tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#392
Part 148
3 Mei 2014,

Sore itu adalah pertama kali nya aku janjian untuk jalan bersama dengan wanita yang tempo hari baru ku kenal,

Setelah bertukar nomor hp ketika di pasar, kami mulai saling berkirim pesan dan sesekali berbincang melalui telepon. Proses awal perkenalan seperti biasa....

Setelah beberapa saat menunggu di bahu jalan, suara klakson dari arah belakang membuat ku menoleh dan mendapati perempuan dengan senyum nya yang khas sedang berada di atas motor nya.

Rena.....

Dia baru saja pulang dari tempat nya bekerja.

"Hai....."

"Sudah lama ya nunggu nya?"

Ucap nya sambil membuka kaca helm transparan di wajah ketika motor nya berada di sisi sebelah kanan ku tanpa mematikan mesin.

"Nggak kok, paling sekitar 10 menit an."

Jawab ku.

"Mau kemana emang nya, jangan jauh jauh ya.
Soal nya aki tadi ijin ke bapak untuk keluar sebentar...."
Kata nya.

"Ada referensi nggak, atau kita ke taman daerah GOR saja...."
Ucap ku kepada nya.

"Ya udah, tapi masa kita bawa motoe sendiri sendiri udah kaya kamu konvoi aja."
Kata Rena.

"Tadi aku tawar in buat jemput di tempat kerja kamu nys nggak mau sih,
Kan motor mu bisa di tinggal dulu di sana."
Kata ku.

"Ya udah, kita ke parkiran deket pasar aja. Di situ kan ada yang buka parkir 24 jam, daripada pake motor sendiri sendiri."
Kata nya.

"Yo wis, ayo kamu duluan biar aku ikut in dari belakang."
Sahut ku.

Aku mengikuti rena dari belakang, sesekali ku lihat dia melirik ke arah kaca spion motor nya mencari keberadaan ku.

Setelah motor nya ia parkirkan di dekat pasar, rena aku bonceng untuk menuju ke daerah GOR untuk sekedar ngobrol di sana.

"Ya Allah, motor mu tinggi banget sih Gal. Susah tau naik nya..."
Kata nya sambil menurunkan pijakan untuk naik ke belakang ku.

Sore itu rena memakai celana denim dan kemeja berwarna merah di balut dengan jaket berbahan senada dengan celana yang ia kenakan.

Masih ada rasa canggung ketika kami berboncengan di jalan, maklum lah karena hari itu adalah pertama kali nya kami jalan.

Sesampai nya di lokasi, kami memilih sebuah angkringan lesehan di salah satu sudut taman, duduk di tikar yang sudah di sediakan tak lupa memesan minuman dan makanan ringan.

"Ngomong ngomong, kamu sekarang kerja di mana Gal?"
Tanya rena pada ku sambil duduk bersila di samping ku.

"Aku sekarang kerja lapangan di Biro tahnuk Listrik Ren, tapi sudah beberpa bulan ini libur karena akses jalan yang belum pulih akibat banjir kemaren."
Jawab ku pada nya.

"Ow...."

"Kenapa nggak nyoba nyari kerja lagi di daerah sini?"
Kata nya.

"Biasa lah Ren, masih males aku nya. Kerja di pabrik kan sekarang sistem nya outshorching."
Ucap ku.

"Iya juga sih...."

Timpal nya sambil meminum es jeruk yang kami pesan.

"Kalau kamu, sudah lama kerja di konveksi?"
Aku ganti bertanya balik.

"Lumayan lama lah, sebelum nya aku bekerja di sebuah SPBU. Tapi karena tempat nya jauh di perbatasan kota jadi aku memilih resign aja. Kalau pas kena shift siang pulang nya malam Gal, takut juga kalau ada apa apa di jalan."
Kata nya.

"Tapi kalau cewek nggak kena shift malam kan?"
Tanya ku.

"Nggak lah, paling kalau cewek cuma shift pagi sama siang aja."

"Kamu tuh ternyata lebih tua an aku 3 tahun ya?"
Kata Rena.

"Iya, tapi wajah nya lebih tua an aku malah. Hehehehe"
Sahut ku sambil nyengir.

"Tua sih nggak, cuma terlihat lebih dewasa aja kok."
Kata Rena.

"Jangan di tunda tunda kalau mau ngelamar kerja, nanti kalau sudah kepentok batas usia kan lebih susah lagi."
Tambah nya lagi.

"Yaaaah lagi pengen nyantai dulu aku nya Ren, mumpung belum ada tanggungan juga."

"Pikir pikir daripada ku melamar kerja, lebih baik ku melamar kamu...."

Aku menyanyikan sebuah bait lagu lama yang dulu jadi ost sinetron di indosiar, dan itu sukses membuat Rena tertawa.

"Berani kamu ngelamar aku?"
Kata nya.

Ucapan rena yang spontan membuat ku merasa mendapatkan angin segar, mungkin itu sebuah sinyal untuk hubungan kami yamg lebih dekat.
Padahal baru pertama kali jalan, walaupun intensitas komunikasi kami sudah benar benar intens via hp sih.

"Secepat itu kah aku harus menghadap kepada kedua orang tua mu?"
Tanya ku.

"Ya nggak juga sih, kan kita baru aja kenal. Masih perlu untuk melakukan penjajakan...."

"Emmmm....."

"Kamu....."

"Mau nggak pacaran sama seorang pengangguran?"
Tanya ku dengan nekat kepada nya.

"Nggak....."
Ucap nya

Aku langsung nge down mendengar ucapan rena.

Diam dan menunduk,

"Aku akan pacaran sama cowok yang mau berusaha mencari pekerjaan buat masa depan nanti, kamu harus berjuang ya....."

"Nanti aku tulis in lamaran kerja deh kalau kamu nya males buat bikin lamaran."
Tiba tiba rena mengatakan hal itu pada ku.

"Kenapa kamu mau bantu aku buat bilin lamaran kerja?"
Tanya ku pada nya.

"Karena aku mau bantu pacar aku buat berusaha mendapatkan pekerjaan supaya bisa melamarku nanti, hehehehe...."

Suasana hati ku yang tadi sudah hancur tiba tiba seperti terpatik mendengar pernyataan dari Rena.

"Kamu serius????"

Tanya ku pada nya, Rena mengangguk sambil tersenyum ke arah ku.

Mungkin momen itu adalah momen kami jadian walau usia kami yang sudah tidak lagi bisa di bilang ABG,

Setelah pulang dari tempat itu, rena sudah tak canggung lagi berpengangan ke pinggang ku saat sedang ku bonceng di atas motor.

Aku mengantarnya mengambil motor di parkiran dan mengawal nya sampai di depan gang rumah, untuk sementara aku belum berani berkunjung dan bertemu kedua orang tua nya karena sedang dalam fase perbaikan diri.

Sekitar jam delapan malam aku samapi di rumah,
Emak sekarang sudah mulai bisa turun dari atas kasur, ku dapati beliau sedang duduk di depan rumah bersama kakak kakak ku.

"Darimana saja kamu Le, sepertinya sumrungah betul wajah mu?"
Kata emak yang melihat kedatangan ku sambil senyum senyum.

"Biasa lah Mak, anak muda....."

"Paling habis jalan sama cewek mak,
Celetuk mbak Imah yamg sedang duduk du samping emak.

"Kok tau Mbak, hehehehe"
Sahut ku.

"Ya tau lah, orang sejak sore pas mau keluar tadi wangi nya nyengat banget."
Kata mbak imah yang mengetahui saat aku hendak pergi sore tadi.

"Orang mana Le, mbok sini anak nya di ajak main ke rumah biar emak kenal."
Kata emak.

"Ada lah mak, dia orang daerah kulon sana. Nanti juga bakalan aku ajak ke sini kok."
Ucap ku.

"Main bawa ke rumah aja, jangan main main kamu sama anak orang win. Kalau emang serius, lekas cari kerja supaya bisa cepat menikah."
Ucap mbak imah.

Sebenar nya aku merasa sungkan membahas pernikahan kepada kakak sulung ku, karena dia sudah di langkahi oleh adik adik nya.

"Iya mbak, aku bakalan nyari kerja secepat nya kok."
Jawab ku.

Aku masuk ke kamar untuk ganti pakaian, ada sms masuk dari Rena.

"Sudah sampai rumah belum?"
Kata nya.

Aku langsung membalas nya.

"Sudah kok, baru aja...."

"Kamu langsung di tanya in sama otang rumah lho."
Balas ku.

"Hahhh, kok bisa?"
Kata nya.

"Yaaa tadi pas nyampe rumah langsung di tanya tanya deh, kan kentara banget pakaian ku yang tumben tumbenan agak rapi."
Kata ku.

"Owalah, terus gimana?"
Kata nya lagi seperti antusias ingin mengetahui.

Aku langsung menelpon nya,

"Kata emak, kamu di suruh main kesini.
Gimana?"
Tanya ku.

"Ke rumah mu, aku belum siap ah...."
Kata nya.

"Yaaa nanti kalau kamu udah benar benar siap aja sih."
Ucap ku.

"Emmmm, nanti kalau surat lamaran kerja mu sudah selesai, aku mau ke rumah mu. Tapi kamu yang jemput lho."
Kata Rena.

"Sipppp, kapan pun itu...."

Sergah ku.

Walaupun status kami saat itu sudah resmi berpacaran, tapi kami bukan tipe pasangan alay yang menggunakan panggilan sayang seperti pada umum nya.

Suatu pagi di hari senin,

Aku masih tidur di kamar, hp ku berdering. Ku lihat sebuah panggilan masuk dari Rena.

"Halo....."

"Halo Gal, kamu belum bangun?"
Kata nya di ujung telpon.

"Udah kok...."
Kata ku.

"Bohong banget, suara mu aja masih suara bantal gitu...."

"Bangun gih, mandi."

"Aku udah siapain lamaran kerja mu, tinggal nambahin berkas berkas lain."
Kata nya.

"Asikkkk, makasih Rena sayang...."
Ucap ku.

"Iya, sama sama. Jemput aku di gang depan ya, cepetan GPL."
Kata Rena.

"Yo mandi dulu lah aku, emang hari inu kamu nggak kerja?"
Tanya ku pada nya.

"Enggak, khusus buat kamu. Hari ini aku ijin nggak masuk kerja, biar bisa nemenin kamu ngelamar kerja."
Kata nya.

"Wah...."

"Makasih banget sayang, jadi semangat nih aku."

"Iya, gih lekas mandi terus jemput aku."
Kata nya.

"Oke...."

"Ehhh, kamu nanti mau ke sini kan?"
Tanya ku.

"Iya iya, aku mau ketemu Emak."
Jawab nya.

"Sipppp, ya udah. Aku mandi dulu ya..."

"Iya...."

Aku menutup telpon Rena dan bergegas untuk mandi.

Aku sudah tak sabar untuk mengajak rena bertemu dengan emak.


Setelah mandi, aku berpamitan kepada beliau yang sedang berjemur di depan rumah.

"Makkkk, aku mau pergi sebentar...."
Ucap ku kepada beliau.

"Wihhhh, tumben jam segini sidah bangun dan rapi. Mau kemana le?"
Tanya emak.

"Iya dong, mau jempit calon mantu mu mak. Dia mau main ke sini..."
Ucap ku.

"Yo wis, hati hati di jalan...."
Ucap emak.

"Iya mak...."
Kata ku sambil cium tangan dan pergi menjemput rena.

Aku langsung menuju ke depan gang rah Rena, ku dapati ia berada di sana. Aku bemar benar pangling ketika melihat rena memakai pakaian tertutup dengan hijab nya, dia berdiri sambil membawa beberapa amplop besar berwarna coklat menanti kedatangan ku.

"Sudah siap?"
Tanya ku.

"Siap apa?"
Dia tanya balik.

"Siap bertemu sama calon mertua lah..."
Sahut ku.

"Hehehehe, masih grogi aku Gal...."
Kata nya.

"Tenang aja, ada aku di samping mu kok.nggak usah grogi."
Kata ku.

"Iya, tapi setelah ini ganti kamu yang menghadap ke orang tua ku lho..."
Kata Rena.

"Iya, pasti..."
Ucap ku.

Yuuukk, naik..."
Ajak ku.

Rena naik ke atas motor dan kami pun melaju menuju rumah,

"Emak suka sama buah apa Gal?"
Tanya reba pada ku ketika di perjalanan

"Biasa nya sih apel hijau Ren,atau nggak pisang yang kecil kecil itu lho."
Ucap ku.

"Emmm pisang susu ya?"
Kata rena.

"Nggak tau nama nya aku, hehehe..."
Kata ku.

" Kita mampir ke toko buah dulu ya gal, nggak ebak akunkalau datang nggak bawa apa apa."
Kata rena.

"Nggak apa apa kok ren, kenapa mesti nggak enak."
Kata ku.
"Yo nggak sopan, kesan pertama kok kauak nya kurang berkesan kalau bggak bawa buah tangan."
Ucap ya.

"Ya udah, di depan nanti ada kok toko buah."
Kata ku.

Setelah mampir dan membeli pisang dan apel hijau, aku dan rena melanjutkan perjalanan mebuju rumah untuk bertemu rmak dan melengkapi berkas lamaran kerja ku.

"Sudah samapai Ren, yuk...."
Ajak ku ketika sudah berada di depan rumah.

Enak seperti nya sudah masuk ke dalam kamar nya.

Ku lihat si kecil Lia sedang melihat kedatangan kami dari balik pintu,
Dia seperti nya penasaran dengan orang ysng datang bersama ku.

"Adek...."
Ucap rena ramah kepada keponakan ku,
Lia langsung lari masuk ke dalam kamar emak karena malu bertemu dengan orang asing.

"Ayo masuk aja ren..."
Kata ku.

"Rena melepas sandal nya dan masuk ke dalam rumah kum

"Asalamualaikum....."

Ucap rena.

"Waalaikumsalam....."

Sahut emak dan mbak ina yang sedang nonton tv di ruang tengah.

"Masuk mbak...."

"Ini toh calon nya Erwin...."

Ucap emak.

"Hehehe iya buuuk...."
Kata rena sambil mencium tangan emak dab memberikan buah tangan yang kami beli di jalan.

"Ini apa kok repot repot...."
Kata emak.

"Nggak repot kok buk, tadi mampir ke toko buah di jalan."
Kata rena.

"Makasih ya,ow ya nama nya siapa?"
Tanya emak.

"Saya Rena Buk..."
Jawab nya.

"Mbak rena, sini duduk nheng...."

Kata emak.

"Iya buk."
Kata rena.

Mbak ina pergi ke dapur untuk membuatkan minum.

Rena begitu cepat akrab dengan keluarga ku, dia juga terlihat akrab dengan keponakan ku Lia.

Tampak ketika dengan manja nya lia meminta pangku kepada Rena.

Aku tinggal dia bersama emak untuk menyiapkan lamaran kerja.

Lamat lamat ku dengan rena dan emak ngobrol dan sesekali tertawa di ruang tengah.

Syukurlah kalau rena benar benar di terima di tengah tengah keluarga ku.

Jam sepuluh pagi kami berpamitan kepada emak untuk menyebar lamaran kerja ke pabrik pabrik yang ada di kota ku.

Rena dengan penuh perhatian menemani ku untuk memasukan lamaran kerja ke pos satpam, walau beberapa kali di tolak karena tak ada lowongan.

"Coba kita ke pabrik mebel ysng ada di dekat tsrminal kecil barat rumah ku yank, siapa tahu di sana ada lowongan."
Ucap Rena ketika di perjalanan.

"Yang pabrik nya berada di sebelah selatan lampu merah itu kan yank."
Kata ku.

"Iya, betul di situ..."
Kata nya.

Sesampai nya di sana aku menitipkan lamaran kerja ku kepada seorang satpam di dalam pos nya.

Ternyata benar kalau di situ sedang ada lowongan, dan tidak melalui outshorching.

Lamaran ku di terima oleh satpam, dia bilang kalau dalam dua atau tiga hari pasti akan di oanggil untuk tes.

Usaha ku untuk mencari pekerjaan sudah beres, tinggal menunggu panggilan.

Karena sudah siang, ku ajak Rena untuk makan di sebuah warung bakso.

Sudah dulu ya, kami mau makan siang....
rinandya
pulaukapok
suryaassyauqie
suryaassyauqie dan 4 lainnya memberi reputasi
5