brandalbrutalAvatar border
TS
brandalbrutal
Mengintip Desa Wisata Hanjeli di Waluran
Agan dan sista pernah tahu 'hanjeli'? Hanjeli atau jali-jali adalah salah satu tanaman serealia kaya karbohidrat yang banyak tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Nama ilmiahnya adalah Coix lacryma-jobi. Dalam bahasa Inggris, hanjeli disebut 'adlay'.

Hanjeli memiliki banyak manfaat dan kelebihan, di antaranya bebas gluten, indeks glikemik rendah, kandungan protein yang lebih tinggi daripada beras, tinggi kalsium, memiliki kandungan bioaktif yang baik untuk memerangi sel kanker, dan masih ada banyak lagi manfaatnya. Lalu, kenapa hanjeli kalah populer dibanding beras atau padi? Rupanya masa tanam hanjeli yang lebih lama daripada padi membuat petani lebih tertarik membudidayakan padi.

Salah satu spot di Desa Wisata Hanjeli
 Sumber: Instagram @desawisatahanjeli

Meski hanjeli kalah pamor dibanding padi, Asep Hidayat Mustofa sudah sejak tahun 2010 merintis Desa Wisata Hanjeli di Waluran, Kabupaten Sukabumi. Kebetulan kampungnya juga tidak jauh dari kawasan wisata Geopark Ciletuh sehingga membuatnya lebih mudah dikenal oleh wisatawan. Upaya Abah Asep (sebutan akrab Asep Hidayat Mustopa) saat memulai usaha tersebut tidak sepenuhnya mulus. Ia juga sempat mengalami jatuh bangun. Namun, berkat kegigihannya, ia berhasil membuat hanjeli dilirik dan memiliki banyak peminat, salah satunya dengan cara memperluas pasar melalui dunia maya. Di tahun 2015, dengan maraknya penggunaan platform jual beli digital, Abah Asep mencoba menjual produk olahan hanjeli dan rupanya cukup laris.

Penampakan salah satu jenis pohon hanjeli
Sumber: Instagram @desawisatahanjeli

Melihat pangsa pasar yang cukup bagus, Abah Asep mulai percaya diri mengajak warga di sekitarnya untuk bersama-sama menanam dan membudidayakan hanjeli. Namun, tentu saja tidak semua warga merespon ajakan itu dengan baik.

“Awalnya warga memang tidak begitu respon, bahkan mengolok-olok. Namun setelah mengetahui menanam Hanjeli bisa bernilai ekonomis. Perlahan warga mengikuti menanam Hajeli. Waktu itu, penanamanya hanya dengan tumpang sari di ladang padi ataupun di kebun jagung,“ cerita Abah Asep.

Abah Asep tidak sekadar menanam dan menjual hanjeli. Ia juga membangun daerahnya dengan konsep desa wisata yang edukatif. Jadi, para wisatawan bukan hanya bisa melihat-lihat lahan pertanian hanjeli dan membeli produknya, namun juga dapat ikut mempelajari cara menanam hanjeli dan membuat olahannya. Abah Asep melibatkan lebih dari 100 perempuan untuk ikut dalam budidaya hanjeli. Hal ini tentu meningkatkan kesejahteraan keluarga di sekitar Desa Wisata Hanjeli.

Lalu, apa saja hasil olahan hanjeli? Ini beberapa di antaranya:

Rengginang Hanjeli
Sumber: Instagram @hanjeliabahasep

Bubur Hanjeli
Sumber: Instagram @hanjeliabahasep

Aksesoris
Sumber: Instagram @desawisatahanjeli

Tepung Hanjeli & Cookies
Sumber: Instagram @desawisatahanjeli

Di antara semua itu, saya baru pernah mencoba bubur hanjeli. Rasanya agak mirip bubur merah, tapi hanjeli memiliki tekstur sedikit kenyal dan bentuknya bijinya bulat.

Selain menghasilkan olahan tersebut, Desa Wisata Hanjeli juga turut berupaya mengembangkan hanjeli melalui kerja sama penelitian dengan beberapa perguruan tinggi seperti IPB (Institut Pertanian Bogor), Universitas Padjadjaran Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, dan lain-lain. Sekolah tingkat SD hingga SMA juga banyak yang mengadakan study tour ke desa ini untuk refreshing sekaligus mendapat ilmu baru.

Abah Asep saat menjadi bintang tamu di salah satu talkshow TV
Sumber: Instagram @desawisatahanjeli

Ketekunan Abah Asep dalam membudidayakan hanjeli telah diakui banyak pihak dan diganjar dengan berbagai penghargaan, salah satunya SATU Indonesia Award 2021 dari Astra untuk bidang kewirausahaan. Berbekal ilmu dan kerja keras, Abah Asep bisa meningkatkan pamor sekaligus nilai jual hanjeli. Ia juga berkolaborasi dengan masyarakat sekitar untuk turut memajukan kesejahteraan desanya, bukan hanya memperkaya diri sendiri. Hal lain yang membuat usahanya tidak tumbang adalah selalu jeli melihat peluang, tidak takut berinovasi dan berkreasi serta selalu bangkit berjuang meski semangatnya sempat patah karena berbagai hal.

Dari semangat Abah Asep, kita belajar bahwa segalanya butuh proses, tidak bisa tercapai begitu saja tanpa usaha dan bantuan. Meski usia Abah Asep masih di angka 30-an, ia sudah bisa sukses meningkatkan kesejahteraan banyak orang di desanya. Jadi, kita juga tidak perlu takut memulai usaha meski usia masih muda, yang penting mau bekerja keras. Tidak perlu menunggu senior dan menunggu banyak gelar akademik bersanding pada nama kita, baru merintis usaha. Untuk yang bercita-cita atau sudah memulai usaha, yuk semangat belajar, berinovasi, dan beraksi agar cita-cita dan kesuksesan menjadi kenyataan.


Sumber:
1. https://radarsukabumi.com/kabupaten-...engganti-padi/
2. https://ketik.unpad.ac.id/posts/1019...aman-hanjeli-1


Diubah oleh brandalbrutal 14-12-2022 17:19
bang.toyip
azhuramasda
kyoshihamz
kyoshihamz dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.4K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ytbjtsAvatar border
ytbjts
#8
Ane baru tau hanjeli. Ini bisa pengganti beras tidak? Kayak ghorsum
brandalbrutal
brandalbrutal memberi reputasi
1
Tutup