tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#363
Part 139
"Mau pake ini apa pake punya mu?"

Nita sudah bersiap di depan ku dengan mengenakan kaos yang di balut cardigan dengan celana denim nya sambil menepuk jok mio dan menunjuk ke arah supra milik Lek man yang ku pinjam.

(Bagian akhir episode yang kemaren nggak usah di bahas aja ya, ane kasih kesempatan buat pembaca sekalian berspekulasi sesuai keinginan masing masing☺️)

"Pake supra aja deh Nit...."

"Nggak mantep pake matic soal nya.hehehehe"

Aku berdiri dari tempat duduk dan memasukkan motor Nita ke dalam kosan.

"Tuh kan aku di panggil Nit....."

"Udah nggak sayang apa sama aku????"

Ucap nita dengan ekspresi cemberut.

"Hadeeeehhhhh....."

"Iya maaf sayaaang....."

"Udah gede masih suka ngambeg...."

"Awas kamu mlipir dulu, mau masuk in mio mu nih...."

Kata ku pada nya yang sedang ngejogrok di dekat pintu kosan,

Nita melipir dan.....

"Emuaaachhhh...."

Sebuah kecupan mendarat begitu saja di pipi ku tanpa ada aba aba terlebih dahulu.

"Eeeeehhhhhh, aku di sun...."

Kata ku sambil memegang pipi dan mendorong motor nita masuk ke dalam.

"Biarin....."

"Kamu sih, ngesel in....."

"Tapi ngangen in kan...."
Sahut ku.

"Bangettttt...."
Timpal nya.

"Ya udah, kunci dulu pintu nya yank."
Ucap ku pada nya.

Setelah itu aku dan nita meninggalkan kosan untuk keliling melepas rasa rindu yang sudah beberapa bulan tak bertemu.

Dia mengenakan helm merah jambu yang dulu ku belikan untuk nya,
Angin jalanan berhembus dan menerpa wajah kami di antara lalu lalang pengendara malam,
Kilatan bola bening pembatas marka jalan yang di tanam di tengah tengah aspal seolah menghiasi perjalanan kami.

Momentum terbaik yang sudah lama tak ku rasakan semenjak kepulangan ku ke kampung halaman.

"Mau makan di mana yank???"
Tanya Nita yang sedang duduk di belakang, kedua tangan nya melingkar erat di pinggang.

"Nasi bebek yuk....."
Ajak ku pada nya.

"Tuh kan....."
Ucap nya.

"Kenapa yank?"
Tanya ku.

"Mentang mentang pelayan nya bohai,
Langsung deh pengen ke situ...."
Tukas nita pada ku.

"Lho kok malah arah nya ke situ yank?"
Sahut ku.

"Emang apa lagi kalau bukan itu?"
Kata nya.

"Aku cuma kangen aja sama nasi bebek khas di situ yank, nggak ada pikiran sampai ke situ deh...."
Kata ku.


"Hehehehehe, kira in...."
Sahut nya.

"Makan nya jangan suudzon dulu...."

"Iya iya yank...."


"Kamu masih sering komunikasi atau ketemu sama mbak linda kan?"
Tanya ku pada nya.

"Masih lah yank...."

"Kalau aku lagi kangen sama kamu, pasti tujuan ku ya ke kontrakan mbak linda, karena di sana lah aku bisa sepuasnya mengingat momen momen tentang kamu."
Ucap nita dengan penuh antusias pada ku.

"Kalau kamu gimana yank, atau jangan jangan kamu nggak pernah kangen sama aku?"
Tanya nita.

"Bohong kalau aku nggak kangen mah,
Setiap kali aku ingat pada mu.
Aku akan memejamkan mata ku, meraba dalam angan mencari setiap ingatan indah yang pernah kita jalani bersama di sini. Di sana aku bisa sepuas nya bertemu dengan mu...."

Nita terdiam, pelukan di pinggang ku terasa semakin erat seolah tak ingin melepaskan ku lagi.

Aku membalas nya dengan menggenggam jemari nya yang berada di perut ku.

"Jangan kenceng kenceng, nanti dedek nya nendang nendang lho...."
Gurau ku pada nya.

"Sayaaaanggggg, lagi momen gini malah sempat bercanda lagi...."
Teriak nita sambil memukul punggung ku.

"Iya iya maaf Anita sayang....."

Ucap ku.

Sampai lah kami di sebuah rumah makan nasi bebek yang berada di sekitar kawasan,
Aku dan Nita masuk ke dalam dan duduk di sana. Suasana pembeli sedang ramai, kami berdua nyempil di pojokan yang masih menyisakan space kosong.

Sekejap ku lirik pelayan yang di maksud sama Nita, hmmmm......

"Pantesan ni orang snewen pas tadi ku ajak untuk makan di sini."

"Mbangkok bro....."

Ku alihkan lirikan ku karena Nita sudah bersiap memansang tampang garang nya sembali memberi kode watching mengarahkan kedua jari nya seolah mau mencolok kedua biji mata ku.

"Mau pesan apa mas....."
Pelayab itu menghampiri untuk menanyakan pesanan kami.

"Nasi bebek dua, es teh manis satu, teh hangat satu mbak. GPL...."
"Nita langsung menyambar ucapqn mbak mbak tersebut twnpaemberi ku kesempatan untuk mengucapkan sepatah kata pun.

"Masih hafal aja yank...."
Celetuk ku pada nita.

"Ya masih lah, kurang apa coba ?"

"Dasar kamu nya aja yang kurang bersyukur...."
Ucap nya.

Aku menutup mulut ku dengan gestur sedang menutup resleting pertanda aku nggak mau membahas nya, aku nggak mau membuyarkan suasana pertemuan spesial ku dengan nya.

Pesanan datang,

"Selamat makan ya mbak, mas...."
Ucap sang pelayan dengan suara yang ramah.

Nita menirukan ucapan pelayan tersebut, bibir bya menye menye seolah meledek pelayan itu.

Dua porsi nasi bebek dan minuman kami sudah tersaji di atas meja,
Nita bangkit dari duduk nya lalu berjalan menuju wastafel yang berada di sudut ruangan untuk cuci tangan terlebih dahulu.

"Kamu nggak cuci tangan dulu yank?"
Tanya Nita pada ku yang masih duduk.

"Nggak ah, kan aku makan nya pake sendok."
Sahut ku sambil mengaduk teh hangat yang berada di depan ku.

"Kalau pun pake sendok, apa salah nya juga kamu cuci tangan terlebih dahulu..."

Kata nita sambil mengambil sendok dan garpu lalu mengelap nya memakai tisu dan menaruh nya di piring ku.

"Dasar keras kepala kamu tuh...."

Gerutu nya ketika menaruh kedua benda logam tersebut di depan ku.

"Hehehehe, makasih Anita yang baik hati...."
Ucap ku sambil cengengesan pada nya.

"Kembali kasih...."
Timpal nya.

Kami makan bersama dengan cara yang berbeda, karena nita memang selalu makan langsung menggunakan tangan ketika dulu kita makan di sana.

Saking enak nya aku sampai habis dua porsi pada saat malam itu,

"Lapar apa doyan bang ....."
Kata Nita sambil geleng kepala.

"Laper banget aku yank, sejak SD belum makan soal nya hehehehehe...."
Timpal ku.

"Sampe segitu nya, tuh perut mu makin buncit...."
Tunjuk nita ke arah perut ku dengan jari yang masih menembel beberapa butir nasi.

"Mana ada, perut ku six pact gini kok...."
Ucap ku sambil menahan nafas dan menekan bagian oerut ku agak ke dalam.

"Awas deswk bayi nya ke gencet tuh, nggak bisa nafas.hahahahaha...."
Kata nya dengan tawa lepas tanpa menghiraukan orang yang ada di sekita kita.

"Husssst, gila kamu yank...."
Ucap ku pada nita.

"Udah lama, baru tahu kamu...."
Timpal nya.

"Iya, selama ini kan aku nggak sadar, lha wong aku sendiri juga gila."

"Kita ini sama gila nya...."
Kata ku di iringi gelak tawa kami berdua.

Selesai makan, perut pun kenyang....

Aku berdiri dari kursi bermaksud untuk membayar, namun di tahan oleh Nita.
Dia bergegas menuju si pelayan tadi untuk membayar nya.

Aku melihat nya dari kejauhan,
Nih anak posesif amat yak.....

"Udah yank, yukkkk...."
Ucap nya pada ku di depan orang orang di uang ada di sana.

Aku hanya bisa garuk kepala sembari berdiri dan berjalan keluar dari tempat itu, malu nya ya ampuuuunnnnn.....

Semua mata pada ngeliatin ke arah ku,
Meskipun harus nya aku bangga karena tanpa segan nita mengucapkan kalimat itu di depan umum.

Setelah makan malam, aku dan nita langsung menuju ke pom bensin.
Supra lek man sepertinya juga kehausan minta minum.

Setelah itu kami berkeliling dan nongkrong sebentar di daerah Lippo dan ngobrol tentang banyak hal mengenai masa depan.

"Kamu yakin mau nunggu in aku yank?"
Tanya ku pada nita ketika kita sedang duduk di atas rumput sebuah taman.

"Sampai kapan pun aku akan nunggu in kamu...."
Jawab nya.

"Tapi seperti kata ku tadi, untuk sekarang aku masih pengen fokus buat emak. Ntah sampai kapan...."
Ucap lu pada nya.

"Aku ngerti kok yank...."

"Kamu anak yang berbakti kepada orang tua, untuk saat ini aku hanya bisa sebatas menunggu. Walau nggak tau nanti nya akan seperti apa, kalau nanti kita memang benar benar harus berpisah. Mungkin aku memang bukan lah tempat mu untuk pulang...."

Ucap Anita pada ku dengan wajah sendu.

Kata kata nita berhasil mengguncang batin terdalam ku,

Hati ku serasa di pilin mendengar ucapan yang terlontar dari nya, terbayang betapa sedih dan sakit nya kalau suratan takdir tidak mengizinkan kami untuk bersatu.

"Memejamkan mata untuk sejenak mengingat masa masa indah yang pernah kita lalui, untuk sesekali mungkin akan ampuh mengobati rasa rindu ku setelah nanti kamu kembali ke kampung halaman mu...."
Tambah nya lagi.

"Kamu adalah sosok yang bisa membuat ku merasa menjadi laki laki paling beruntung di dunia, harus nya kamu jadi milik ku yank. Menjadi pasangan yang sah di mata hukum dan agama......"

Ucap ku pada nita yang duduk di samping ku sambil memeluk lutut nya.

Perlahan aku rangkul pundak nya, sempat terbesit di benak ku untuk mengajak nita menikah muda dan membawa nya ke rumah emak.

Namun, mengingat keadaan ku saat itu yang ingin berbakti kepada orang tua.
Ku urungkan niat baik ku bersama nita dan memilih untuk fokus kepada kesembuhan emak.

Seorang singgle mother yang berjuang keras untuk menafkahi ketujuh anak nya tidak lah mudah, aku yang dulu menjadi seorang perantauan saja terkadang kelimpungan tatkala membiayai diri sendiri dalam memenuhi kebutuhan sehari hari, apa lagi beliau yang sejak aku masih kecil sudah berjuang sendirian merawat, membesarkan dan memenuhi kebutuhan ke tujuh anak nya.

Waktu sudah menunjuk kan pukul sembilan lewat tiga puluh menit,
Itu artinya setengah jam lagi teman satu kosan Nita akan pulang kerja.
Risma yang saat itu masuk sift siang akan segera pulang dari kerja nya,

Berhubung kunci kosan hanya ada satu dan sedang di bawa oleh Nita lantaran tadi dia lupa menaruh nya di bawah keset seperti biasa nya. Akhir pertemuan kami malam itu harus berakhir, ku antar nita kembali ke kosan nya.

Kami maaih sempat ngobrol lagi di teras sembari menunggu risma pulang kerja.

"Waaahhhhh ada tsmu istimewa nih kayak nya...."

Suara seorang perempuan tiba tiba terdengar dari arah belakang posisi ku yang sedang duduk.

Rupa nya itu adalah suara Risma,

"Hai Ris, apa kabar...."
Sapa ku kepada nya yang sedang berjalan ke arah kami.

"Kabar baik gal, wah akhir nya nyusul ke sini juga kamu...."
Ucap Risma.

"Dia cuma sebentaran di sini Ris...."
Sahut Nita setelah mendengar ucapan Risma.

"Alhamdulillah, Ilyas apa kabar nya Ris?"

hubungan mu sama Ilyas masih kan?"
Tanya ku pada nya.

"Ilyas baik baik saja kok Gal, aku masih sama dia kok. Coba kalau sekarang dia nggak kena shift malam pasti dia sudah ada di sini deh...."
Kata risma.

"Nama nya juga tuntutan kerja, aku nitip salam aja ya ke Ilyas...."
Ucap ku pada risma yang sedang melepas sepatu dan kaos kaki nya sambil duduk di lantai persis di depan pintu.

"Ya sudah, nanti aku sampai in salam kamu untuk nya gal."

Kata risma sambil berdiri dan masuk ke dalam kosan.

Setelah risma pulang, aku pun pamitan kepada nita untuk kembali ke kediaman nya Lek Man.
Nggak enak juga kan karena motor nya ku pinjam sampai malam.

Aku pun kembali untuk pulang ke rumah lek man.

Beberapa menit perjalanan, sampai lah aku di daerah rumah Lek man.

Suasana warkop yang ada di teras rumah nya benar benar sudah ramai.
Ku lihat lek man sedang asik memegang kening karena dia tengah asik bermain catur dengan bapak bapak tetangga sekitar.

"Sudah selesai ketemuan nya Gal?"
Tanya lek man pada ku.

"Hahhh eee, anu Lek...."

"Skakkkk....."
Teriak suara Lek man dengan mengenakan sarung yang ia sampirkan di pundak nya,
pada saat mengunci pergerakan sang Raja menggunakan bidak ratu.

"Maaf ya Lek kalau saya malah kelayaban....."
Ucap ku dengan rasa sungkan kepada beliau.

Bersambung-
pulaukapok
rinandya
kyo_shiro_hu
kyo_shiro_hu dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup