tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#112
Part 31
Di penghujung kelas dua, kekompakan dan kebersamaan kelima sahabat yang sudah berseragam putih abu abu ini mulai berkurang.

Umar dan Ocid sedang sibuk di organisasi kesiswaan dan kegiatan keagamaan di sekolah mereka, wajar saja karena mereka berdua memang menuntut ilmu di sekolah madrasah aliyah.

Jinan dan Sarip sudah memulai PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang akan berlngsung selama 3 bulan, meeeka berdua PKL di sebuah perusahaan di bagian tool engineering. Membuat tool jig untuk spare part mesin mesin produksi.

Sedangkan Ndaru, semenjak ke empat teman nya sibuk dengan urusan nya masing masing, Dia mulai merasa sendirian.
Meskipun beda sekolah biasanya setiap pulang sekolah mereka selalu berkumpul di sebuah warung yang mereka jadikan sebagai basecamp.

Jinan dan sarip tidak bisa merapat ke basecamp lantaran mereka harus PKL sampai sore layak nya seorang karyawan, begitu pun dengan umar dan ocid maka tinggal lah Ndaru sendirian seperti anak hilang.

Karena sudah mulai bosan, ndaru akhir nya kembali bergabung dengan basis (barisan siswa) sekolah nya, gerombolan siswa yang sedang dalam masa pencarian jati diri dengan cara cara yang bisa di bilang negatif.

Mulai dari balapan liar, mabuk mabukan dan perkelahian. Tak butuh waktu lama untuk ndaru menyesuaikan diri karena segala aspek yang di butuhkan memang dia punya ( motor dan uang) hal yang paling utama.

Bisa di bilang kalau sikap labil ndaru ini semacam cara untuk mencari pelampiasan, Ndaru sangat dekat dengan Jinan.

Mereka sudah seperti saudara, jinan sudah seperti kakak bagi nya. Ndaru yang gemar kelayapan malam dan mabuk mabuk kan acap kali membuat orang tua nya merasa khawatir dan gelagapan, di saat seperti itu biasanya jinan lah yang menjadi patokan pertanyaan oleh papah dan mamah nya ndaru.

Kalau sudah seperti itu, jinan seolah mengemban beban moral untuk memastikan keadaan dan keberadaan ndaru.

Pernah suatu malam jinan berkeliling ke tempat tempat tongkrongan yang biasa ndaru sambangi satu persatu, orang tua ndaru meminta nya untuk mencari nya karena hari benar benar sudah larut.

Satu per satu teman teman ndaru ia tanyai dengan telaten demi menenangkan orang tua ndaru.

Jinan mendapati sahabat nya ini sedang dalam keadaan mabuk berat di tepi jalan, dia tergeletak di bahu jalan tanpa ada uamg menghiraukan sama sekali Motor nya juga ambruk.

Karena nggak mungkin jinan membawa pulang ndaru sendirian, maka di ajak lah sarip untuk membantu membawa pulang motor ndaru, sedangkan ndaru yang sudah tak sadar di bonceng oleh jinan dengan cara di ikat perut nya menggunakan tali rafia ke perut supaya tidak terjungkal ke belakang.

Ndaru juga tau betul kalau jinan sangat perhatian pada diri nya, biasanya kalau mau membeli pakaian jinan selalu ia ajak sebagai pengamat fashion pribadi nya.

"Nan, keluar yuk anter aku sebentar...."

Ajak ndaru kepada jinan yang sedang duduk di depan rumah.

"Mau kemana emang nya ru?"
Tanya jinan.

"Kita ke mall yuk, cuco mata....."

Kata nya.

Jinan pun mengiyakan ajakan aobat karib nya tersebut, mereka pergi ke sebuah mall bersama dan masuk ke stand pakaian.

Tampak pakaian anak muda dan kekinian begitu banyak model dan corak, tentu nya harga pakaian di sana juga wah....

Jinan yamg bianya nya beli pakaian di pasar di buat terkagum kagum dengan deretan manekin berpakaian trendy di hadapan nya.

"Biasa aja kali nan lihat nya, norak banget kamu. Hahahahaha...."

Celetuk ndaru kepada nya yang sedang sibuk terkagum kagum dengan baju baju brandit di sana.

"Baru kali ini aku masuk ke sini Ru, maklum lah...."

Sahut nya sambil memegang megang baju di sebuah manekin.

"Wahhhh bahan nya halus banget Ru...."

"Busetttttt, harga nya setara sama uang jajan ku selama tiga bulan ini."

Teriak nya saat melihat price tag yang tertempel di baju tersebut, hal itu membuat nya menjadi pusat perhatian pra pengunjung.

"Sudah di bilang jangan teriak teriak, iiissshhhh bikin malu aja kamu nan."
Ucap ndari sambil melipir menjauhi jinan karena merasa malu.

Setelah keadaan kembali normal, ndaru mengajak jinan untuk berkeliling lagi.

"Nan, aku mau ngasih hadiah buat teman ku."

"Nah kamu kan selera fashion nya bagus tuh. Tolong kamu cari in pakaian yang menurut mu paling bagus di sini ya."

Nggak usah pikir in harga nya, yamg penting menurut mu pakaian itu benar benar bagus."

Kata ndaru kepada nya.

"Selera fashion ku kan sekelaa pasar ru, ngaco kamu...."

Seru jinan yang merasa bahwa ucapan ndaru berlebihan.

"Aku nggak bercanda nan, itu lah kenapa aku selalu mengajak mu kalau mau nyandang."

Ujar ndaru.

"Kita berpencar saja lihat lihat, kalau ada yang cocok kamu ambil dan bawa ke kasir ya...."
Tambah ndaru.

Mereka berdua pun mulai berpencar, berkeliling melihat lihat pakaian yang di cari.
Jinan melakukan tugas nya dengan baik, cukup lama ia memulih dan memilah hadiah yang akan ndaru berikan untuk teman nya, kata nya sih untuk kado ultah.

Setelah mendapatkan nya, jinan pun membawa pakaian tersebut ke kasir, Di sana ndaru sudah mnunggunya.

"Sudah dapat nan?"
Tanya ndaru saat jinan baru saja menghampiri nya.

"Sudah ru, ini...."
Kata nya sambil menunjutkan pakaian di tangan nya.

"Tapi harga nya gila bener....."

"Mahal bro."

Ndaru hanya tersenyum, ia meminta pakaian tersebut dan memberikan nya kepada mbak mbak kasir.

"Mbak, ini juga ya...."

Kata nya.

Setelah ia membayar nya, mbak kasir memberikan dua bungkus plastik kepada ndaru.

"Nih buat kamu Nan...."

Ucap ndaru sambil memberikan plastik berisi pakaian yang di pilihkan jinan tadi.

.......

"Lho Ru, maksud nya apa?"
Tanya jinan yang masih belum paham maksud ndaru.

"Iya, pakaian ini buat kamu....."

Ndaru memperjelas nya.

"Lho, tadi kata nya mau buat kado ultah temen mu?"
Tanya jinan.

"Ya teman ku itu ya kamu, bener kan?"
Ucap ndaru.
Jina. Kagok dan masih bingung.

"Sudah nan, kamu terima saja...."

"Meski pun aku tak tau kapan ultah mu, aku memang sengaja mengajak mu ke sini dan membelikan mu pakaian kok, Masak cuma aku sendiri yang nyandang."

Ujar ndaru kepada nya.

Jinan benar benar merasa terharu, dia tak menyangka kalau ndaru punya pikiran sejauh itu, cara ndaru di awal saat meminta jinan memilihkan pakaian untuk hadiah supaya jinan tak merasa sungkan benar benar patut di acungi jempol.

"Terima kasih ru...."

Ucap jinan kepada nya, ndaru hanya menganggukan kepala fan menepuk pundak jinan.

"Harus nya aku yang terima kasih pada mu nan, kamu lah yang selalu ada ketika aku sedang bertingkah."

"Makan yuk, lapar banget aku nan...."
Ajak ndaru kepada nya.

Mereka makan dsebuah foodcourt yang ada di mall tsrsebut.

Saat mereka sedang makan dengan menu andalan yaitu ayam tepung krispi, tiba tiba....

"Tilulilulit......"
Sebuah suara nada dering hp terdengar.

Rupa nya itu adalah hp nya ndaru, mamah nya menelpon untuk menanyakan keberadaan nya,

Ketika mendengar kalau ndaru sedang bersama jinan, mamah nya pun tenang dan langsung mematikan telpon.

'Wihhhhh hp baru ya bro?"
Tanya jinan kepada ndaru saat melihat nya.

"Yaaah begitulah nan...."

"Harus nya kamu punya hp nan, biar aku bisa ngasih tau keberadaan ku setiap mau mabok...."

"Hehehehe"

"Maksud nya kamu mau ngajak ngajak ru?"
Sahut jinan.

"Yo ndak lah, kalau kita sama sama teler. Lantas siapa yang mengantar pulang, hahahaha...."

Kata ndaru.

"Owalah, baru ngerti aku."
Celetuk jinan.

"Aku duit dari mana ru buat beli hp...."
Kata jinan.

"Kamu kan sekarang PKL nan, emang nggak dapat bayaran?"
Tanya ndaru.

"Aku kan cuma PKL, bukan kerja di situ."

"Cuma dapat uang makan."

Kata jinan.

"Lumayan lah nan, daripada nggak dapet."

"Nanti juga pasti kamu punya hp kok."
Kata ndaru.

Itu adalah terakhir kali nya jinan dan ndaru ngobrol bareng, kesibukan masing masing membuat mereka jrang sekali bertemu.

Sore itu Ndaru menyambangi rumah jinan, beberapa kali ia datang tak pernah bertemu dengan nya karena jinan harus ikut spv ke perusahaan cabang untuk mengganti komponen mesin yang sedang bermasalah bersama sarip dan karyawan lain.

Meski pkl, jinan dan sarip di ajak ikit serta dan mendapatkan upah juga.

"Selamat sore bulek, jinan sudah pulang?"

Tanya ndaru kepada ibu nya jinan.

"Wahhhh jinan belum pulang nak ndaru."
Kata ibu nya.

"Ow...."
Ya sudah bulek, kalau begitu saya permisi. Tolong sampaikan ke jinan saat sudah pulang, di cari in ndaru."

Kata nya saat berpamitan.

Ibu jinan heran melihat ndaru yang wajah nya tampak pucat tak seprti biasanya, apa ndaru sakit batin nya.

Beberapa hari berlalu, akhir na jinan pulang,
Dia langsung tidur di kamar nya karena kelelahan.

"Le....."

"Kamu dari kemaren di cari in tsrus tuh sama ndaru."

"Sudah tiga kali dia datang kesini nyari kamu."

Kata ibu nya.

"Ndaru????"

"Ada apa memang nya buk?"
Tanya jinan.

"Ibuk juga ndak tau le, tapi ndaru itu aneh banget. Wajah nya tampak pucat dan lesu tak seperti bisanya...."

Ucap ibu nya

"Masak sih buk, mungkin ndaru sedang tak enak badan."

kata jinan.

Hari itu jinan tidur lebih awal karena baru saja pulang pkl.

Sementara di tempat lain, ndaru sedang asik bersama teman teman tongkrongan nya.

Mereka sedang mabuk mabukan sampai larut malam,

Orang tua ndaru yang biasanya khawatir dan meminta jinan untuk mencari nya juga malam itu seperti nya biasa saja.

Sekira nya lewat dini hari, satu persatu anak do tongkrongan mulai membubarkan diri.

Ndaru yang sudaj sempoyongan pin ikit membubarkan diri, ia pulang sendirian menuju ke rumah nya dalam kondisi mabuk berat.

Tanpa sadar ia melaju dengan kecepatan melebihi batas,

"Ciiitttttt, bruaaakkkkkk......"

Motor ndaru oleng dan menghantam sebuah pohon di tepi jalan, tubuh nya terpental dan terseret di aspal.

Wajah nya terlukaa parah dan kepala nya menghantam pembatas jalan.

Ndaru yang malang, ia menghembuskan nafas terakhir nya di tempat kejadian,

Menurut penuturan saksi yang seorang pedagang di pasar, ndaru di temukan saat habis subuh dalam kondisi meninggal dunia.

Motor yang ia kendarai hancur berantakan....

Pagi itu jinan sedang bersiap siap untuk berangkat PKL,ia menunggu Sarip yang akan menjemput nya.

Batu saja dudul didepan rumah, tsmpak ibu nya yang sejak subuh berangkat ke pasar kembali pulang dengan tergesa gesa.

"Lho buk, kok pulang lagi."

"Ada yang ketinggalan?"
Tanya jinan.

"Emmm, ndak le...."

"Anu...."
"Tadi di pasar ibu dapat kabar kalau...."

"Ndaru le...."

"Ndaru?"

"Ndsru kenapa buk?"

Tanya jinan yang tampak terkejut.

"Teman mu meninggal le...."

"Ndaru kecelakaan dan di temukan dalam keadaan tak bernyawa oleh teman ibuk fi pasar."

"Haaahhhhh, ndaru?????"

"Yang bener buk, ibuk ndak bohong kan?"

Jinan masih tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Bensran le...."

"Teman mu sudah tidak ada."

Kata ibu nya dengan lirih.

"Inalillahi wa inna ilaihi roji'un...."

Seketika lutut jinan gemetar, mata nya berkaca kaca setelah mendapati sahabat baik nya sudah meninggal dunia.

Jinan menangis dengan isak yang tertahan, begitu pun ibu nya. Sambil meahan tangis beliau mencoba menenangkan anak nya.

Datang lah Sarip yang hendak menjemput jinan.

"Nan, kamu kenapa menangis?"

Tanya sarip saat baru saja datang.

"Rip, ndaru rip...."

"Ndaru kenapa nan?"

Tanya sarip kepada nya.

"Ndaru meninggal rip...."
Ucap jinan sambil terisak.

"Teman kita rip, dia pergi duluan rip."

"Jangan ngaco kamu nan...."

Kata sarip.

"Aku serius rip, ndaru semalam kecelakaan...."
Tegas jinan kepada nya.

"Iya rip, teman mu kecelakaan dan meninggal di tempat."

Tambah ibu nya.

"Inalillahi wa inna ilaihi roji'un...."

"Seperti nya hati ini kita ndak bisa berangkat PKL rip, kita ke rumah ndaru saja membantu prosesi pemakaman teman kita."

Kata jinan.
"Iya nan, ayo kita ijin dulu kepada spv, setelah itu kita langsung ke rumah ndareu."

Mreka berpamitan kepda ibu jinan dan segera berangkat menemui spv untuk meminta ijin.

Sepanjang perjalanan mereka nersua hanya terdiam tanpa berkata apa apa, di dalam kepala jinan dan sarip penuh dengan ingatan bersama ndaru. Mereka berteman sejak kecil, banyak memori kebersamaan yang tiba tiba muncul dalam ingatan.

Saat memasuki kamping, mereka mendengar berita duka ysng tersiar melalui toa masjid dan mushola.

"Ya Allah...."
"Semoga ndaru di terima di sisi Nya...."

Ucap jinan.

"Nggak nyangka ya Nan, ndaru pergi secept ini."
Kata sarip.

"Iya rip, aku benar benar masih tak percaya."
Sahut jinan.

Ocid dan Umar sudah tau belum nan?"
Tanya sarip.

"Ndak tau rip, aku saja baru di ksih tau sama ibuku tadi."
Kata jinan.

"Nanti juga pasti mereka tahu...."
Ujar sarip.

Mereka sudah sampai di rumah ndaru, tampak sebuah bendera kuning di depan gerbang rumah nya. Beberapa warga juga sedang sibuk memasang tenda di sana.

Jinan dan sarip menemui mamah nya ndaru yang sedang menemani para pelayat melantunkan surat yasin.

Tampak pula ibu jinan dan sarip di sana, mereka mengucapkan bela sungkawa kepada pihak keluarga.

"Jinan, teman mu sekarang sudah pergi dan tak kembali. Tolong maafkan ndaru kalau selama ini dia ada salah...."

"Ndaru adalah anak yang baik tante, saya dan sarip akan senantiasa mendoakan yang terbaik buat sahabat baik kamu."
Kata ndaru.

"Yang tabah ya tante...."
Tambah sarip.

Mereka membantu warga untuk memasang tenda, ternyara umar dan ocid sudah ada di sana.

"Mar, cid ...."

"Kalian sudah ada di sini."
"Kata jinan.

"Iya nan, tadi kami dapat kabar kalau ndaru meninggal."
"Jadi aku dan umar langsung inin dsri sekolah dan datang ke sini "

Kata ocid.

"Ndak nyangka ya, teman kita pergi secepat ini."
Ujar umar.

"Iya, semenjak di kelas dua, Kita jarang sekali berkumpul seperti dulu."

Kata sarip.

"Terakhir aku sempat di ajak ndaru nyandang ke mall bersama."
Setelah itu, tau tau malah dapat kabar seperti ini."

Ucap ndaru.

Jenazah ndaru masih berada di rumah sakit, papah nya berada di sana untuk mengurus nya.

Para pelayat mulai berdatangan di rumah duka, menunggu kepulangan jenazah ndaru.

Jinan dan yang lain sedang menyiapoan tempat untuk memandikan jrnazah di samping rumah ndaru.

Sebuah kain hijau di bentangkan melingkar dan di dalam nya terdapat balai untuk memandikan jenazah beserta uborampe atau peralatan seperti drum air, gayung, kain jarik dan tikar pandan.

Semua persiapan sudah selesai,

Sirine mobil jenazah terdengar dari kejauhan, suara nya semakin mendekati rumah ndaru.

"Rip, ndaru pulang rip...."
Ucap jinan saat sedang duduk bersama sarip, umar dan ocid.

Mereka bangkit dari tempat duduk bersiap menyambut kedatangan ndaru,

Sebuah mobil nerwarna putih masuk ke halaman rumah duka, seorang supir turun dan membuka pintu belakang mobil jenazah tsrsebut.

Tampak papah nya ndaru turun bersama kerabat nya, wajah nya begitu sedih dengan mata berkaca kaca memerah.

Jrnazah ndaru di turunkan, di angkat oleh jinan dan para warga untuk di bawa masuk ke dalam rumah.

"Ndaru...."

"Anak ku...."

Mamah nya teriak histeris memanggil mana ndaru dan pingsan saat melihat bungkusan mayat ysng terbujur kaku fi angkat masuk ke dalam.

"Kasihan ya ndaru...."

Gumam Sarip.

"Hal yang paling menyedihkan bukan lah kepergian teman kita rip, mungkin sekarang ndaru sudah tenang di sana."

"Coba kamu lihat betapa sedih nya orang tua ndaru, mereka harus kehilangan buah hati nya yang sangat di sayangi di usia yang masih muda."

Ujar jinan melihat mamah nya ndaru yang pongsan tak sadarkan diri sedang di angkat oleh papah nya.

Jenazah ndaru di semayamkan di ruang tengah, di kelilingi para pelayat yang sedang melantunkan surat yasin untuk nya.

Kain yang menutupi jasad nya tampak masih mengeluarkan darah segar di bagian kepala.

Sebenar nya jenazah sudah di mandikan di bagian pemulasara saat di rumah sakit, namun pihak keluarga menginginkan untuk jenazah ndaru supaya di mandikan lagi di rumah.

Prosesi pemandian selesai, jenazah juga sudah di kafan kan.

Jenazah ndaru di makam kan jam dua siang, jinan, sarip, umar dan ocid menggotong jasad teman nya sampai ke peristirahatan terakhir nya, umar lah yang mengumandangkan adzan untuk nya.

Mereka harus memakamkan sahabat terbaik nya yang telah pergi terlebih dahulu.

Prosesi pemakaman bsrlangsung dengan lancar, sesekali jinan dan teman teman nya tsmpak menitihkan air mata.

Setelah selesai, jinan hendak mengembalikan keranda ke samping masjid.

"Nak jinan, setelah ini mampir ke rumah ndaru ya...."

"Ada yang mau saya sampaikan."

Ucap papah nya ndaru kepada jinan.

"Iya om, setelah ini saya akan ke rumah njenengan."
Kata jinan yang sedang mengangkat keranda kosong bersama sarip dan yang lain nya.

"Kira kira ada apa ya nan, kok papah nya ndaru meminta mu datang ke rumah nya."

Kata sarip.

"Ndak tau rip...."

Sahut jinan.

"Nanti malam kita datang ke tahlilan nya ndaru ya...."

Kata ocid.


"Iya cid, nanti kita ketemu di rumah duka."

Kata jinan.

Setelah selesai mengembalikan keranda, jinan langsung bergegas menuju ke rumah ndaru,

Di samping rumah tampak tempat bekas pemandian jenazah yang belum di bongkar.

Mungkin belum sempat, batin jinan.

Dia masuk ke ruang tengah, mamah nya ndaru sedang duduk bersama tamu tsmu yang datang melayat.

"Jinan, sini masuk...."
Kata papah nya, jinan masuk ke dalam dan bertemu dengan beliau di ruang tamu.

"Duduk nan...."

Ucap beliau.

"Jinan duduk di depan papah nya,

"Sebenar nya ada apa om kok seperti nya ada sesuaru yang hendak di sampaikan."

Ujar jinan, beliau menarik napas panjang dan menegak kan posisi duduk nya.

"Jadi begini nan, beberapa waktu yang lalu saat ndaru masih ada, mendiang pernah mrminta sejumlah uang kepda om."

"Kata nya sih mau buat beli hp."
Kata beliau.

"Bukan kaj ndaru sudah punya hp baru ya om?"
Tanya jinan.

"Iya nan, pas tsk tanya in buat apa mau beli hp lagi."
"Almarhum bilang hp nya mau di kasih ke kamu."

Ucap beliau, jinan terkejut mendengarnya.

"Kok buat saya sih om...."
Kata jinan

"Kata nya sih biar mudah kalau menghubungi mu."

"Karena untuk di kasih buat kamu, saya langsung memberikan uang nya."

"Aku tau kalau selama ini kamu lah yang selalu peduli tehadap ndaru."

"Paling itu cuma alasan nya saja dupaya dapat uang untuk modif motor."

"Ehhh ternyata ndaru benar benar beli hp itu."

Kata beliau.

"Belakangan ini ndaru sering mencari mu tapi belum pernah ketemu kan?"
Tanya beliau.

"Iya om, kebetulan saya sedang pkl."
"Kata ibu sih ndaru sempat datang ke rumah beberapa kali."
Kata jinan.

"Sebentar, om mau ambil sesuatu...."

Beliau masuk ke dalam dsn kembali sambil menenteng sebuah dus book hp baru di tangan.

"Sebenar nya di hari sebelum ndarunkecelakaan, ia hendak memberikan hp ini untuk kamu."

"Namun takdir berkata lain, ndaru pergi sebelum memberikan hp ini kepada mu."


"Nih, kamu trima ya...."

Ucap beliau.

Jinan tampal rsgu dan sungkan,

"Tapi om...."

"Sudah nak, kamu trima saja."

"Itu memang buat kamu, mu gkin ini adalah keinginan terakhir almarhum."

"Di terima ya, supaya ndaru tenang di sana...."
Ucap beliau.

Sebenarnya jinan sungkan untuk menerima nya, namun karena ucapan beliau akhir nya jinan menetima hp tersebut.

"Terima kasih om...."
Kata jinan.

"Iya nan, om juga terima kasih karena kamu selama ini sudah perhatian kepada ndaru."
Ucap beliau.

Setelah itu jinan berpamitan untuk pulang, bari saja tiba di rumah tiba tiba datang lah sarip menghampiri nya.

"Nan, tadi saat di rumah lek jo datang dan bilang kalau kita di minta datang ke tempat pkl."
Kata sarip.

Lek jo adalah sodara sarip ysng bekrja di perusahaan temapat mereka pkl, dia lah yang merekomendasikan saril dan jinan untuk pkl di sana.

"Memang nya ada apa rip?"

Tanya jinan.

"Kata lek jo, ada tool jig mesin yang rusak. Kita di minta mengganti nya karena hari ini ijin ndak pkl di sana."

"Ini kan sudah sore rip, tanggung...."

Apa lagi nanti ba'da magrib kita mau tahlilan di rumah ndaru."

Ucap jinan.

"Mau gimana lagi nan, sudah untung kita bisa pkl di sana.

Karena hal mendesak, jinan dan sarip mau tak mau harus mengerjakan tugas dari spv tsrsebut.

Bahkan jinan belum sempat membuka hp yang di beriakan oleh papah nya ndaru, ia meletakkan nya di kamar dan pergi bersama sarip.

Ndaru,

"Semoga tenang kau di sana....."

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 26-01-2023 17:18
cos44rm
boesly
belajararif
belajararif dan 17 lainnya memberi reputasi
18
Tutup