tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#365
Part 140
Tiga hari di Cikarang merupakan sebuah hal yang sangat berarti untuk ku, selain karena pekerjaan aku juga bisa sekalian menuntaskan rasa rindu ku dengan Anita sekaligus bersua dengan beberapa kawan lama di sana.

Aku dan lek man juga sempat merasakan suasana bekerja di kantor pusat bersama rekan rekan yang berasal dari daerah lain, sore nya aku pasti sempatkan untuk bertemu dengan Nita.

"Yank....."

"Aku mau minta izin...."

Aku mengutarakan niat ku kepada nita sore itu untuk bertemu satu orang lagi.

"Izin???"

"Emang mau minta izin apa?"
Kata nya sambil melipat pakaian yang baru saja di angkat dari jemuran.

Sebenarnya perasaan ku agak ragu untuk ngomong kepada nya.

"Emmmm....."

"Anu...."

"Mumpung aku masih di sini, aku mau minta izin ke kamu untuk main ke pulo gadung."
Ucap ku dengan perasaan cemas.

"Pulo gadung?"

"Mau ngapain yank, kamu ada teman di sana?"

Kata nita yang masih sibuk dengan aktifitas nya.

"Ada yank....."
Tandas ku.

"Siapa?"

"Teman kerja mu?"
Tanya nita lagi.

"Bukan...."

"Mey...."

Ucap ku singkat,

Nita terhenti setelah mendengar nama itu, dia menunduk seolah sedang memikirkan sesuatu.

Aku yang awal nya duduk bersandar di tembok perlahan bangkit, berdiri sambil menempelkan lengan ki ke kusen pintu meraih rokok di saku dan mulai membakar nya.

"Aku hanya ingin mengunjungi nya karena dulu sebelum aku pulang kampung, mey sempat mengundang ku ke acara peenikahan nya dengan Tedy."

"Walau pun aku nggak janji, tapi aku seperti memiliki rasa sungkan terlebih aku kenal baik dengan keluarga nya."

"Aku hanya minta izin untuk berkunjung kesana memberikan sebuah hadiah pernikahan, ya walau pun memamg sudah telat karena acara nya kan pas lebaran haji kemaren."

Ucap ku panjang lebar kepada nya yang masih diam mematung di dalam.

"Terserah kamu...."
Kata Nita dengan nada jutek nya.

"Itu pun juga kalau kamu mangizinkan kok yank, kalau nggak boleh ya aku nggak akan kesana...."
Kata ku pada nita.

"Bukan gitu yank, kejadian waktu itu sudah aku buat sebagai pelajaran kok.
Waktu itu aku sudah gegabah karena terbakar emosi dan rasa cemburu."

"Sekarang aku percaya sama kamu, pergi lah kalau kamu mau berkunjung ke sana. Aku izin kan...."
Ucap nita.

Aku menengok ke arah nya, nita tersenyum kepada ku, Sepertinya dia memang tulus mengizinkan ku untuk pergi ke rumah Mey.

"Makasih sayang, atau kamu mau ikut kesana sama aku?"
Ajak ku pada nya.

Nita bergidik seperti sedang membayangkan hal ngeri.

"Kenapa kok gitu?"
Tanya ku.

"Nggak apa apa kok, cuma ngebayangin nya aneh aja main ke rumah cewek yang pernah dekat sama pacar ku sendiri."

"Nggak deh, nggak...."

"Aku nggak siap yank...."

Kata nya sambil geleng geleng nggak jelas.

"Kamu mah aneh....."

"Mikir nya udah yang nggak nggak dulu an...."

"Yeeee, wajar lah yank....."

"Kalau sampe ketemu langsung, pasti dalam batin tuh mulai timbul sifat julid ngebanding bandingin dengan diri sendiri."
Aki nggak mau kayak gitu, makan hati tau.
Tandas nya.

"Iya iya aku ngerti kok yank...."

"Ow ya...."

"Menurut mu hadiah apa yang pas buat kado pernikahan?"
Tanya ku pada nita.

"Angpao lah, apa lagi...."
Celetuk nya.

"Issshhhh....."

"Di tanya serius malah ngelawak...."
Kata ku.

"Iya iya maaf, kado nikahan ya...."

"Ehm....."

"Gimana kalau jam dinding?"
Kata nita.

"Kok jam dinding sih yank?"
Tanya ku

"Hehehehehe,jam dinding kan cocok nya buat orang pindah rumah ya."

" Bed cover aja yank, kan masih ada korelasi nya tuh sama pengantin baru."
Kata nita sambil menaruh pakaian nya ke dalam lemari.

"Korelasi???"

"Pengantin baru????"

Gumam ku.

Nita melihat ke arah ku yang rada lemot sambil mengernyitkan dahi.

"Woalahhhh, wong gemblung kowe...."

"Bisa bisa nya mikir sampe kesana."
Celetuk ku pada nita.

Tapi usulan dari nita maeik akal juga sih....

"Ya udah, ayo anter aku beli sekalian jalan sebentar."
Ajak ku.

"Iya sayaaaanggggg....."

"Ini lho masih beres beres pakaian.

"Buru buru amat sih, udah nggak sabar ya pengen ketemu sama mey mey...."
Kata nita dengan nada menyindir kepada ku.

"Tau ah...."
Sahut ku sambil mengisap rokok.

Singkat cerita kami pergi ke sebuah toko perlengkapan rumah tangga untuk membeli hadiah pernikahan mey.

Nita memberikan beberapa masukan saat melihat sebuah katalog yang berisi corak dan motif katalog dari berbagai merk bed cover yang ada di tempat itu.

Mulai dari motif totol macan, zebra, bunga bunga dan motif polos.

Pilihan kami jatuh pada sebuah bed cover berwarna merah marun dengan motif burung flamingo berbahan poliyester.

Tanpa pikir panjang aku langsung memilih dan membayar nya, tak lupa sekalian di bungkus dengan kertas kado supaya lebih terlihat sebagai hadiah pernikahan.

Kami keluar dari toko tersebut, nita menenteng kado tersebut sembari ku gandeng menuju parkiran.

"Beneran kamu nggak mau ikut ke sana yank?"
Tanya ku kepada nita sekali lagi untuk memastikan.

"Nggak sayang...."

"Kamu aja yang kesana, takut ganggu...."

"Hehehe...."
Kata nya.

"Tuuuh kan...."

"Malah ngomong nya kaya gitu, kan kesan nya kamu kayak nggak ikhlas ngasih izin."
Kata ku.

"Jangan gitu yank, aku kan bercanda."

"Aku nggak apa apa kok, jaga diri baik baik ya...."
Ucap nita sambil membenarkan kerah baju ku yang terlipat ke dalam.

"Yuuukkk, antar aku ke kosan dulu...."

Kata nya.

"Kamu nggak pengen apa apa yank?"
Tanya ku pada nita.

Dia tersenyum....

"Nggak, keinginan ku sudah terpenuhi kok...."

"Apa emang nya?"
Tanya ku.

"Kamu,....

"Bagiku itu sudah cukup."

Tukas nya dengan ekspresi penuh makna yang benar benar tersirat.

Dada ku berdesir seolah ada sebingkas es batu yang meluncur dengan deras ke setiap relung hati mendengar ucapan Anita di hadapan ku.

"Kamu benar benar bukan manusia yank...."

"Terus aku apa?"

"Setan?"

Celetuk nya.

Aku nyengir mendengar nya,

"Ketulusan dan kebaikan mu sudah seperti layak nya perwujudan dari sosok bidadari....."
Ucap ku sambil menyentuh dagu dan pipi nya yang sedikit chubby.

Nita sontak saja terdiam dan tersipu malu di iringi dengan rona merah di pipi yang perlahan mulai memerah.

"Udahan ah gombal nya, ayo cepet anter aku pulang yank nanti keburu kemalaman lho."
Kata nita mengalihkan momen romantis kita berdua.

"Ini kan masih sore sayang...."
Ucap ku pada nita saat naik ke atas motor.

"Iya iya, tapi kan sebentar lagi aku akan melewati menit menit penuh kegelisahan...."

Celetuk nya saat motor kami mulai melaju ke jalanan.

"Menit penuh dengan kegelisahan, sampai segitu nya nheng...."

"Mey kan sudah jadi istri orang, tenqng aja deh...."

"Nggak bakal aku macem macem."

Kata ku pada nita.

"Iya sih, tapi kan kesalahan mu selalu saja cuma satu macam...."
Kata nya.

"Apa tuh?"
Tanya ku.

"Khilaf...."
Jawab nya singkat.

"Hehehehehe....."

Aku cuma bisa nyengir mendengar nya.

"Dihhhh pake nyengir segala, ngeselin sih kamu...."
Kata nita

"Biarin aja, biar gini juga kamu suka kok."
Kata ku.

"Iya in aja deh....."
Timpal nya.

Setelah selesai mengantar nita kembali ke kosan, aku langsung pamitan untuk bergegas menuju rumah Mey.

Dari info yang ku dapat sih Mey dan Tedy masih tinggal bersama tante Lina di pulo gadung.

Suasana jalanan kota bekasi di sore hari mulai padat merayap,
Perlahaj tapi pasti akhir nya aku sudah sampai dedepan sebuah rumah yang masih sangat ku ingat, hanya warna car nya saja ysng sudah berubah.

Itu adalah sebuah rumah yang di huni oleh Tante Lina, Adit dan Mey.

Ternyata ada mobil berwarna hitam yang terparkit di depan nya, milik tedy pasti nya.

Aku turun dari motor dan mulai mengetuk pintu rumah nya.

"Tok, tok ,tok....."

"Permisi...."

Ucap ku.

"Iya, sebentar....."
Terdengar suara wanita paruh baya dari arah dalam, itu pasti tante lina.
Aku masih ingat sama suara nya


"Cklekkkk....."

Pintu terbuka....

"Galih......"

"Ternyata kamu, apa kabar....."
Tsnte lina menyambut ku seolah tak percaya kalau saat itu aku berada di depan nya.

"Iya tante Lina....."

"Alhamdulillah baik...."

"Tante sekeluarga sehat semua kan?"
Tanya ku valik kepada beliau.

"Kami juga baik gal...."

Ayo sini masuk...."

Ajak tante lina kepada ku.

Aku masuk ke dalam rumah beliau dan di persilahkan duduk di ruang tamu.

"Adit sama mey kemana tante, kok sepi?"
Tanya ku pada beliau.

Adit tsejak sore sudah pamitan buat pergi sama teman nya gal, mey ada lol di kamar nya sama tedy. Nanti tante panggil kan."

"Sejak kapan kamu balik ke bekasi, sudah dapat pekerjaan baru ya?"
Tanya beliau pada ku.

"Sejak kemarin kok tante, ini juga karena tugas kerja.cuma tiga hari saja...."
Jawab ku krpada beliau.

"Lho cuma tiga hari aja di sini...."

"Terus balik kapan?"
Tanya beliau.

"Iya tante, besok sore aku sudah harus balik ke kampung."
Jawab ku.

"Ya sudah, makasih banyak lho kamu sudah menyempatkan diri mau mampir ke sini gal...."
Kata beliau.

"Sama sama tante, saya ke sini cuma mau mengucapkan selamat kepada mey dan tedy atas peenikahan nya."

"Soal nya pas acara nya kan saya nggak bisa hadir."

Ucap ku kepada beliau.

"Iya, biar tak panggil dulu Mey sama tedy...."
Kata tante Lina.

Aku duduk di sofa ruang tamu sambil melihat foto keluarga dan foto pernikahan mey yang tampak meriah.
Mey twmoak anggun dengan balutan baju pengantin berwarna putih di dampingi tedy dengan stelan kemeja dan jas hitam.

Ku lihat ada ayah mey yang hadir sebagai wali di acara pernikahan nya, aku hanyut dalam bingkai bingkai kwbahagiaan dari sosok yang sangat ku kenal, sosok yang pernah hadir menyelamatkan ku dari kehancuran dan keterpurukan sampai aku tak peduli dengan kesehatan ku sendiri dan berakhir ambruk lantaran kondisi kesehatan ku yang ngedrop terkena gejala tipes pada saat masih ada di kontrakan.

"Kira in sudah lupa sama aku....."

Suara perempuan tiba tiba terdengar dari arah dalam.

Aku menengok ke arah belakang,

"Mey....."

Dia keluar dari dalam kamar nya dengan Tedy sang suami.

Mey mengenakan piyama berwarna coklat garis garis dengan wajah dan rambut yang masih sama seperti dulu.
Hanya saja dia sedikit lebih berisi, hamil mungkin....

Tedy terlihat mengenakan jersey futsal dan sepatu berwarna hijau terang menenteng tas sport ysng kemungkinan berisi thumbler dan handuk.

"Hay nyonya Tedy......"

"Ya masih ingat lah,"

"Maaf ya baru bisa datang...."

Sapa ku kepada mereka.

"Selamat menempuh hidup baru buat kalian...."

Aku mengucapkan selamat kepada mereka sambil membeeukan bungkusan hadiah yang sudah ku persiapkan.

"Wah repot repot pake bawa hadiah segala kamu gal...."
Kata tedy pada ku.

"Ahhh nggak repot kok ted."

"Kamu mau futsal, kok sudah pake jersey sama sepatu juga?"
Tanya ku.

"Tau tuh gal, lagi ada tamu malah mau pergi futsal...."
Sahut Mey.

"Sorry gal, sebenarnya aku masih pengen ngobrol banyak sama kamu. Tapi berhubung ada acara sparing bareng pt lain malam ini ya mau gimana lagi."
Kata tedy.

"Santai aja Masbro, enjoy your futsal match...."

"Show must go on kan......"
Ucap ku.

"Ya udah, aku herangkat dulu ya mey, gal...."

Ucap tedy, dia harus buru buru menuju ke lapangan futsal untuk pertandingan sparing dengan klub dari PT lain.

Mey mengantarkan tedy sampai ke depan lalu kembali lagi ke ruang tamu menemui ku.

"Kamu sudah sejak kemarin kan gal di bekasi?"
Tanya mey pada ku.

"Iya mey, emang kenapa?"
Tanya ku pada nya.

"Ehmmm...."

"Sudah ketemu siapa aja di sini sejak kemarin?"
Tanya dia pada ku lagi.

"Yaahhh ketemu beberapa teman lama, sempat main ke kontrakan kita dulu.
Kan aku masih asa kawan di situ yang nempatin kamar mu..."
Jawab ku.

"Ow ya, wahhh seru dong...."

"Aku tuh kadang pengen banget maen kesana lho gal, pengen napak tilas dan nostalgia di situ.
Tapi sekarang kan aku nggak kenal sama penghuni kontrakan di situ.hehehehe"
Kata mey.

"Kamu sekarang jadi istri rumahan banget mey, masih kerja di tempat yang itu sama suami?"
Tanya ku pada mey.

"Aku udah mengundurkan diri gal, kebijakan perusahaan tidak memperbolehkan ada suami istri ysng bekerja di tempat ysng sama
Salah satu harus resign."
Kata mey.

"Ow...."

"Terus, beneran dong sekarang kamu jadi ibu rumah tangga?"
Tanya ku pada mey.

"Ya bisa di bilang gitu deh, tapi aku ada usaha kecil kecil an kok gal. Selain ngatur penjualan di kios ibu, aku juga mulai merintis usaha secara online juga."
Kata mey

"Rajin banget kamu mey, padahal kalau di bayang in. Gaji pak kadiv kan udah lebih dari cukup buat nafkah in dan ngebahagia in kamu..."
Ucap ku pada mey.

"Yaaa terus, kalau gaji suami udah bisa mencukupi kwbutuhan kami lantas aku cuma diem di rumag ongkang ongkang kaki gitu..."

"Yo nggak lah gal...."
Kata mey sambil duduk bersandar di sofa.



Tuh orang nya kalau kalian pada pengen tau sosok Mey.

"Selain ketemu kawan lama, kamu ketemu sama siapa lagi gal?"
Tanya mey pada ku seolah sedang ingin mengulik lebih dalam.

"Aku ketemu sama Anita...."

Jawab ku singkat.

"Nita pacarmu yang itu?"
Tanya Mey

Aku hanya mengangguk, bukan kah dia dulu marah besar pas terakhir aku main ke kontrakan mu dan kepergok sama dia?"

Ucap mey seolah tak percaya.

"Iya benar mey, kemaren sama hari ini tadi aku sudah ketemu dan jalan sama dia kok, Emang nya kenapa?"
Kata ku.

"Emmm nggak kok, nggak apa apa...."

"Aku pikir mey benar benar nggak mau maaf in kamu lagi, hebat kamu bisa menyakinkan kejadian itu ke dia."
Ucap mey dengan ekspresi terkagum kagum.

"Siapa dulu dong, gue gitu loh...."
Kata ku.

"Gaya mu Mas massss galih...."

Besok kamu udah balik Gal?"
Tanya mey pada ku.

"Iya mey, besok sore palingan aku balik."
Jawab ku.

"Aku nggak ri ajak jalan jalan nih, hehehehe"
Kata mey.

"Nggak berani aku mey, sekarsng kan kqmu sudah jadi istri nya orang.
kecuali bertiga sama Tedy atau berempat sama nita sekalian...."

Kata ku kepada nya,

"Ah mana seru rame rame gitu, kadang tuh aku kangen banget ketika kita naik angkot bareng, makan sop janda yang pedes nya minta ampun sama kamu seprti dulu."
Kata mey.

"Masa masa ngontrak bersama ya mey, nggak terasa sudah hampir tiga tahun berlalu semenjak aku pertama kali datang sebagai perantauan."
Kata ku.

"Nggak terasa kan gal, tau tau sekarang aku udah menikah. Nanti juga kamu bakalan menikah juga, hidup berumah tangga sama istri."

"Kamu bakalan ketawa geli mengingat sulu pernah meratapi Ayuk yang sudahemutuskan hubungan dengan mu begitu saja...."
Kata mey sambil nyengir meledek diri ku.

"Itu kan dulu mey, swkarang aku sudah strong kok...."
Sahut ku.

Kami hanya ngobrol seputaran kisah masa lalu,beenostalgia bersama diomen pertemuan yang benar benar sudah langka.

Aku juga di ajak makan malam bersama, tante lina sudah menyiapkan nya.
Aku malah teringat saat pertama kali ikut buka puasa pertama kali nya di rumah itu.

Kenapa harus ada batasan waktu untuk momen momen menyenangkan seperti ini,gumam ku dalam hati.....

Setelah cukup lama aku di sana, tiba waktu nya untuk berpamitan kepada mey sekeluarga.

Mereka benar-benar menyambut kehadiran ku dengan sangat terbuka,

Mey.....

Ternyata kamu tetap sama seperti yang dulu ku kenal.....

Skipp....


Pagi itu aku dan lek man sudah berada di kantor pusat untuk mengecek matrial dan surat jalan yang akan kami bawa kembali ke Pati.

Kami juga ikut bekerja sampai waktu istirahat tiba,
Lalu pulang untuk mengambil pakaian dan berpamitan kepada keluarga lek man.

"Nanti berangkat jam berapa lek?"
Tanya ku kepada beliau.

"Jam 5 sore an gal, biar adem di jalan nya...."
Kata lek man.

Wah masih ada waktu buat nunggu Nita pulang kerja, aku mau pamitan sama dia secara langsung.
Batin ku.

"Emmmm, ya udah lek...."

"Semua sudah beres, tinggal gassss aja nanti."
Kata ku.

"Oke gal...."
Kata lek man.

Saat jam istirahat, aku telpon nita,

"Halo Yank...."

"Kamu nanti balik jam berapa?"

Tanya ku melalui telpon.

"Iya yank, aku nanti balik jam 3 seperti biasa...."
Kata nya.

"Aku nanti sore balik berangkat jam 5, rencana nya sih mau pamitan langsung ke kamu."
Ucap ku.

"Yaaahhhh, nggak usah balik deh yank...."

"Di sini aja sama aku."
Kata nya dengan nada manja.

Lagi lagi batin ku mengatakan kalau aku ingin tetap di sana bersama nita,
Tapi aku segera tersadar. Aku harus profesional karena itu adalah bagian dari tugas pekerjaan.

"Aku sebenar nya pengen banget yank, tapi ini kan tuntutan pekerjaan.
Aku nggak enak sama rekan ku Lek Man...."

Kata ku.

"Iya sayang, aku ngerti kok."

"Kalau gitu nanti setelah pulang kerja aku langsung ke tempat mu deh..."

"Daerah lemah Abang kan?"
Kata nya.

"Iya yank, nanti hati hati di jalan ya..."
Kata ku pada nita.

"Siap sayang, kamu udah makan siang?"
Tanya nita.

"Sudah tadi di Kantor pusat kok, udah dulu ya yank...."

"Iya, daaahhhh...."

Aku juga berpamitan sama mbak linda dan beberapa teman melalui hp.

Sore nya, lek man sudah memarkirkan pick up yang kami bawa di depan rumah nya.

Nita datang dan masih mengnakan seragam kerja nya.

Aku mengenalkan nita kepada lek man dan istri nya.

Tibalah saat haru perpisahan dengan anita....

Tanpa malu aku memeluk dan mengecup kening nya,
Nita menangis dan terus memeluk diri ku dengan erat.

Ingin rasa nya aku bilang ke lek man kalau aku mau tetap di sana saja dan nggak kembali lagi.
Aku benar benar tak bisa lepas dari anita.

"Pergi lah yank....."

"Kita sama sama tak ingin berpisah, tapi ingat...."

"Emak masih sangat mwmbutuhkan mu di kampung."
Nita tiba tiba mengatakan hal itu apda ku dengan penuh keyakinan membuat kebimbangan dalam hati ku sirna seketika.

"Iya yank, makasih ya...."

"Makasih karena kamu mau merelakan ku untuk pergi lagi...."

Nita mengangguk, perlahan melepas pelukan nya.

Aku dan lek man sudah masuk ke dalsm mobil, anak dan istri lek man melambaikan tangan,
Begitu juga dengan nita.

Selamat tinggal Cikarang......
kimberly.ela179
suryaassyauqie
suryaassyauqie dan kimberly.ela179 memberi reputasi
2
Tutup