tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#386
Part 146
Angin malam berhembus menemani seorang pengangguran yang mulai terbiasa begadang hingga larut malam.

"Sekarang kamu kok tumben sering begadang di pos ronda Win?"

Tanya kawan semasa kecil ku yang Bernama Ardo ketika aku sedang asik nonton tv di pos ronda bersama Kentis.

Ardo sekarang masih kuliah di salah satu universitas swasta yang berada di kota ku, dia mengambil jurusan psikologi dan sedang mengikuti PPL.

"Iya nih bro, sekarang kan aku sudah resmi jadi pengangguran. hehehehe"
Jawab ku kepada nya yang masih nangkring di atas vario putih milik nya.

"Serius Win?"

"Bukan nya kamu sudah lumayan lama kerja di Pati?"
Kata Ardo dengan nada
Tak percaya.

"Ya iya lah, baru aja kok...."

"SPK nya nggak di perpanjang."
Sahut ku.

"Ow, baru tau aku...."
Ucap ardo.

"Kamu lsedang PPL kan Ar...."

"PPL di mana emang?"
Tanya ku.

"Iya Win, qku PPL di sebuah kantor Outshorching itu lho yang berada di barat GOR."
Kata ardo.

"Lho malah di situ tah, info loker dong kalau ada...."
Celetuk ku.

Tempat Ardo PPL ini adalah sebuah kantor outshorching, perusahaan alih daya untuk menyalurkan karyawan OS di perusahaan perusahaan besar di kota ku.

"Kebetulan kalau gitu Win, aku sedang dapat tugas memberikan psikotes untuk pencari kerja yang akan di tempat kan di pabrik elektronik Solytron."

Kata Ardo.

"Boleh tuh Ar, mau dong ikutan tes di sana Aku...."
Ucap ku.

"Yo wis, besok kamu langsung ke sana saja bawa lamaran kerja, nanti titipkan ke bagian personalia."
Kata Ardo.

"Oke, beres Bro...."
Sahut ku dengan penuh semangat, kebetulan juga aku masih ada berkas lamaran kerja di rumah.

"Nanti kamu bilang saja ke personalia kalau lamaran mu via Ardo."
Kata nya.

"Mantap, jalur tol nih kayak nya...."
Celetuk ku.

"Biar cepet dapat respon nya Win."
Kata ardo.

"Iya Ar, makasih banyak lho...."
Ucap ku.

"Ahhhh makasih opo, wong aku nggak bantu apa apa kok."

Kata ardo merendah.

Ardo adalah sosok kawan yang baik dan tak suka pamrih. dia anak tunggal. Adik dari bapak nya lah yang dulu pernah mengadopsi adik ku yang nomor delapan.

Ibu nya juga seorang mandor di perusahaan kertas, karena beliau lah dulu kakak sulung ku mbak imah bisa bekerja di pabrik kertas tersebut, padahal mbak ku ini cuma lulusan SMP.


Singkat cerita, aku langsung mendapatkan panggilan untuk mengikuti psikotes.

Sudah bisa ku tebak, pengawas psikotes nya adala Ardo sendiri.

Aku malah cekikikan di dalam ruangan bersama peserta lain kerika Ardo memberikan pengarahan cara mengisi psikotes, aku sebenarnya sudah punya pengwlaman mengenai tes yamg satu ini. Tapi peserta lain yang kebanyakan lulusan baru pasti belum terlalu paham dengan hal tersebut.

Ardo juga ikut cekikikan ketika melihat aku yang memperhatikan nya dari bangku paling belakang,

Sebenarnya aku mengikuti psikotes tersebut hanya sebagai formalitas saja, karena yang nyeleksi kawan sendiri. Sudah pasti bakal di lolos in, walau begitu aku bersungguh sungguh mengerjakan nya kok....

Psikotes selesai, aku emang lolos ke tahap berikut nya.

"Nanti pas interview, kamu bakalan ketemu sama orang yang nggak asing Win...."
Kata ardo.

"Tak asing...."

"Siapa emang nya Bro?"
Tanya ku pada nya.

"Nanti juga kamu tau kok...."
Kata ardo sambil cengengesan semakin membuat ku penasaran.

Sesi selanjut nya yaitu interview dengan kepala kantor OS,
Dan sosok wanita yang yang berada di balik meja ruang interview adalah Mbak Ria Sosok yang tsdi di cerita in oleh Ardo.

Mbak ria adalah cucu dari adik nya mbah Di, kakek ku.
Kami masih ada hubungan keluarga.

"Lho....."

"Mbak Ria"

Ucap ku terkaget ketika melihat sosok wanita berhijab oranye di belakang meja.

"Sini win, duduk...."

"Gimana tadi psikotes nya, ketemu sama tetangga mu dewe ya..."
Kata mbak Ria sambil tersenyum.

"Hehehehe...."

"Iya mbak...."
Ucap ku.

"Mbah Di sehat kan Win?"
Kata nya.

"Alhamdulillah sehat mbak...."
Jawab ku.

"Bulek Asih sehat?"
Tanya dia.

"Ya, emak sempat masuk rumah sakit karena ada diabet mbak, tapi sekarang sudah berangsur membaik kok."
Jawab ku.

"Syukur lah kalau begitu...."

"Di jaga pola makan nya win, jangan sampai bulek banyak pikiran. Itu juga ngaruh lho..."
Kata mbak ria.

"Iya Mbak..."
Jawab ku.

Sesi interview kerja ku hari itu malah di isi dengan tanya kabar antar keluarga.

"Jadi gini ya Win, di sesi interview ini kamu akan saya loloskan, tapi setelah inu nanti kamu akan mengikuti wawancara lagi dengan HRD perusahaan."

"Di sana lah perjuangan mu yang sesungguh nya, soal nya aku dan Ardo nggak bisa bantu apa apa kalau sudah sampai tahap itu."
Kata mbak Ria.

"Baik mbak...."

"Aku akan bersungguh sungguh mengikuti sesi interview selanjut nya."
Jawab ku.

"Ya sudah, berjuang ya...."

"Titip salam sama Bulek Asih..."
Kata mbak ria.

"Iya mbak, terima kasih....."

"Nanti akan saya sampaikan salam nya sama emak."

Kata ku.

Mbak ria sangat menyayangi emak, karena dulu saat pernikahan nya.
Emak lah yang memasak semua menu suguhan untuk tamu undangan.


Hari berikut nya aku mengikuti sesi interview kedua di ruang HRD PT solitron bersama para peserta lain yang lolos.

Aku juga sudah mengikuti tes kesehatan sebelum nya,

Semua berjalan lancar sampai aku benar benar di nyatakan lolos dan di terima bekerja di pabrik tersebut.

UMR di kota ku saat itu cuma 990ribu, beda jauh dengan gaji pokok ku saat masih kerja di bekasi, dua kali lipat nya malah. Itu tahun 2013

Aku di tempqatkan di bagian pemotongan matrial Partikel yang di gunakan untuk box speaker, sudah ku duga. Isi nya batang semua.....

Nggak ada cewek nya sama sekali,
Sistem kerja 3 shift di pimpin oleh seorang kepala unit dan seorang leader yang nggak asik, suka bawel, banyak aturan dan banyak himbauan.

Di sana aku bertemu dengan kawan semasa STM seperti gundul dan beberapa kawan dari kelas lain semasa sekolah dulu, jadi nggak terlalu asing banget lah sama rekan rekan kerja di bagian tersebut.

Baru beberapa minggu bekerja di situ, aku mulai merasa jenuh.
Suasana kerja yang toxic berdebu dan ada nya sistem senioritas di li gkungan nya membuat ku semakin muak, anak anak lulusan baru yang sedikit lebih lama kerja di situ petentang petenteng dengan gaya tengil nya membuat ku merasa tak nyaman.

Sistem senioritas dana karyawan lama mendapstkan pekerjaan yang lebih ringan di banding kan dengan karyawan lama di pandang wajar oleh kepala unit di situ.

Tak jarang mereka mengumpat dan berkata kasar kepada anak baru, aku sempat mendapatkan perlakuan seperti itu dan beberapa kali naik pitam di buat nya.

Aku yang lulusan 2010 di suruh suruh sama bocah lulusan 2012, jelas lah aku tak terima.

Ku beri saja pelajaran kepada mereka, mereka berarti nggak satu orang lho.

Tepat setelah pulang kerja, di luar gerbang aku memang sengaja menunggu mereka keluar.

Helm kayati kesayangan ku hadi korban betapa brutal nya emosi ku yang sudah tak terbendung.

Kaca helm ku sampai pecah karena ku pakai untuk memberikan pelajaran kepada mereka, tiga bocah ingusan.

Satpam pabrik sempat melerai kami,
Hal itu membuat ku mendapatkan teguean dari kepala unit.

Tapi dampak nya cukup lah membuat mereka jera, supaya tidak lagi semena mena.

Aku benar benar tak betah kerja di tempat itu, di hari weekend, kami semua harus lembur.
Karena lembur tidak bersifat wajib, aku jarang sekali berangkat ketika hari weekend.

Dapat lah lagi teguran kedua dari kepala unit,

Saat briffing awal kerja, aku mendapatkan sindiran dari kepala unit.

"Kita bekerja di sini ikut orang, sudah sewajarnya kalau kita harus mengikuti aturan yang ada. Jangan seenak nya sendiri karena di sini kita di gaji."
Kata si kapala unit.

Aku paham betul untuk siapa ucapan itu di maksud kan.

"Kalau memang ada yang merasa tidak cocok bekerja di sini, mending langsung ngomong ke saya untuk mengundurkan diri."

Kata kata nya seperti menantang ku, waktu itu aku masuk shift malam.

Setelah briffing selesai, karyawan di bubarkan untuk mulai aktifitas kerja,
Aku yak bergeming dari tempatku berdiri.
Persis di depan si kepala unit....

"Kamu kenapa mas, kok masih di sini?"

Tanya si kepala unit yang bukan asli orang dari kota ku, laki laki berperawakan kurus dan kecil ini beradal dari kota gudeg jogja.

"Maksud ucapan anda tadi, di tujukan untuk saya kan?"
Ucap ku degan tegas kepada nya.

Hal itu menarik perhatian dari leader ku, sebut saja nama nya oncom. Bujang lapuk dengan model rambut belah tengah dengan pembawaan nya ysng kaku dan kolot.

"Kenapa lagi ini, kamu nggak ada habis nya bikin masalah."
Ucap nya dengan sok sok an.

"Sudah sudah, kamu urus saja anak anak di line kerja."
Kata kepala unit.

Oncom langsung meninggalkan kami berdua,

"Ucapan ku yang mana mas, tadi kan aku cuma memberi himbauan kepada semua anggota line di sini bukan untuk satu orang kok."
Kata nya sok bijaksana.

"Sudah lah pak, anda nggak usah basa basi..."
Sergah ku.

"Terus apa mau mu?"
Kata nya.

"Saya akan mundur saja...."
Ucap ku kepada nya.

"Ya sudah, silahkan besok kamu ajukan surat pengunduran diri secara terhormat."
Kata nya.

"Kenapa harus besok, mulai saat ini juga saya angkat kaki dari tempat ini!"
Ucap ku dengan lantang.

"Kamu kan kerja di sini secara baik baik, kalau keluar ya paling tidak secara baik baik juga."
Ucap nya.

"Orang pendatang seperti anda, tidak pantas di hormati. Di sini anda adalah kepala unit, tapi di luar sana. Anda cuma orang asing di kota lu ini...."
Ucap ku dengan nada mengintidasi.

Dia langsung terdiam, sedikit mengalihkan pandangan nya karena aku terus saja fokus menatap kedua bola mata nya dengan tajam.

Mungkin dia ingat dengan tiga karyawan tengil usng ku beri pelajaran di luar tempat kerja tempo hari.

"Ya sudah kalau itu keputusan mu mas, maaf kalau selama ini saya ada salah baik itu dari tutur kata atau perlakuan kepada mu."
Kata nya dengan nada merendah.

Aku tak menghiraukan nya, berjalan menuju loker dan mengambil motor di parkiran dalam kegelapan malam untuk pulang.

Sifat arogan dan emosi ku di usia yang terbilang masih muda memang tidak baik, dan pemicu nya adalah ketidak adilan.

Baru bekerja selama 3 bulan, aku sudah keluar menjadi pengangguran lagi.

Aku akhirnya membuat surat pengunduran diri di kantor OS, tak lupa meminta maaf kepada ardo dan Mbak Ria yang sudah membantu ku supaya bisa bekerja di sana.

Setelah kembali menjadi pengangguran, aku lebih sering menyendiri di kamar, sms an dengan widya dan candra yang masih kerja di woekshop.

Anita, kami masih beberapa kali telponan.
Sebentar lagi dia akan habis kontrak kerja di bekasi.

Anita masih setia menanti ku, namun aku merasa tak tega harus menggantung nya untuk waktu yang tak menentu, pada akhir nya aku melepaskan nya, walau sebenar nya dia nggak mau.

Beberapa minggu menganggur, setiap hari aku hanya pergi ke sungai untuk memancing supaya tidak jenuh.

Aku pergi memancing tepat di bawah jembatan perbatasan kota, di situ sedsng musim nya ikan tawes gede gede.

Lagi asik memancing, tiba tiba datang lah seorsng ibu ibu paruh baya bersama dua pria sambil membawa sesajen berupa ayam bekakak, bunga setaman dan tumpeng. Mereka melarung sesaji tersebut ke sungai, ntah ritual apa ysng sedang mereka jalani.

Wah sayamg banget tuh ayam bekakak utuh di buang gitu aja di sungai, batin ku.

Sedang fokus memperhatikan joran, tiba tiba ada seseorang ysng sedang membuang sesuatu dari atas jembatan,

"Byurrrrr......"

Siraman air yang menghujam ke permukaan air sungai persis di depan ku, aku pikir itu adalah orsng yang buang sampah sembarangan.

"Ternyata itu adalah ikan lele hidup yang di lepas dari atas jrmbatan menggubakan ember,

Ku lihat bapak bapak bermata sipit
yang membuang nya dari atas,

Wah ikan lele banyak banget, kaka ku.

Mungkin dia baru saja sembahyang dari klenteng dan melepas mahluk hidup di sungai sebagai wujud dari ritual tertentu.

Tak hanya sekali, sampai siang terhitung ada 3 kali pelepasan ikan lele dari oranfg orang ysng berbeda, tujuan awal ku yang hendak memancing tawes, akhir nya berubah menajadi memancing ikan lele karena ada banyak banget di tepi sungai.

Audah cukup menganggur, akhir nya aku di ajak mas badar untuk bekerja sebagai Biro tehnik listrik di lapangan.

Pekerjaan baru dengan rutinitas pemeliharaan jaringan, tanam pal beton dan pemasangan kabel kabel besar di pemukiman dan jalanan.

Aku juga sempat mengerjakan program lisdes (listrik masuk desa) selama 2 minggu di Kulon progo, daerah kaki gunung dengan warga yang hanya ada belasan KK dalam sebuah desa.

Namun aku hanya bertahan kerja dengan mas badar selama 7 bulan,

Ada kejadian unik ketika aku dan mas badar bersama rekan kerja lain saat sedang penambahan jaringan di suatu kampung.

"Karena sedang dalam pengerjaan, maka listrik di padam kan.

Aku menjadi kenek mas badar ysng sedang naik ke atas pal beton di depan sebuah rumah warga.

Tiba tiba seorang laki laki keluar dari rumah nya dan mengumpat kepada kami.

"Lagi enak emak nonton tv malah listrik nya di mati in, dasar orang orang sialan...."
Aku diam saja ketika melihat irang tersebut marah marah tak jelas.

"Woy mas, ngapain manjat manjat di atas. Aku sumpah in kamu mati tersengat listrik...."
Kata pria tersebut kepada mas badar.

Sejak awal dia mengomel, mas badar tk menghiraukan nya.

Namun setelah di sumpah in, mas badar langsung turun dengan wajah memerah karena emosi.

Dia menggedor gedor rumah lpria tersebut.

"Woey....."

"Keluar baik...."

Teriak mas badar.

"Mas, sudah mas...."

"Jangan di ladenin orang itu...."
Kata ku kepada nya.

"kurang ajar banget omongan nya win."

"Mau yak hajar dia...."

Kata mas badar dengan penuh emosi.

Keluar lah sosok perempuan yang menurit ku dia adalah istri oria tadi.

"Mas, maaf kwn omongan suami ku tadi. Tolong jangsn emosi...."
Kata wanita tersebut memohon

"Mana tadi suami mu, suruh dia keluar...."
"Dasar banci...."

Kwta mas badar.

"Maaf mas, tolong di maafkan saja..."
Kata nya memohon.

Mas badar tak menghiraukan nya, dia masih memasang pandangan menyalang ke dalam rumah tersebut.

Pria itu rupanya tak berani keluar,

"Sekarang begini mbak, aku kerja u tuk menafkahi anak istri. Tapi malah di sumpah in biar kesetrum dan mati, coba kalau suami mu mendapatkan perlakuan seperti itu. Apa anda nggak akan marah."
Kata mas badar.

"Iya mas, maafkan suami saja. Dia salah..."

Kata nya.

"Pria bencong gitu kok kamu jadiin suami, bodoh kamu...."
Kata mas badar sambil berlalu pergi.

"Ayo win, pindah ke pal selanjut nya."
Ajak mas badar kepada ku.

Sebuah pengalaman kerja lapangan yang penuh dengan suka duka.

Masa masa ini adalah masa di mana Galih kembali memulai segalanya dari nol lagi.

Masa transisi sebelum Galih benar benar menemukan sosok tambatan hati ysng sesungguh nya.....

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 20-10-2022 16:29
kyo_shiro_hu
pulaukapok
suryaassyauqie
suryaassyauqie dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup