tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#53
Part 15
"Itu siapa Rip?"

"Kok aku baru kali ini melihat nya...."

Tanya jinan kepada sarip perihal seorang anak yang baru saja dia lihat di kelas.

"Dia Anak Baru Nan, nama nya Ndaru"

"Ini adalah hari pertama dia di sini."

Jawab Sarip sambil duduk di bangku nya, Berbeda dengan Sarip dan Jinan yang berkulit sawonmatang, Ndaru adalah seorang anak dengan kulit berwarna kuning langsat, bersih dan mulus, rambut nya selalu rapih dan klimis.

"Ow...."

"Kelihatannya dia anak orang kaya Rip."

Celetuk si Jinan.

"Persis....."

"Ndaru memang anak dari juragan pabrik kerupuk yang ada di desa kita Nan, dia awal nya tinggal di rumah sang nenek. Tapi akhir nya di boyong orang tua nya kesini sekalian."

Ujar si Sarip kepada Jinan sambil melihat ke arah Ndaru.

Pesona nya membuat murid murid perempuan tertarik untuk duduk di samping nya,

Ndaru yang merasa risih dengan lantaran di kerumuni cewek cewek akhir nya memilih untuk pindah duduk mendekati bangku sarip dan jinan.

"Halo, kenalin...."

"Aku Ndaru, murid baru di sini."

"Halo juga ru, Aku Jinan dan ini Sarip."

"Yo'i bro, salam kenal...."

Sahut Sarip.

Setelah berkenalan, Ndaru duduk di belakang bangku Jinan dan Sarip.

"Kamu sudah benar benar merada baikan Rip setelah kejadian di blumbang itu?"

Tanya jinan kepada sarip, seperti nya Ndaru ikut mendengarkan.

"Sudah ndak apa apa kok nan, ndak usah di bahas lagi ya. Aku takut kalau mengingat nya."

Kata Sarip.

"Takut, memang nya kenapa ki rip kok takut?"

Celetuk Ndaru yang ikut mendengar perbincangan jinan dan sarip.

"Ndak apa apa Ru, nggak penting juga kok."

Kata Sarip menutup nutupi kejadian ketika nyeser ikan di blumbangan punden.

"Aku jadi penasaran, ada kejadian apa sih Nan kok sampai si sarip trauma gitu?"

Jinan terdiam sambil mengelus elus dagu seolah sedang merangkai kalimat yang tepat untuk menjelaskan kepada Ndaru.

"Itu lho Ru, kemarin si Sarip habis kesambet pas nyeser ikan di dekat punden desa."

Kata jinan.

"Sttttttttt....."

Dengan sigap sarip menyuruh jinan menghentikan cerita nya kepada Ndaru dengan cara mencubit pinggang jinan.

"Awwww, aduhhhh...."

"Iya rip...."

"Iya aku diam."

Kata jinan sambil meringis kesakitan.

"Nyeser ikan?"

"Di sana ikan nya banyak ya, kebetulan aku suka banget memancing, nanti kita kesana yuk mancing ikan."

Dengan enteng nya Ndaru mengajak jinan dan Sarip ke punden tersebut tanpa rasa takut. Wajar lah karena ndaru adalah anak baru dan belum tahu apa apa mengenai punden tersebut.

Jinan dan Sarip saling memandang swakan tak percaya dengan ajakan Ndaru.

"EMOH!!!!!!"

Mereka berdua serempak menolak ajakan Ndaru untuk memancing di tempat tersebut karena sudah kapok



"Nanti aku beli in joran deh buat kalian berdua."

"Gimana?"

Ajak Ndaru lagi dengan mengiming imingi mereka joran.

"Piye yo....."

Kata sarip dengan nada bimbang karena seperti nya dia tertarik dengan tawaran si Ndaru.

"Ndak Ru, kalau mancing di sana. Aku nggak mau, takut...."

Jinan dengan lugas menolak nya.

"Bagaimana kalau kita tetap memancing, tapi lokasi nya jangan di punden wetan Nan."

Sarip mendapatkan sebuah ide.

"Kalian teman baru nya Ndaru ya?"

"Sebentar biar aku panggil kan."

Ucap beliau dengan ramah.


"Itu ibu nya Ndaru ya Rip?"

Tanya Jinan kepada sarip.

"Iya paling nan, wajah nya ada mirip mirip nya soal nya."

Kata sarip.

Tak berselang lama muncul lah Ndaru dari arah dalam rumah bersama wanita tersebut.

"Nan, Rip....."

Panggil Ndaru ke arah mereka berdua sambil melambaikan tangan.

"Ayo Ru...."

Teriak sarip kepada Ndaru yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Tunggu sebentar...."

"Mah, Ndaru minta uang dong."

Kata nya kepada wanita berjilbab tersebut yang ternyata memang ibu nya ndaru.

"Nih....."

Beliau memberikan dua lembar uang dengan pecahan lumayan besar kepada Ndaru.

"Makasih mah...."

Ucap ndaru.

"Hati hati ya nak...."

Kata sang ibu kepada nya.

Ndaru mengambil sepeda nya yang masih terbungkus plastik bubble di bagian stang nya, seperti nya baru keluar dari toko.

"Yuk kita berangkat mancing."

Ajak Ndaru kepada jinan dan Sarip.

"Ayo Bos, lets go...."

Kata Sarip sambil memegangi perut nya yang sudah full tank, meski begitu di tangan nya terdapat buah apel yang sudah ia cokot sebagai makanan penutup mulut.

Mereka bertiga berpamitan kepada Ibu nya Ndaru dan bergegas pergi ke sungai yang berada di sebelah utara desa sambil menenteng joran dan kresek berisi umpan dan serep mata kail.

"Mau mancing di sebelah mana ini?"

Tanya ndaru kepada jinan dan Sarip ketika sampai di atas jembatan.

"Itu tuh Ru, di sana saja. Tempat nya teduh...."

Kata Sarip sambil menunjuk ke sebuah pohon Dadap berukuran cukup besar, pohon dadap ini mirip seperti pohon randu alas yang ukuran lingkar batang nya bisa benar benar besar, di desa tersebut terdapat pohon randu alas seukuran sepuluh orang dewasa yang saling merangkul kalau mengelilingi batang pohon nya. 

"Oke, ayo kita turun ke sana, tuh ada jalan setapak nya juga kok."

Kata ndaru, jinan celingak celinguk memperhatikan sekeliling nya, dia merasa tak asing dengan tempat tersebut.

Sesampai nya di bawah pohon dadap yang berada di tepi sungai, mereka berriga langsung menyiapkan jorsn untuk memancing.

Ndaru yang pertama kali selesai dan mulai memancing di susul oleh jinan dan Sarip.

"Yessss, dapat....."

Ndaru menyentak kan joran ketika pelampung nya bergerak pertanda umpan nya di gondol ikan.

Seekor ikan mujair berukuran sedang berhasil dia dapatkan.

"Satu kosong kosong...."

"Hahahahaha...."

Wah kalah cepat kita Nan."

Celetuk si Sarip kepada jinan mendapati ndaru yang pertama mendapatkan ikan.

"Taruhana nih ikan nya...."

Kata ndaru sambil memegang ikan mujair di tangan nya sambil mencari sesuatu untuk menaruh nya, dia berjalan ke bawah pohon dadap lantaran melihat plastik hitam berisi bunga bunga an.

"Apa an ini kok ada bunga, telur sama bubur merah putih di bawah pohon."

Kata Ndaru saat mengambil plastik itu, kaki nya menendang nendang sesaji tersebut. Bahkan mengambil telur berwarna putih dan melemparkan nya ke arah jinan dan Sarip.

"Nih buat kalian yang belum dapat ikan."

"Prakkkk...."

Telur tersebut langsung pecah karena di lemparkan oleh ndaru.

"Telur apa itu ru, jangan aneh aneh kamu di sini."

Kata jinan krpada ndaru.

"Ini, aku dapat di bawah pohon."

Kata ndaru sambil menendang bubur di bawah nya sampai berantakan.

"Heh, itu sesaji Ru. Jangan macam macam kamu."

Teriak Sarip yang melihat kelakuan Ndaru.

"Halah...."

"Masih percaya saja kalian sama yang begitu."

"Sudah biarin aja, kita lanjut memancing."

Kata Ndaru sambil menenteng kresek berisi ikan dan melanjutkan mancing.

Sudah sejam memancing, jinan dan sarip hanya mendapatkan dua ekor ikan betok. Sedangkan Ndaru sudah dapat banyak ikan di dalam kresek nya. 

Suara Orang mengaji mulai terdengar dari arah masjid, menandakan bahwa sudah masuk waktu sholat jumat.

"Mancing nya sudah dulu Rip, Ru...."

"Ayo pulang, kita jumatan ke masjid."

"Ajak Jinan kepada dua teman nya.

"Iya nan, aku beres in joran dulu...."

"Hari ini si Ndaru sedang beruntung. Plastik nya sudah hampir penuh sama ikan tuh, sedangkan kita cuma dapat lima."

Kata Sarip sambil menggulung reel pancing di tangan.

Ndaru hanya cengar cengir mendengar nya,

"Ayo Ru, kita jumatan dulu. Nanti mancing lagi."

Ajak Jinan kepada Ndaru.

"Ndak ah, kalian saja duluan. Aku masih pengen mancing di sini. Mumpung ikan nya lagi pada lapar ini."

Kata nya sambil mengamati pelampung di permukaan air.

"Beneran nih ndak apa apa kalau kami tinggal kamu sendirian?"

Tanya Sarip yang sudah menaiki sepeda nya bersama Jinan.

"Iya bawel, sudah sana, kalian duluan...."

Celetuk ndaru.

Jinan dan Sarip akhir nya pulang meninggalkan Ndaru di sungai seorang diri.

Ntah kenapa hari itu Ndaru benar benar mujur, kail nya terus terusan neter di gondol ikan tanpa henti hingga membuat nya lupa waktu.

Suasana benar benar sepi, hanya suara angin yang membelah keheningan.

Hingga tiba tiba....

"Dummmmmmm...."

Terdengar suara dentuman dari arah bawah sungai.

Ndaru sempat terkejut mendengar nya, tapi dia tetap cuek melanjutkan mancing.

Ketika ia memperhatikan pelampung, tiba tiba permukaan air sungai terdapat buih yang menyembul ke atas, semakin lama semakin banyak, air sungai yang tenang langsung berombak seperti ada mahluk yang hendak muncul ke permukaan.

"Apa itu...."

Kata Ndaru yang mulai ketakutan.

Samar samar ia melihat benda berwarna hitam dengan moncong seperti ular di dalam air, ukuran nya sebesar dua telapak tangan.

Perlahan semakin jelas terlihat,

"Ular....."

"Kepala ular....."

"Besar sekali...."

Batin Ndaru dengan ekspresi ketakutan.

Dia meletak kan joran nya begitu saja dan merangkak ke belakang.

Saat hendak lari, tiba tiba....

"Beeettttttt......"

Benda berupa ekor ular berukuran sebesar lengan menyabet dan melilit dada nya,

"Toooo...."

"Tolong....."

Teriak Ndaru, dia terjatuh dan terseret sampai ke tepi sungai, kaki nya sudah masuk ke air. Dengan sekuat tenaga ndaru mencoba meraih akar pohon yang ada di tepian.

"Plekkkkk....."

Ndaru tak sadarkan diri.

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 08-12-2022 15:40
ahmadhelmi157
Araka
belajararif
belajararif dan 18 lainnya memberi reputasi
19
Tutup