tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#102
Part 28
Buah jatuh tak jauh dari pohon nya,
Mungkin itu adalah peribahasa yang tepat untuk di sematkan kepada jinan.

Sama seperti bapak nya, jinan juga punya hobi melatih kesabaran. Kegiatan mencari ikan dengan cara memancing sudah ia tekuni sejak jinan masih SD.

Selain memancing, jinan juga suka sekali berburu hama liar di sawah seperti musang dan tikus. Di tempat nya kegiatan berburu ini biasa di sebut dengan mbrajak, cara berburu ini biasa nya menggunakan seekor anjing sebagai pelacak dan pencari jejak buruan lantaran penciuman nya yang sangat tajam.

Namun jinan tidak membawa anjing karena memang dia tidak punya, jinan dan teman teman nya biasa berburu menggunakan alat alat seperti senapan angin, tongkat pemukul atau penjerat.
Garangan atau musang sawah dan tikus pengerat tanaman padi adalah target utama mereka.

Jangan di bayangkan tikus got berukuran besar yang suka bsrada di dalam gorong gorong ya, tikus sawah ini makan nya adalah tanaman dan buji bijian. Ciri ciri nya ujung ekor tikus ini berwarna putih.

Suatu ketika jinan pernah mendapatkan tikus buruan satu ember penuh.

Dia biasa menyiangi nya di saluran irigasi sawah supaya sesampai nya di rumah tinggal mencuci daging dan memasak nya.

Aroma bumbu rempah menyebar dari dapur rumah jinan, dia sedang memasak daging tikus tersebut di jadikan tongseng.

Aroma masakan jinan menyebar sampai ke tempat tetangga nya, sebut saja Yu Marni, dia adalah tetangga jinan. Rumah nya bersebelahan, dapur dan kamar mandi mereka benar benar bersebelahan.

"Masak apa kamu nan, kok aroma nya memerbak sampai sini?"

Tanya yu Marni kepada jinan yang sedang menimba air untuk mencuci peralatan masak yang baru saja ia gunakan.

"Anu yu, aku sedang masak tongseng di dapur...."

Jawab nya sambil korah korah atau mencuci peralatan masak di dekat sumur timba.

"Tongseng????"

"Idul adha kan masih lama, tumben kamu punya daging."

Celetuk yu marni yang heran bercampur penasaran dengan masakan jinan.

Aku masak daging buruan semalam kok yu, tadi malam aku habir ngobor di sawah dan dapat beberapa ekor burung cangak."

Kata jinan dengan penuh dusta.

"Wah enak dong nan masak daging burung, memangnya kamu ndak takut apa. Kok malam malam ngobor di sawah, dulu kan kamu pernah ketemu pocong sampai di cokot ular pas nyari jangkrik."

"Yu Marni mengingat kejadian saat jinan nyari jangkrik dan berakibat fatal.

"Sama begituan kok takut, biaaa aja kok yu...."

"Kamu mau tongseng nya?"

Jinan menawari yu marni maaakan yang baru saja ia olah, "tongseng daging burung cangak"

Ternyata yu marni mau, jinan mengambilkan nya di dapur. Sepiring tongseng buatan nya ia berikan kepada yu marni.

Memang usil banget ulah si jinan, daging tikus sawah biasa nya di ambil bagian paja belakang nya saja.

Jadi terlihat seperti paha burung cangak sawah, yu darmi menerima nya bahkan mencicipi tongseng tersebut langsung dihadapan jinan. Hal ini membuat jinan menahan tawa karena sudah membohongi tetangga dekat nya.


"Hmmmmm, enak nan tongseng nya...."

"Makasih ya, pinter kamu masak nya."

Ucap nya sambil menjilati tangan yang terkena bumbu tongseng.

"Hehehehe, iya yu...."

"Kalau mau lagi, di dapur masih banyak."

Timpal jinan.

"Nan, kamu tau nggak, di sumur ku itu tuh kemarin malam pas bojoku mau kencing. Kata nya dia di temui sosok wanita berpakaian putih putih. Yang membuat bojo ku takut kejer, kata nya mulut wanita itu posisi nya malang(vertikal) ndak seperti mulut manusia pada umum nya."

Yu Marni tiba tiba bercerita perihal suami nya yang habis meliht penampakan di sumur kamar mandi rumah nya sambil bisik bisik.

"Ahhhh yang bener yu?"

Respon junan sambil mendramatisir keadaan.

"Beneran nan, bojoku saja sampai menggigil gemetran kok."

Kata yu marni.

Jinan berjalan mendekati lubang sumur kamar mandi yu marni.

"Setiap malam aku sering ke kamar mandi tapi ndak pernah ketemu mahluk tersebut."

celetuk nya

"Kamu mau ketemu nan?"

Tanya yu marni saat melihat jinan yang mendekati sumur tersebut.

"Boleh aja yu, siapa tahu mbak nya cakep. Hahahaha"

Gurau jinan yamg sudah berada di bibir sumur.

"Kebetulan nih, bisa aku pakai untuk menguji rapalan pemanggil yang di kasih sama mbah kakung."

Gumam jinan.

Jinan melihat ke dasar sumur, kata yu marni suami nya melihat mahlut wanita tersebut keluar dari dalam sumur.

Lekas ia membatin merapalkan mantra yang di nerikan kakek nya.

"Aku, jinan....."

"Kepengen ketemu si jabang bayi ne mbak yang menunggu sumur ini...."

(Mantra rahasia)

Kemudian ia menepuk bibir sumur tiga kali menggunakan tangan nya.

"Ati ati lho nan, di lihat in baru tau rasa kamu."

Celetuk yu marni yang masuk ke dapur nya untuk mengambil nasi sebagai pelengkap tongseng daging burung pemberian jinan.

Sore hari nya jinan membawa tongseng daging nya ke tempat biasa ia dan teman teman nya nongkrong, tipis tipis menenggak minuman beralkohol sebagai peghangat suasana dengan dorongan tongseng yang ia masak.

Jinan dan teman teman minum namun tak sampai tepar, kebiasaan buruk nya ini sudah di ketahui oleh bapak dan ibu nya.

Meski begitu jinan tak pernah menghiraukan nya, maklum lah anak muda.

Jinan ningkrong sampai malam di sana bersama ndaru sarip dan ocid, Umar tak ikut karena ia masih membatasi aktifitas minum minum dengan yang lain.

"Jam sepuluh baru pulang, bukan nya belajar malah nongkrong terus....."

Gumam Rani yang membukakan pintu untuk jinan malam itu.

"Nama nya juga anak STM mbak...."

"STM (Sekolah Tanpa Mikir)"

"Hahahahaha...."

Kata jinan yang sudah ngelantur.

"Owww bocah gemblung...."

Sahut rani sambil berlalu masuk ke dalam kamar.

Jinan juga masuk ke dalam kamar nya, dia mematikan lampu dan merebahkan diri di atas kasur.

Bebrapa lama dia tertidur tiba tiba saja jinan terbangun untuk buang air kecil, jinan keluar menuju ke kamar mandi. Jinan celingak celinguk melihat sekeliling, tengkuk nya bergidik karena malam itu suasana nya benar benar sepi.

Setelah selesai buang hajat, jinan bergegas kembali masuk ke rumah dan meringkuk di kamar.

Baru saja memejamkan mata, tiba tiba jinan mengirup aroma bunga melati yang sangat menyengat.

Dia terus saja mengendus endus mencari sumber aroma tersebut dalam kegelapan di dalam kamar nya.

"Ahhh mungkin bunga pepaya depan rumah yang sedang merekah."

Batin nya.

Jinan mengganti posisi tidur nya yang semula telentang, dia memiringkan tubuhnya ke kiri sambil membetulkan selimut.

"Jrenngggggggggg......"

Surprise......

Saat menghadap ke samping, jinan kaget bukan kepalang lantaran di sebelah kiri nya dia bertatap muka dengan sosok perempuan berambut acak acakan persis di depan muka nya sedang menyeringai dengan posisi mulut malang.

Jinan panik dan ketakutan, tubuh nya kaku dan bibir nya kelu tak mampu berteriak, dengan segala usaha yang ia bisa. r nya.

Sekuat tenaga jinan mencoba untuk berteriak dan menggerakan tubuh nya, namun sayang usaha nya sia sia.

Wanita itu mendekatkan wajah nya ke wajah jinan dengan tatapan menyeringai tajam,

Jinan yang ketakutan hanya bisa memejamkan mata nya.

Tanpa sadar ia berucap dalam hati,

"Siapa kamu, kok tiba tiba datang mengganggu?"

Tanya jinan dalam hati kepada mahluk tersebut, dan tanpa di duga rupa nya sosok itu bisa menjawab pertanyaan jinan meski dalam keadaan mulut tertutup.

"Aku ndak mengganggu, tapi kamu sendiri yang memanggil ku dan ingin bertemu dengan ku!"

Ujar mahluk tersebut dengan wajah yang penuh dengan amarah, sontak saja jinan langsung teringat ketika siang tadi ia mencoba rapalan prmanggil yang di berikan oleh kakek nya di sumur yu marni tempat mahluk ini bersemayam.

"Bagus kalau kamu masih ingat, sekarang aku sudah ada di sini...."

"Apa mau mu?"

Tanya mahluk itu lagi kepada jinan.

"Ndak, aku ndak bermakud apa apa...."

"Aku cuma pengen tahu kalau memang di sumur itu memang ada diri mu."

Sahut jinan dalam batin nya.

"Baru bisa seperti itu saja sudah sombong kamu, dasar anak manusia...."

"Maaf kalau aku sudah mengusik keberadaan mu."

Ucap jinan yang merasa bersalah kepada nya.

"Wes puas kamu ketemu aku?"

Tanya mahluk tersebut kepada nya, jinan hanya mengangguk gemetaran.

Dalam sekejap sosok perempuan tersebut langsung menghilang dari hadapan nya dan pasa saat itu juga tubuh jinan bisa di gerakan seprti semula.

Dia yang masih merasa parno memilih untuk bangun dari kasur dan menyalakan lampu kamar yang masih dalam keadaan gelap.
Semalaman jinan terjaga tanpa merasa kantuk, mungkin rasa kantuk nya sudah di kalahkan oleh rasa takut.

Sampai adzan subuh baru lah dia bisa tertidur, keesokan hari nya.

Saat jinan sedang menimba air si kamar mandi, dia bertemu dengan yu marni yang sedang mencuci pakaian.

"Yu, memang benar kata mu...."

Ucap jinan kepada yu marni yang tengah asik mengucek cucian.

"Bener opo to nan?"

Tanya yu marni kepada nya.

"Itu....."

Jinan hanya menunjuk ke arah sumur yu marni, dan yu marni langsung mengerti arah pembicaraan jinan.

"Rasain kamu, di kasih tau ndak percaya sih...."

Celetuk yu marni sambil cengengesan.

Tiba tiba Ibu nya jinan keluar dari arah dapur membawa penggorengan kotor bekas jinan memasak kemarin.

"Le...."

"Kalau habis buat masak tikus itu ya mbok langsung di cuci wajan nya...."

Ucap sri kepada jinan yang sedang menimba air, mendengar ucapan Sri.

Yu marni langsung terperanjat, dia teringat dengan masakan pemberian junan kemarin yang katanya tongseng daging burung cangak.

"Hladalah....."

"Jadi togseng yang ku makan kemarin adalah tongseng tikus nan?"

Tanya yu marni kepada jinan.
Jinan hanya tertawa kepada nya,

""Iyo yu, kemarin tuh jinan habis masak daging tikus. Ini wajan nya belum di cuci...."

Sergah ibu nya.

"Kurang ajar kamu nan...."

"Hueeeekkkk, huekkkkk......"

Yu marni langsung merasa mual dan jackpot seketika itu juga.

Keusilan jinan kali ini benar benar keterlaluan, ibu nya hanya menasihati jinan supaya jangan kurang ajar kepada yu marni.

Untung nya yu marni orang nya baik dan ndak mempermasalahkan nya karena suami nya juga sudah biasa memasak dan memakan daging tikus.

Sabtu itu sepulang sekolah rencana nya jinan mau janjian bersama teman teman nya untuk mbrajak atau berburu ke sawah,

Mereka hendak mencari musang dan hewan hama lain di sawah luar desa, ada sebuah sawah. Lebihh tepatnya ladang yang baru saja panen. Ladang tersebut mereka akan segera melakukan perburuan.

Ikuti terus kelanjutan cerita nya......

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 19-01-2023 15:27
cos44rm
boesly
belajararif
belajararif dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Tutup