tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#63
Part 18
Lukman mengangkat batu nisan yang dia cabut lalu menancapkan nya lagi ke lubang makam.

Dia duduk sambil membersihkan telapak tangan nya yang terkena tanah, 

"Dulu adik ku pernah tak sengaja masuk ke dalam area bawah pohon randu alas itu."

"Nama nya dina, dia masih TK saat kejadian."

"Siang itu Dina sedang asik bermain pasaran di belakang rumah yang kebetulan terdapat pohon itu."

Jinan, Sarip dan Ndaru melihat ke arah belakang rumah lukman yang memang pekarangan nya berada tak jauh dari pohon randu tersebut.

"Adik mu bermain sendirian di sana Man?"

Ucap sarip memotong cerita lukman.

"Dia sendirian di belakang rumah...."

Jawab lukman dengan singkat.

"Karena saat itu sedang berbunga lebat, mungkin Dina tertarik untuk mengambil bunga yang berguguran di bawah nya untuk membuat kue mainan dari tanah."

"Karena fokus memungut bunga randu alas, dia tak sadar kalau langkah nya sudah masuk ke area bawah pohon persis."

Aku, emak dan bapak tiba tiba mendengar Dina menjerit dan menangis di belakang rumah.

"Kami langsung berlari mencari dina berada..."

"Kami benar benar terkejut ketika melihat dina yang sudah berada di bawah pohon randu sambil menggelepar di tanah, tangan nya memegang kepala di iringi jeritan yang menyayat hati."

"Adik ku terlihat kesakitan sambil menangis, aku dan bapak membopong nya lalu membawa dina masuk ke rumah."

"Dia meronta ronta kesakitan di dalam kamar, tangan nya tak berhenti menggaruk ubun ubun sampai berdarah."

"Panassss pakkk makkkkk..."

"Kepala ku rasa nya gatal...."

Teriak nya sampai menjerit jerit.

"Karena dina terus menerus menggaruk kepala nya sampai terluka dan berdarah, akhir nya bapak menfukat kedua tangan adik ku ke ranjang besi dengan tali. Itu cara terbaik supaya dina tak semakin melukai kepala nya sendiri."

"Emak mendampingi dina sambil menenangkan nya sedangkan aku dan bapak pergi ke rumah mbah giri, beliau adalah sesepuh di sini yang biasa membersihkan makam."

"Kami meminta bantuan beliau untuk menolong Dina yang sudah kesakitan tak tau apa penyebab nya."

Mbah Giri langsung datang ke rumah lukman, beliau mendekati Dina.

"Kamu kenapa Ndhuk....."

Tanya mbah giri kepada dina sambil mengusap rambut nya.

"Sakit mbah...."

"Kepala ku rasa nya panas, perih dan gatal."

Jawab dina sambil meronta ronta kesakitan.

"Astagfirullah....."

"Kamu tadi bermain di bawah pohon itu ya?"

Tanya mbah giri kepada Dina, dina hanya mengangguk sambil mengibas ngibaskan kepala nya ke kanan dan ke kiri seolah ada sesuatu menempel di sana.

"Bagaimana mbah, anak ku kenapa?"

Tanya bapak nya lukman yang benar benar khawatir.

"Sebentar, aku mau ke bawah pohon randu untuk mencari informasi."

Kata mbah Giri kepada bapak nya lukman sambil berjalan keluar menuju ke area pohon.

"Biar aku temen in mbah...."

Bapak nya lukman menawarkan untuk menemani mbah giri yang sudah sepuh.

"Ndak usah, kamu di sini saja menunggu anak mu."

"Sebetar kok, nanti aku kesini lagi."

Kata mbah giri yang menolak untuk di temani oleh bapak nya lukman.

Mbah giri tampak sedang berkomunikasi dengan seseorang di bawah pohon, sesekali mbah giri meninggi kan suara nya seolah sedang marah marah.

Tak berselang lama beliau berjalan kembali dan masuk ke dalam rumah lukman sambil membawa segenggam tanah.

"Bagaimana mbah, anak ku sebenar nya kenapa?"

Tanya bapak nya lukman kepada mbah giri.

"Tadi setelah aku mencoba berkomunikasi dengan mahluk penunggu pohon itu,"

"Ternyata anak mu secara tak sengaja telah menyenggol mainan milik anak si mbah nya..."

"Mbah nya?"

"Maksud njenengan siapa itu mbah?"

Tanya bapak nya lukman kepada mbah giri.

"Di bawah pohon besar itu sebenar nya sudah di tempati oleh banyak sekali mahluk tak kasat mata, salah satu nya adalah mahluk besar dengan bulu lebat di sekujur tubuh nya."

"Mahluk itu sudah lama tinggal di sana sampai mempunyai istri dan anak, nah...."

"Saat anak mu maemasuki area tersebut, ternyata dia menggol mainan dari anak nya berupa kendi sampai pecah."

"Anak nya marah lalu "berak" di kepala anak mu."

Mbah Giri mencoba menjelaskan perihal kronologi mengapa adik nya lukman sampai merasakan kesakitan di bagian ubun ubun nya

"Ya Allah mbah...."

"Lantas bagaimana nasib anak ku ini selanjut nya?"

Tanya bapak nya lukman kepada beliau.

"Rasa sakit, panas dan gatal di kepala anak mu penyebab nya adalah ada nya kotoran dari mahluk itu yang menempel di ubun ubun nya, kalian tak bisa melihat nya"

"Kalau tak segera di buang, kepala anak mu bisa pecah seperti kendi tersebut."

Ujar mbah giri dengan nada serius,

Mendenngar nya, kedua orang tua lukman benar benar semakin khawatir terhadap dina.

"Kami mohon, tolong sembuhkan anak ku mbah....."

"Aku ndak mau kalau dina sampai celaka."

Pinta ibu nya lukman sambil terisak.

"InshaAllah aku bisa menolong atas ijin dari Allah ndhuk..."

"Aku sudah mengetahui bagaimana cara membersihkan kotoran itu dari kepala anak mu."

Kata mbah giri, beliau menunjuk kna segenggam tanah yang sejak tadi di pegang.

Tanah itu di ambil dari bawah pohon randu alas tersebut.

"Dengan tanah ini sebagai media nya, semoga anak mu bisa tertolong."

Mbah Giri duduk di samping Dina, beliau sedang fokus dan khusyu' berdoa.

Bibir nya komat kamit di selingi dengan suara sholawat.

Setelah itu.....

"Bismilahirohmanirrohim....."

Mbah darmo menaburkan tanah di tangan nya ke ubun ubun Dina, sejurus kemudian mengusap nya secara perlahan ke bawah.

"Aduhhhhh makkkkkk....."

"Sakit mak....."

Teriak Dina sambil meronta ronta kesakitan, kedua tangan nya masih di ikat ke besi ranjang supaya tidak menggaruk kepala nya yang sudah berdarah karena terluka.

"Sabar nduk...."

"Mbah giri sedang menyembuhkan mu."

"Tahan sebentar ya...."

Ucap ibu nya lukman untuk menenangkan dina.

Mbah giri terus menerus mengusap ubun ubun Dina seolah olah sedang mnyingkirkan sesuatu yang menempel di kepala nya,

Dengan perlahan dan hati hati beloiau mengusan ubun ubun Dina, hal itu membutuhkan waktu yang cukup lama.

Lukman dan kedua orang tua nya benar benar tak tega melihat Dina yang terus terusan meronta dan berteriak kesakitan.

Perlahan keadaan dina mulai tenang, dia sudah tak berteriak dan meronta karena kesakitan lagi.

"Alhamdulillah....."

"Kepala anak mu sudah ku bersihkan dsri kotoran mahluk itu, inshaallah dia sudah tak apa apa."

"Cepat kau lepaskan ikatan di kedua tangan nya, obati juga luka nya."

Mbah giri memberi perintah kepada orang tua lukman, 

Dina benar benar sudah tenang, tubuh nya masih sedikit gemetaran dan lemas karena kelelahan. Rambut nya juga acak acakan dan kotor oleh tanah.

"Kalau ndak ada Mbah Giri, mungkin nyawa adik ku sudah tak tertolong sekarang."

"Itu lah kenapa sekarang sekeliling pohon randu itu di pagari dengan bambu."

Ucap Lukman sambil mengangkat kaki sebelah, dua seperti sedang mendongegi ke tiga anak di sebelah nya.

"Krasaaakkkk, krasaaaakkkk ......"

"Hehhhhhh apa an itu....."

Teriak Sarip yang terkejut mendengar suara benda jatuh di tengah makam, Hal itu juga membuat Jinan dan Ndaru terperanjat karena terkejut.

"Paling ada asem yang jatuh lagi...."

Celetuk Lukman dengan tenang.

"Terus, kalau di makam ini peenah ada kejadian aneh nggak Man?"

Tanya Ndaru yang mulai tertarik dengan cerita si lukman.

"Banyak Ru...."

"Kalian lihat di samping bangunan punden itu ada apa?"

Kata ndaru sambil menunjuk ke arah bangunan di tengah tengah makam.

"Man, man...."

"Kamu jangan asal nunjuk nunjuk ke arah makam, gih kamu emut telunjuk mu. Nanti kamu di datangin lho...."

Sergah sarip saat melihat Lukman yang menunjuk ke arah punden.

"Apa an si Rip, ndak apa apa. Itu tuh cuma mitos."

"Di samping punden itu ada keranda mayat lengkap dengan kain penutup, payung dan drum untuk memandikan jenazah."

Kata Lukman.

"Iya man, benar tadi aki juga melihat nya...."

Ujar Ndaru, sarip dan Jinan juga ikut mennganguk kerena mereka juga melihat nya.

"Memang nya kenapa man?"

Tanya Jinan yang semakin penasaran.

"Nah, di malam malam tertentu."

Kami sering mendengar suara dari arah punden itu seperti orang tetek, suaranya.

"Tek klotek klotek klotekkkk....."

"Seperti orang ysng sedang memukul keranda dan drum di sana."

Kata Lukman sambil melirik ke arah tempat tersebut.

"Hiiiiii ngeri juga ya man, nggak kebayang kalau aku tidur di rumah mu. Nggak bakalan berani aku."

Ucap Sarip sambil bergidik ngeri.

"Kalau kami sih sudah biasa rip, kalau mendengar suara itu biasa nya besok nya akan ada orang meninggal di daerah sini."

Ucap Lukman lebih lanjut.

"Tulisan arab di kain hijau penutup keranda itu artinya apa ya?"

Tanya Ndaru kepada lukman,

"Itu tuh artinya adalah orang yang belum mati di larang masuk Ru...."

Sahut Sarip dengan sompral nya secara asal asal an.

"Husssshhhhh....."

"Ngawur kamu Rip, Kalau ndak salah tulisan arab itu baca nya Inalilahi wa inna illaihi rioji'un yang artinya Semua yang berasal dari Allah akan kembali kepada Nya...."

Sergah Jinan untuk membenarkan jawaban ngawur Sarip.

"Jadi itu seperti pesan kematian ya Man, seperti kicau burung kedasih dan suara gagak saat malam hari."

Sergah Jinan untuk menbahkan.

"Yaaa kurang lebih nya seperti itu nan...."

Sahut Lukman.

"Kalau suara burung hantu man?"

Timpal Sarip

"Burung hantu mah hampir tiap malam pasti tersengar rip, tuh kamu lihat di batang pohon randu alas di sana. Di sela sela nya kan banyak lubang tuh...."

"Di dalam nya itu sarang nya burung hantu semua. Ada banyak di situ, kadang menclok ke pohon asem juga kok."

Kata lukman lagi.

"Gila bener, keluarga mu benar benar mental nya kuat mau mau mau nya tinggal di depan makam gini."

Kata Ndaru sambil terkagum kagum.

"Yaaahhhh memang di sini lah tempat tinggal kami Ru, mau gimana lagi."

"Asal tidak mengganggu kami sih ndak ada masalah."

Kata lukman.

"Malahan orang yang bukan asli sini yang biasanya di ganggu."

Tambah nya

"Siapa man yang pernah di ganggu?"

Tanya Jinan

"Aku ingat dulu ada penjual sate ayam keliling yang pernah di ganggu di sini."

"Kejadian nya sekitar jam sepuluh malam, kami sudah tidur di dalam sampai tiba tiba terdengar suara krincingan yang biasanya di taruh di roda gerobak sate ayam berbertuk lancip di ujung nya seperti perahu tuh sebagai penanda saat keliling menjajakan dagangan nya."

"Krincing, krincing,krincing......"

"Teeee sate....."

"Lha kok malam malam gini ada tukang sate lewat depan rumah, suara nya juga menuju ke makam samping rumah...."

Kata bapak ku.

"Emak meminta bapak untuk memeriksa nya ke depan, tapi bapak ndak mau."

"Kata nya nanti juga balik ke depan gang kalau tau di samping rumah kita adalah makam dan tak ada rumah lagi."

"Tapi lha kok suara nya semakin menjauh, logika nya kalau tukang sate nya putar balik kan suara nya terdengar lagi saat lewat depan rumah."

"Setelah cukup lama tiba tiba kami mendengar suara teriakan"

"Tolooooooong, tolooooonggggg...."

Suara minta tolong itu terdengar jelas di telinga kami.

"Nah bapak langsung bangun dari tempat tidur dan berjalan kedepan untuk keluar, rupa nya tetangga ku juga ikut mendengar dan berhamburan keluar rumah.

"Siapa itu yang teriak teriak minta tolong di dalam makam, ayo kita lihat...."

Kata para tetangga.

"Setelah di datangi para warga, gemparlah kami semua saat mendapati sebuah gerobak sate lengkap dengan petromak sebagai pencahayaan nya yang berada di tengah tengah kuburan."

"Kalian tau bagaimana keadaan si penjual nya, dia sedang meringkuk di bawah gerobak nya dengan gemetaran saat di sorot menggunakan lampu senter."

"Kalian bisa bayangkan ndak, padahal makam di sini kan sudah sangat rapat oleh batu nisan, bagaimana bisa gerobat sate nya masuk sampai ke tengah sana coba."

Kata Lukman dengan ekspresi keheranan, mereka bertiga hanya geleng geleng kepala mendengar nya.

Jadi rupa nya si oenjual sate malam itu melihat kalau di dalam makam itu ada pemukiman dan warga nya sangat ramai, mereka membeli sate milik nya, gerobak yang ia dorong juga mulus mulus saja tanpa kepentok apa apa.

"Nah saat sudah selesai melayani para pembeli yang kata si penjual wajah nya datar dan pucat semua, baru lah dia sadar kalau di sekeliling nya terhampar kuburan dengan begitu banyak batu nisan.

Dia ketakutan sampai dengkul nya lemas tak bisa berlari. Kata nya wajah orang orang yang membeli sate berubah menjadi sosok sosok mengerikan dan jumlah nya banyak.

"Bapak ku dan para warga membantu mengangkat gerobak sate tersebut karena memang tak mungkin bisa di dorong melewati makam makam ini."

Mendengar cerita lukman, mereka bertiga mulai ketakutan, apa lagi cerita nya persis di dalam makam tempat kejadian perkara.

"Sudah man, aku jadi takut lama lama di sini...."

"Yuk balik aja lah."

Kata sarip yang terlihat ketakutan sambil celingak celinguk ke sekitar makam.

"Masih siang gini kok Rip, masak kamu takut...."

"Kata nya mau main wayang lagi?"

Tanya Lukman kepada sarip, seperti nya lukman masih punya banyak cerita yang ingin ia ceritakan kepada mereka bertiga.

"Besok saja lagi lah man, aku takut nih...."

"Ayo Nan, Ru kita balik aja. Nanti di cari in lho."

Ajak nya sambil beralasan.

Mereka berdua menuruti ajakan Sarip karena rasa setia kawan, sebenar nya Ndaru dan Jinan masih kerasan berada di makam itu dengan lukman.

Karena rasa solidaritas akhir nya jinan dan Ndaru pamitan bersama sarip kepada lukman untuk pulang, niat awal mereka untuk menantang main wayang dengan lukman malah di urung kan.

Lukman.....

Seorang anak yang keberanian nya benar benar di luar nalar, urat takut nya seolah sudah putus.
bejo.gathel
irvansadi
Araka
Araka dan 17 lainnya memberi reputasi
18
Tutup