tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#72
Part 20
"Pocoooong........."

Mata Jinan terbelalak mendapati sosok berbungkus kain putih lusuh oleh tanah yang tiba tiba berdiri do hadapan nya, hanya berjarak beberapa langkah persih di depan mata kepala nya di batasi oleh tubuh ocid yang sedang jongkok mengocor lubang jangkrik di tanah.

Sepersekian detik tubuh Jinan seolah mematung tak dapat bergerak karena efek shock dan ketakutan yang benar benar sudah menjalar dari ujung kaki sampai ke ubun ubun, bulu roma nya meremang tak karuan.

"Bukkkkkk......."

Suara sebuah senter yang terjatuh ke tanah berlapis rerumputan persis di sebelah Ocid, dengan sekuat tenaga melawan perasaan takut nya dan membalik kan badan, jinan lari tunggang langgang menyusuri pematang sawah meninggalkan ocid sendirian tanpa membawa lampu penerangan.

Langkah nya tak terarah, beberapa kali kaki nya terpleset keluar dari jalur berbentuk gundukan yang lebar nya tak ada setengah meter.

Bibit jagung yang sedang segar segar nya karena baru saja trubus setelah beberapa hari yang lalu di tanam hancur dan patah lantaran terinjak injak oleh nya, Jinan tak menghiraukan nya.

"Woey...."

"Nan...."

"Jangan bercanda kamu, malah lari ketakutan."

"Ndak ada apa apa kok, mana pocong nya, ngawur kamu ini....."

Teriak Ocid sambil melihat ke area sekitar menggunakan senter jinan yang ia jatuhkan tanpa sempat mengambil nya lagi.

"Cid, jinan kenapa malah lari seperti habis melihat setan?"

Suara Sarip terdengar menggema memecah gelap nya malam, suasana berubah menjadi sunyi. Pesawahan yang awal nya begitu ramai terdengar suara serangga malam tiba tiba sepi senyap.

Ocid mencari sumber suara sambil mengarahkan sorot cahaya senter di tangan nya ke arah jam tiga tepat di sebelah kiri nya.

Dia melihat sorot lampu senter yang di pegang Ndaru dan sarip di tempat lain, angin berhembus menerpa wajah nya. Sepintas Ocid menghirup aroma hangus seperti kulit terbakar di iringi bau anyir yang membuat mual.

"Aku ndak tau Rip, Ru....."

"Jinan tadi teriak, kata nya melihat pocong lalu lari begitu saja meninggalkan ku."

"Nyari jangkrik nya udahan dulu, ayo kita cari jinan. Gelap gelap gini dia main kabur saja, takut nya malah terperosok ke dalam sumur."

Ocid mengajak Ndaru dan Sarip mencari kawan nya, di sawah tersebut memang ada beberapa sumur untuk mengairi sawah di saat musim kemarau. Sebuah lubang berbentuk lingkaran yang cukup dalam sepertu sumur timba namun tanpa ada lingkaran penghalang di bibir nya.

Kalau sampai jinan terperosok ke dalam nya dia bisa tenggelam lantaran sumur di sawah itu memang sangat lah dalam.

Ocid, sarip dan Ndaru berjalan menyusuri tepi petakan sawah saling berlawanan dan bertemu di tengah tengah nya.

Setelah bertanya perihal kemana arah jinan berlari kepada Ocid, mereka bertiga langsung menyusul ke arah tersebut bersama sama.

"Nan, jinan....."

"Kamu dimana???"

Mereka berjalan sambil berteriak teriak memanggil nama jinan, dua lampir senter yang mereka pegang di arahkan ke berbagai penjuru untuk mencari keberadaan Jinan.

"Aduhhhhh......"

Sebuah suara teriakan yang seperti nya mereka kenal terdengar sari kejauhan, 

"Itu seperti nya suara jinan...."

Kata ndaru sambil menyorot kan senter nya ke arah sumber suara.

Mereka mempercepat langkah untuk mendekati nya, teriakan jinan yang terdengar sedang kesakitan membuat mereka bertiga menerka nerka apa yang sedang jinan alami. Dan itu semakin membuat perasaan mereka benar benar panik.

"Nan, kamu kenapa???"

Tanya Ocid yang baru saja menemukan keberadaan jinan bersama dua teman nya, tubuh terlihat sedang terduduk di gundukan pematang sawah dalam posisi kedua kaki nya terperosok ke dalam sebuah parit yang kedalaman nya sampai lutut.

"Aduhhhh, sakit....."

"Kaki ku terasa sakit...."

Ucap jinan sambil mengerang kesakitan.

"Tolong bantu aku untuk bangun."

Ujar nya lagi, jinan bermaksud meminta bantuan kepada teman teman nya untuk bangun dari posisi nya yang sedang terduduk dengan kedua kaki berada di dalam parit.

"Kamu kenapa sampai seperti ini nan?"

Tanya sarip kepada nya.

"Sudah rip, cerita nya nanti saja...."

"Yang paling penting sekarang kita bantu jinan untuk bangun terlebih dahulu."

Sergah Ndaru kepada sarip yang ingin tahu apa yang jinan alami, 

Mereka bertiga membantu jinan untuk bangun dengan cara menarik kedua tangan nya, waktu itu jinan hanya memakai celana kolor pendek, setelah berhasil terbangun kan kedua kaki nya keluar dari parit, sungguh malang tak dapat di tolak.

Sandal jinan ternyata putus dua dua nya, jadi lah ia berjalan terpincang pincang sambil di papah oleh sari dan ocid meninggalkan tempat tersebut, mereka menyusuri pematang sawah menuju ke pos ronda. Ndaru berjalan di belakang sambil menerangi pijakan menggunakan dua senter sekaligus.

"Duduk Nan...."

Sarip dan Ocid membantu jinan duduk di pos ronda, kedua kaki nya tampak belepotan oleh lumpur.

"Aduhhhh, kaki sebelah kanan ku terasa perih seperti nya terluka."

Jinan mengaduh kesakitan sambil memengang betis nya, ndaru menyiramlan air di ember yang mereka gunakan untuk mengocor jangkrik tadi ke kaki jinan.

Setelah kaki nya bersih dari lumpur, ndaru terkejut lantaran mendapati betis jinan terdapat luka berbentuk dua titik dan masih mengeluarkan darah.

"Ya Allah...."

"Nan, kaki mu terluka ini."

"Seperti kamu terluka saat terperosok ke dalam parit tadi."

Ucap Ndaru, Sarip dan Ocid langsung ikut mengamati betis jinan yang di terangi menggunakan lampu senter. Mereka mendekatkan kepala masing masing ke arah betis jinan.

Jinan hanya bisa meringis kesakitan menahan luka di betis nya.

"Seperti nya sih begitu, soal nya tadi pas kaki ku kerperosok. Aku merasakan seperti ada yang menggigit, kemudian aku merasakan ada melintas di sela sela kedua kaki, rasa nya kasar bersisik."

Ucap Jinan yang masih mengerang kesakitan.

"Waduh....."

"Jangan jangan kamu di gigit ular, cepat cari tali untuk mengikat betis jinan."

Kata Sarip, dia langsung menyimpulkan bahwa jinan di gigit ular. Ocid mengambil tali yang di gunakan untuk mengikat pukulan kentongan dan memberikan nya kepada sarip.

Dengan sigap sarip mengikat betis jinan persis di atas luka berbentuk dua titik tersebut.

"Kenapa kaki jinan malah kamu ikat pakai tali Rip?"

Tanya Ndaru ysng keheranan melihat tingkah sarip.

"Setahu ku, Sarip mengikat betis jinan supaya pembuluh darah nya sedikit terhambat Ru...."

Sahut Ocid yang berdiri di samping Ndaru.

"Iya, Ocid benar...."

"Takut nya kalau ular yang menggigit jinan adalah ular berbisa, biasanya racun gigitan ular menyebar melalui pembuluh darah."

Timpal Sarip sambil megencangkan ikatan di betis jinan.

"Awwww....."

"Jangan kuat kuat ngikat nya Rip, sakit...."

Teriak jinan di iringi erangan.

"Paling paling cuma ular sawah Rip, setahu ku ular sawah kan tidak berbisa."

Ujar nya lagi.

"Ndak apa apa nan, buat jaga jaga...."

"Atau kita bawa jinan ke klinik saja yuk, takut nya kalau nanti jinan kenapa kenapa."

Ucap ndaru yang benar benar merasa khawatir dengan teman nya.

"Ndak Ru, ndak usah...."

"Aku ndak ada uang soal nya."

Tolak jinan kepada ndaru yang berinisiatif hendak membawa jinan ke klinik.

"Soal itu nggak usah khawatir nan, biar itu jadi urusan ku. Yang penting kamu segera mendapatkan pertolongan medis."

Ucap Ndaru kepada nya,dia adalah  Bos kecil yang benar benar setia kawan, namun sayang nya jinan menolak ajakan Ndaru karena merasa sungkan.

"Aku nggak apa apa kok ru, tolong antarkan aku pulang saja."

Walaupun sempat mendapat bujukan dari ketiga teman nya untuk pergi ke klinik, akhir nya jinan berhasil meyakinkan mereka.

Malam itu acara empat sekawan tersebut untuk berburu jangkrik benar benar gagal total, bahkan rencana untuk jogging pagi pun urung terlaksana mengingat kondisi jinan yang tak memungkinkan.

"Tok, tok ,tok...."

"Asalamualaikum...."

Sarip mengetuk pintu rumah jinan setiba nya du sana.

"Waalaikumsalam...."

Terdengar suara sahutan membalas salam sarip dari arah dalam.

"Cklek....."

Pintu rumah jinan terbuka, ternyata yang keluar adalah Rani, kakak perempuan Jinan.

"Sarip, ocid , ndaru...."

"Ada apa, kok jinan kalian papah?"

Tanya Rani yang keheranan melihat adik nya di papah oleh kedua teman nya.

"Nganu mbak...."

"Tadi...."

"Tadi kaki jinan terluka saat mencari jangkrik di sawah."

Ucap Sarip sambil terbata bata menjelaskan hal yang menimpa jinan.

"Lho, kok bisa...."

"Mana luka nya Nan, parah ndak?"

Tanya Rani kepada adik nya lantaran langsung merasa panik dan khawatir.

"Ndak apa apa kok mbak, ruma luka kecil saja."

Jawab jinan sambil menunjukan luka di betis nya, Rani yang melihat betis adik nya dalam kondisi terikat tali. Tampak dia titik luka yang masih berdarah langsung masuk ke dalam rumah untuk memanggil bapak dan ibu nya.

Ndaru dan ocid berdiri sambil bersandar ke tiang kayu di teras depan rumah jinan, mereka berdua tampak gelisah. Seperti nya mereka sedang kebingungan untuk menjelaskan hal tersebut kepada orang tua jianan.

"Kamu kenapa le...."

Ucap ibu nya jinan yang keluar di ikuti rani di belakang nya.

"Ndak apa apa kok buk, cuma terluka sedikit."

Ucap jinan kepada sang ibu.

"Kaki nya jinan terluka buk, seperti nya dia di gigit ular."

Timpal rani yang berada di belakang ibu nya.

"Ya Allah le...."

"Kok bisa, kamu tadi main main ke sawah ya?"

Tanya ibu jinan, beliau tahu perihal jinan yang terluka karena main di sawah malam malam bersama teman teman nya lantaran saat pulang mengambil senter di rumah dia sempat berpamitan kepada ibu nya untuk pergi berburu jangkrik.

"Iya buk, aku ndak apa apa kok. Paling cuma di gigit ular sawah oas terperosok ke parit tadi."

Ucap jinan yang mencoba untuk menenangkan ibu nya  bahwa dia baik baik saja.

"Sarip, tolong bantu jinan untuk masuk dan fuduk di ruang tamu."

Pinta beliau kepada sarip yang masih menopang lengan jinan di pundak nya.

"Baik bu...."

Sahut sarip sampil memapah jinan masuk ke dalam.

"Kamu kenapa le?"

Tanya bapak jinan yang baru keluar.

"Jinan di gigit ular pas nyari jangkrik di sawah pak."

Sahut ibu nya, bapak nya langsung melihat luka di betis jinan.

Beliau memijit mijit dua titik luka tersebut secsra perlahan."

"Aduhhhh, sakit pak...."

Kata jinan.

"Tahan yo le...."

Sahut beliau.

"Pak, kok luka nya malah di pijit pijit, tuh kan darah nya keliar lagi."

Kata sang ibu yang melihat luka anak nya kembali mengeluarkan cairah merah gelap kental di betis jinan, rani dan ketiga teman jinan juga ikut melihat nya dan merasa ketakutan.

"Ndak apa apa buk, bapak sengaja memijit nya supaya darah nya terus keluar sebab darah itu kemungkinan terdapat racun dari bisa ular yang menggigit kaki jinan."

Bukan tanpa alasan beliau melakukan tindakan tersebut, dari pengalaman nya Bapak jinan juga pernah mengalami hal serupa.

Beliau bertutur kalau dulu pernah di gigit ular berbisa tatkala masih bujangan, waktu itu masih ada sosok sesepuh yang terkenal bisa menyembuhkan dan mengeluarkan bisa ular dengan cara menyucup atau mengisap nya langsung menggunakan mulut. Sesepuh tersebut sampai mengalami rontok gigi lantaran pernah menangani orang yang di gigit ular kobra.

Ganas nya racun kobra membuat gigi sang sesepuh sampai copot satu persatu, sayang nya beliau sudah meninggal. Bukan karena bisa ular tapi karena beliau memang sudah sangat sepuh.

"Langsung di hisap Cid, bagaimana kalau yang di gigit bagian pantat, hihihihi...."

Bisik Sarip kepada ocid sambil tertawa perlahan.

"Husssshhhh, kamu malah pikiran nya aneh aneh rip. Sudah tau keadaan nya lagi seperti ini."

Ucap ndaru kepada nya karena guyon di waktu yang tidak tepat.

Setelah darah di betis jinan mampet, akhir nya tali yang mengikat nya di lepaskan oleh bapak.

"Kamu kenapa sampai terperosok ke dalam parit Le?"

Tanya beliau kepada jinan, jinan terdiam. Dia belum siap untuk menjelaskan kejadian yang dia alami di sawah.

"Kalau begitu kami pamit dulu ya Om, bulek...."

Ucap sarip yang berpamitan sambil mewakili kedua teman nya untuk pulang kepada kedua orang tua Jinan.

"Iya Nak, terima kasih ya karena kalian sudah membantu mengantarkan jinan pulang...."

Ucap ibu Jinan kepada mereka.

"Iya bulek, kami pamit dulu nggih...."

"Nan, aku balik."

"Lekas sembuh ya...."

Ucap Ndaru, mereka bertiga pun keluar dari rumah jinan untuk pulang.

"Iya Rip, cid kamu juga Ru...."

Sahut jinan sambil duduk menyelonjorkan kaki nya di kursi panjang.

"Cid...."

"Kamu kan tadi bersama jinan, sebenar nya kenapa dia sampai berlari tunggalang langganng seperti orang ketakutan?"

Tanya Sarip ketiga berada di perjalanan bersama Ocid dan Ndaru.

"Sebenarnya tadi pas aku sedang mengocor lubang jangkrik, jinan berucap kalau dia melihat kunang kunang, aku juga tak terlalu menghiraukan karena sedang fokus menunggu jangkrik nya keluar."

"Tapi setelah itu dia, tiba tiba jinan teriak kalau ia melihat pocong."

Kata ocid yang menceritakan kronologi sebenar nya kepada dua teman nya.

"Pocong????"

"Serius kamu Cid?"

Tanya ndaru yang seperti nya terkejut mendengar ucapan Ocid.

"Iya bener, tapi aku sendiri tak melihat sosok ysng di katakan oleh jinan. Hanya saja sekilas aku mencium aroma daging terbakar di iringi aroma anyir yang menyeruak ke lubang hidung."

Tambah nya.

"Hiiiiii....."

"Ngeri juga ya, untung tadi kita tak melihat nya juga."

Ucap Sarip sambil melihat ke arah Ndaru.

"Jangan sampek deh Rip, sekarang yang paling penting semoga Jinan lekas baikan."

"Aminnnn....."

Ucap mereka bertiga secara bersamaan.

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 20-12-2022 00:49
itkgid
bejo.gathel
cos44rm
cos44rm dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Tutup