tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#390
Part 147
Januari 2014

Orang bilang kalau Januari adalah akronim dari hujan sehari hari,

Tahun baru baru saja berlalu, seperti biasa....

Aku melewati malam pergantian tahun itu hanya di temani oleh rintik gerimis yang tetesan nya perlahan mengecup mesra permukaan atap rumah,

Sesekali ku benamkan wajah ku ke permukaan bantal sambil berbaring di atas kasur kamar sambil berselimut kan sarung sebagai penghangat hawa dingin yang menyebar di dinding kamar.

Suara rintik hujan seakan menuntun ku pikiranku melayang menuju dalam lamunan, masih segar di ingatan ku ketika beberapa waktu yang lalu ku dapati sebuah panggilan masuk ke hp ku, sebuah telpon dari sosok yang masih menanti kan diri ku di bekasi sana, Anita....

"Yank...."

"Kenapa sekarang kamu seolah perlahan mulai menghilang?"
Ucap anita ketika aku menerima telpon dari nya.

"Aku nggak menghilang, aku masih ada di sini menjaga mu dan semua kenangan dan harapan kita , semua masih tersimpan dengan baik di dalam hati ku."

Jawab ku kepada nya.

"Syukurlah....."

"Ucapan mu itu membuat ku sedikit merasa lega yank, keyakinan ku untuk terus menunggu mu mulai memudar."

"Aku cemas dengan kejelasan hubungan kita kedepan...."

Kata nita.

"Cemas, apakah yang sedang membuat mu merasa cemas yank?"
Tanya ku.

Anita terdiam, suara hela an napas nya terdengar di telinga ku.

"Yank...."

"Sebentar lagi masa kontrak kerja oertama ku akan habis."
Kata nya.

"Aku yakin kamu bakalan dapat kontrak kedua dengan mudah, kan absensi mu selama ini bagus yank."

Ucap ku untuk meyakin kan nya.

"Bukan masalah itu yank...."

"Masalah nya adalah kemarin bapak ku menelpon, beliau bilang kepada ku setelah kontrak kerja pertama ku habis, nggak usah menerima perpanjangan kontrak kedua."
Kata nita.

"Lho....."

"Kenapa yank?"

Aku cukup terkejut mendengan ucapan anita.

"Bapak meminta ku untuk pulang saja, kata beliau. Aku akan di jodohkan dengan anak dari teman seperjuangan nya saat masih bekerja di daerah wonosobo."

Aliran darah ku seakan berdesir dengan deras, hati bu benar benar seperti di pilin ketika mendengar nya.

"Di jodoh kan???"

"Ini sudah jaman modern yank, apa kamu akan menambah daftar kisah nyata dari novel karya marah rusli yang berjudul siti nurbaya?"
Ucap ku.

"Aku sebenar nya nggak mau yank, sekarang aku minta kejelasan dari mu."
Kata nya.

Aku serasa sedang di todong dengan senjata laras panjang dengan bayonet runcing dan tajam yang biasa di gunakan dalam peperangan, anita seolah sedang menagih janji ku yang dulu pernah meminta nya untuk bersabar menunggu ku.

Mendadak perasaan ku di jejali oleh rasa dilema yang penuh dan menyesakan.

"Kenapa kamu malah diam yank...."

"Jangan bilang kalau kamu belum siap dengan rencana yang dulu sudah kita rajut bersama!"
Pekik anita dengan nada suara lugas.

Posisi ku yang saat itu sedang berada di fase mengulang dari nol, bekerja di lapangan bersama mas badar baru saja aku mulai dengan gaji yang tak seberapa. Tabungan ku juga belum cukup untuk melamar nya belum lagi kondisi emak yang belum pulih total membuat pikiran ku berkecamuk.

"Yank...."

"Manusia hanya bisa berencana, namun keputusan sepenuh nya berada pada takdir dan ketentuan dari tuhan."

"Pikir ku kamu masih bisa bersabar untuk menunggu ku, tapi sekarang kita sedang di hadapkan dengan hal yang tak terduga."

"Aku sebenar nya ingin memperjuangkan mu, tapi untuk saat inibaku benar benar tak berdaya...."
Ucap ku dengan suara lirih kepada nya.

Terdengar suara anita yang mulai terisak di ujung telpon.

"Apa kah dunia ku bisa se indah saat masih bersama mu dulu yank..."

"Bagaimana bisa aku hidup bersama orang yang belum ku kenal sama sekali dengan perasaan yang masih mendalam kepada mu."
Ucap nya.

"Maaf kan aku yang tak punya daya ini anita, sekuat apa pun aku mempertahankan, seberat itu juga aku bisa merelakan mu bersanding dengan pria lain."

"Jalan kita sudah buntu, mulai sekarang aku membebaskan mu untuk tidak lagi menunggu diri ku. Turuti saja apa kata orang tua mu, mungkin itu adalah pilihan terbaik untuk diri mu."
Ucap ku dengan penuh emosi kesedihan kepada nya.

Seketika itu juga tangis anita pecah, sebenar nya ada yang sengaja aku bendung supaya tidak jatuh dan menetes. Sekuat batin ku mencoba untuk tegar, air mata ku mulai menetes.
Sayang sekali saat itu hujan bulan desember baru saja reda, ntah kenapa saat itu aku benar benar mengharapkab hujan turun dengan deras supaya suara rintik nya bisa menyamarkan isak tangis ku.

"Yank....."

"Terima kasih kena kamu sudah pernah menjadi bagian terindah dalam melewati perjalanan hidup ku."

"Mengenal dan menyayangi mu adalah hal yang tak kan pernah bisa ku lupakan. Teruma kasih untuk segala nya...."

Ucap ku.

"Jangan pwrnah lupakan aku yank...."

Kata nita sambil terisak.

"Aku akan selalu mengingat mu yank."

Ucap ku.

Berawal dari sebuah pertemuan yang tak terduga, aku dan anita yang semula tak saling mengenal akhir nya bisa dekat dan saling menyayangi semasa di perantauan.

Dia adalah gadis yang baik, dia begitu pengertian dan pintar menjaga martabat ku di depan teman teman kerja ku kala itu, di saat aku merasa minder ketika bersama nya. Dia malah dengan bangga nya menggenggam jemari ku di hadapan orang lain seolah ingin menunjukan bahwa aku adalah laki laki terbaik yang ia miliki.

Perjalanan cinta kami harus terhenti saat itu juga, aku juga tak tega menggantung harapan nya terlalu lama lagi.
Kami kenal baik baik, kami juga mengakhiri hubungan secara baik baik.

Titik tertinggi dari mencintai seseorang adalah merelakan nya, itu sekaligus menjadi titik paling pedih rasa sakit.

Manusia memang gemar menyakiti diri sendiri, tak ada yang menjamin kalau sebuah hubungan percintaan akan berakhir dengan bahagia.

Suara khas Maestro lagu jawa berjuluk the lord of broken heart, Didi kempot menyadarkan lamunan ku di dalam kamar.

Umpamane, kowe uwis mulyo....
Lilo aku lilo.

Yo mung siji, dadi panyuwun ku,
Aku pengen ketemu....

Senajan....
sak kedep ing moto,
Tak nggo tombo
Kangen Jro ning dodo.....


(Seumpama kamu sudah bahagia, rela aku rela....)

(Hanya satu yang ku pinta, aku ingin bertemu....)

(Walaupun hanya sekedip mata)

(Untuk pengobat rindu di dalam dada)

Sepenggal lirik lagu yang berjudul Sewu Kutha milik Didi Kempot alm. Terasa menyayat hati ku.

Aku masih duduk terdiam sambil bersandar di tembok kamar dalam kegelapan karena lampu kamar yang sengaja ku matikan.

Sudah beberapa hari aku tak berangkat kerja karena faktor cuaca, prises tanam pal beton di darerah jepara harus terhenti sampai kondisi cuaca sudah memungkin kan, setelahemutuskan untuk melepas anita. Setiap malam aku benar benar sulit untuk tidur,

Jam menunjuk kan pukul 1 dini hari, siaran radio sudah selesai mengudara. Hanya ada suara keresek kresek, aku mematikan nya dan kembali meringkuk di atas kasur.

"Pletakkkkkk......"

"Krasak krasakkkkk...."

Suara batang bambu yang patah terdengar dari arah belakang rumah.

Suasana di luar masih gerimis,
Aku terbangun dan melihat ke arah jendela kamar.

Ku nyalakan senter hp untuk melihat ke arah belakang rumah.

"Astagfirullahaladzim....."

Air sungai rupanya sudah meluap, air berwarna coklat kopi susu sudah naik sampai ke belakang rumah, suara ayam petok petok di dalam kandang mulai bersahut sahutan karena kandang nya sudah tergenang air.

"Mbak, fer....."

"Bangun...."

"Banjir datang......"

Aku langsung membangunkan orang rumah.

Hujan selama beberapa hari membawa air bah, siklus banjir 7 tahunan datang lagi.

Aku juga mengabari mas badar dan mas ilham supaya datsng ke rumah emak untuk membantu mengevakuasi ayam di belakang rumah.

Emak juga segera kami evakuasi ke rumah budhe yang lebih tinggi dan jauh dari jangkauan banjir.

Kali gelis yang dalam bahasa infonesia berarti cepat (cepat naik nya cepat juga surut nya).

Deras nya air dengan cepat menaik kan debit nya yang sudah mulai masuk ke dalam kamar mandi dan dapur rumah kami.

Sesisi rumah mulai subuk mengaman kan barang barharga dan dokumen penting ke tempat yang lebih aman.

Dengan cepat kampung ki di remdam oleh air bah banjir bandang.

"Teng, teng, teng, teng....."

Suara pukulan bertalu talu dari kentongan besi di pos ronda untuk peringatan bencana terus terdengar.

Berhari hari kota kelahiran ku di rendam genangan air dari banjir, sampai memutus jalur perbatasan dan jalur pantura.

Di perbatasan kota, jalanan sudah tergenang setinggi perut bahkan dada orang dewasa.

Jalur utama penghubung antar kota benar benar lumpuh total,





Para pengguna jalan yang baru datang dari arah semarang mulai dari mahasiswa sampai pekerja tak bisa menyebrang karena motor nya pasti akan tenggelam, hal itu menjadi ladang rejeki untuk anak anak muda di daerah ku.

Bermodalkan gerobak sederhana, kami menawarkan jasa penyebrangan kendaraan.

Satu unit motor yang kami sebrang kan di hargai dengan nominal 30 ribu, 50 ribu kalau pemilik motor nya ikut naik ke atas nya.

Kami biasa nya bekerja satu tim ysng terdiri dri tiga sampai 4 orang.

Dalam sehari kami bisa mendapatkan uang sedikit nya 500 ribu, lumayan lah. Berkah dalam sebuah bencana....






Jebol nya tanggul di daerah selatan membuat banjir di kampung ku akhir nya surut, tapi air bah beralih merendam pemukiman warga ysng berada di belakang tanggul tersebut.


Sebuah mobil yang bernasib naas karena pada saat kejadian sang pengemudi sedang melewati tepi tanggul yang tiba tiba jebol.

Bencana banjir di kota ku sempat menjadi pemberitaan skala nasional karena memang efek nya benar benar parah, pasokan BBM juga tersendat karena akses jalan yang tergenang air lumayan tinggi.

Motor kebo ku yang memiliki kapasitas 12 liter membuat ku berinisiatif untuk menerjang banjir supaya bisa membeli bensin full tank, aku husa menjual nya lagi secara eceran, batin ku.

Harga premium saat itu masih 4500 rupiah, karena langka. Harga eceran perliter nya bisa mencapai 10 ribu rupiah.

Aku menerobos jalanan yang sudah tergrnang banjir,

Motor byson yang lumayan tinggi langsung tenggelam tersisa stang dan permukaan tangki nya saja,

Mesin motor ku seketika langsung mati total.

Benar benar apes,

Pengen untung malah buntung๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…

Bencana banjir pada tahun itu termasuk bencana yang cukup parah, cukup lama air bah tersebut bisa kembali surut.

Setelah banjir berlalu, hari imlek akan segera tiba....

Seperti biasa hari besar untuk orang tionghoa selalu menjadi peluang untuk keluarga kami mencari rejeki, kakak ku biasanya membuat lontong untuk perayaan cap go meh.

Pesanan mulai berdatangan, sampai ribuan lontong.

"Win, bangun....."

"Anterin aku ke pasar untuk membeli beras."

Pagi itu mbak ina membangun kan ku di kamar karena mau kepasar untuk membeli beras sebagai bahan utama pembuatan lontong.

Kakak ku biasa membeli sekarung beras di kios pasar yang sudah menjadi langganan emak.

Aku bangun lalu mandi, bersiap mengantarkan kakak ku ke pasar yang letak nya tak jauh dari rumah.

Tibalah aku dan kakak ku di parkiran,

"Aku nunggu di sini ya mbak, kamu masuk aja sendirian...."
Ucap ku yang masih duduk di atas motor vario milik nya.

"Ya kamu ikut masuk lah, nanti yang jadi kuli panggul siapa?"
Kata nya.

"Kalau sudah, telpon saja lah mbak."

"Nanti aku susul...."
Ucap ku.

"Ya sudah...."
Kata mbak ina sambil berlalu masuk ke dalam pasar.

Karena tadi belum sempat sekedar minum di rumah, aku akhir nya memarkirkan motor dan membeli segelas teh hangat di sebuah warung tenda yang rerletak di dekat parkiran,

"Mau sarapan sekalian mas?"
Sang pemilik warung menawari ku sarapan sambil menenteng piring.


"Ndak buk, saya mau wedangan saja. Belum lapar soal nya...."
Sahut ku sambil mengaduk teh dan menyomot bakwan yang masih hangat karena baru di angkat dari penggorengan.

Suasana pasar pagi itu sudah mulai ramai, lapak sayur mayur masih ada yang tutup karena efek banjir beberapa waktu yang lalu.

Saat sedang asik merokok, tiba tiba dari arah parkiran ku lihat seorang perempuan yang turun dari motor bebek nya membawa tumpukan pakaian gamis di jok belakang.

Perempuan berkulit kuning langsat dengan hidung mancung dan pipi yang agak chubi, rambut nya panjang di ikat ke belakang terlihat setelah ia melepas helm.

Seperti nya dia sedang kesulitan ketika mengangkat pakaian yang di ikat sedemikian rupa, pasti berat. Batin ku

"Berapa buk, teh hangat sama bakwan dua...."
Ucap ku kepada si penjual saat hendak membayar.

"Lima ribu mas...."
Ucap nya.

Aku langsung membayar nya dan bergegas mendekati perempuan tersebut.


"Butuh bantuan mbak...."
Ucap ku kepada perempuan tersebut, wajah nya cantik suara nya tebal terdengar anggun.

"Iya mas, tolong angkat in barang barang saya ke dalam dong. Mas nya kuli panggul ya...."
Ucap nya kepada ku.

Anjiirrrrr, emang aku ada tampang tampang kuli ya, batin ku.

Hehehehehe, bukan kok mbak...."

"Aku cuma sedang ngantar kakak ku yang sedang belanja di dalam."
Ucap ku.

"Ehhhhh, maaf mas...."

"Tak kira in sampeyan kuli panggul."
Ucap perempuan tersebut, ku taksir usia nya sepantaran dengan kakak ku mbak oliv.

"Ya sudah mas, biar saya cari kuli panggul saja...."
Kata nya karena merasa tak enak padaku

"Nggak apa apa kok mbak, biar saya bantu.gratis kok...."

"Mau di bawa kemana ini pakaian nya?"
Tanya ku.

"Beneran mas?"
Kata nya.

"Iya lah, ow ya...."

Boleh kenalan nggak mbak?"

"Aku Galih...."
Ucap ku sambil mengulurkan tangan.

"Iya mas, aku Rena...."
Sahut nya sambil berjabat tangan dengan ku.

Kami berjalan masuknke dalam pasar, aku memanggul pakaian yang dia bawa.

"Bekerja di mana mbak?"
Tanya ku pada nya sambil tergopoh gopoh mengsngkat tumpukan pakaiab gamis di pundak.

"Aku kerja di sebuah konveksi pakaian mas, industri rumahan."
Kata nya.

"Ow...."

"Pantesan bawa pakaian gamis sebanyak ini."
Sahut ku.

"Iya mas, ini mau aku setorkan ke salah satu kios di sini."
Ucap nya.

Rena bekerja sebagai distributor pakaian di sebuah home industri konveksi pakaian.

Postur tubuh nya lumayan tinggi dan lumayan berisi,

Orang nya supel dan asik untuk di ajak ngobrol.

Sesampai nya di swbuah kios pakaian, aku menurun kan barang yang ku panggul.

"Di sini ya mbak, ya sudah. Aku mau mencari kakak ku dimlapak beras....."
Ucap ku sambil menaruh tumpukan gsmis di depan kios.

"Iya mas, terima kasih ya...."

Kata nya.

Sebelum pergi, aku sempat minta nomor hp nya.

Baru saja berjalan meninggalkan nya, mbak ina menelpon ku.

Aku bergegas menuju ke lapak beras untuk mengangkat karung.

Hari itu fix aku jadi kuli panggul dadakan, tapi hikmah nya aku mendapat kenalan baru.

Dia bernama Rena......
Diubah oleh tetes.tinta 24-10-2022 16:11
kimberly.ela179
pulaukapok
suryaassyauqie
suryaassyauqie dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup