bersama oang tua nya kesini ya?"

Ucap pardi.

"Tuh kan...."

"Pasti arah nya kesana."

Sergah Rani.

"Sudah siang ini pak, buk...."

"Rani berangkat kerja dulu ya."

Rani berpamitan kepada kedua orang tua nya, setelah salim ia pun langsung berjalan menuju gang depan untuk segera berangkat kerja.

"Kapan kapan ajak mampir kesini ndhuk...."

Teriak pardi saat rani sudah beranjak pergi.

"Gak nyangka ya pak, sekarang anak anak kita sudah tumbuh dewasa."

"Rani sekarang sudah bekerja, dan Jinan....."

"Sekarang masih ngorokkkk dikamar nya kan buk...."

Sahut pardi memotong ucapan istri nya.

"Bapakkkkk, hafal betul sama kelakuan jinan....."

Kata sri.

"Lha kan memang betul, sekarang jinan suka begadang sampai larut malam, semenjak lulus STM anak lanang kita itu hobi nya melek di pos ronda."

Ucap pardi kepada istri nya, mereka sedang membahas Jinan yang bangun nya selalu kesiangan dan belum mencoba mencari kerja.

"Maklum lah pak, jinan kan baru saja lulus. Dia masih ingin bersantai dulu."

Sri mencoba untuk membela anak laki laki nya.

Semenjak lulus sekolah, jinan memang semakin sering begadang dan nongkrong di pos rondabersama sarip dan yang lain.

"Semoga jinan lekas dapat kerjaya buk....."

"Aminnnn...."

"Paling tidak sekarsng anak anak kita sudah mentas pak, lulus semua sekolah nya "

"Iya buk, syukur alhamdulillah kita bisa menyekolahkan anak anak kita sampai lulus SMK....."

"Jihan apa kabar ya buk?"

Pardi tiba tiba saja teringat dengan anak bungsu mereka, kembaran jinan.

Jihan yang sejak bayi harus berpisah dengan keluarga nya dan ikut bersama adik Sri yang tinggal di luar jawa memang tak pernah sekali pun pulang ke rumah.

Mungkin seksrang Adik kembar Jinan ini sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik seperti Rani kakak nya.

"Nanti juga suatu saat anak bungsu kita pasti pulang kok pak...."

Ucap Sri kepada suami nya.

"Semoga kita bisa bertemu dengan Jihan ya buk sebelum kita di panggil sama tuhan...."
Kata pardi yang kembali bersedih.

"Husssshhh, bapak ndak boleh bilang begitu."

"Anak abak kita sekarang kan sudah lulus sekolah, jadi bapak ndak usah banyak pikiran lagi."

"Kita sudah ndak perlu mikir biaya sekolah anak pak..."

"Iya buk, ada benar nya juga sih."

"Tapi...."

"Tapi apa pak?"
Tanya sri.

"Bapak tuh merasa nggak berguna aja kalau tiba tiba jadi pengangguran seperti ini."

"Lho biasa nya kan bapak seneng banget kalau libur kerja, bisa mancing sama si supri sepuas nya."

Kata sri.

"Itu lain cerita nya buk, libur kalau ndak punya pegangan uang. Mana bisa aku pergi mancing dengan tenang."

"Memwng nya mancing ndak pake biaya...."

Ucap pardi.

"Yo wis, malah bagus. Bapak bisa istirahat di rumah, hehehehehe...."

"Hahhhh, jenuh bukkkk."

"Ini semua gara gara si Karso, preman sialan...."

Pardi tiba tiba menyebut sebuah nama yang membuat nya kesal.

"Karso, preman???"

"Siapa dia pak, kok seperti nya kamu kesal sekali dengannya?"

Tanya Sri yang penasaran kepada suami nya.

"Karso itu preman buk, dia berkuasa di daerah proyek tempat bapak bekerja."

"Karena dia, pekerjaan proyek macet total...."

Nama nya Karso, dia adalah seorang jawara yang berkuasa dan menjadi preman di daerah proyek pembuatan gudang tempat Pardi bekerja.

Tubuh nya tidal lah kekar, namun tak ada yang berani melawan nya.

Sang pemilik proyek dan pemborong sering di buat geram atas kelakuan nya yang sering menimbulkan masalah.

Mulai dari pencurian matrial, pemalakan supir truck pengangkut bahan bangunan dan pungli di sertai ancaman.

Laki laki setengah baya ini bisa membangun sebuah rumah bak istana tanpaengeluarkan viaya sepeser pun, mulai dari tenaga sampai matrial ia dapatkan dengan cara memalak toko toko bahan bangunan yang ada di wilayah nya, bahkan pernah dia meminta satu truk berisi semen dan pasir untuk di turunkan di rumah nya.

Hal ini lah yang membuat pemborong
Tekor dan rugi besar, sebenarnyamandor kang pardi sudah berupaya menyewa centengdan beberpaa oknum aparat sebagai keamanan.

Namun sayang nya usaha tersebut tak membauhkan hasil, si karso ini seorang jawara, dia pandai berkelahi dan kebal oleh peluru dan senjata tajam.

Selain itu, menurut kabar yang beredar Si karso memiliki ajian rawa rontek.

Tubuh nya pernah di cincang oleh orang bayaran, tapi anggota badan yang putis selalu saja kembali seperti semula selama darah dan tubuh masih menyentuh tanah.

Hari itu pekerjaan proyek di hebtikan total oleh pak mandor karena Karso berulah lagi, menurut dari yang pardi dengar. Sang mandor bersama pemborong sedang mencari jalan keluar supaya bisa menyingkirkan Si Karso yang meresahkan.

Mereka pergi ke daerah jawa timur untuk mencari kelemahan si preman, sebelum Karso berhasil di musnahkan. Maka Pardi akan terus libur dari pekerjaannya.

Sambil menunggu mandor dan pemborong kembali membawa kabar, scene berpindak ke tempat lain.


Malam itu adalah malam minggu, seperti biasa jinan nongkrong bersama teman teman nya di pos ronda.

"Nan, aku sering melihat Kakak mu Mbak rani di jemput dan di turun kan di depan gang ileh laki laki yang pakaian nya necis menggunakan motor tiger."

"Siapa dia nan?"

Tanya sarip kepada jinan.

"Iya, aku juga pernah melihat nya rip.

"Laki laki itu ada tahi lalat di atas bibir nya kan?"

Tambah ocid.

"Ow, dia Tono...."

"Dari yang aku dengar sih si tono ini sedang dekat dengan mbak rani, seorang mantri bank gitu lah...."

Kata jinan sambil ongkangongkang kaki di pos ronda.

"Mantri bukan nya kerja nya di klinik ya nan?"

Celetuk si sarip.

"Yeeeee, di bank juga ada jabatan mantri juga kali rip...."

Sahut si ocid.

"Owwww, gitu tah...."

Kata sarip dengan konyol nya.

"Tapi si tono olitu kan pasti orang berpendidikan nan, masa seenak nya nunrun un anak orang di depan gang."

"Kan ndak ada sopan santun nya...."

Kata si ocid, jinan tampak sedang berpikir setelah mendengar ucapan ocid.

"Kamu benar juga cid, memang nya kakak ku perempuan apa an di turunin di jalan gitu aja, kurang ajar....."

Kata jinan sambil bersungut sungut kesal.

Jinanmelihat jan dinding di pos ronda, pukul 21. 20 sudah cukup malam rupa nya.

Jinan teringat kalau habis magrib tadi kakak nyapamit keluar kepada orang tua nya untuk pergi nonton bioskop bersama si tono.

Melihat bahwa jam sudah menunjukan pukul sembilan lebih, maka timbul lah pikiran iseng si jinan.

"Rip, cid...."

"Nanti pasti mbak rani di turunkan ri depan gsng lagi sama si tono."

"Iya nan, terus kenapa?"

Tanya si sarip.

"Dompet kalian sedang cekak kan?"

Mereka mengangguk,

"Mau dapat uang rokok ndak?"
Tanya jinan

"Ya mau lah...."

Sahut sarip yang kecap kecap karena mulut nya asem belum ngerokok seharian efek pengangguran.

"Nah, aku ada ide nih...."

"Bagaimana kalau nanti kita cegat saja Tono di jalan depan setelah menurunkan Mbak rani di depan gang?"

Ajak jinan.

"Wahhh, siapppp nan...."

"Ini kan sudah malam, seenak nya aja apel ndak tau aturan."

"Kita kasih pelajaran sama si mantri bank itu."

Ucap ocid yang sepaham dengan jinan.

"Kamu gimana rip?"

"Aku suka keributan...."

Sahut nya.

Setelah mereka bertiga sepaham, jinan dan kawan kawan memulai persiapan.

Mereka mengambil pentungan besi yang biasa di pakai untuk memukul tiang listrik saat peronda patroli keliling kampung, setelah itu mereka bertiga bergegas menyanggong/menunggu tono dan mbak rani datang di depan gang.

Mereka menunggu di balik semak semak gelap,

Beberapa waktu berselang terdengsr suara motor tiger yang berhenti di depan gang.

Benar saja, itu adalah toni dan mbak rani yang pulangalam mingguan.

Mereka bertiga sempat melihat tono merayu rani dan minta sun segala tapi rani menolak nya, hal itu semakin membuat jinan kesal.

Tono belum tau kalau jinan adalah adik nya Rani gebetan nya karena tono selalu beralasan setiap kali rsni mengajak nya mampir ke rumah.

Setelah rani berjalan ke dalam gang, tono bersiap menyetarter motor nya dan pergi.

Jinan mengomando kedua rekan nya untuk mencegat Laki kali berpakaian rapi tersebut.

Mereka bertiga berjalan berarakan sambil menenteng pentungan di tangan menghampiri si tono.

"Stop bossss!!!!!"

Ucap sarip dengan tengil nya sambil memukul mukul pentungan ke telapak tangan nya sendiri.

Ia mencegat motor tono bersmaa ocid dan jinan dan membuat laki laki klimis tersebut gelagapan.

"Ada apa ya mas?"

Tanya si tono ysng mencoba untuk tenang, meski terintimidasi dia tetap berlagak tenang. Mungkin karena kesehatian nya yang sering berhadapan dengan para nasabah bank.

"Ada apa ada apa, kamu habis pergi kemana sama perawan sini. Di turun kan di jalan lagi...."

Bentak jinan dengan suara keras.

"Sabar mas, biar saya jelasin dulu..."

Ucap tono.

"Tadi kamu cuma keluar sebentar untuk malam mingguan kok."
Tambah nya.

"Sebentar apa nya?"

"Kamu tau ini sudah jam berapa, hampir ham sepuluh malam baik!!!!"

Bentak si ocid.

"Kamu mau saya bawa ke pak lurah?"
Tambah si sarip.

"Jangan mas, saya ndak ngapa ngapain kok."
Kata si tono.

"Halah banyak bacot kamu, berani berani nya menginjak injak kampung kami."

"Panggil para warga, Kita sikat saja dia...."
Teriak si sarip

"Ampun mas ampun, kita damai saja mas jangan panggil warga"

Tono dengan cepat mengajak berdamai kw
Arena takut di hajar masa di kampung orang.

"Halah, damai damai apa...."

"Sudah, kita hancurkan aja nih irang sekalian motor nya."

Sarip memukul lampu depan motor tono menggunakan pentungan.

"Jangan mas, jangan rusak motor saya...."

"Ini saya ada yang untuk beli rokok, saya janji ndak akan datang ke sini malam malam..."

Kata nya sambil merogoh saku dan mengeluarkan uang 10 ribuan.

"Heh baik, apaan ini cuma sepuluh ribu. Memang nya kami pengemis...."

"Mana lihat dompet mu?"
Jinan meminta dompet si tono, perlahan ia mengeluarkan dompet kulit berwarna coklat di saku belakang celana jeans nya, dengancepat sarip menyahut dompet itu.

"Mas, jangan di ambil semua dong....*

Tono mencoba memelas.

"Halah, biaya berdamai itu bdak murah bodoh!!!!"

Sarip membuka dompet itu dan mengeluarkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah bergambar presiden dan wakil presiden pertama indonesia.

"Wah ini cukup kayak nya...."

Kata sarip sambil mengipas ngipas uang kertas di tangan nya dan melempar dimpet tersebut ke muka tono.

"Mas, tolong jangan ambil semua dong...."
Pinta si tono yang kembali memelas.

"Ndak!!!!"

"Suruh siapa kamu masuk kampung kami malam malam gini."

"Sana kamu pergi dari sini sebelum kita halar...."

"Satu lagi, kalau sampai kamu ngomong sama Rani, bakalan habis kamu!"
Gertsk si jinan sambil menarik kerah baju si tono, dia hanya mengangguk.

"Sekarang kamu pergi dari sini."
jinan melepaskan kerah baju tono sambil menendang motor nya.

Tono memperhatikan jinan dan yang lain satu persatu sambil menyetarter motor nya lalu bergegas pergi.

Malam itu jinan berhasil memberikan pelajaran kepada gebetan kakak nya dan mendapatkan dana kenakalan yang cukup untuk menghabiskan malam minggu itu dengan beberpa bungkus rokok, nasi kucing dan menu lain plus membeli minuman memabukan dan teler bersama di pos ronda.

Sedangkan si tono, dia harus pulang dan merelakan isi dompet nya ludes di ambil paksa oleh jinan dkk.

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 23-03-2023 20:01
cos44rm
boesly
belajararif
belajararif dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Tutup