tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#381
Part 145
Maret 2013

Tak terasa aku sudah bekerja di sebuah workshop perbaikan travo bersama salah satu perusajaan rekanan PLN selama kurang lebih 7 bulan.

Tak ada ikatan kontrak selama aku bekerja di sana, selama masih ada kiriman travo bermasalah dari pihak PLN maka itu akan menjadi pekerjaan untuk kami.

Sore itu ku lihat Pak sugik sudah break ketika waktu menunjuk kan pukul 4 sore, tak biasanya beliau berhenti kerja 60 menit seperti hari biasa nya. Mungkin karena besok adalah jatah untuk nya dan pak har untuk kembali ke cikarang.

"Pak sugik mau ke mana lek, jam segini kok sudah break duluan?"

Tanya ku kepada lek man yang sedang mengelas body tabung travo, ada lubang kecil di bagian bawah nya yang mengakibatkan kebocoran pada oli.

"Kata nya sih ada janji mau ke suatu tempat bersama mbah kung...."

Jawab lek man sambil menyunut lubang tabung travo dengan kacamata hitam dan rokok kretek ysng menyala di bibir nya.

"Katanya mau ziarah ke suatu tempat ya lek?"
Ucap candra menimpali pembicaraan kami.

"Sepertinya sih begitu ndra...."
Jawab lek man.

"Kasihan sugik, sudah sepuluh tahun menikah tapi belum mendapatkan momongan."
Kata pak har yang sedang menggulung kabel di dekat candra.

Jadi, ternyata pak sugik sudah menikah selama sepuluh tahun dengan orang bekasi, namun selama mereka berumah tangga Tuhan belum memberikan momongan untuk mereka.

"Lantas apa hubungan nya dengan rencana oak sugik yang hendak oergi berziarah lek?"

Tanya ku kepada lek man karena sudah kepalang penasaran.

"Kata mbah kung semalam, ada sebuah tempar keramat di daerah sini yang bisa mengabulkan hajat seseorang dengan cara ngalap berkah, nah pak sugik seperti nya ingin mencoba cara tersebut."
Kata lek man.

Aku mengernyitkan dahi mendengar ucapan lek man.

"Emang ada Ndra tempat seperti itu di sini?"
Tanya ku kepada candra.

"Ada, letak nya memang di daerah sini gal...."
Ucap candra.


Jam setengah lima sore, kami menghentikan aktifitas dan mulai berea beres area kerja.

Widya tampak nya masih sibuk menginput data di depan komputer yang berada di ruang tengah.

Pak sugik sudah bersiap dan berpakaian rapi menunggu mbah kung datang.

Setelah kami bersih bersih dan bergantian mandi, ku lihat motor tuabah kung sudah terparkir di depan.

Benar saja, di ruang tamu ku dapati beliau sedang duduk di sofa bersama yang lain.

"Yok mas sugik berangkat sekarang mumpung masih sore...."

Ajak mbah kung kepada pak sugik.

"Iya mbah, monggo...."
Kat pak sugik.

Mereka pergi meninggalkan workshop untuk menjalankan sebuah rencana, semacam ihtiar untuk pak sugik.

"Nginep kamu wid, sudah jam segini masihantengin komputer aja...."

Ucap ku kepada widya yang masih sibuk dengan pekerjaan nya.

"Tanggung gal, nyelesai in SPK bulan ini. Keburu deadline soal nya...."

Kata widya.

"Yo wis, aku balik duluan ya...."
Kata ku.

"Hati hati di jalan...."

Timpal nya.

"Sini lah sun dikit, hehehehe..."
Gurau ku.

"Boleh, sini sini pipi mu..."

"Tak tampol pake keyboard....."
Sahut nya dengan nada kesal.

"Ogah......."

"Kaburrrrr...."

Teriak ku.

"Kalian ini, sudah kayak tikus dan kucing kalau ketemu...."
Celetuk lek man di iringi dengan tawa candra dan pak har.

Sore itu aku pulang duluan, candra masih ngobrol dengan lek man dan pak har.

Hari berikut nya, pekerjaan semakin menipis, Hanya ada beberapa perbaikan ringan di workshop.

Hal ini membuat kantor pusat akhir nya menarik lek man untuk kembali ke cikarang, maka tinggal lah aku, candra dan widya di workshop.

Aktifitas kami hanya lah mendata travo travo dengan kerusakan parah yang tak bisa di perbaiki, teronggok begitu saja di tanah lapang sebelah workshop.

Mencatat dan menulis kode yang tertera di body nya satu persatu, ada ratusan travo di sana.

Kami biasanya mulai mendata di lapangan ketika pagi sampai siang, setelah itu istirahat dan ngumpul di ruang tamu untuk mendata ulang sambil nonton tv bersama.

Setiap hari aktifitas kami hanya lah stand by di workshop, menunggu orang orang dari BTL yang datang untuk mengambil travo ysng sudah di perbaiki.

Pekerjaan yang benar benar santai, hamya tv lah yang menjadi hiburan kami selama stanby dari pagi sampai sore.

Dari mulai nonton sinetron si doel anak sekolahan, di lanjutkan dengan Drama korea jadul berjudul Full House yang di bintangi oleh Song Hhe kyo dan Rain yang berperan apik sebagai Han ji eun ysng di juluki 3 beruang oleh mertua nya dan Lee yong jae, Sebuah drama kimpoi kontrak yang di outar ulang di chanel Rtv, setelah itu di lanjutkan dengan Sinetron meteor ganden 2.

Setiap hari hanya itu rutinitas kami selama di workshop, bahkan kami sudah punya jadwal tidur siang. Lebih tepat nya ketiduran sendiri sendiri,
Aku biasa tiduran di lantai ruang tamu.
Widya tidur di sofa, dan tempat favorit candra adalah tiduran di dekat tembok, nyandar dengan kedua kaki berada di atas meja.

Tak satu pun dari kami yang berani tidur di dalam kamar, suasana nya ngeri soal nya.

Posisi teras, ruang tamu, ruang tengah dan ruang makan sejajar lurus ke belakang sampai ke pekarangan dan sumur tua hanya ada sekat 4 pintu.

Ntah kenapa, posisi tidur widya saat itu melintang menutupi garis luris imajiner ruangan rumah dinas tersebut, sedang kan aku berada di lantai dengan setah badan berada di ruang tengah dan setengah nya lagi berada di ruang tamu.

Satu per satu kami mulai tertidur dengan sendiri nya, tv masih menyala.
Sayup sayup ku dengar acara ulang audisi X factor season 1 di mana saat itu peserta bernama fatin yang mengikuti audisi masih mengenakan seragam puyih abu abu sukses memukau dewan juri dengan membawakan lagu dari Bruno Mars yang berjudul grenade.

Suara tv lamat lamat mulai lenyap menandakan bahwa aku sudah benar benar terlelap.

Sampai tiba tiba ku lihat cahaya hijau yang berasal dari arah belakang menyilaukan pandangan ku.

Rupa nya ular penunggu pohon jati di belakang muncul lagi,

Widya.....

Ku lihat dia sedang dalam posisi terpojok di sudut ruang tamu sambil menggigil ketakutan menutup wajah nya dengan dua tangan.

Di hadapan nya terdapat ular besar berwarna hijau sedang bersiap untuk menyergap diri nya.

Aku yang sudah merasakan tsnda bahaya tanpa pikir panjang langsung berlari mendekati widya, ku pegang tangan nya tanpa menghiraukan ular tersebut dan menarik widya,

Dia langsung tersentak dan melihaat tajam ke arah ku.

"Galih, tolong...."

"Aku takut....."

"Ayo lari wid....."
Teriak ku.

Aku memegang tangan widya, kami berlari menuju ke luar.

Saat melewati ruang tamu, aku dan widya bisa dengan jelas melihat tubuh candra, tubuh ku dan tubuh widya ysng masih terlelap dengan keadaan tv masih menyala.

Ular itu mengejar, kami lari tunggang langgang menuju ke teras.

Di depan ada sebuah pagar tembok setinggi satu setengah meter,

"Wid, wid lompat wid....."

Teriak ku pada widya saat sudah kepentok tembok pagar

Widya yang belum siap dengan aba aba ku langsung saja meabrak tembok itu, dan ternyata kami berdua tembus.....

Kami sudah berada di jalan depan,
Suasana tampak lengang, terlihat seperti tv hitam putih.

Ular itu keluar dari ruamg tamu seolah memburu kami berdua.

"Ular nya masih ngejar wid, ayo lari....."
Teriak ku.


"Mau lari kemana lagi gal...."

Kata widya dengan napas yang sudah tersengal sengal.

Aku ingat kalau di sebelah utara workshop ada masjid besar, mungkin di sana kita bisa mendapatkan perlindungan, batin ku.

"Dari tadi di teriak in tolong tolong kamu nggak bangun bangun gal, candra juga."
Kata widya sambil berlari.

Saat kami sudah hampir sampai di masjid, tiba tiba sebuah sabetan ekor ular menghantam punggung ku.

"Bruaaakkkkk....."

Aku tersungkur seketika ke permukaan jalan, aneh nya aku tak merasakan sakit sedikit pun.

Ular itu menengak kan setengsh badan nya ke atas seperti ular kobra,


"Gal bangun gal...."
Teriak widya.

"Kamu lari saja masuk ke dalam masjid wid, tinggal kan saja aku...."
Ucap ku pada widya.

Aroma melati tiba tiba menyeruak di hidung ku,

"Mbah uti...."

"Ojo ngganggu putu putu ku iblis....."
(Jangan ganggu cucu cucu ku wahai iblis...)
Teriak sosok nenek benek berpakaian kebaya yang tiba tiba saja berdiri di depan ku.

Beliau mengibaskan jarik nya berwarna kuning di tangan nys ke arah ular tersebut,

"Bressssss......"

Ujung jarik mbah uti menghantam wajar ular itu, seketika itu juga si ular langsung mengeliat kesakitan dan mulai menjauh.

"Terima kasih mbah...."

Ucap ku kepada beliau,

"Iyo le, aku yo matur suwun mergo awak mu wes njogo putu ku...."

(Iya nak, aku juga berterima kasih karena kamu sudah menjaga cucu ku.)

"Awak mu sebener e wes ono sing njogo, tapi ning kene dudu wilayah e."
(Kamu sebenar nya sudah ada yang jaga, tapi di sini bukan eilayah nya.)

"Mulo perewangan mu ora iso opo opo"

(Makan nya, pendamping mu tak bisa apa apa)
Kata beliau.

Widya memnantu ku untuk bangun.

"Matur suwun mbah uti...."

(Terima kasih mbah uti....)

Ucap widya kepada widya.

"Iyo nduk, sing ati ati...."
(Iya nduk, hati hati....)

"Galih iki dwe ikatan batin lan iso jogo awak mu, bejo awak mu duwe konco dewek e...."

(Galih punya ikatan batin yang kuat dengan mu,dia bisa menjaga mu. Untung kamu kenal sama dia.)
Ucap beliau.

"Nggih mbah..."
Ucap widya.

"Wis, kono balik maneh, mbah arep pamit disik."

(Sudah sana kalian kembali, mbah mau pamit dulu...)

Ucap beliau.

"Nggih mbah...."
Ucap kami berdua.

Aku dan widya berjalan kembali ke rumah dinas.

Suara dengkuran candra membangunkan tidur kami,

Aneh nya, aku terbangun dengan posisi dari perut sampai kepala berada di pintu luar teras, dan dari bagian perut sampai kaki berada di dalam ruang tamu.

Jarak dari posisi tidur awal ku sekitar 7 meter an, tubuh ku seperti terhempas keluar.

Saat terbangun, kurasakan lutut dan dengkul ku yang perih seperti memar.

Ku lihat widya terduduk di sofa dengan keringst dingin seperti baru saja mengalami mimpi buruk,
Kami saling pandang.

Dia tersenyum kepada ku dan tiba tiba mengangguk, ku balas juga dengsn anggukan yang menandakan bahwa kami mengalami hal yang sama.

Itu adalah pertama kalinya aku mendapatkan pengalaman unik dengan widya, seperti memang ada sebuah ikatan batin, sampai sekarang aku atau widya biasa saling mengunjungi di alam baeah sadar ketika kami sedang mendapat masalah, dan biasanya keesokan hari nya dia langsung telpon atau wa.

"Ada apa gal kok semalam datang...."

Aku juga kadang menanyakan hal yang sama ketika tiba tiba ngelayap sampai ke rumah nya dalam mimpi.

Ada satu orang lagi yang melihat kami di kejar kejar ular tersebut,

Yaitu nenek nenek yang tinggal di rumah depan workshop,

Usia beliau sudah senja, setiap pagi biasanya berjemur di depan rumah nya.
Suatu hari beliau pernah ingin bercerita kepada ku tapi di cegah ileh anak nya.

Skip....

Jumat,

Toa masjid sudah terdengar suara ngaji pertanda waktu sholat jumat akan segera di mulai,

Ntah kenapa hari itu aku benar benarerasa malas, candra sudah bersiap suap untuk pulang, dia bisanya jumatan di masjid dekat rumah nya.

Widya berkali kali mengingatkan ku untuk segera berangkat ke masjid,

"Ntar, ntar, ntar...."
Itu lah jawaban dari ku.

Candra dan widya sudah pulang untuk istirahat di rah nya masing masing.

Perut ku sebenarnya sudah lapar, mau ke warung tapi sungkan marena banyak orang ysng hendak ke masjid untuk jumatan, ahhhh malas banget aku.
Gumam ku.

Aku berbaring di kamar paling depan, dekat ruang tamu.merebahkan tubuh di atas spring bed yang masih terbungkus plastik,

Dan aku akhirnya tertidur.....

"Gelap...."

Baru saja tertidur, mata ku sudah melihat suasana kamar yang remang remang dalam kegelapan.

Tiba tiba aku sudah dalam posisi bersila di atas spring bed,

"Kepala....."

Ku lihat siluet berbentuk kepala di pojok pojok atas plafon, satu krpala di setiap sudut nya.

Ada 5 siluet kepala dengan bentuk berbeda beda.
Dari yang bertanduk, bentuk nya seperti kuda, hancur tsk beraturan dan sebuah kepala ysng menyeringai dengan gigi taring nya yang panjang.

Kepala kepala itu perlahan mulai terlihat jelas, muncul dari sudut sudut atas plafon dan mulai terlihat anggota badan nya merayap keluar seperti hendak menerkam ku dari 4 sisi.

Badan ku tiba tiba gemetar, aku menunduk dan memejamkan mata karena takut.

Rambut ku di jambak dari belakang dan di paksa untuk mendongak.
Aku tetap kekeuh tak mau membula mata.

Dalam keadaan tak berdaya, aku merasakan ada empat sosok yang keluar dari dalam tubuh ku.
Bemtuk nya seperti bayangan dan mereka menerkam ke empat mahluk mengerikan tersebutenajuh dari ku.

Aku mendengar suara sepertin orang ysng sedang bertengkar, gerakan nya secepat kilat. Beterbangan ke sana kemari di dalam kamar,

Aku berlari keluar kamar, tapi usaha ku untuk keluar dari tempat itu tak membuahkan hasil.
Aku seperti berputar putar di tempat yang sama, hingga aku tiba tiba berada di ruang makan dengan meja panjang dan kursi ulir beranyam rotan,

Di balik kursi ku lihat sosok bapak bapal ysng sedang membelakangi,
Perlahan aku dekati dia.
Dari samping ku lihat jelas wajah nya....

"Bapak....."

Aku terperanjat mendapati wajah sosok ysng sedang duduk di hadapan ku,

Dia adalah bapak ku yang sudah meninggal sejak aku masih kecil.


"Lapo le...."

(Kenapa le....)

"Kowe ora iso mbalik?"
("Kamu nggak bisa kembali?")

Ucap beliau dengan tenang.


"Gak ngerti pak, aku kok gur mubeng mubeng tok nek kene..."

(Ndak tau pak, aku seperti cuma muter muter saja di sini.)
Ucap ku.

"Mulane nek wayah e ngadep pangeran kui ojo wegah."
(makan nya kalai sudah waktunya sholat kepada Allah itu hangan malas.)

Bapak memberikan nasihat kepada ku.

Aku terdiam karena merasa malu,

"Iya pak, maaf....."

Ucap ku.

",Cuma amalan mu yang bisa menjadi penerang jalan bapak le...."

"Doa anak yang soleh..."

Kata beliau.

Aku mulai menangis mendengar ucapan beliau, nasihat nya membuat ku merasa terenyuh.

"Ini pak, inilah yang sejak dulu aku ingin kan."

"Nasihat seorang baoak kepada anak nya..."
Ucap ku.

"Wes le...."

"Sana balik lagi, tak tuntun kamu biar bisa kembali...."

Kata bapak.

Saat aku sedang berjalan dengan di tuntun beliau, tiba tiba ku dengar suara lancaran gamelan dari arah depan.

Aku berhenti untuk mendengarkan nya,

"Kui pertanda le...."

Ucap bapak.

"Pertanda apa pak?"
Tanya ku kepada beliau.

"Pertanda kalau akan ada orang yang meninggal..."

"Haaahhh...."

"Siapa pak?"

Tanya ku sbil terkaget mendengar nya.

"Nanti juga kamu tau sendiri...."

"Sudah, sana kembali."

"Bapak nggak bisa lama lama...."

Kata beliau.

"Nggih pak, terima kasih...."

Ucap ku.

"Ingat pesan bapak tadi...."
Kata beliau.

Aku mengangguk, kurasakan pundak ku bergetar.
Gemetaran dengan kencang

Saat terbangun, badan ku terasa lemas tak bertenaga. Baju ku basah kuyup oleh keringat, aku seperti tertidur selama tiggal hari,
Padahal hitungan nya aku baru tertidur selama satu jam.

Di ruang tamu ku dengar candra dan widya sedang nonton tv, mereka sudah kembali rupa nya....

Tiga hari setelah kejadian itu, tepat nya hari senin.

Ku lihat sebuah tenda dan bendera kuning di rumah depan workshop.

Nenek nenek yang melihat ku berlari dengan widya saat di kejar ular dan biasa berjemur di depan rumah, hari itu beliau meninggal dunia.

Apa itu maksud bapak ketika aku mendengar suara gamelan kemaren.....


Pertengahan bulan April,

Hari itu pak sugik datang ke workshop,

Kami di kumpulkan di ruang tamu untuk mengikuti metting dadakan,

Tujuan pak sugik datang adalah untuk mengambil alat alat penting untuk di bawa kembali ke cikarang.

Ternyata kehadiran pak sugik hari itu adalah untuk pemberitahuan bahwa SPK (surat peritah kerja)
Dari pihak PLN belum di perpanjang.

Mau tak mau salah satu di antara aku, candra dan widya ada ysng di rumahkan.

Dari arah pembicaraan pak sugik sebenar nya arah mengenai siapa yang akan di rumahkan sudah jelas.

Di workshop sudah tak ada pekerjaan, jadi tak ada data yng harus di input.

Berarti widya sudah tak di butuh kan lagi, widya sudah tampak cemas mendengar nya.

Kantor pusat hanya butuh dua orang saja untuk stand by di workshop.


Aku yang tak tega melihat widya, akhir nya menyela pembicaraan beliau.

"Pak...."

"Saya mau usul untuk mengundurkan diri saja...."

Ucap ku sambi mengangkat tangan.

Candra dan widya tampak terkejut dengan ucapan ku.

"Lho kenapa gal kok mundur?"
Kata pak sugik.

"Emmmm....'

"Saya ...."

"Saya sudah dapat pekerjaan baru di kudus pak."
Ucap ku.

"Beneran gal?"
Kata pak sugik.


"Iya pak, biar saya saja yang mundur."
Kata ku.

Candra dan widya seperti tak percaya dengan ucapan ku.

"Ya sudah kalau begitu gal, mulai besok kamu sudah di rumah kan.
Gaji terakhir mu juga akan di bayarkan kok."

Kata pak sugik.

"Iya pak, saya minta maaf kalau selama di sini sudah berbuat salah. Baik saya sengaja atau tidak..."

Ucap ku sambil berjabat tangsn kepada pak sugik, aku juga bersalaman dengsn candra dan widya.

"Kamu sengaja mengundurkan diri kan gal?"
Ucap widya kepada ku.

Aku hanya tersenyum kepada nya, itu sudah jadi keputusan ku.

"Sudah wid, nggak usah di bahas."

"Di luar sana masih ada bamyak pekerjaan kok."

"Yamg oenting kamu dan candra masih bisa bekerja di sini..."

Ucap ku.

Widya memeluk ku sebagai salam perpisahan.

"Kita masih bisa bertemu kan gal...."
Ucap widya.

"Tenang wid, sesekali aki akan mengunjungi mu dengan cara "berbeda"

Ucap ku.

"Iya, aku ngerti kok...."
Kata widya.

Hari itu adalah hari terakhir aku menginjalan kaki di workshop, hari perpisahan dengan kawan kerja setelah 8 bulan lama nya bersama sama.

Dan saat itu, kami mendaptkan kabar dari pak sugik bahwa istri nya sedang hamil.....

Beliau berkata kalau nanti setelah bayi nya lahir, kata mbah kung pak sugik harus kembali ke sana untuk ziarah sekali lagi sebagai ucapan rasa terima kasih, kalau pak sugik nggak kembali maka akan terjadi hal ysng tak di ingin kan.

Hari itu, aku resmi menjadi seorang pengangguran.......
Diubah oleh tetes.tinta 18-10-2022 03:30
kyo_shiro_hu
pulaukapok
suryaassyauqie
suryaassyauqie dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup