tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#395
Part 149
"Asalamualaikum....."

Terdengar ucapan salam dari depan rumah, siang itu aku sedang bersama emak di kamar nya, menonton tv sambil ngobrol dengan beliau.

"Waalaikum salam...."
Sahut ku dari dalam kamar.

Aku berjalan keluar untuk menemui tamu tersebut.

"Bu Sri to, monggo masuk bu....."

Ternyata suara tersebut adalah Ibu nya Antok, teman baik ku sejak masih TK dulu. aku biasa memanggil beliau Bu Sri.

"Ada apa bu, kok seperti nya ada hal penting?"
Tanya ku kepada beliau ketika duduk di ruamg tamu.

"Ini lho Win, aku mau minta tolong untuk membagikan undangan ibu ibu PKK nanti sore."

"Antok kan sekarang kuliah di semarang, di rumah nggak ada orang."

"Kamu bisa nggak?"
Ucap beliau.

Setelah lulus SMA, antok memang melanjutkan pendidikan nya di perguruan tinggi negeri ysng berada di daerah semarang mengambil jurusan hukum.

"Ow iya Bu, bisa kok. Kebetulan saya sedang tidak ada acara, hehehehe"

Jawab ku.

Bu sri memberikan satu bendel undangan untuk ibu ibu PKK RT, aku memang sejak kecil sudah biasa mendapatkan tugas untuk membagikan undangan acara selametan, pengajian dan acara acara lain. Sudah sangat hafal dengan warga di kampung ku.

"Antok belum selesai ya Bu kuliah nya?"
Tanya ku sekedar basa basi.

"Biasa lah win, teman mu itu kan memang anak nya masih suka mendaki gunung, study nya jadi sedikit terbengkalai deh. Kata nya sih mau ke mahameru minggu besok."
Kata beliau.

Antok memang sejak masih SMA sudah aktif masuk menjadi anggota pecinta alam, dia hobi naik gunung.

"Waahhh hebat antok, mau muncak ke mahameru bu."
Ucap ku kepada beliau.

"Nggak nyangka waktu cepat berlalu win, dulu kamu sering main ke rumah. Nonton tv atau main game sama antok"

"Sekarang tau tau udah pada gede, kamu sekarang kerja di mana."
Tanya beliau.

"Iya buk, sekarang saya sedang nganggur masih cari cari kerja, hehehe"
Jawab ku.

"Semangat ya cari kerja nya, emak mu sedang istirahat ya win?"
Tanya beliau.


"Emak ada di kamar nya bu, tadi sih sedah sejak pagi di teras untuk berjemur."

Jawabku.

"Yo wis kalau gitu, biar istirahat emak mu."

"Aku mau langsung pamit ya, terima kasih lho sebelum nya win, maaf sudah merepotkan."
Kata beliau.

"Iya buk, nggak repot kok....."

Ketika hendak keluar, bu sri memberikan selembar uang untuk ku sebagai rasa terima kasih, tapi aku menolak nya dengan halus.

Bu sri memang sosok yang baik, aku ingat ketika dulu waktu masih TK. Sekolah ku mengadakan kunjungan ke museum kretek, Makam sunan Kudus dan gedung DPRD naik delman, setiap siswa wajib ikut dan iuran sebesar 60 ribu rupiah.

Walau pun usia ku masih kecil saat itu aku sadar kalau emak pasti nggak punya biaua untuk mebayar iuran tersebut.

"Kamu ikut kan Win?"

Tanya antok kepada ku,

Aku hanya bisa diam, menggelengkan kepala pertanda bahwa aku nggak ikut.

Ketika pulang sekolah ternyata antok menceritakan perihal diriku yang nggak ikut kunjungan tersebut kepada ibu nya.

Saat aku berjalan keluar sekolah untuk pulang, bu sri memanggil ku.
Kulihat beliau sedang bersama antok untuk menuju ke kantor, mungkin hendak membayar iuran.

"Iya bu, ada apa...."
Ucap ku ketika menemui beliau.

"Nanti kamu ikut kunjungan ya bareng antok."
Ucap beliau.

Aku kaget mendengar ucapan beliau.

"Ndak bu, saya nggak ikut...."
Ucap ku.

"Nggak apa apa Win, kamu ikut saja. Biar aku yang membayar iuran mu sekalian sama antok."
Ucap beliau.

Aku masih ragu menerima nya, terlebih lagi aku belum ngomong ke emak. Beliau pasti melarang ku untuk menerima bantuan dari orang lain.

" Ya sudah, kamu pulang saja dulu."

"Ngomong ke emak mu kalau kamu nanti ikut kunjungan, di ajak sama ibu nya antok."
Kata beliau.

"Nggih bu, monggo...."
Ucap ku.

"Aku balik dulu ya tok..."

"Iya win, kamu ikut ya nanti sama aku...."
Kata nya.

Aku hanya diam saja dan pergi menuju ke rumah untuk pulang.

Sesampai nya di rumah, aku menceritakan kepada emak tentang aku yang di ajak bu sri untuk ikut acara kunjungan sekolah dengan antok.

"Le....."

"Kunjungan itu seharian lho nanti, emak mana bisa memberimu bekal atau uang saku. Kalau kamu kehausan atau lapar gimana?"
Ucap emak.

"Nanti juga di kasih jajan sama pihal sekolah kok mak...."
Ucap ku.

"Kamu tolak saja ya tawaran nya bu sri, emak nggak enak win..."
Kata emak.

"Iya mak...."
Aku hanya bisa menurut kepada beliau dan pergi ke belakang rumah untuk bermain.

Minggu pagi seperti biasa aku bermain ke rumah antok untuk nonton tv, acara kartun.

"Gimana win, kamu di ijinin sama emak mu?"
Tanya bu sri kepada ku.

"Emm...."

"Ndak bu, emak nggak mengizin kan. Kata beliau nggak ada biaya buat bayar iuran sama uang saku ku."
Jawab ku.

"Ya sudah kalau begitu...."
Kata beliau.

Setelah acara kartun sudah selesai, aku pamitan untuk pulang kepada antok dan ibu nya.


"Sebentar win, ini ada baju buat kamu. Kemaren aku beli buat antok. Sekalian aku beli in buat kamu...."
Ucap bu sri seraya menyerahkan plastik putih bergambar matahari berisi baju hem yang terlipat dengan bandrol ysng masih tergantung di baju nya.

"Terima kasih banyak bu...."

Aku menerima pemberian beliau dengan perasaan bahagia.

Belum pernah aku punya baju bagus ysng di beli dari mall.

Aku langsunh pulang ke rumah sambil berlari lari kecilengayun kan plastik di tangan ku ke depan dan ke belakang.

Seorang bocah dengan ekspresi penuh kegembiraan melebihi apa pun di masa itu.

"Mak......"

"Aku di kasih baju sama ibu nya antok, baju baru mak...."

Teriak ku kepada emak ketika sampai di rumah sambil menunjukan bungkusan plastik pemberian dari bu sri.

"Wahhhh, baju mahal pasti itu win...."
Ucap emak ketika melihat logo di plastik yang ku pegang.

"Aku boleh coba pakai nggak mak?"
Ucap ku kepada emak.

"Iya Le, coba kamu pakai...."
Ucap beliau.

Dengan antusias aku mengambil baru di dalam plastik dan membuka satu persatu kancing nya, sebuah hem berwarna biru bergambar snoopy dengan sebuah saku di dada sebelah kiri, aku memakai nya.

"Wah pas mak...."
Uxap ku kepada emak.

"Kamu gsnteng le pakai baju itu..."
Kata emak dengan tatapan sendu.

"Maaf ya le, emak belum bisa membelilan baju sebagus dan semahal itu selama ini."
Ucap beliau.

Aku yang tadi nya tersenyum bahagia mendadak terharu mendengar ucapan emak.

"Iya mak, nggak apa apa kok."

"Aku ngerti kalau kita ini memang oranf susah."
Ucap ku kepada emak.

Saat aku merogoh saku di dada, aku menemukan sebuah amplop putih.

Aku mengeluarkan amplop tersebut,

"Ini apa mak, kok ada di dalam saku baju?"
Tanya ku kepada emal sambil menunjukan amplop teraebut kepada beliau.

Emak mengambil amplop twrsebut dan membuka nya.

Aku lihat isi amplop tersebut, dua lembar uang kertas bergambar soeharto beserta secarik kertas berisi tulisan yang tak aku paham isi nya karena waktu itu aku belum bisa membaca.

"Uang siapa itu mak, apa itu milik ibu nya antok yang twrselip di situ?"
Tanya ku kepada emak yang sedang membaca secarik kertas tersebut.

Ku lihat air mata emak menetes saat membaca tulisan tersebut.

"Kamu besok bisa ikut kunjungan bersama teman teman sekolah le, ini pemberian dari ibu nya antok untuk mu."
Ucap emak dengan penuh haru.

Waktu itu aku benar benar menjadi seorang bocah yang paling bahagia di dunia....

Emak langsung mengajak ku untuk menuju rumah antok,

Kami menemui bu sri, emak tak henti henti nya mengucapkan terima kasih kepada beliau.

Antok dan keluarga nya adalah orang baik yang di kirimkan tuhan untuk diri ku.

Skip....

Setelah kurang lebih seminggu berlalu, akhir nya akuendaptkan panggilan untuk mengikuti interview di sebuah pabrik mebel yang terbilang bonavit, karena sudah menembus pasar ekspor.

Aku langsung mendapatkan interview dengan HRD tanpa melalui tes tertulis, surat pengalaman kerja ku selama dua tahun di bekasi memiliki andil besar ketika aku melamar kerja di perusahaan yang berada di dekat rumah Rena.

Emak mengucap syukur setelah mendengar kabar menggembirakan itu, aku juga langsung mengabari Rena.

"Yank, aku besok mendapatkan pqnggilan interview di pabrik mebel yang berada di dekat rumah mu...."

Ucap ku melalui telepon.

"Alhamdulilah...."

"Berjuang ya sayang, aku yakin kamu pasti bisa."
Kata Rena.

"Iya yank, doa in aku ya..."
Ucap ku.

"Pasti..."

"Ow ya, besok kamu pakai pakaian hitam putih?"
Tanya rena.

"Emmmm, tadi aku di bertahu dari pihak personalia kalau pakain nya rapi dan sopan. Berarti kan nggak harus hitam putih."
Ucap ku.

"Tak kira in pake hitam putih yank...."
Sahut rena.

"Untung nya nggak, soal nya aku nggak punya pakaian hitam putih yank, hehehehe...."
Kata ku.

"Sudah ku duga, kalau memang harus pakai hitam putih aku kan bisa cari in ke kios pakaian di pasar sekalian mau supplay ke sana juga aku nanti."
Ucap rena.

"Nggak usah yank."
Kata ku.

"Nanti sore ketemuan di dekat tempat kerja ku ya yank."
Ajak rena pada ku.

"Iya, nanti aku tunggu di tempat seperti biasa."
Kata ku.

"Sipppp, ya udah aku balik kerja lagi ya."
Kata rena.

"Iya yank, selamat bekerja...."
Ucap ku.

Aku membongkar bongkar isi lemari untuk mencari baju sebagai persiapan interview besok.

Setelah mengeluarkan beberapa kemeja dan hem, aku taruh di atas meja rencana nya mau ku setrika biar lebih rapi. Karena tak punta celana bahan, aku pakai aja celana denim berrwarna hitam untuk besok.

Setelah semua nya beres, sore nya aku menuju ke tempat kerja rena karena memang sudah janjian.

Ternyata dia sudah menunggu ku di tepi jalan seperti biasa,

"Yank, maaf ya nunggu...."
Ucap ku ketika bertemu dengan Rena.

"Iya nggak apa apa kok yank."

"Kamu besok pakai ini ya, sengaja aku beli in supaya tambah semangat interview kerja nya."

Kata rena sambil memberikan plastik berisi baju motif garis garis berwarna merah.

"Lho, malah ngrepotin yank..."

"Aku sudah ada kok di rumah."
Ucap ku.

"Nggak apa apa, aku memqng sengaja beli itu buat kamu yank..."

"Jangan di tolak."
Kata rena.

Dengan perasaan tak enak hati mau tak mau aku menerima nya.

"Besok di pakai beneran lho...."
Timpal nya.

"Iya yank, pasti."
Jawab ku.

Kami sempat makan terlebih dahulu di sebuah warung pecel lele kaki lima, setelah itu kami berpisah untuk pulang.

Besok nya,

Pagi pagi betul aku sudah bersiap siap untuk berangkat mengikuti interview kerja.

Sejak jam setengah tujuh aku sudah rapi, emak menyuruh ku untuk sarapan terlebih dahulu supaya bisa konsentrasi dalam mengikuti sesi interview.

Aku akan mulai interview j setengah delapan.

"Mak, minta doa nya ya supaya hari ini aku di lancarkan semua nya dan bisa di terima kerja."
Ucap ku kepada beliau sambil mencium tangan.

"Iya le, awali dengan bismilah...."
Pesan khas dari beliau.

"Iya mak, aku berangkat dulu."
Aku memohon ijin kepada emak.

Sesampai nya di deoan pos satpam aku mohon ijin kepada salah satu security perihal acara wawancara kerja.

Motor ku parkir kan di area parkir tamu, lalu berjalan menuju ke lobby untuk menemui personalia.

Aku di persilahkan duduk di sana menunggu di panggil pihak HRD,

Setelah menunggu akhir nya tiba waktu nta untuk masuk ke ruangan.

Aku di sambut oleh bapak bapak berkumis tebal dengan postur tinggi tegap mengenakan kemeja rapi.

Bersalaman dan di persilahkan duduk, sesi wawancara di mulai. Dengan mantap aku mampu menjawab semua wawancara dari baoak bapak tersebut.

Sesi wawancara berlangsung selama kurang lebih 15 menit, setelah pertimbangan dari si pewawancara.
Aku langsung di beri tahu kalau aku lolos.

"Alhamdulillah...."
Pekik ku secara spontan.

Besok aku akan tanda tangan kontrak kerja, langsung tanpa lewat outshorching.

Berkat doa dari emak dan orang orang yang ku sayang, segala urusan ku seperti di mudahkan oleh tuhan.

Seperti janji ku, setelah mendapatkan pekerjaan
Aku akan segera menemui kedua orang tua rena.

Singkat cerita aku sudah menandatangani kontrak kerja di pabrik tersebut selama 6 bulan kedepan, kata pihak HRD kalau absebsi dan pekerjaan ku baik. Maka aku akan langsung di angkat menjadi karyawan tetap.

Tiba lah hari dimana aku untuk pertama kali nya datang ke rumah Rena.

Sebuah rumah sederhana yang di bangun di atas tanah kavling yang berada di belakang sekolah Madrasah, terdapat hamparan lapangan voli di depan nya.

Rena menyambut ke datangan ku, ada pria paruh baya berperawakan tambun yang sudah duduk di ruang tamu.

"Pak, ini lho yang nama nya mas galih...."
Kata Rena kepada beliau memperkenalkan diri ku.

"Iya ndhuk, sini mas silahkan duduk...."

"Maaf kalau gubuk kami ini tidak terlalu mewah."
Ucap beliau.

Iya pak...."
Ucap ku sambil berjabat tangan dan duduk di ruang tamu.

"Ndhuk, sana buat ib minum buat galih."
Suruh beliau kepada rena.

"Buuu, ini lho ada tamu...."
Teriap bapak nya rena memanggil sang istri.

"Iya pak...."
Keluar lah seorang ibu ibu betubuh kurus dengan postur tinggi menyambut kehadiran ku.

"Wah, ini to calon nya Rena."
Kata beliau.

"Iyo buk, nama nya Galih."
Timpal sang bapak.

Aku langsung berdiri dan bersalaman kepada ibu nya rena.

Dari balik tirai, ku lihat seorang perempuan muda sedang mengintip.

Dia adalah adik kandung Rena, rena ini dua bersaudara.

Kami ngobrol banyak hal, bahkan sampai ikut makan bersama di sana.

"Sekarang kamu kan sudah kerja, insyaallah bisa menafkahi anak saya."

"Kira kira kapan orwng tua mu silaturahmi kesini galih?"
Ucap bapak nya rena.

"Kok buru buru to pak...."
Sahut sang ibu.

"Yo ndak apa apa lah buk, niat baik kan harus di segerakan. Iya nggak bak galih?"
Kata beliau.

Aku tangsung tersedak mendengar ucapan beliau karena sedang menenggak teh yang Rena suguh kan,
Rena yang melihat ku langsung tersenyum.

Rasa nya seperti di todong,

"Insyaallah bulan syawal nanti saya akan ajak keluarga untuk sowan kesini pak."
Jawab ku. Padahal aku belum ngomong ke emak perihal ini.

"Kalau sudah saling mengikat kan nggak jadi pergunjingan orang nak."

"Bapak tunggu kedangan keluarga mu lho..."
Kata beliau.

"Iya pak...."
Ucap ku.

Aku nggak menyangka hubungan ku dengan rena seperti di lancarkan oleh tuhan tanpa hambatan suatu apa pun.

Sudah waktu nya aku mulai menata masa depan ke arah ysng lebih serius,

Bismilah........
Diubah oleh tetes.tinta 28-10-2022 17:58
kyo_shiro_hu
pulaukapok
suryaassyauqie
suryaassyauqie dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup