tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#115
Part 32
"Mudah mudahan urusan di workshop ndak lama ya rip, supaya kita berdua bisa ikut tahlilan di rumah Ndaru."

Sore itu jinan merasa gusar saat berangkat menuju workshop tempat mereka PKL karena ada mesin produksi yang trouble, karena hari itu junan dan sarip ijin untuk ngelayat mau tak mau sore nya mereka harus siap mendapat tugas tak terduga dari spv.

"Yaaah mudah mudahan saja nan, kalau bukan demi penilaian untuk keperluan PKL aku juga ogah sore sore gini bantu teknisi memperbaiki mesin produksi."

Ucap sarip sambil mengendarai motor nya bersama jinan yang membonceng di belakang.

"Mau gimana lagi rip, sudah untung kita bisa mengikuti PKL di tempat itu."

Sahut jinan dengan nada pasrah.

"Acara tahlilan nya kan selama 7 hari nan, kalau pun hari ini kita ndak bisa ikut kan masih ada besok."

Ujar sarip.

"Aku nggak nyangka teman kita sejak kecil sekarang telah pergi mendahului kita, bos kecil...."

"Semoga tenang di sana nan."

Tambah nya.

"Aminnn...."

"Ndaru memang sosok kawan yang baik rip, dia susah banyak membantu kita. Terutama aku yang pernah tersangkut masalah. Meskipun dia anak dari keluarga berada, ndaru tak pernah merasa malu bergaul dengan kita yang cuma anak kampung biasa."

Jinan benar benar merasa kehilangan atas keprgian seorang sahabat terbaik nya.

"Kalian sudah seperti saudara kandung ya nan, begitulah bos kecil yang kita kenal, Baik hati dan suka traktir makan. hehehe..."

"Kamu sih ndak pernah ketinggalan kalau soal traktiran."
Celetuk jinan.

"Iya deh yang pernah di ajakin ke mall buat shopping baju baju mahal...."

Gumam sarip kepada nya.

"Justru itu momen yang sampai sekarang tak pernah aku lupakan rip."

"Aku yang berasal dari keluarga sederhana sebenar nya merasa sungkan di ajak jalan oleh ndaru rip, saat di mall kami bertemu dengan teman teman sekolah nya yang rata rata berasal dari kalangan elit."

"Karena takut membuat ndaru merasa risih, aku melipir sedikit menjaga jarak dengan nya."

"Kamu tau apa yang ndaru lakukan?"

"Dia malah merangkul ku dan tanpa rasa ragu mengatakan kepada semua teman nya bahwa aku adalah saudara nya."

"Santai nan, kita semua sama kawan...."

"Begitu lah kata nya."

"Kenapa orang baik seperti ndaru harus pergi begitu cepat ya nan...."

"Mungkin memang sudah takdir nya Rip, yang nama nya maut siapa yang tau sih."

Sahut jinan.

Jinan dan sarip sudah tiba di workshop, mereka langsung menuju ke ruang bengkel untuk berkoordinasi dengan seorang teknisi enginering yang sedang masuk siang, setelah itu mereka langsung mengecek kondisi mesin press di bagian produksi yang sedang bermasalah.

Suasana ruang produksi terlihat agak sepi karena operator yang masuk shift siang memang cuma segelintir orang.

Setelah di cek oleh teknisi, ternyata ada komponen mesin yang rusak dan harus di ganti.

Sarip pergi ke workshop untuk mengambil komponen tersebut sementara jinan membantu si teknisi membongkar mesin.

Sesuai dengan perkiraan jinan, Sampai jam istirahat ternyata mesin belum selesai di perbaiki.

Mereka break untuk makan dan sholat mahrib terlebih dahulu bersama karyawan shift siang di kantin lalu menuju ke rest area untuk sekedar rokok an di sana. Sejak stm jinan dan sarip sudah menjadi ahli hisap tembakau, meskipun beli nya masih ketengan.

"Wah, kalau begini positif kita ndak bisa ikut tahlilan rip, aku jadi merasa ndak enak sama keluarga nya ndaru."

Kata jinan sambil mengisap sebatang rokok di tangan nya.

"Sudah lah nan, ndaru juga pasti paham seperti apa keadaan kita."

"Ndak usah di pikirkan, aku yakin ndaru sudah tenang di sana."

Sahut sarip dengan santai nya, perasaan jinan benar benar gamang. Pikiran nya di penuhi oleh sosok ndaru ysng baru saja meninggal.

"Toh di sana sudah ada ocid dan umar yang bantu bantu acara tahlilan."

Tambah sarip, mendengar hal itu jinan merasa sedikit tenang.

"Maaf ru, kali ini aku ndak bisa ada untuk mu."
Batin jinan.

Setelah jam istirahat selesai, mereka kembali memperbaiki mesin produksi bersama teknisi.

Mesin tersebut selesai di perbaiki pada jam delapan malam lewat, jinan dan sarip pun pulang karena sudah merasa kecapekan.

Sementara di tempat almarhum, suasana di sana masih ramai oleh para warga dan karyawan bapak nya yang baru saja selesai menahlilkan ndaru.

Rumah ndaru benar benar ramai, mulai dari ruang tamu hingga halaman depan ysng sudah di pasang tenda dan kursi tak ada ruang yang kosong.

Para pelayat dari kerabat dan keluarga juga masih berdatangan untuk mengucap bela sungkawa kepada keluarga, di samping rumah masih terdapat dipan ysng siang tadi di gunakan untuk memandikan jebazah ndaru, mungkin saking sibuk nya menerima pelayat sehingga membuat papah nya tak sempat untuk minta tolong warga mengembalikan nya.

Para warga masih duduk duduk dan mengobrol menemani tuan rumah, begitu pun dengsn umar dan ocid yang sibuk bantu bantu tuan rumah mendistribusikan konsumsi ala kadar nya berupa teh hangat dan makanan ringan.

Sebenar nya pak modin sudah mewanti wanti untuk tidak perlu mebyiaapkan suguhan karena takut nya merepotkan tuan rumah yang suasana nya sedang berduka.

Namun karena orang tua ndaru adalah orang berkecukupan, mereka memang sengaja menyiapkan suguhan sebagai rasa terima kasih lantaran apra warga sudah mau meluangkan waktu untuk tahlilan di kediaman beliau.

"Permisi om, saya mau mengambil teh di dalam...."

Ucap ocid kepda papah nya ndaru saat masuk ke dalam rumah dab bertemu dengan beliau bersama umar.

"Ow, iya mas...."

"Terima kasih ya kalian sudah bantu bantu di sini, ndaru beruntung punya teman seperti kalian."

Ucap beliau.

"Iya om, kami dengan senang hati membantu di sini. Ndaru adalah sahabat kamu sejak kecil, jadi sudah sewajar nys kalau kami memberikan sumbangsih tenaga untuk nya."

Ujar umar kepada beliau.

"Ow ya, Om kok ndak lihat Jinan dsn Sarip."

"Mereka kemana mas?"

Tanya beliau kepada umar dan ocid.

"Anu om, jinan sama sarip tadi sore pergi ke tempat PKL nya karena ads mesin yang trouble jadi meeeka ndak bisa ikut tahlilan."

Jawab ocid kepads beliau.

"Ehm, mreka berdua anak ysng rajin ya...."

Ucap papah nya ndaru.

"Iya om, pasti besok mereka hadir untuk mengikuti tahlilan...."

Sahut ocid.

"Ya kalau ndak ada halangan semoga mereka bisa hadir ya mas, di depan juga ada bapak nya jinan dan sarip kok."

Ucap beliau.

Ternyata pardi ayah nya jinan juga mengikuti tahlilan untuk ndaru.

Umar dan ocid mengeluatkan suguhan dan meletak nya di meja meja plastik di tengah tengah para warga.

Suguhan ala kadar nya berupa teh hangat, kue kue an, kacang kulit dan rokok yanf di taruh di dalam gelas yang dasar nya di beri sedikkt beras supaya tidak lembab.

Hari semakin malam, para warga mulai berpamitan pulang setelah pak modin undur diri dari kediaman keluarga ndaru.

Rumah nya kini menjadi lengang, hanya ada beberapa saudara yang tiduran di ruang tamu.

"Kamu baru pulang ya Le?"

Tanya ka g pardi yang baru pulang tahlilan dari rumah ndaru, ia melihat jinan anak nya sedsng duduk di teras rumah.

"Iya pak, ini baru selesai mandi...."

"Tadi yang ikut tahlilan banyak ya pak?"

Tanya jinan.

"Penuh le, kursi RT yang jumlah nya seratus saja masih kurang."

"Itu pun di ruang tamu dan teras nya sudah penuh sama warga."

Ucap pardi.

"Syukurlah kalau begitu pak...."
Kata jinan.

"Ndaru anak yang baik le, sayang dia harus pergi secepat ini...."

Kata pardi.

"Iya pak, dia adalah teman terbaik jinan."

"Ya sudah le, bapak masuk dulu mau langsung tidur."

"Kamu kalau mau pergi main atau tidur jangan lupa kunci pintu ya...."

Pesan pardi kepada jinan.

"Iya pak, setelah ini aku juga mau langsung tidur saja kok."
Kata nya.

Jinan duduk sendirian di teras sambil sesekali menyeruput kopi di gelas nya.

"Hoammmmph...."

Ia mulai menguap dan mrasa ngantuk, kopi di dalam gelas nya sudah habis tinggal ampasnya.

Suasana malam itu benar benar tenang, jinan bankit dari duduk nya sambil membawa gelas untuk masuk ke dalam tak lupa ia menutup pintu dan megunci nya lantas mematikan lampu di ruang tamu.

Setelah menaruh gelas di dapur, jinan masuk ke kamar nya.
Dia juga mengunci pintu kamar dan mematikan lampu karena jinan memang terbisa tidur dalam keadaan tanpa penerangan.

Hanya lampu samping rumah yang cahanya nya menembus ke celah celah kaca jendela kamar,

Jinan merbahkan tubuh nya di kasur dan mulai terlelap.

"Brukkkkkk...."

Terdengar suara benda jatuh di samping nya, jinan yang sudah sangat mengantuk kembali terjaga.

Tangan nya meraih sebuah kotak yang terjatuh di lantai kamar, itu adalah hp pemberian dari ndaru yang belum sempat ia buka.

Jinan menaruh nya kembali ke atas meja dekat ranjang nya dan kembali tidur.

Dalam sekejap dia sudah terbuai dalam alam bawah sadar dan mulai mendengkur.

"Kamu ndak sendirian kawan....."

Tiba tiba jinan mendengar suara lirih, suara yang sangat ia kenal mebisik di telinga nya.

Jinan kembali terbangun, perlahan ia membuka mata.
Pandangan nya msih belum fokus, jinan terperanjat saat melihat siluet seseorang yang sedang berdiri di samping tempat tidur nya.

Ia mengucek mata nya berkali kali untuk memastikannya, apa lagi suasana kamar nya memang dalam keadaan gelap dengan minim nya pencahayaan.

"Ndaru?????"

Perlahan penglihatan jinan kembali tajam, dia mendapati sosok ndaru sahabat nya sedang berdiri dengan tatapan kosong posisi nya menyamping dan tak menghadap langsung ke arah jinan.

"Nan...."

"Tulung, sitik sitik elah aku kirimi yo...."

( "Nan, walaupun cuma sedikit tolong aku kirim ya....")

Ucap sosok tersebut kepada nya.

Jinan bungung bercampur takut....

"Kirim???"

"Kirim apa ru...."

Tanya jinan kepada nya.

Ndaru hanya terdiam, perlahan ia menoleh ke arah nya sambil tersenyum.

"Aku mau pulang Nan, tolong antar aku...."

Ucap nya, belum sempat menjawab sosok ndaru perlahan menghilang.

""Brukkkkk....."
Terdengar sebuah benda yang kembali terjatuh.

Jinan kaget dan langsung terbangun.....

"Astagfirullahaladzim...."

"Aku di mana ini."

Jinan yang baru saja terbangun tiba tiba mendapati tubuh nya sedang terbaring si sebuah dipan, bukan di kamar nya melainkan di luar rumah.

"Ini kan rumah ndaru....."

Gumam nya saat melihat ke sekeliling nya.

"Ya Allah gusti, kenapa aku bisa berada di sini."

Jinan merasa heran karena tiba tiba terbangun di samping rumah ndaru, dan ia sedsnf berbaring di dipan tempat memandikan jenazah ndaru ysng belum sempat di kembalikan ke dalam gudang masjid.

Suasana begitu sepi dan hening, rumah ndaru juga tampak lengang, hanya saja lampu di depan rumah nya masih menyala.

Begitu juga dengan pintu gerbang yang di biarkan terbuka, tubuh jinan menggigil karena merasa ketakutan.

Aroma bunga bunga khas yang bisa di gunakan untuk memandikan jenazah begitu kuat menyeruak masuk ke dalam lubang hidung.

Sejenak tubuh jinan kaku tak bisa di gerakan, dengan sekuat tenaga ia mencoba untuk bangun dan turun dari dipan mayit tersebut.

Dia langsung lari tunggang langgang menuju gerbang, lari dan terus lari dalam kegelapan larut malam menuju rumah nya.

"Brak, brak, brakkk...."

"Pak...."

"Buk...."

"Buka in pintu...."

Teriak jinan sambil menggedor gedor pintu rumah nya.

Terdengar suara pintu kamar terbuka, pardi bapak nya keluar sambil menyalakan lampu ruang tamu.

"Cklek, cklekkk..."

Lalu membuka kan pintu untuk jinan.

"Lho le, kamu kenapa ketakutan begitu."

"Bukan nya tadi kamu sudah tidur di kamar?"
Tanya pardi yang heran melihat anak nya menggigil gemetaran dengsn ekspresi takut dan celingak celinguk.


"Anu pak...."

"Pak, tadi bapak tau kan kalau setelah ngopi di sini (menunjuk ke kursi di teras) aku langsung masuk ke dalam?"

Tanya jinan sambil gemetaran.

"Iya, saar kamu masuk tadi bapak nelum tidur kok di dalam kamar, bapak dengar kamu mematikan lampu ruang tamu dan masuk ke dalam kamar mu."

"Bqpak juga dengar kamu mengunci pintu kamar, tapi sekarang kok kamu malah ada di luar."
"Kamu dari mana le?"

Tanya pardi kepada nya.


"Bapak tau ndak aku habis dari mana?"
Kata jinan.

Pardi menggeleng dengan ekspresi kebingungan.

"Tadi kan aku sudah tertidur di kamar, lha kok tiba tiba saat bangun sudah berada di atas dipan mayit yang berada di samping rumah Ndaru pak....."

Ucap jinan sambil terbata bata.

"Mosok le....."

"Kamu ngelindur kali."

Sergah pardi.

"Beneran pak, aku tuh sama sekali nggak sadar."

"Kalau aku ngelindur, bagaimana bisa pintu rumah masih keadaan terkunci dari dalam?"
Sanggah jinan, pardi mulai berpikir.

"Sini pak...."

Ajak jinan kepada bapak nya menuju ke depan pintu kamar nya.

"Ini pak, coba bapak buka pintu kamar jinan."
Kata nya.

"Pardi memegang gagang pintu kamar jinan dan membuka nya.


"Cklek cklek cklek...."

"Ndak bisa di buka le, ke kunci dari dalam."

Kata pardi.

"Nah kan?????"

Mereka berdua saling memandang dan meeasa keheranan.

Bagaimana bisa jinan yamg semula tidur di kamar nya tiba tiba terbangun dan berada di samping rumah ndaru tepat di atas dipan mayit yang habis di gunakan untuk memandikan jenazah.

"Ndaru pak...."

"Ndaru kenapa le?"

"Ndaru tadi datang, dia minta di kirim meski cuma sedikit."

"Lalu dia minta jinan untuk mengantar nya pulang."

"Kirim meski sedikit tuh maksud nya apa ya pak?"
Tanya jinan kepada bapak nya.

"Doa le, mungkin ndaru meminta doa kepada mu meski hanya bacaan alfatihah."

Kata pardi, jinan mengangguk dan mulai mengerti maksud dari ucapan ndaru.

"Iya pak, nanti akan ku kirim doa untuk nya."

"Tapi, bagaimana cara nya masuk ke kamar?"

Tanya jinan kepada bapak nya.

"Yo wis, dobrak saja le......"

"Waduhhh......"

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 03-02-2023 05:10
cos44rm
boesly
belajararif
belajararif dan 17 lainnya memberi reputasi
18
Tutup