tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#16
Part 3
"Pak, tunggu anak mu sebentar, aku mau ke kamar mandi...."

Ucap sri sambil membuka pintu kamar, sri melangkahi tubuh pardi yang sedang tiduran di lantai beralaskan karpet sembari menonton tv.

"Iya Bu, tutup lagi pintu nya."

Sahut Pardi tanpa menoleh ke arah istri nya.

Si kecil Jinan tampak terlelap dengan snyenyak bersama Rani kakak nya yang meringkuk di sebelah adik nya sambil mengenyot jempol.

Sesekali Pardi mendongak ke atas dipan guna memastikan bahwa kedua anak nya masih tertidur dan tidak di hinggapi nyamuk.

Pardi yang sedang asik menonton tv dengan volume lirih tampak fokus memperhatikan lauat kaca tanpa menyadari sekitar kamar nya.

"Cklekkkkk......"

Suara pintu kamar terbuka, pardi hanya melihat sekilas ada wanita yang masuk ke dalam kamar melalui ekor mata nya.

"Kebiasaan si ibu, kalau buka pintu nggak di tutup lagi."

Gumam Pardi.


"Hikkkk, hikks...."


"Oeeeekkkkk....."

Terdengar suara rengekan dan tangis jinan di atas kasur.

Tapi hanya sebentar saja lalu terdiam,

"Mungkin sudah di susui oleh ibu nya."

Kata Pardi di dalam hati tanpa mengecek anak nya yang sedang tidur.

Beberapa lama berselang tiba tiba dari arah pintu kamar yang terbuka setengah karena tadi tidak di tutup lagi oleh sri, Pardi mendapati istri nya yang masuk ke dalam kamar.

Pardi langsung gelagapan dan bangkit dari posisi nya yang semula tiduran di lantai kamar untuk melihat kedua anak nya.

"Kamu kenapa pak, kok kaya orang kesetanan gitu?"

Tanya Sri yang keherananelihat kelakuan suami nya tersebut.

"Lho Buk, kamu kan tadi sudah masuk ke kamar?"

Kata pardi dengan nada panik dan ekspresi wajah kebingungan.

"Masuk kamar?"

"Mana ada pak, lha wong aku saja baru selesai BAB di kamar mandi kok."

"Ngawur kamu...."

Sanggah sri kepada suami nya.

"Beneran bu, tadi aku lihat sekilas ada yamg membuka pintu kamar lalu masuk dan naik ke atas dipan."

"Tuh kamu kan lihat sendiri pintu kamar yang tadi kau tutup sekarang terbuka setengah."

"Pikir ku itu tadi kamu yang masuk, soal nya kan kebiasaan mu suka lupa menutup pintu lagi."

Kata Pardi menjelaskan dengan seksama kepada istri nya.

"Iya pak, tadi aku lihat pintu kamar memang sudah terbuka. Aku kira kamu yang keluar ambil minum."

Kata Sri.

"Lantas siapa yang tadi masuk ke kamar pak?"

Tambah nya lagi.

Sepasang suami istri itu mulai mengeluarkan keringat dingin dan saling memandang.

"Lho Sri, ini kan popok nya si Jinan. Masih basah kena omopol nya...."

Ucap Pardi kepada istri nya sambil memegang popok bayi berwarna biru ysng tergeletak di sebelah bayi nya.

"Iya pak, tadi popok itu kan aku yang ganti saat jinan pup."

"Kok jinan sudah berganti popok berwarna kuning, siapa yang ganti in popok nya?"

Tanya sri kepada pardi, mereka berdua benar benar di buat bingung dan keheranan malam itu perihal kejadian yang menimpa bayi nya.

"Tadi jinan memang merengek buk, aku pikir dia pipis atau haus, tapi tangis nya cuma sebentarlalu diam lagi."

"Tak kira in sudah kamu susui dia soal nya langsung tenang tanpa ada suara tangis."

Papar Pardi kepada sri.

Ya Allah pak....."

"Alhamdulillah anak kita tidak kenapa kenapa, kalau tadi jinan di culil wewe gombel atau mahluk lain nya gimana pak...."

Ucap sri sambil mendekap bayi nya yang tampak masih tertidur pulas.

Siapa yang masuk ke dalam kamar mereka dan mengganti popok si kecil jinan yang mengompol,

Malam itu pasangan suami istri tersebut tak bisa tidur karena takut terjadi hal hal yang buruk menimpa kepada anak nya.

"Clekkk, clekk, clekkk...."

Terdengar suara detik jam dinding yang sedang berputar, suasana malam yang begitu tenang dan hening benar benar sunyi sehingga detik jam dinding berbentuk masjid yang tertpel di tembok kamar pun dapat terdengar dengan jelas.

Jinan dan Rani di apit oleh pardi dan sri di atas kasur, sri berada di sebelah kanan jinan, sedsng kan pardi berada di sebelah kiri Rani anak sulung nya.

Pardi berbaring menghadap ke atas atap, mata nya begitu sulit terpejam.

Sedangkan sri memiringkan badan nya ke arah jinan sambil menopang kepalanya menggunakan tangan kiri.

"Pak, jinan terbangun...."

Pardi melirik ke arah bayi nya, kedua mata nya melek, seorang bayi yang baru saja terbangun di jam jam sepertiga malam tampak sedangerenggang kan badan mungil nya karena memang tidak di bedong.

Hal yang wajar untuk bayi jika setiap malam dia selalu terbangun, lantaran belum mengenali siklus pergantian hari.

"Iya bu, lucu ya si jinan kalau sedang merenggangkan badan."

Ucap pardi sambil tersenyum mengamati buah hati nya.

"Bakalan begadang malam ini pak..."

Kata Sri kepada suami nya.

"Yaaah mau gimana lagi buk, dulu ketika Rani masih bayi juga seperti itu, tiap malam ngajak begadang, lalu kalau pagi tertidur pulas banget."

Ucap Pardi sembari mengusap rambut anak perempuan nya dan mengecup kening Rani yang tertidur di samping nya.

Pandangan mata Jinan terus saja menatap ke arah pojok atas sudut kamar, sesekali ia tersenyum dan tertawa Cumiik seperti sedang di ajak ci luk ba seseorang.

"Pak, jinan kok tertawa sendiri seperti ada yang mengajak nya bercanda."

Kata Sri.

"Lihat deh pak, pandangan mata nya terus saja tertuju ke sudut atas kamar...."

Timpal sri.

"Paling tadi dia sedang bermimpi bul, teringet kembali jadi tertawa deh."

"Jinan kan masih bayi, jangkauan pandang mata nya belum terlalu jelas lah. Nggak mungkin dia melihat hal hal seperti itu..."

Sergah Pardi kepada istri nya.

Jinan masih saja tertawa dan sesekali menangis seperti anak yang sedang ketakutan.

Sri langsung sigap memberikan asi kepada buah hati nya supaya kembali tenang.

"Assolatuwasalamualaaikkkk....."

Terdengar suara tarkhim dari toa mushola yang berada tak jauh dari kediaman Pardi pertanda bahwa hari akan segera memasuki waktu subuh.

Baru saja terlelap sebentar, pardi terbangun lagi ketika mendengar suara kakek kakek yang melantunkan tarkhim dengan merdu.

Dia melihat Sri yang tampak sudah ketiduran sambil menyusui jinan si sebelah kanan nya.

Biarlah dia istirahat dulu, kata nya dalam hati.

Pardi bangun dari tidur nya dengan mata merah lantaran kurang tidur, dia dudul di tepi dipan sambil merentangkan kedua tangan nya,

"Kretekkkk, kretekkkk..."

Terdengar suara sendi sendi jari nya yang terasa kaku dan kebas lantaran posisi tidur nya yang kurang nyaman.

Pardi berjalan menuju kamar mandi yang berada di belakang rumah, terpisah dari bangunan utama.

Kamar mandi khas pedesaan dengan sebuah lubamg sumur di depan nya, dia menimba air dan mengisi sebuah gentong padasan untuk di gunakan cuci muka sekalian wudhu.

Suara adzan subuh berkumandang,

Setelah berganti pakaian dan mengenakan sarung tak lupa menyahut peci hitam yang terganting di sebelah lemari, pardi bergegas menuju langgar/mushola untuk sholat berjamaah.

"Buk, bangun...."

"Sudah subuh lho."

"Baoak mau ke musholah dulu."

Ucap pardi ketika membangun kan istri nya yang masih terlelap.

"Hoammmmpphhh...."

Sri baru saja terbangun dan mengupa sembari menutup mulut nya menggunakan tangan.

"Iya pak, gih ke mushola...."

"Keburu iqomah lho, nanti ketinggalan sholat jamaah nya."

Ucap sri kepada pardi.

"Iya buk, aku pergi dulu...."

Ucap nya.

Pardi keluar rumah, tak lupa dia mengunci pintu dan berjalan kaki menuju mushola.

"Kang, kang pardi tunggu...."

Teriakan suara seorang laki laki dari arah belakang pardi.

"Owalah, supri to...."

"Ayo lekas, keburu iqomah lho."

Sahut pardi.

Seorang laki laki yang usia nya sedikit lebih muda dari pardi berlari kecil mengejar pardi untuk bersama sama menuju mushola.

Dengan sigap Supri langsung merangkul pundak pardi karena postur nya memang lebih tinggi di banding kan tubuh pardi.

"Kamu kenapa kang, kok wajah mu terlihat kusut gitu?"

Tanya Supri saat mendapati wajah pardi yang lesu dengan kelopak mata yang memerah di terpa cahaya lampu penenrangan jalan.

"Biasa lah pri, begadang semalaman. Kan di rumah ada anak bayi."

Ucap pardi dengan nada lesu, sekilas dia teringat kejadian semalam yang tsrasa ganjil perihal bayi nya yang secara misterius tiba tiba berganti popok dengan sendiri nya, namun pardi urung menceritakan kejadian itu kepada supri.

"Ow iya, baru ingat aku kang. hehehehehe..."

Timpal Supri sambil terkekeh.

"Ini kan hari jumat kang, kamu libur kan kerja nya?"

Tanya supri kepada pardi.

Pekerja bangunan memang biasanya libur di hari jumat,

"Iya Pri, aku libur hari ini...."

Sahut pardi.

"Kamu masih menggarap rumah pak Tono yang berada di kampung sebelah?"

Tanya supri.

"Masih pri, sebentar lagi kelar kok. Tinggal finishing aja."

Jawab pardi.

"Istri mu kan belum mulai jualan sayur di pasar semenjak melahirkan, berarti hari ini kamu nggak ada kegiatan dong kang?"

Tanya supri lagi.

"Iya, kenapa memang nya...."

"Pasti mau ngajak mancing deh."

Celetuk Pardi yang dengan mudah langsung menebak arah pembicaraan supri.

Supri memang gemar sekali memancing, biasa nya Pardi selalu menjadi tandem nya kalau pergi memancing.

"Hehehehe, tau aja kamu kang kalau mau aku ajak mancing."

Ucap supri sambil cekikikan.

"Boleh tuh pri, lagian kan sudah 9 bulan lebih aku gantung joran lantaran istri ku ysng sedang hamil. Tangan ku sudah kaku karena sudah lama tak pegang joran."

Sejak istri nya hamil, pardi memang tak berani memancing. Menurut nya itu merupakan pantangan, dia tak mau menyiksa hewan

dengan cara memancing, takut terjadi apa apa dengan jabang bayi yang ada di kandungan istri nya.

"Mau najur gabus atau mancing mujair pri?"

Tanya pardi kepada supri, mereka sudah hampir sampai di mushola.

"Kita ngurek aja kang, ini lagi rame rame nya ngurek belut soal nya kan habis musim panen di sawah."

Kata Supri.

Ngurek adalah salah satu tehnik maemancing dengan target belut yang biasanya berada di dalam lubang lubang yang berada di tepi sungai, rawa atau pematang sawah.

Tehnik mancing nya tak perlu memakai piranti joran layak nya ketika memancing pada umum nya, hanya menggunakan kenur/senar dan mata kail khusus untuk belut, sedangkan umpan nyaemakai cacing.

"Wah asik tuh, sudah lama aku nggak makan sambal belit pri, ayok lah. Kamu ada spot bagus nggak?"

Ucap Pardi dengan antusias.

"Ada kang, nanti kita mancing di daerah pinggir kampung tuh. Area persawahan terbengkalai yang tergenang air, di situ belut nya monster monster."

Kata supri dengan suara menggebu gebu.

"Daerah pinggiran kampung dekat punden (makam keramat) itu ya Pri?"

Tanya Pardi sambil mengingat ingat lokasi yang supri maksud.

"Persis kang, gimana?"

Sergah supri,

"Di situ kan kata nya angker Pri."

Ucap pardi dengan nada ragu.

"Ahhhh, justru karena hal itu spot di situ jarang di jamah orang kang. Makan nya di situ belut nya gede gede...."

"kamu masih percaya aja sama yang kayak gitu kang. Kita permisi aja sama yang mbahureksa di tempat itu. InsyaAllha aman kok."

Kata Supri dengan penuh keyakinan.

"Yo wis lah, mantep saja aku pri, nanti setelah matahari nampak, kita siap siap nyari cacing dulu."

Kata Pardi.

"Siap kang, yuk kita jamaah dulu...."

Ajak Supri untuk segera masuk ke dalam mushola karena suara iqomah sudah terdengar.

Rencana dadakan Supri dan pardi untuk pergi memancing menjadi awal mula sebuah petaka yang akan mereka alami....

Bersambung-
aan1984
pilotproject715
belajararif
belajararif dan 21 lainnya memberi reputasi
22
Tutup