tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#349
Part 135
"Mas Badar hari ini di antar sama siapa Mbak?"

Aku baru saja selesai mandi dan bersiap siap untuk berangkat kerja, aku menanyakan perihal jatah pijit ketiga mas badar di tempat nya Pak Dhe Karno hari ini kepada Mbak Oliv yang sedang memasak air panas untuk mandi emak.

"Belum tau Win, paling banti sama istri nya...."
Ucap mbak oliv yang sedang sarapan sambil mebunggu air untuk mandi emak mendidih.

"Kalau nanti sore aku udah balik, aku mau nganter mas badar kok..."
Ucap ku kepada mbak oliv.

Aku berjalan ke samping rumah untuk mengambil selembar daun pisang sebagai pembungkus nasi untuk bekal makan siang ku di tempat kerja,
Sepertinya aku harus berhemat sampai mendapatkan gaji pertama di tempat kerja yang baru.

Ku ambil nasi di bakul anyaman bambu yang baru saja matang, mbak imah setiap pagi yang bertugas menanak nasi.
Lalu ku ambil lauk peda atau ikan asin dan tahu tempe goreng, tak lupa tumis labu siam sekalian ku masuk kan ke dalam plastik HDPE bening untuk makan siang ku nanti.

Di ruang tengah ada keponakan ku, si kecil Lia sedang asik menonton serial kartun spongebob,
sementslara mbak Ina ibu nya Lia sedang ada di kamar mandi nyuci pakaian.

Rumah emak terasa nyaman, karena banyak nya penghuni di dalam nya. Aku dapat menemukan saudara ki di setiap sisi dan sudut ruangan nya.

"Le jam berapa ini,kok belum berangkat kerja kamu. Lihat tuh matahari nya sudah semakin naik....."

Terdengar suara emak dari dalam kamar mengingatkan ku supaya lekas berangkat kerja.

"Iya Mak,sebentar...."

"Masih pagi ini, anak nya kang yanto depan rumah aja belum berangkat ke sekolah kok."
Sahut ku sambil melihat ke arah depan, biasanya kalau pagi anak perempuan tetangga ku yang bernama kang yanto memqkai sepatu dulu di teras.
Anak SD kelas 4, anak itu lah yang meniadi patokan ku untuk kalau mau berangkat kerja.

Kulihat keponakan ku sedang asik mnonton tv sambil makan biskuit kesukaaan nya, bibir nya belepotan penuh dengan remahan bercampur air liur nya maklum lah nama nya juga bocah.

Aku menggoda nya dengan cara merebut dan pura pura memakan biskuit yang ada di tangan nya,
Sontak saja dia langsung merenfek karena tingkah ku ysng usil.

"Uuuukk, um Ewin Kakaal....."
(Buk, Om Erwin nakal....")
Teriak keponakan ku ini bermaksud mengadu kepada ibu nya yang ada di kamar mandi.

Aku langsung mengembalikan biskuit yang ku rebut dari nya dan berjalan keluar untuk me manas in si kebo.

Setelah mengelap nya beberapa saat,aku masuk ke dalam untuk menemui emak di kamar nya.

"Kok belum berangkat kerja kamu mbak?"
Tanya ku kepadabak oliv saat menyibak tirai supaya ada sinar matahari yang masuk ke kamar emak.

"Aku masuk jam 8 kok win, ini mqi ganti perban di kaki emak dulu.."
Ucap mbak oliv sambil sibuk mekbuka balutan perban yang ada di telapak kaki emak.

"Sakit nggak mak kalau perban nya di lepas?"

Ku lihat beliau seperti meringis menahan rasa sakit.

"Ya gini lah Le, emak wis terbiasa kok."
Jawab beliau kepada ku.

Setelau perban dan hypafix di kaki emak terlepas, aku sedikit bergidik melihat kondisi luka nya.

Tampak punggung kaki emak berwarna merah terang tanpa tertutup kulit sama sekali, sel sel urat syaraf yang sudah di buang karena infeksi terlihat mulai tumbuh berganti dengan jaringan baru.
Mbak oliv langsung menyemprot luka emak menggunakan sprayer berisi cairan infus dan sedilit alkohol supaya bersih dari bakteri dan kuman, serelah itu permukaan luka nya di beri cwiran semacam salep herbal berbahan minyak ikan hiu kalau nggak salah,
Alat alat seperti gunting, perban dan plester pun ia kukus terlebih dahulu supaya lebih steril.

Tak sanggup melihat nya lebih lanjut
Dab hari juga semakin siang,
Aku pun berpamutan kepada emak untuk berangkat kerja.

"Aku berangkat kerja dulu ya mak...."
Ucap ku kepada beliau sambil mencium tangan.

"Iya le,hati hati di jalan...."

"Jangan lupa berdoa, ucap bismilah...."

Kata emak sambil terbaring di kasur dengan ekspresi menahan rasa sakit karena mbak oliv sedang membalut nya menggunakan perban.

"Lia Jelekkkkk,weeekkkk ....."
Aku masih sempat meledek keponakan ku yang masih asik nonton tv di ruang tengah.

"Umm ewin eyeeekkkk weekkkk..."
(Om erwin jelek weekkkk....)

Benar benar lucu tingkah keponakan ku yang satu ini,
Ku gegeber motor ku dan berangkat menuju ketempat kerja seperti biasanya,
Membelah keramaian jalan Kudus Pati untuk mengais rejeki

Setibanya di Workshop,
Ku parkirkan motor di tempat seperti biasanya.
Motor candra sudah ada di tempat nya, terus.....
Mio hitam ini milik siapa????
Batin ku ketika hendak masuk ke ruang ganti.

"Selamat pagi Mas Galih...."
Ucap Candra sambil meniup kopi yang masih mengepulkan asap di tangan nya bersama Lek Man dan Pak Har.

"Pagi Semua...."
Sajut ku sambil terburu buru masuk ke ruang ganti yang ada di belakang.

Saat melewati ruang tengah, tak sengaja ekor mata ku melihat dua orang yang sedang berada di depan komputer,

"Itu kan Pak Sugik..."

"Tunggu dulu deh,yang satu nya lagi siapa....."

Kontan saja aku langsung menoleh ke arah meja komputer,
Ku lihat ada Pak sugik yang sedang berdiri memberikan arahan di samping
Seorang perempuan cantik, walau sedang duduk di depan komputer, dapat ku lihat sepertinaoa paras wanita itu.

Wanita muda yang ku perkirakan seumuran dengan ku terlihat sedang duduk di depan layar komputer,
rambut nya lurus dan panjang di bleacing berwarna agak pirang, aku mencium aroma makarizo (vitamin rambut) yang dapat ku pastikan bahwa buka pak sugik yang memakai nya. wajah nya tirus putih natural tanpa ada polesan make up di sana.
hidung nya yang mancung semakin mempertegas ke anggunan wanita ini.

"Baru datang Gal....."

Ucapan pak sugik tak ku hiraukan karena aku masih gagal fokus,
Pandangan ku tertuju pada wanita itu.

"Liat nya biasa aja galih....."
Teriakan Pak sugik membuyarkan perhatian ku.

"Eehhhh iyaaa...."

"Kenapaa pak....?"

Ucap ku terbata bata karena kurang memperhatikan ucapan pak sugik.

"Fokus kokus gal...."

"Sini aku kenal in dulu sama personil baru."
Ucap pak Sugik sambil melirik ke arah Wanita tersebut.

"Ini Widya Gal, yang akan mengurus input data dan administrasi pekerjaan kita.
Karena pekerjaan semakin banyak, rasa nya aku nggak sanggup kalau harus turun ke workshop sambil ngurus administrasi, jadi aku usul ke kantor pusat buat menambah personil lagi,
Pas banget langsung dapat Widya ini."

Pak Sugik menjelaskan secara gamblang perihal personil baru bernama Widya yamg ternyata adalah orang asli daerah situ.

"Aku Galih mbak....."

Ku salami dia sambil memperkenalkan diri.

"Aku Widya Mas...."
Bak gayung bersambut dia langsung menyambut sodoran tangan ku untuk bersalaman.

Setelah perkenalan singkat, aku pun masuk ke ruang ganti untuk bersiap siap kerja.

Candra ku lihat sedang menguras sisa angin yang ada di dalam kompresor,
Dia mencabut katup yang ada di bawah nya.

"Jssssssssssssssswsssshhhhhh....."

Tekanan angin langsungenyembur keluar di barengi denga air keruh yang berasal dari dalam.

"Lho, kenapa kok di buang semua angin nya Ndra?"
Tanya ku sambil mperhatikan kompresor tersebut.

"Iya mas, itu angin sisa kemaren.semalaman di dalam pasti sekarang sudah mengembun,
Tuh lihat aja air ysng keluar dari lubang katup nya,lumayan banyal kan....
Kalau nggak di buang nanti bisa merusak sprayer dan campuran cat."

"Pie mas, kamu sudah kebalan sama yng di dalam?"
Candra tiba tiba berkata demilian kepada ku.

"Maksud mu widya Ndra?"
Aku tanyakan balik pada nya

"Ya iya lah, siapa lagi...."
Timpal nya sambil bersungut sungut ngesel in.

"Sudah kenalan kok tadi sebentar,
Cantik juga Ndra...."

"Orang mana dia"
Tanya ku jepada nya karena si candra kan orang asli sana.

"Dia orang daerah utara mas, jangan kepincut lho...."
Sahut candra.

"Kepincut???"

Emang kenapa Ndra?"

Tanya ku lagi lantaran masih penasaran.

"Dia wes punya Bojo mas....."
("Dia sudah punya suami mas....")

Candra membisik kan hal itu di telinga ku.

"Ahhhhh yang bener kowe....."
Sanggah ku.

"Yo bener lah mas,mosok aku bohong.
Timpal Candra.

"Darimana kamu bisa tau ndra?"
Aku semakin penasaran.


"Lah, Widya kan menikah sama sepupu ku sendiri mas. Dia sudah 2 tahun menikah, usia nya sama kayak kamu kayak e mas.
Dia kelahiran 91' kok...."
Aku mendengarkan penjelasan mengenai Widya melalui candra yang ternyata adalah sepupu dari suami nya widya.

"Ow....."

"Jadi gitu tah, untung aku nggak menggoda nya tadi ndra...."

"Ternyata istri nya saudaramu dewek,hehehehe...."

"Nyantai wae mas, kalau sama aku mah aman.hehehehehe...."
Celetuk candra.

Adzan dzuhur baru saja selesai berkumandang, aku istirahat di ruang dekat dapur seperti biasanya,
Mengambil bekal bungkusan nasi dan lauk yang ku taruh di dalam tas.

Saat hendak mengambil piring dan sendok, aku kaget karena di sana sudah ada Widya yang sedang cuci tangan di wastafel dengan rambut ysng terurai panjang.

"Ya Allah, kamu wid....."

"Tak kira in anu...."
Ucap ku yang masih terkejud dan agak shock melihat widya.

"Hantu mas,hihihihi....."
Widya memotong omonganku dan menakut nakuti ku.

"Siang siang bolong gini mana ada hantu sih...."
Ucap ku sambil mengambil piring dan sendok.

"Kamu nggak jajan ke warung mas?"

Widya bertanya pada ku yang sedang mengambil sendok di rak dapur.

"Nggak ah wid, ini aku udah bawa bekal tadi kok."
Ucap ku sambil menunjukan bungkusan kresek berisi nasi ysng ku bungkus dengan daun pisang dan plastik berisi lauk dan tumis.

"Emmmm,enak tuh kayak nya mas...."
Ucap widya sambil melihat bekal ku dengan wajah mupeng nya.

"Ini kalau kamu mau,ambil aja wid...."
Aku menyodorkan plastik tersebut
Kepada widya.

"Nggak ah mas, nanti kamu masih lapar lagi kalau di bagi dua...."
Kata nya sambil mematikan kran air.

"Nggak juga, berbagi itu indah mbak...."
Jawab ku.

"Di enak in aja mas, aku ke warung dulu ya...."
Kata widya.

"Iya Wid...."

Jawab ku.

"Kamu mau nitip sesuatu nggak mas?"
Tanya widya pada ku.

"Emmmmm, kalau nggak ngrepotin tolong beli in es teh manis di bungkus ya wid,gerah banget pengen minum ysng seger seger aku."
Ucap ku pada widya.

"Ya udah kalau gitu,sebentar ya...."
Kata nya.

"Kamu bungkus nasi aja Wid, nih aku bawa lauk banyak kok. Tapi cuma ikan asin, tahu tempe sama tumis labu siam doang kalau kamu mau...."
Ucap ku pada nya.

"Mau banget lah Mas Gal...."

"Cocok buat makan siang siang gini."
Timpal widya.

Pak Sugik, Pak Har dan Lek Man sudah makan duluan di warung. Sedangkan Candra kalau istirahat biasanya pulang ke rumah nya yang letak nya tak jauh dari workshop.

Karena nunggu widya kembali, aku tiduran dulu di lantai.
Sepoi angin menderu seakan menina bobok kan kubyang mulai merasa ngantuk.

"Mas mas Gal, bangun....."

"Ini lho es teh mu...."

Baru saja terlelap, tiba tiba ada suara cewek yang lembut mengusik tidur ku.

"Cepet amat beli nya Wid...."
Ucap ku yang masih setengah sadar.

"Kamu nya aja yang nggak sadar ketiduran mas, nih es teh nya."
Kata widya sambil menaruh bungkusan berisi es di atas meja.

"Kok malah pergi sih?"
Widya melihat ku yang berjalan ke arah wastafel dapur.

"Cuci muka sama cuci tangan dulu lah mbak....."
Sahut ku.

"Kalau mau makan duluan ambilnaha tuh lauk nya di meja."
Teriak ku sambil membasuh muka.

Belum lama aku mengenal widya, ku oikir widya ini cewek yang kalem dan anggun.
Tapi ternyata pelikiran ku ngejengkang 180 derajat,
Widya ini ternyata cewek yang slengek an dan tomboy.
Pantas saja dia nggak pake make up,guman ku.

Terlihat jelas ketika kami sedang makan bersama, aku yang biasa makan pake sendok berbanding terbalik sama widya yang makan langsung pakai tangan,
Sekilas ku lihat eajah widya mirip dengan Senandung Nacita (anak deddy mizwar) kalau tidak berhijab
Walau baru kenal, dia tidak sok jaim ketika sedanf makan dengan ku.

"Kamu kelahiran tahun berapa mas?"

Widya tiba tiba tanya tentang usia pada ku.

"Eemmmm, aku kelahiran 92 wid
Kenapa emang nya?"

"Kalau kamu kelahiran tahun berapa?"
Tanya ku balik pada nya.

"Lhooo,aku kelahiran 91....."

"Berarti tua an aku dong, masa aku pangil kamu Mas."
Ucap widya dengan nada seperti nggak terima karena sudah memanggil ku mas.

"Tua aja bangga, padahal nanti kalau sudah tua. Mati nya kan duluan kamu..."

"Hahahaha....."
Aku tertawa terbahak bahak.

Widya terdiam sejenak sambil mengingat sesuatu,

"Mana ada kayak gitu, mentang mentang lebih tua terus nanti mati nya dulan."
Widya menyanggah pernyataan ku.

"Yo jelas lah mbak...."
Timpal ku.

Widya melihat ke arah luar melalui jendela,

"Coba deh gal kamu lihat ke arah luar,tepat nya lihat tuh pohon mangga."
Widya menyuruh ku melihat ke luar sambil menunjuk ke arah pohon mangga yang sedang berbunga lebat, tampak pula bakal buah yang sudah mulai membesar seukuran kerikil.

"Kenapa emang nya wid dengan pohon mangga itu?"
Aku bertanya perihal maksud dari arah pembicaraan widya.

"Kamu lihat nggak di bawah pohon mangga itu banyak bunga dan bakal buah yang sudah jatuh,
Mereka rontok sebelum menjadi buah mangga yang matang dan siap di makan."

Ucap widya sambil tersenyum.

"Aku terdiam sejenak, dan langsung mengerti apa maksud nya.

"Untuk kali ini kamu benar wid, bunga mangga itu seperti usia dan kematian manusia.
Nggak semua bisa mencapai usia tua, bahkan masih bunga pun bisa kapan saja gugur tertiup angin...."
Aku mengartikan nya sambil tertunduk malu.

"Yeeeee, aku menang....."
Widya tertawa puas merayakan kemenangan nya.

Ini cewek unik juga ternyata,
Sayang dia sudah jadi istri orang......
🤔 (Rebut jangan😁)
kimberly.ela179
rinandya
itkgid
itkgid dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup