tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#140
Part 38
Pagi pagi betul sarip sudah menyambangi kediaman Jinan untuk berkoordinasi memecah kebuntuan atas masalah yang sedang mereka berdua hadapi.

"Nan, jinan...."

"Main yuuukkkk....."

Teriak sarip dari depan pintu rumah jinan seperti bocah yang hendak mengajak pergi bermain.

"Jinan nya lagi tidur Mas...."
Sahut suara jinan dari dalam rumah menyahut panggilan si sarip.

"Cklekkkk....."

Jinan membuka pintu untuk sarip.

"Kamu sedang belajar edan ya rip, pake teriak teriak kayak bocah aja. Biasa nya juga main nyelonong masuk ke dalam tanpa harus di buka in pintu."

Ujar jinan sambil menyeret daun pintu rumah nya yang agak seret ketika di buka.

"Hehehehehehe, biarin lah nan...."

"Sekalian mengingat masa kecil kita dulu, sekarang kita kan sudah mau lulus STM."

Sarip berjalan masuk ke dalam ruang tamu jinan, ia duduk sambil mengeluarkan sebatang djarum dari saku nya yang sudah bengkok, mengapit filter nya di mulut lalu menyalakan nya menggunakn korek pentul bergambar ikan dan buaya yang di sisi sebelah nya biasanya bergambar pemain bola dari kamerun (siapa tuh nama nya ane lupa)

"Tapi setelah sejauh ini, mengingat begitu pelik nya masalah hidup aku kok mikir lebih enak jadi anak anak saja ya nan."

Ucap sarip sambil mengembuskan asap dari mulut nya.

"Ucapan mu ada benar nya juga rip, kadang aku ngebayangin asik juga ya kalau kita balik lagi ke masa bocah dulu, ndak ada beban. Asik main layangan, nyari jangkrik, main wayang dan satu hal yang paling penting, di sana kita masih bersama sobat terbaik kita Ndaru."

"Bos kecil...."

Apa kabar nya dia di sana ya nan."

Kata sarip mengingat sosok yang dulu sering mentrakir makan makan.

Masih pagi betul jinan dan sarip mendadak mellow ketika mengingat masa masa kecil dulu yang bisa hidup bebas tanpa beban pikiran.

"Ndak apa kopi kopi nya ini nan...."

Celetuk sarip sambil mencebik cebik kan bibir nya.

"Asem banget nih mulut."
Tambah nya.

"Ahhh kowe ki ngrepotin tuan rumah saja, kalau mau sana bikin sendiri di dapur."

Kata jinan sambil ikut duduk di sisi sebelah sarip.

"Lha aku kan tamu di sini nan...."

"Ndak ada, tamu apa an orang saban hari kan emang kamu selalu kesini."

Sahut jinan yang masih ogah ogah an karena mager.

"Yo wis, nanti kalau mau aku buat sendiri deh."

"Ndak ada orang nih nan, sepi amat rumah mu?"

"Ya cuma kita doang di sini, dua biji berduaan di rumah. Siapa lagi orang pada kerja...."

Kata jinan.

Sarip sejenak terhenyak solah sedang memikirkan sesuatu, ia melihat ke arah jinan sambil menaik kan alis nya seolah memberi kan kode.

"Ngapain kamu maho'...."

"Najissss banget!!!!"
Unpat jinan melihat ekspresi si sarip.

"Yeeeeee, gini gini kalau pun aku belok juga milih milih kali nan...."

"Makin ngawur aja perkataan mu ki sanak."

Jinan geleng geleng kepala melihat tingkah si sarip yang konyol.

"Kaset nya masih ada kan nan???"

"Mumpung sepi ini...."

Seperti nya sarip benar benar sedang membaca situasi saat itu yang benar benar ada peluang untuk nonton kaset senam, lah kok senam? Ya kan sama sama nyari keringet😁

"Waduhhhhh, si piktorrrrr...."

"Kagak kagak kagak....."

"Udah aku bakar tuh kaset jahanam, bukin sial doang....."

Secara frontal jinan menolak mentah mentah keinginan sarip.

"Serius kamu nan???"

"Ahhhh itu kaset kan susah nyari nya..."

"Ya abis nya, gara gara itu kaset yang usah buat kita blangsak kayak gini. Terjerat jadi budak nya bang joker."

Kata jinan yang sudah kesal dan malu mengingat memori pahit tentang kaset tersebut.

"Iya jyga sih, tapi nan..."

"Tapi apa lagi saraaapppppp....."

"Di rumah aku masih punya yang lokal loh, gimana?"

Seperti nya sarip masih gencar melancarkan aksi nya untuk membujuk si jinan, tinggal memberikan dua tanduk, ekor berujung runcing dan mengecat kulit nya menjadi merah maka dia bakalan mirip dengan setam pembisik keburukan seperti di film film.

"Ahhhh gila kamu....."

"Bagus nggak pemain lokal nya????"

"Jiahhhhhhh bialang gila gila tapi penasaran juga...."

"Ckckckckckck...."

"Nan jinan, rupa nya iman mu lemah!"
Kata sarip yang sok bijak.

"Sudah sudah sudah, yang itu nanti aja."

"Kita kan mau bahas perihal job yang kamu bilang di telpon kemaren rip, siapa yang minta ngambil ib benda benda tak lazim itu?"
Tanya jinan kepada sarip.

"Kalau itu, ada lah seorang pendatang dari kampung lain nan. Kemaren aku ndak sengaja ketemu di warung saat ngopi."

"Tiba tiba tuh orang menawarkan pekerjaan itu, kata nya sih buat usaha nya."

Sarip pun mulai menceritakan perihal orang yang berani membayar mahal untuk benda berupa cuilan nisan dan tanah makam.

"Terus, itu benda di ambil di sembrang makam atau ada kriteria khusus rip?"
Tanya jinan.

"Yo ndak sembarangan lah nan, orang itu sudah survey ke beberapa makam dan dia sudah dapat satu yang memenuhi kriteria baik itu weton lahir dan weton wafat nya."

"Aku tau makam nya yang mana, kita tinggal eksekusi kalau mau nan."

"Kalau sendirian jujur aku ndak berani, tapi kalau kita berdua is oke wae lah...."

"Wong gemblung, memang kamu pikir aku berani????"

Sergah jinan.

"Untuk kondisi kita yang sekarang, apa masih terbesit rasa takut di pikiran mu bro???"

"Ingat prioritas utama kita saat ini adalah terbebas dari cengkraman bang joker bagaimana pun cara nya."

"Kalau kerjaan kita gol, duit bro."

"Masih ada sisa 500ribu....."

Sarip mulai mengahsut jinan yang masih ragu.

Oke, kapan kita beraksi rip????"

Setelah di cuci otak nya oleh sarip, seperti nya jinan merasa memang tak ada jalan lain selain mengambil kerjaan dengan resiko yang ada. (Bersinggungan dengan setan atau kepergok warga seperti kasus makam mbah anggoro dulu)

"Tengah malam ini juga nan, di makam kampung sebelah yang dekat kali itu tuh."

Jawab sarip.

"Haaahhhh, edannnnn......"

"Tengah malam nyatroni kuburan."

Jinan ndak abis pikir dengan pekerjaan terebut yang harus di lakukan malam malam.

"Ahhhh biasa nya juga kita begadang sampai subuh nan."

"Ingat kawan, wajah yang kurang tidur karena pekerjaan itu terlihat lebih keren ketimbang melihat wajah orang yang kurang duit."

Kata kata bijak si sarip keluar lagi.


"Bukan itu masalah nya sariiiippppppp...."

"Lantas apa?"

"Itu kuburan kan area sekitar nya lumayan rimbun sama semak belukar, gelap gelapan kita juga ndak mungkin masuk lewat pintu depan makam terlebih area depan nya adalah perkampungan padat, bisa habis di tangan masa kita kalau ketahuan."

"Akses kita sati satu nya adalah lwat belakang, melipir melalui tepi sungai biar aman. Aku malah takut kalau ada ular rip."

"Halah, kita kan bisa pake lampu senter naan...."

Kata sarip dengan enteng nya.

"Ya sudah kalau gitu, deal...."

"Malam ini kita beraksi, mumpung tidak ada perintah nagih utang dari bang joker."

Jinan seperti nya sudah mantap untuk melakukan pekerjaan tersebut.

"Aku sih ngikut aja nan, aku takut juga sih kalau ada setan. Hiiiiii...."
Sarip bergidik ngeri.

"Supaya tak takut, bagaimana jalau nanti malam sebelum beraksi kita minta persekot dulu sama orang itu rip, buat beli miras. Kalau agak oleng kan kita jadi ndak takut apa apa tuh...."

Ide konyol jinan pun muncul, dia mengajak sarip untuk teler setengah tiang terlebih dahulu sebelum beraksi supaya lebih percaya diri.
Sebagai pecinta alkohol, sarip pun sepakat dengan ide tersebut.

Malam nya mereka janjian ketemu dengan sang buyer untuk meminta persekot, sarip sudah tau di mana kontrakan orang tersebut.

Mereka berdua bergegas menemui orang teraebut di kontrakan nya,

Sebut saja pak sukirman, bapak bapak bertubuh ceking dengan kumis tipis nya sedang membuka kan pintu ketika sarip dan jinan menyambangi kediaman nya.
Rendana nya beliau ini hendak membuka warung makan di depan sebuah pabrik.

"Wah mas sarip, sama siapa ini...."

"Ayo silahkan masuk."

Sambutan ramah dari pak sukirman seolah tak menyiratkan sisi buruk dari dalam diri nya.

Setelah masuk ke dalam, sarip dan jinan pun mengutarakan maksud kedatangan nya malam itu yang sudah siap beraksi, mereka minta persekot atau depe terlebih dahulu untuk alasan dana oprasional lapangan.

Pak sukirman tak merasa keberatan, beliau memberikan depe 500ribu sebagai tanda kesepakatan.

"Mas, nanti setelah dapat barang nya, langsung di bungkus pakai kain ini ya...."

Kata pak sukirman sambil memberikan sebuah kain berwarna putih.

"Untuk tanah nya, itu yang di ambil tanah gundukan nya kan pak?"
Tanya jinan.

"Iya mas, cukup tanah gundukan nya kalian ambil segenggam sama cuilan nisan nya yang terbuat dari kayu jati. Kalian bawa saja pisau untuk mengambil nya."

"Kalian akan aku beri rapalan nya sebagai syarat, setelah rapalan selesai di ucap kalian harus cepat mengambil kedua benda tersebut."

"Karena...."

"Karena apa pak?"

"Setelah rapal di ucap, biasanya efek nya akan memicu qorin si mayit untuk mengganggu."

"Waduuuuhhhh...."

Mereka berdua melongok mendengar nya.

"Jangan khawatir, biasanya sebelum kemunculan nya akan ada pertanda terlebih dahulu."

Ucap pak sukirman.

"Pertanda nya apa pak?"
Tanya sarip yang penasaran.

"Setelah rapalan selesai di ucap, kalian akan mendengar suara seperti papan di dobrak, brakkkk, brakkk, brakkkk...."

"Nah, kalian harus sudah bisa mendapatkan tanah dan cuilan makam lalu swcepat mungkin pergi dari sana sebelum dobrakan ke tujuh."

Papar pak sukirman lebih lanjut.

"Dobrakan nya sampai 7 kali saja ya pak?"
Tanya jinan.

Pak sukirman mengangguk, karena biasa nya pitakon(pertanyaan) kubur akan di mulai setelah makam di tinggal oleh pelayat terakhir setelah langkah nya yang ke tujuh.

"Wahhhh ngeri juga ya...."

Kata sarip

"Kalian kan berdua, jadi bisa bagi tugas, siapa mengambil apa."

"Ini pisau nya buat nyuil nisan."

Iya pak...."

Sebilah pisau pak sukirman berikan kepada sarip, sedangkan jinan di berikan sebuah rapalan yang tertulis di secarik kertas untuk di baca.

"Ingat, setelah kalian lari sebelum dobrakan ke tujuh, teruslah melihat ke depan, karena...."

"Karena bahaya bisa kepentok makam ya pak."

Sahut sarip memotong ucapan pak sukirman.

"Husssssst ndak sopan kowe ki rip."
Jinan menegur sarip sambil menepuk pundak nya.

Pak sukirman tertawa mendengar celetukan sarip.

"Ya benar juga sih ucapan nya mas sarip, tapi sebenar nya kenapa kalian harus lari dan tidak boleh menoleh kebelakang adalah karena kalian pasti akan di kejar qorin makam tersebut dan wujudnya biasanya mengerikan."

"Kalau terlanjur menoleh ke belakang bagaimana pak?"
Tanya jinan.

"Kalau terlanjur menoleh maka sarip harus segera menghujamkan pisau itu ke tanah supaya qorin tersebut tidak terus mengejar dan mengenali wajah kalian."

Terang pak sukirman kepada mereka berdua.

Semua tata cara sudah di jelaskan oleh pak sukirman, jinan dan sarip pun berpamitan karena malam itu mereka akan melakukan aksi nya.

Depe sudah ada di tangan, langkah pertama adalah.....

"Nginum sampai setengah teler"

Mari bersulang kawan......

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 25-02-2023 04:25
redrices
cos44rm
boesly
boesly dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Tutup