tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#355
Part 137
"Mau???"

Widya menyodorkan sepiring mangga potong yang baru saja ia kupas di dapur workshop.

Aku hanya menggelengkan kepala...

Semenjak kejadian siang itu, aku masih merasa nggak enak kepada nya.
hanya diam di area pekarangan belakang, rekan kerja ku sudah berkumpul di ruang tamu menonton tv.

"Enak lho Gal mangga nya masak pohon,
Manis banget rasa nya, yang metik lek man di pohon itu kemarin kata nya."
Kata widya dengan keadaan mulut penuh sambil mengunyah sepotong mangga.

"Ya iya lah, itu kan mangga
Masak pohon...."
Timpal ku.

Widya diam sejenak seperti sedang mencerna apa yang baru saja ku kata kan.

"Mangga..."

"Masak pohon...."

"Owwwwalahhh, di kasih tau serius malah ngelantur."

"Maksud ku tuh ini mangga nya matang di pohon nya Galih, bukan matang karena karbitan."
Kata widya dengan wajah kesal pada ku.

"Ya elah, kamu mah telat mikir. Jadi nggak lucu kan...."
Kata ku.

"Nih mau nggak, lumayan kan buat pencuci mulut."
Widya masih menawari ku mangga tersebut.

"Nggah ah Wid, masih kenyang aku."
Tolak ku sambil menepuk perut.

"Masih kenyang kok ngerokok...."
Celetuk nya.

"Emang asap nya tak makan apa."
Sahut ku.

"Mau mbok telan juga nggak bakalan kenyang kali, bakar duit aja kamu tuh."
Kata widya.

"Beduaan terooossss, kayak di sini tuh nggak ada orang lain aja...."
Teriak candra dari arah ruang tamu memotong pembicaraan kami.

"Biarin saja Ndra, mereka kan punya dumia nya sendiri...."
Timpal lek man.

"Sini bagi mangga nya dong wid..."
Pinta pak sugik.

Widya langsung menaruh piring yang ia pegang di atas meja ruang tamu.

"Sini gal kumpul, ada rapat kecil soal nya...."
Kata pak Har.

Aku langsung ikut berkumpul dan duduk di sofa ruang tamu bersama yang lain.

"Jadi gini teman teman, berhubung matrial seperti Arrester, perpack dan lain lain mulai kehabisan stock.
Rencana nya besok Salah satu dari kita akan kembali ke kantor pusat di cikarang untuk mengambil nya.
Aku dan Pak Har kan minggu yang lalu sudah kembali ke sana sekalian pulang bertemu keluarga. Minggu ini jatah nya lek Man yang akan pulang ke rumah anak dan istri nya di cikarang.
Lek man nggak mungkin nyetir Pick up sendirian, saya mau salah satu dari candea atau galih ikut bersama Lek man ke cikarang untuk menemani nya selama 3 hari."
Pak sugik menjelaskan hal itu kepada kami semua,
Aku dan candra saling menatap satu sama lain.

Cikarang, kebelutan nih aku bisa ketemu dengan teman teman lama di sana. Pikiran ku tertuju pada Mbak Linda dan Anita....

Tapi kemungkinan candra juga pengen ikut bersama Lek man ke sana.

"Kalau saya yang berangkat sih nggak apa apa pak, saya siap kok...."

"Gimana ndra, kamu mau menemani lek man ke cikarang nggak?"
Tanya ku pada candra.

"Emmm, anu pak...."

"Saya ada acara besok, kayak nya nggak bisa deh...."
Ucap candra kepada pak sugik.

"Gimana Gal, kamu siap nggak?"
Ucap beliau pada ku.

Aku senang mendengar nya, aku memang sedang kangen dengan suasana di sana.

"Siap pak, saya mau kok..."
Jawab ku dengan mantap.

"Wah kamu semangat sekali gal, ada yang di kangen in ya di sana?"
Kata lek man.

"Ahhh nggak kok lek, cuma sedikit kangen sama suasana bekasi saja aku.hehehehe...."
Kata ku.

Widya melihat ke arah ku dengan tatapan sayu, tapi dia tak berkomentar apa apa saat itu.

"Ya sudah, besok yang berangkat ke cikarang Lek Mas sama Galih ya, untuk uang jalan dan lain lain nanti biar di siapkan sama widya, tolong ys Wid..."
Ucap Pak sugik di akhir Metting siang itu.

"Wid....."
Pak sugik memanggil widya lagi, ternysta dia masih bengong.

"Eeee.... Iyaaa pak, nanti saya siapkan semua nya beseta data marial yang akan di ambil di cikarang."
Kata nya sambil terbata bata.

Setelah itu kami kembali bekerja seperti biasa nya, widya juga duduk terus di depan komputer. Biasanya dia ikut ngrecokin di workshop, bantu buka baut travo bersama kami.

Jam setengah lima sore kami mulai bersih bersih area kerja karena sudah waktu nya untuk berhenti bekerja.

Sebenarnya kalau aku nginep di rumah dinas bisa hemat waktu dan hemat bensin, tapi aku nggak kerasan tinggal di tempat itu, hawa nya lembab dan singup kalau malam.

Saat aku sudah mengambil pakaian ganti dan hendak mandi, ku lihat widya sedang cuci tangan di sana.

Aku tak menghiraukan nya, kepergian ku menemani lek man sebenarnya juga untuk menjaga jarak dari nya walau hanya sementara waktu.

Setelah mandi dan siap siap untuk pulang, ku dengar widya sudah menyalakan motor nya dengan candra di depan lalu berpamitan pulang.

Lek man sedang sholat di kamar, Pak har mandi dan pak sugik nonton tv di depan.

"Pak, saya pulang dulu ya....."
Aku berpamitan kepada beliau yang sedang asik nonton tv.

"Iya Gal, hati hati...."

"Besok kamu sekalian bawa baju ganti ya, jangan lupa pamitan sama keluarga."
Ucap pak sugik kepada ku.

"Iya pak terima kasih...."
Ucap ku lalu keluar dan naik kebo untuk pulang.

Hari sudah sore, matahari sebentar lagi akan tenggelam di peraduan mengiringi perjalanan ku untuk kembali pulang.

Setiap hari aku selalu sampai di rumah ketika hari sudah gelap karena cukup lama nya durasi perjalanan pulang.

Di gang depan ku lihat Widya sedang berhenti sambil duduk di atas motor nya seperti menunggu seseorang.

Setelah motor ku dekat, aku mengklakson pada nya.
Widya melambaikan tangan untuk meminta ku berhenti, kenapa lagi nih anak.....
Batin ku.

Aku berhenti di belakang motor nya dan turun menemui diri nya.

"Kenapa Wid, motor mu mogok?"
Tanya ku pada nya sambil melihat ke arah ban motor nya, siapa tahu motor widya mengalami bocor ban.

"Nggak kok Gal, aku cuma mau ngomong sebentar sama kamu."
Kata nya.

"Duhhh, udah mau magrib ini wid...."

"Mau ngomong apa sih?"
Tanya ku.

"Sebentar kok...."

"Kenapa kamu besok mau menemani Lek man ke Cikarang, padahal kan candra bisa banget kalau berangkat ke sana."
Ucap nya

"Lho kan kamu tau sendiri tadi kalau candra kata nya ada acara...."
Tukas ku.

"Nggak, candra pasti bohong. Dia tuh nggak pernah ada acara...."
Sanggah widya.

"Lagian candra kan bisa nyetir. Kalau dia yang ikut lek man, sekalian bisa gantian kan selama perjalanan yang mengemudi."
Kata nya lagi.

"Yo nggak apa apa lah wid, sekali sekali aku kan juga pengen tau seperti apa syasana kantor pusat."
Ucap ku.

"Kamu ikut lek man bukan karena ingin menghindar dari ku kan Gal?"
Kata widya dengan tatapan curiga pada ku.

"Sebenar nya ya salah satu alasan ku itu Wid, aku nggak enak atas kejadian tadi siang sama suami mu.
Untuk sementara mending aku menjauh dulu lah."

"Maaf banget ya wid atas kejadian tadi siang...."
Ucap ku pada nya.

"Ngapain kamu minta maaf Gal, kamu kan nggak salah."

"Emang suami ku saja yang terlalu berlebihan."
Kata nya.

"Biar bagaimana pun, yang nama nya suami ya pasti curiga lah wid kalau mendapati istri nya sedang boncengan sama orang lain."
Ucap ku.

"Dia mana mau sih gal peduli sama aku, nyantai aja lagi, nggak usah merasa nggak enak sama aku."
Kata nya.

"Sekali lagi maaf ya wid, aku nggak mau kalian berantem cuma gara gara salah paham."
Kata ku lagi.

"Iya Galih, seru kali ya kalau aku ikut kamu ke bekasi, Aku kan jarang pergi jauh selama ini."
Kata widya.

"Bisa di gantung bojomu kalau benar benar ikut kamu."
Ucap ku.

"Kamu udah punya pacar Gal?"
Tanya widya pada ku.

"Besok kan aku mau nyusul ke sana, ke bekasi...." (Padahal udah mantan)
Ucap ku sambil memakai helm lagi.

Widya sedikit terkejut mendengar nya,

"Jadi itu ya alasan kenapa kamu benar benar siap berangkat ke sana...."
Kata widya.

"Yaaa gitu deh, sudah ya wid...."

"Aku balik dulu."
Kata ku sambil menyetarter motor dan melanjutkan perjalanan pulang.

Ku tinggal kan widya di sana karena aku terburu buru untuk segera pulang mengingat hari sudah semakin gelap.

Ku pacu motor dengan kecepatan sedang, karena di sore hari jalan lintas kabupaten biasanya ramai oleh kendaraan bersar seperti truck dan tronton.

40 menit perjalanan, akhir nya aku samapai ke rumah dengan selamat pesis ketika adzan magrib di mushola berkumandang, ada mas badar bersama istri dan anak nya di teras. Kondisi nya berangsur membaik setelah kesetrum dan jatuh tempo hari, namun belum bisa beraktifikas kerja seperti biasa nya.

Aku langsung masuk ke rumah menemui emak di kamar,

"Sudah mandi belum Le...."
Ucap emak pada ku sambil duduk di atas kasur maengenakan mukena untuk bersiap siap sholat.

"Sudah kok mak tadi di workshop...."
Jawab ku.

"Kok badan mu masih bau oli...."
Ucap belaiu sambil tersenyum.

"Kan emang keja nya saban hari berktat sama oli mak, habis ini mau mandi lagi kok sekalian ganti pakaian."
Ucap ku.

Keadaan emak juga sudah semakin membaik berkat obat herbal dari calon suami mbak Oliv dan ketelatenan kakak ku ini dalam merawat emak.
Luka nya sudah mulai mengering dan menutup.

"Ow ya Mak, besok aku akan pergi ke cikarang selama 3 hari sama rekan kerja ku untuk mengambil matrial.
Jadi aku nggak akan pulang selama beberapa hari ke depan."
Ucap ku kepada beliau.

"Lho, malah balik lagi ke sana kamu.
Naik apa Le?"
Tanya emak.

"Iya mak, rencana nya besok aku berangkat berdua pakai mobil pick up dsri kantor."
Jawab ku sambil duduk di aebelah beliau.

"Yo wis, semoga selamat sampai tujuan, di lancarkan sampai kembali pulang ..."

"Aminnnn...."

"Sana mandi lagi terus makan, mbak ina sudah masak tadi."
Ucap emak pada ku.

"Iya mak, kalau gitu aku mandi dulu ya."
Ucap ku.

Malam itu keluarga kami berkumpul dalam formasi lengkap, aku masih di kamar setelah selesai mandi dan makan malam.

Mempersiapkan perlengkapan baju ganti dan lain lain karena besok aku akan berangkat bersama lek man ke cikarang.
Selama di sana aku akan menginap di rumah lek man yang berada di daerah Lemah Abang.

Karena setiap hari waktu ku habis untuk bekerja dan di jalan, malam nya aku masih sempat begadang sama tetangga di pos ronda,
Sekedar bermain karambil dang ngobrol ngobrol.

Jam 5 subuh aku sudah bangun, emak juga sudah mandi dengan waslap dan air hangat, mbak oliv mengganti perban di kaki emak sekalian.

Mbak imah menyapu di halaman depan dan mbak ina bersih bersih di dapur.

Aku langsung mandi dan siap siap menuju ke tempat kerja karena pagi pagi betul harus segera berangkat menuju cikarang.

Sebenar nya aku masih sering menghubungi mbak linda untuk menanyakan perihal nita kepada nya.

Waktu itu aku nggak ngomong kalau mau ke cikarang kepada mbak linda.

Segelas teh hangat dan sebatang rokok menjadi sarapan ku pagi itu di teras depan, beberapa tetangga tampak lalu lalang untuk sekedar olah raga pagi.

"Mak, aku berangkat ya....."
Aku berpamitan kepada beliau ketika hendak berangkat ke tempat kerja.

"Iya le, hati hati...."

"Jangan lupa bismilah....."
Pesan emak kepada ku.

"Pasti mak....."
Ucap ku sambil salim kepada beliau.

Singkat cerita aku menaruh motor ku di workshop dab berankat menuju cikarang bersama lek man mengendarai sebuah mobil pick up dengan bak tertutup berdua,
Kami berangkat pukul tujuh.

Di dalam perjalanan, aku masih hafal betul rute ketika terakhir kali mudik lebaran kemarin sambil menemani lek man ngobrol supaya tidak jenuh.

"Batu akik mu bagus gal, isi(khodam) atau cuma aksesoris itu?"
Tanya lek man sambil melihat cincin yang terdapat akik berwarna ungu di jari ku.

"Ahhhh, cuma aksesoris kok Lek. Di kasih sama mbah ku ini...."
Ucap ku kepada beliau

Lek man seperti sedang memperhatikan benar benar akik di jari ku.

"Kecubung wulung, wah ono mbah e ternyata...."
Celetuk lek man.

Batu akik itu memang pemberian dari kakek ku, semenjak sering sakit sakitan beliau bulang kalau sudah nggak kuat memakau cincin itu, kata nya cuma aku yang cocok memakai nya, aku juga tak tau perihal khodam di dalam nya

"Lho, sampeyan bisa tau kayak gitu ya Lek?"
Tanya ku sedikit kaget.

Lek man hanya tersenyum simpul.

"Nggak apa apa Gal, mbah e baik kok.
Ucap nya.

"Kamu seperti nya cocok megang benda benda kayak gitu gal, kapan kapan ikut aku ya Randu Belatung."
Kata lek man.

"Randu belatung????"

"Kalau nggak salah, itu kan daerah Blora ya Lek. Memang nya mau apa kesana?"
Tanya ku.

"Iya, kan aku memang asli orang sana.
Aku masih punya emak di sana, dia tinggal dengan adik dan mas ku."
Kata lek man.

"Kalau bapak?"
Tanya ku kepada lek man.

"Bapak sudah meninggal Gal, jadi adik laki laki ku beberapa hari ini sering menelpon. Kata nya ada tinggal an bapak ku yang hendak di berikan sebelum beliau meninggal untuk ku."
Kata lek man.

"Tinggal an????"

"Tinggal ab apa Lek, warisan???"
Tanya ku sambil sedikit guyon.

"Bukan....."

"Kata adek ku, ada 3 keris cundrik ( keria kecil) yang ingin bapak berikan kepada ku. Aku sebener nya nggak minat sama benda benda itu.
Makan nya kapan kapan aku pengen ngajak kami dan candra ke sana, aku nggak enak menolak nya gal.
Siapa tau kamu malah jodoh sama benda tersebut...."
Ucap lek man.

"Keris????"
Mendengar nya aku jadi pernasaran,

Jadi lek man adalah pria kelahiran Randu Belatung daerah Blora.
Dia merantau ke bekasi dan menikah di sana. Karena sudah membeli rumah dan tinggal bersama istri dan kedua anak nya, lek man jarang sekali pulang menengok emak nya.

"Nanti deh kapan kapan kita kesana...."
Kata beliau.

"Iya Lek, atur aja lah...."
Kata ku.

Karena aku belum bisa nyetir mobil, lek man ku minta berhenti di rest area kalau merasa lelah atau ngantuk.

Sekitar 12 jam perjalanan, akhir nya kami sudah keluar dari pintu tol cikarang sekitar ba'da Isya.

Lek man membawa mobil memasuki sebuah komplek perumahan karyawan, tampak abgunan yang mirip berhajar di setiap blok.

Setelah berhenti di sebuah rumah yang teras nya di jadikan warung kopi, ada anak laki laki berumur tujuh tahun yang berlari meenyongsong lek man yang baru saja turun dari mobil.

"Horeeee, ayah pulang...."
Teriak anak tersebut yang kegirangan sambil memeluk lek man.

Lek man punya dua anak, cewek dan cowok.

Anak pertama nya seorang cewek, waktu itu anak sulung nya sudah Masuk Mts dan mondok.

Lek man juga di sambut perempuan berhijab yang tak lain adalah istri nya.
Sedangkan Pak Har sudah punya satu anak,dia tinggal di komplek itu juga.

Pak sugik yang asli luar jawa menikah dengan perempuan asli cikarang.
Sepuluh tahun bersama, mereka belum kunjung mendapatkan momongan.

Aku di persilahkan untuk masuk ke dalam, lek man menunjuk kan sebuah kamar yang tak di tempati oleh anak sulung nya, di situ lah tempang istirahat ku selama ada di sana.

"Galihhhh, sini makan dulu sama sama...."
Ajak lek man pada ku yang masih ada di kamar.

"Iya Lek...."
Jawab ku.
Warung kopi lek man juga lumayan rame oleh bapak bapak sana yang sedang ngopi dan nongkrong.

"Kalau kamu mau jalan jalan, pakai saja motor ku Gal."
Ucap lek man.

"Iya Lek, paling besok saja lah jalan jalan nya."
Jawab ku

"Memang kamu tau jalan di sini Mas galih?"
Tanya istri lek man pada ku.

"InsyaAllah masih ingat bulek, aku kan pernah di cibitung selama dua tahun."
Ucap ku di meja makan.

"Galih pernah bekerja di daerah MM selama dua tahun lho buk, pasti dia masih hafal betul sama rute jalan kok."
Timpal lek man.

"Owwww ternyata oernah merantau ri sinu juga tah."
Kata istri lek man.

Malam itu adalah malam pertama aku menginap di rumah lek man,
Pikiran ku tak bisa lepas dari bayang bayang kenangan masa lalu, tidur ku gelisah dan tak tenang,
Mendadak aku ingin menemui anita.

Pagi nya aku di ajak lek man untuk mengambil matrial di kantor pusat yang berada di salah satu kawasan industri.

Aku masuk ke dalam bersama lek man, menemui bagian ruang perlengkapan.
Suasana di dalam nya sangat ramai oleh pekerja yang sedang membongkar travo listrik.
Setelah memberikan dara yang berisi matrial yang di butuh kan kepada bagian perlengkapan, lek man mengajak ku keliling kantor dan area kerja nya, ruangan nya luas dan berisi mesin mesin besar.

Para pekerja di situ langsung menyapa lek man ketika berpapasan

"Wah, sampeyan tenar juga ya lek di sini...."
Ucap ku kepada lek man.

"Ahhhh, biasa saja kok Gal. Aku cuma lebih senior di sini di banding mereka."
Kata lek man.

"Setelah Makan siang nanti kita balik aja dulu Gal, masih lama muat matrial nya kok."
Kata beliau.

"Terus balil kesini nya kapan Lek?"
Tanya ku.

"Nanti juga di kabarin sama petugas nya."
Jawab lek man pada ku.

Kami makan siang di kantin kantor dan pulang ke rumah lek man terlebih dahulu.

Setelah makan siang, aku ke depan rumah untuk merokok.

Lek man menyusul ku di sana.

"Ini lho gal kunci motor nya, hari ini kita nggak usah balik lagi ke kantor sampai dapat kabar selesai memuat mtrial.
Sana kalau kamu pengen jalan jalan dulu, pake aja motor ku."
Ucap lek man.

Aku mengambil kunci motor, kupakai helm milik lek man.

"Aku pinjam motor nya ya lek, mau main ke tempat teman mumpung di sini."
Ucap ku pada nya.

"Pakai aja gal, sana kalau mau jalan...."
Kata beliau.

Aku mengendarai supra milik lek man menuju bekas kontrakan ku dulu yang terletak di daerah belakang kawasan.

Sesampai nya di sana, aku mampir dulu ke warteg yang dulu jadi langganan ku.

"Kok baru kelihatan lagi maseeeee...."
Kata ibu ibu warteg bersama dua pelayan nya di balik etalase sambil melihat ke arah ku.

Rupa nya mereka masih ingat pada ku.

"Wis entek kontrak apa ya...."
Kata salah satu pegawai nya.

"Iyo e mbak, aku sudah habis kontrak sebelum lebaran kemaren.hehehehe"
Jawab ku.

"Kok balik lagi maseee, dapat panggilan kerja lagi ya?" Kata ibu ibu tersebut.

"Nggak kok mbak, cuma lagi ada kerjaan sedikit di cikarang."
Kata ku

Setelah makan soto betawi tanpa nasi di situ, aku lantas membayar dan berpamitan.

Aku menuju ke kontrakan lama ku ysng terletak tak jauh dari warteg,
Suasana nya masih sama seperti dulu.

Di depan kamar ku sudah ada sandal dan jemuran pakaian di teras nya.
Pasti sudah ada yang ngisi lagi....

"Tok tok tok...."

Ku ketuk pintu kamar mbak linda, ku lihat ada sepatu dan sandal nya di depan.pasti dia sedang tidak bekerja.batin ku.

"Iyaaaa, siapa ya...."
Terdengar suara mbak linda dari dalam kamar nya.

"Ckleeekkkk....."

Pintu terbuka dan.....

"Galihhhhh....."
Teriak mbak linda kepada ku.

"Kejutannnnnn......"

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 03-10-2022 17:32
kimberly.ela179
kyo_shiro_hu
pulaukapok
pulaukapok dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup