tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#345
Part 134
Jari mungil anak anak yang sedang berada di sebuah lampu merah menjadi penjual asongan menjadi sebuah pemandangan yang membut ku miris ketika hendak berangkat bekerja di hari pertama.

Di saat anak anak se usia nya sedang berada di aekolah untuk menuntut ilmu mereka malah berada di tempat yang tidak seharus nya,berjibaku di antara ramai nya lalu lalang kendaraan untuk menjajakan buah potong,tisu dan air mineral.
Hal yang membuat ku bersyukur karena tenyata masih banyak anak anak yang tak seberuntung diri ku.

"Mas,silahkan semangka nya cuma dua ribu per potong...."
Ucap seorang bicah laki laki berambut kusam efek panas panas an di bawah terik setiap hari dengan tatapan memelas bersama adik nya yang selalu memegang baju sang kakak sembari sesekali sorot mata nya menyalang ke arah kanan dan kiri mengamati lampu trafick kalau kalau sudah berubah warna menjadi hijau pertanda mereka harus segera melipir ke tepian jalan.

Ku rogoh kocek ku mencari uang sisa kembalian dari sebuah SPBU ketika mengisi bensin untuk kebo ku yang nampak nya sudah mulai kehausan dari indikator strip yang tertera di spedometer.
Harga bensin waktu itu masih 4500rupiah per liter,
Ku penuhi tanki si kebo supaya hilang dahaga nya dan tidak merepotkan ku di tengah perjalanan kalau kalau habis bensin dan tak ada pom bensin,bisa gembor betis ku menuntun nya.

Selembar uang kertas berwarna biru sudah ku raih dari saki celana dan ku berikan pada bocah tersebut.

"Di borong nih mas?"
Ucap bocah tersebut sambil memasang wajah kebingungan dengan polos nya saling menatap dengan adik nya.

Aku hanya tersenyum dan mengusap rambut nya,

"Nggak dek,itu buat kamu dan adik mu.
Buah nya nggak usah...."
Ucap ku pada nya.

"Wahhhh terima kasih ya mas...."
Dengan senyum yang sumringah,bocah itu tak henti henti nya mengucapkan terima kasih pada ku.

Motor du belakang ku mengklakson beberapa kali karena lampu hijau telah menyala,

"Sudah ya dek,sana kalian ke tepi dulu.bahaya...."
Ucap ku sambil munutup kaca helm dan memasukan kopling gigi satu dan berlalu pergi.
Perjalanan lintas kabupaten yang lumayan jauh di dominasi dengan kendaraan kendaraan besar,beberapa kali aku menyalip truk truk besar supaya bisa lebih cwpat samapai ke tempat kerja.

Aku sampai ke workshop sekitar pukul 07.30,
Kami mulai bekerja jam 8 pagi.

Ada satu rekan kerja ku yang kebetulan memang akamsi (anak kampung sini)
Usia nya lebih muda 2 tahun dari ku,
Berperawakan kurus,berambut ikal dan ramah,
dia lah Candra
Patner kerja sekaligu orang ysng akan menjadi sahabat baik ku.
Rupa nya dia juga baru saja tiba di tempat kerja,
Tampak sedang memarkir motor thunder berwarna biru dan hendak menutup pintu gerbang

"Bentar bro,ndak usah di tutup.
Tinggal aja...."
Ucap ku saat baru tiba di depan gerbang.

"Iya mas,aku masuk dulu yo...."
Timpal nya.

Setelah masuk dan memarkir motor,aku langsung menuju ke ruang tamu di rumah dinas yang berada di sebelah workshop.
Teknisi senior dari cikarang sudah berkumpul di sana untuk melakukan briffing sejenak,

Ada pak Parman yang usia nya paling sepuh di antara mereka dengan perawakan kecil dan tambun persis seperti otong lalo (peneran haji Na'im di serial tukang ojek pengkolan)
Hanya saja dia lebih mudaan dikit lah,kami biasa menanggil beliau Lek Man.

Lalu ada Pak Har yang berperawakan kurus dengan jenggot yang tampak menggelayut di dagu ran jepala yang sudah mulai tandus (botak)
Mereka sedang bercengkrama di sofa bersama candra sambil ngopi dan udud menonton acara berita di tv.

Dan pak sugik selaku ketua workshop tampak baru saja selesai mandi,keluar dari kamar tengah berpakaian wearpack khas montir.

Kami berbincang sebentar sekedar basa basi menfenai latar belakang kami masing masing.

"Kata pak sugik,kamu sebelum nya bekerja di bekasi ya mas?"
Tanya Lek man sambil mengisap rokok kretek di tangan nya.

"Nggih pak,saya kerja di daerah Cibitung selama 2 tahun."
Jawab ku sambil duduk di samping beliau.

"Di perusahaan apa mas?"
Tanya Lek man lagi.

"Di PT ****** pak,yang ada di kawasan MM."
Ucap ku.

"Wah,perusahaan pembuat shockbreaker,PT bonafit tuh."
Celetuk pak har ysng ikut menyimak pembicaraan kami.

"Ya begitu lah pak...."
Sahut ku.

"Gaji nya gede yo mas,dua tahun di sana tunggangan mu kebo afrika,hehehehe"
Timpal candra sambil memegang dua gelas berisi kopi dari dapur dan memberikan nya pada ku.

"Lumayan lah ndra, wah repit repot.
Makasih lho kopi nya.sebenar nya aku ada asam lambung dan nggak ngopi."
Ucap ku pada candra.

"Sorry mas,tak kira in kamu suka ngopi."
Kata candra.

"Sini ndra kopi nya buat aku saja,daripada mubadzir...."
Ucap pak sugik yang sedang duduk di depan komputer mengecek email yang masuk dari kantor pusat.

"Monggo pak,selamat ngopi...."
Kata candra sambil menaruh gelas du dekat pak sugik dan kembali ke ruang tamu bersama kami.

"Kamu dulu bisa kerja di sana ngelamar nya lewat BKK STM ya mas?"
Tanya candra pada ku.

"Iya ndra,tapi BKK stm ku bekerja sama dengan BKK salah satu STM swasta di Pati,
STM itu lho yang di trangkil."
Ucap ku.

"Itu bukan nya STM mu dulu ndra...."
Kata pak Har.

"Bukan Pak,aku kan dulu di STM negeri."
Sahut candra.

"Hebat kamu mas bisa bersaing sama anak STM itu."
Kata nya lagi.

"Teman seperjuangan ku juga banyak yang dari sini ndra,dari stm mu juga."
Ucap ku.

"Kan emang biasanya perekrutan nya untuk seluruh lulusan se karisidenan Pati mas."
Kata candra.

"Kamu nggak pengen ikut ngelamar juga ndra?"
Tanya ku.

"Nggak ah mas,mau kerja di sini aja dulu.dekat sama rumah.hehehehe"
Kata nya.

"Dia ponakan nya orang dalam Mas erwin,Pak dhe nya kerja di PLN Pati soal nya."
Celetuk pak sugik.

"Wah,jalur bebas hambatan dong ndra..."
Timpal ku.

"Ya gitu deh....."

"Hahahahahaha"
Kami semua tertawa.


Pak sugik ikut bergabung di ruang tamu membawa selembar kertas Planing pekerjaan untuk kami,

Di samping workshop sudah berjajar tabung travo kapasitas 50kva untuk segera kami bongkar dan repair ulang supaya bisa di gunakan lagi.

Aku mengganti pakaian biasa karena akan berjibaku dengan oli,
Aku baru tau kalau travo itu berisi koil(kumparan tembaga)dan oli sebagai pendingin nya,bukan oli biasa,melainkan oli yang sudah di treatment(di masak) terlebih dahulu.

Pak har dan candra membawa semacap kotak berisi alat untuk mengukur tegangan travo ysng sudah rusak,
Mengecek tegangan nya apakah masuh layak di perbaiki atau sudah rusak total,
Aku bertugas mencatat tegangan nya.

Kata pak sugik travo travo yang ada di samping workshop di kirim tadi malam oleh orang dari APJ.

Potret samping workshop dan rumah dinas ketika aku bekerja di daerah Pati.

Di bagian belakang tampak bangunan lama,itu adalah bagian dapur dan kamar mandi dengan pohon mangga dan di situ ada sebuah sumur tua,
Aku pernah mengalami hal horror di situ.

Kami mengecek travo yang bisa di repair sampai jam sepuluh pagi,dan membawa nya masuk ke workshop untuk segera di bongkar dan di perbaiki.
Kami berbagi tugas bersama,

Setelah di gantung menggunakan derek,
Aku membuka nya menggunakan kunci shock lalu candra menguras oli didalam nya menggunakan pompa.

Membeesihkan kerak kerak di dalam nya,di lanjutkan pengecekan koil oleh para teknisi senior.
Setelah koil di keluarkan dan di bersihkan,
Proses selanjutnya adalah pengovenan dalam suhu panas supaya kumparan nya mengering.

Lalu menyiapkan part pengganti untuk bagian bagian yang sudah rusak.

Aku dan candra membersihkan tabung travo dan mulai mengecat ulang menggunakan spray kompresor.

Ini lah suasan di dalam workshop yang bersebelahan dengan rumah dinas utama di bagian belakang yang tampak sebuah jendela besar dengan besi bernuansa putih (agak creepy)
Itulah aktifitas kerja ku setiap hari ketika bekerja di sana.

Siang nya kami istirahat selama sejam untuk makan dan lain lain,
Aku biasa nya memilih bersantai di kamar belakang dekat dapur untuk sekedar tiduran,sedangkan yang lain biasanya bonton tv di ruang tamu depan.

Beberapa minggu bekerja di situ,
Saat itu aku mendapatkan panggilan masuk di hp yang ku taruh di dekat oven karena memang area workshop yang banyak oli.

Sebuah telpon dari kakak ku mas badar,

"Halo mas...."
Ucap ku saat mengangkat telpon.

"Halo dek....."
Kok suara nya beda,bukan mas badar.

"Maaf ini suapa ya?".tanya ku.

"Aku teman kerja nya badar"
Terdengae suara laki laki di ujung telpon.

"Ow,ada apa mas?"
Kata ku.

"Aku dan badar sedang kerja di daerah pati,ada pemadaman karena perawatan jaringan.
Kata badar kamu sekarang kerja di pati ya?"
Kata orang itu dengan suara gemetaran.

"Iya mas,saya kerja di pati,memang nya ada apa?"
Kata ku.

"Anu dek...."

"Badar terjatuh dari atas pal beton tiang listrik saat perawatan jaringan,
Dia kesetrum karena kabel jaringan nya masih ada induksi.
Ini dia minta kamu jemput kata nya."
Ucap orang tersebut

"Ya Allah,mas badar....."

"Bagaimana kondisi nya sekarang pak?
Di daerah mana ini sekarang?"
Tanya ku dengan keadaan panik dan cemas.

"Badar tadi pingsan dek,
Dia kesetrum tapi untung nya tidak nyedot,tubuh nya terpental dan jatuh di atas atap sebuah warung.
Badan nya memar memar dan terluka gores,sepertinya tulang bahu nya geser,tiap di oegsng dia meringis kesakitan.
Ini dia sudah sadar dan lemas."
Kata orang tersebut.

Dalam keadaan panik aku langsung ijin dan berpamitan kepada pak sugik untuk menemui mas badar setelah mendapat info keberadaan nya.

Ku pacu motor ku untuk menyusul nya ke tkp,
Ku lihat ada kerumunan orang orang di sebuah teras rumah dekat warung yang atap nya hancur.
Ku lihat truck crane yang biasa di gunakan mobilitas mas badar ketika kerja di lapangan.

Bahu ku dan lutut kugemetar karena takut terjadi apa apa dengan kakak ku.
Di antara kerumunan aku lwngsung menerobos nya,
Ku lihat mas badar terkulai lemah di pangkuan teman nya,
Mata nya sayu sedikit tak sadar.

"Mas badar....."
Teriak ku di dekat nya,
Dia hanya menoleh ke arah ku.

"Win,tooo tooollonggg jangan kasih tau ke emak dan kakak ipar mu dulu.
Nannn nannti meereekaa maaalah ceemas dan kepikiran...."
Kata nya dengan ucapan terbata bata.

Sekujur tubuh nya mwmar dan berdarah,
Telapak tangan nya hangus seperti bekar terbakar

"Pak,kenapa mas badar nggak di bawa ke rumah sakit saja?"
Teriak ku.

"Jaaa,jangannn win....."

"Aku nggaaakkk apa apa kok,
Aku mau pulang saja ke rumah emak.
Cuma bahu ku rasanya seperti patah...."
Kata nya

Mas badar nggak mau fi baw ke rumah sakit karena takut sama jarum suntik,
Alasan yang konyol di saat keadaan sedang genting.

Setelah menelpon bos nya mas badar,
Datang lah mobil jemputan untuk membawa nya ke rumah emak.
Aku mengikuti mobil yang membawa mas badar di belakang menggunakan motor bersama seorang teman nya.
Perasaan ku tak karuan,pikiran ku kalut.
Bingung harus ngomong apa ke emak dan istri nya nanti.

Dari cerita kawan mas badar,
Tadi ada pemadaman listrik karena ada pemeliharaan jaringan,
Kabel di atas tiang hanya di cek menggunakan stick tanpa menunggu koordinasi dari pihak pelayanan teknik yang bertugas memadamkan,

Mas badar langsung saja naik ke atas pal,saat memegang kabel tegangan menengah yang biasanya tak ada kulit nya,mas badar berteriak.
"Induksi toloooongggg ...."
Sambil meronta ronta bermaksud melepaskan tangan nya yang sudah kesetrum dan menempel,
Untung mas badar langsung lepas tan terpental,dua jatuh ke atas aras sebuah warung makan ysng ada di bawah nya.
Aku benar benar bgeri membayangkan nya.

Setibanya di depan gang rumah emak,
Mobil yang membawa mas badar berhenti.

"Kenapa kok berhenti pak?"
Tanya ku pada sang sopir.

"Ini lho mas,badar minta turun di sini saja.
Dia minta kamu bonceng pake motor menuju rumah.
Takut menfundang keramaian kata nya."
Kata pak supir pada ku.

Mas badar di papah keluar dari mobil oleh kawan nya,
Lalu perlahab naik ke belakang motor ku.
Dalam keadaan darurat kakak ku masih memikirkan emak,dia tak ingin beliau kepikiran saat tau kalau mas badar habis kesetrum dan jatuh.

Ku lajukan motor ku perlahan sampai di depan rumah,
Ada mbak imah dan mbak ina di sana.

"Mbak tolong bantu papah mas badar turun."
Kata ku pada mereka.

"Kamu kenapa...."
Kata mbak imah yang langsung panik.

"Sssttttt,jangan banyak tanya dulu.
Nanti emak kedengeran...."
Kata mas badar.

Dia di papah mbak ina turun dari motor dan duduk di kursi teras dengan keadaan lemas.

Suasana siang itu tidak terlalu ramai di sekitar rumah.
Mbak imah mengambil kapas,alkohol dan betadin untuk menfobati luka mas badar.
Setiap kali pundak nya ke sentuh,dia langsung meringis kesakitan

"Mas,sepertinya tulang pundaknmu memang geser deh...."
Kata ku.

"Di urut ke dukun pijat saja win,
Jangan kasih tau istri ku dulu
Dia oasti cemas kalau tau."
Ucap mas badar

"Apakah ada dukun pijat di sini mbak?"
Tanya ku.

"Ada win,Pak de karno tuh.
Anak nya mbah jan..."
Kata mbak imah

Mbah jan adalah kakak dari mbah Di kakek ku,
Beliau punya anak laki laki bernama de Karno,begitulah kami memanggi nya.
Sebenar nya de karno bukan lah anak kandung mbak jan,
Dia di asuh oleh beliau ketika baru saja lahir,
De karno adalah anak dari hasil kenakalan seorang remaja,
Dulu mbah jam punya kosan yang di isi oleh seorang mahasiswi yang hamil di luar nikah.
Wanita itu bermaksud menggugurkan kandungan nya karena si cowok nggak mau bertanggung jawab,
Hal itu di larang oleh istri mbah jan,
Beliau meminta nya untuk mengutungkan niat wanita tersebut untuk menggugurkan kandungan nya,
Setelah lahir seorang bayi laki laki,
Mbah jan merawat nya seperti anak nya sendiri.

Itulah kenapa mbah jan memberikan nama bayi itu dengan nama Karno (karna)
Dalam pewayangan,adipati karna adalah anak tertua dari pandawa lima yang di lahirkan oleh dewi kunti karena sebuah kesalahan dan di buang ke sungai,
Mungkin iyu filosofi dari nama pak de ku ini.
Usia beliau hampir sama dengan usia emak,
Keahlian nya dalam memijat syaraf dan tulang didapat nya setelah mengalami kecelakaaan dan koma selama 40 hari di rumah sakit.
Beliau sadar dan tiba tiba punya keahlian dalam memijat dan urut.
Kara nya sih dapat rewangan/khodam pendamping,

Ketika kami sedang kasak kusuk di teras,emak sepertinya mulai curiga.

"Badar kenapa ndhuk,kok ada suara erwin juga di depan?"
Teriak emak dari kamar.

Mbak imah berlari ke kamar emak,

"Nggak kok mak,nggak ada apa apa..."
Kata mbak imah.

"Nggak usag bohong kamu, badar habis jatuh dari yiang listrik kan?".
Segah emak yang sepertinya mendengar perbincangan kami.

"Iya mak...."
Ucap mbak imah.

"Yo wis,sana minta tolong sama pak dhe mu karno,biar cepat di tangani."
Ucap emak dengan tenang.

"Kalau kerja tuh hati hati,jangan lupa ucap bismilah...."
Ucap beliau dari dalam kamar.

Aku menuju ke kantor balai desa tempat de karno bekerja,belaiaubadalah seorang perangkat desa di tempat ku.

Ku temui beliau du ruangan nya

"Pak dhe,maaf mengganggu.
Saya mau minta tolong..."
"Ucao ku.

"Iya le,mau minta tolong apa?"
Ucap de karno.

"Anu dhe,mas badar tadi jatuh daru atas tiang listrik karena kesetrum.

"Inalilahi...."

"Terus bagaimana sekaranf keadaan nya le?"
Ucap beliau.

"Mas badar mengalami memar di sekujur tubuh,sepertinya tulang bahu nya geser pak dhe,
Saya minta tolong,pak dhe kan bisa memijat ean memperbaiki masalah tulang."
Ucap ku.

"Waduh,emak mu tahu masalah ini?"
Yo wis,kamu balik dulu le,sebentar lagi tak susul...."
Ucap beliau.

"Emak sudah tau pak dhe,
Terima kasih saya kembali dulu...."
Ucap ku.


Beberapa saat kemudian de karno datang ke rumah emak dengan motor nya,
Pak dhe karno ini wjaah dan gestur nya mirip sama butet kartaradjasa(memakai kaca mata juga)
"Sing sabar yo Yu Asih,jangan banyak pikiran biar cepat sembuh."
Ucap beliaubkepada emak sevelum mengibati mas badar.

Mas badar tiduran di ruang tengah di atas karpet membuka baju nya,
De karno mulai memeriksa nya,dan bersiap untuk mulai mengurut.

"Sakit nggak le...."
Ucap beliau sbil memegang pundak mas badar."

"Wadddoooohhhhh,sakittt pak dhe...."
Teriak mas badar kesakitan.

"Bener berarti,tulang pundak mu bergeser. Biar tak coba mengembalikan nya ya,tahan dulu rasa sakit nya."
Ucap beliau sambil mengambil minyak urut.

Kami melihat mas badar yang teriak teriak kesakitan saat di urut oleh pak dhe,
Benar benar ngilu melihat nya.
Hal utu berlangsung selama kurang lebih setengah jam,
Ku lihat beberapa kali pak dhe karno berkomat kamit seperti sedang mengucap asma'.

"Sekarang coba gerak in pundak mu le..."
Ucap beliau.

Mas badar duduk dan menciba menggoyangkan pundak nya.

"Gimana,masih sakit?"
Kata pak dhe.

"Sudah mendingan pak dhe,nggak seperti tadi rasa sakit nya...."
Ucap mas badar.

"Untuk sementara,setidak nya mengurangi rasa nyeri nya dulu.
Kamu harus di urut 3 kali supaya bahu mu itu kembali normal,
Tiga hari lagi kamu datang saja ke rumah yo le...."
Kata beliau.

"Nggih pak dhe..."
Matur suwun..."
Ucap mas badar.

"Yo wis,aku balik dulu.lain kali hati hati kalau lagi kerja.
Kamu juga win...."
Ucap pak dhe.

"Nggih pak dhe...."
Ucap ku sambil memberikan dua bungkus rokok samsu kesukaan beliau.
Pak dhe tak pernah mau menerima imbalan berupa uang,dia memang niat nya cuma membantu tanpa mengharapkan imbalan.

Setelah itu mas badar menelpon istri nya,meminta kakak ipar ku ini untuk datang ke rumah emak dan memberitahukan perihal kejadian yang menimpa nya.

Untung mas badar tidak mengalami cedera yang fatal.....
Diubah oleh tetes.tinta 26-09-2022 16:04
itkgid
kyo_shiro_hu
rinandya
rinandya dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup