tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#330
Part 130
Suara klakson dan mesin kendaraan terdengar memecah suasana malam yang identik dengan keheningan.
Namun tidak untuk malam itu,
Suasana jalur pantai utara jawa (pantura) kala itu benar benar ramai oleh pemudik yang berasal dari kota besar,mereka berbondong bondong meninggalkan ibu kota untuk sejenak pulang ke kampung halaman supaya bisa berkumpul dengan sanak family di momen hari raya idul fitri yang tinggal 2 hari lagi,
Rata rata pemudik memilih menggunakan motor,
Bungkusan kardus di jok belakang adalah ciri khas nya.

Jam menunjuk kan pukul 02.45 dini hari,
Aku sudah sampai di daerah kendal setelah melewati jalur baru alas roban
Lalu berhenti di sebuah angkringan berkonsep lesehan bersama beberapa rombongan pemudik dari solo.

Secangkir teh panas dan nasi kucing menjadi menu santap sahur ku,
Ketika itu adalah saat dimana aku benar benar ingin berlama lama di jalanan untuk menikmati momen mudik untuk yang terakhir kali nya.

Aku sengaja istirahat dulu di teras mushola yang terletak di dekat angkringan sekalian menunggu adzan subuh tiba,
Setelah berjamaah baru lah ku lanjutkan perjalanan pulang.

Hari sudah terang ketika aku sampai di daerah mangkang,semarang.
Terus melaju memasuki daerah perbatasan semarang demak,
Aku melalui alun alun demak dan pasar bintoro.

Terus melaju memasuki jalan lingkar,
Kupacu laju motor ku dengan kecepatan penuh,
Sampai akhir nya terlihat sebuah gapura memasuki kabupaten kudus.

Sekitar jam setengah 8 pagi aku sudah sampai di rumah.
Emak sedang mengelap lembaran daun pisang yang akan di gunakan untuk membuat lontong di bantu oleh mbak ina dan mbak imah.
Bekerja di pabrik kertas sejak aku masih sd,akhir nya mbak imah memilih untuk keluar dari tempat nya bekerja dan membantu emak memasak dagangan.
Kakak sulung perempuan ku ini sudah tiga kali di langkahi adik adik nya menikah duluan,
Namun ia tidak pernah merisaukan nya.
Menurut nya,kalau memang ada jodoh kelak pasti akan di pertemukan juga.

Keponakan ku Lia,anak pertama mbak ina sudah 2 tahun.
Tampak ekspresi lucu nya ketika heran dan aneh melihat kepulangan ku,
Dia seperti kenal dan pernah melihat ku tapi masih malu malu.

Mas badar,mas ilham dan mbak oliv hari itu masih masuk kerja
Padahal h-2 lebaran.
Sedangkan feri masih tidur pulas di kamar karena begadang semalaman di pos ronda.

"Aku pulang Mak...."

"Meninggalkan perantauan bersama nita di dalam nya."
Batin ku saat masuk ke kamar dan menaruh ransel di atas kasur.

Nita pasti sudah pulang kampung juga,
Dulu dia pernah bilang kalau biasa mudik bareng pak dhe nya menggunakan sebuah katana berwarna hijau tua yang beliau punya.

Kekecewaan nya pada ku benar benar sangat mendalam,
Sehingga dia sekarang benar benar hilang tanpa kabar.
Ku sms tak pernah di balas,
Ku telpon panggilan ku selalu di alihkan.
Sedangkan Mey, dia masih sesekali sms ke hp ku. Setelah cwlon suami nya kembali.jarang banget ia menelpon atau sms pada ku.
Harus nya tak berakhir seperti ini,gumam ku sambil meletak kan hp di atas meja dan pergi ke belakang rumah.

Suasana tenang di bawah rumpun bambu memang selalu mendamaikan hati.

"Le,kalau nggak kecapek an.
Tolong belah in kayu bundar bekas gulungan kabel yang itu pake linggis,
Buat masak lontong soal nya."
Ucap emak pada ku.

"Iya mak,biar aku kerja in.
Linggis nya mana?"
Ucap ku kepada emak di samping rumah, kayu bundar berdiameter sekitar 1,5M yang di bawa mas badar dari tempat nya bekerja sudah berada di belakang rumah,
Kayu haspel bekas gulungan kabel berbentuk lingkaran.

Setelah mengambil linggis,aku mulai mencongkel satu per satu kayu tersebut menjadi bagian bagian kecil supaya muat ketika di masuk kan ke dalam tungku perapian.

Entog yang pernah di kasih bapak nya ayuk dan di pelihara feri,dulu ku kira sudah habis di mangsa anjing liar.
Di luar dugaan tenyata dua indukan nya pulang membawa anakan yang lumayan banyak,
Rupanya entok entok tersebut bertelur di dalam rumpun bambu dan mengerami nya sampai menetas.
Jadi lah saat itu kami punya banyak entok dan ayam di dalam kandang.

Semua kayu sudah ku belah dan ku kumpul kan ke dekat dapur,
Lumayan lah bisa berolahraga sekalian nyari keringat.
Padalah itu masih puasa,
Aku langsung mandi dan ganti pakaian.

Karena capek dan ngantuk.
Akhirnya aku tertidur di kamar ku dengan lelap nya.
Sampai tiba tiba ada yang membangunkan ku sore nya.

"Dek,bangun dek...."

"Sudah mau buka puasa lho...."
Terdengar suara laki laki yang menggoyang goyangkan kaki ku.

Aku terbangun dan melihat ke arah sumber suara.
Ternyata mas wawan kakak ipar ku.
Dia sedang berdiri sambil mengendong Lia keponakan ku.

"Iya mas....."

"Hoaaammmpppp...."

Ucap ku sambil menguap dan merentangkan badan.

Tak terasa sudah sore saja,
Aku bangun dan mandi.

Di depan rumah sudah ada kakak kakak ku bersama anak dan istri nya.
Kami semua berkumpul di depan untuk buka bersama.
Emak memasak sayur bayam,beserta lauk pauk,kolak,gorengan dan lain lain untuk kami.
Suasana yang sangat bahagia,
Sampai sampai para tetangga iri melihat kebersamaan kami.

Keponakan ku Lia saat masih bayi


Keponakan ku saat aku kembali dan sudah habis kontrak.


Anak (cewek) mas ilham yang lahir saat emak menyusul ku ke bekasi.


Anak mas ilham udah gede


Anak mbak ina (Lia) udah gede.


Cucu pertama emak, anak pertama mas badar (laki laki) bersama mbak oliv.



Malam nya,aku sholat tarawih di mushola lalu kumpul kumpul di pos ronda dekat rumah bersama kawan kawan main ku dulu.
Emak sudah mulai membuat lontong,
Seperti biasanya.
Setiap bulan puasa hampir setiap malam beliau tak pernah tidur karwna memasak pesanan dari orang orang.

Setelah ngobrol dan kumpul kumpul sebentar dengan teman teman,aku kembali lagi ke rumah.

Di dapur ku lihat emak sedang memegangi kaki nya sambil duduk di dingklik(kursi kecil berbentul kotak ysng terbuat dari kayu)

"Kenapa mak...."
Ucap ku mengagetkan nya.

"Nggak apa apa kok le,cuma kelingking kaki emak tadi tergores paku yang ada di kayu bakar,ini cuma sedikit kok."
Kata beliau.

Emak emang kebiasaan nggak mau pake sandal setiap masak di dapur.

"Paku nya sudah karatan lho mak,
Bahaya kalau infeksi/tetanus
Apa lagi emak ada diabetes.sebentar ku ambil in obat merah sama alkohol."
Ucap ku sambil berjalan menuju ruang depan.

"Nyari apa win?"
Tanya mbak oliv yang sedang duduk di depan tv.

"Alkohol sama obat merwh mbak...."
Jawab ku sambil membula laci buffet.

"Itu di kamar mbak ina,
Kemaren habis di pake buat ngobatin lutut Lia yang jatuh saat lati lari di aspal."
Kqta mbak oliv.

"Iya mbak,biar tak ambil dulu,
Kaki emak kena paku tuh di dapur."
Ucap ku.

"Lho,emak kan ada diabet win.
Bahaya kalau sampai ada luka...."
Kwta mbak oliv.


"Maka dari itu,ini mau aku obatin dulu mbak...."
Kata ku sambil.membawa obat merqh dan kapas ke belakang.

"Sini mak,biar ku bersih in dulu luka nya...."
Ucap ku kepada emak sambil jongkok di hadapan nya.

Terdapat luka robek di tepi kelingking kali beliau berwarna hitam karena kemasukan tanah.

"Ini bisa inveksi lho mak...."
Gumam ku sambil sibuk mengelap luka nya menggunakan kapas yang ku tetesi alkohol.

"Hubungan mu sama anita pie le?"
Tiba tiba emak menanyakan hal itu pada ku.

Aku terdiam dan puta pura tak tau.

"Le....."

"Kenapa????"

"Di larani meneh?"
(Di sakit in lagi?)

Kata emak sambil mengusap rambut ku.

"Nggak kok mak,aku yang jahat.

Aku yang salah mak,aku sudah nyakitin nita...."
Jawab ku sambil menunduk.

"Nita kui kurang e opo to le,
Bocah apik e ngono kok sampek mbok larani....."
(Anak sebaik itu kok sampai kamu sakiti....)
Kata beliau sambil menatap ke arah ku.

"Lha pripun mak,wis kadung....."
(Lha gimana mak,sudah terlanjur....)
Jawab ku.

"Tak kira kamu akan mengajak nita kesini le,
Terus kita ke rumah nya dan melamar.
Emak seneng banget sama dia,
Anak nya baik,ramah dan punya tata krama.sopan banget....".
Kata emak.

Mendengar perkataan beliau aku pun terenyuh,aku menyadari betapa bodoh nya diri ku yang sudah menyia nyiakan anita.

"Opo ra iso di omong ke apik apik le...."
(Apa ndak bisa di bicaralan secara baik baik le....)
Ucap emak.

Aku menggelengkan kepala dan terdiam.

"Kena apa mak, parah nggak luka nya?"
Suara mbak oliv memotong pembicaraan kami berdua.

"Nggak apa apa kok ndhuk,
Cuma luka sedikit. Nih udah di plester erwin."
Kata emak.

"Kalau luka nya erwin parah nggak mak...."
Celetuk mbak oliv yang rupa nya dari tadi menguping pembicaraan kami.

"Kamu nguping yo mbak...."
Sergah ku pada nya,
Emak hanya tersenyum melihat kelakuan kami berdua.

"Nita kaya gimana sih orang nya,
Emak ketamu dia kan pas nyusul erwin ke bekasi."
Kata mbak oliv.

"Bocah e sopan,apik unggah ungguh e
Ayu paras e ndhuk.
Erwin wae sing kebangeten ora bersyukur."
(Anak nya sopan,baik tata krama nya,cantik paras nya nduk.
Erwin nya aja yang kenangetan ngfak bersyukur)
Kata emak.

"Sekarang nyesel banget pasti dia mak..."
Timpal mbak oliv

Walaupun aku kesel banget,tapi perkataan mbak oliv dan emak ada benar nya juga.
Aku benar benar nyesel,seandainya aja waktu bisa di putar ulang.....

"Terus rencana mu selanjutnya apa Le?"
Tanya emak.

"Sebenar nya aki pengen balik lahi nyari kerja di bekasi mak,kemaren sempat kirim lamarqn kerja di beberapa perusahaan tapi belum ada pamggilan.
Jangan jangan karena skck ku yang sudak kadaluarsa,
Habis lebaran nanti aku mau perbarui skck lagi."
Ucap ku.


Keesokan hari nya adalah hati terakhir puasa,
Sejak pagi aku dan feri sudah menangkap ayam dan entok untuk di potong buat hari lebaran. Ada pesanan juga dari langganan emak,
Aku,feri,mas badar san mas ilham sedang mencabut bulu ayam dan entog di belakang,emak sedang membuat lontong bersama mbak imah sedangkan mbak ina meracik bumbu opor,sambal goreng dan gudeg.

"Win,tolong kupas in nangka muda sama kelapa nya ya,
Mau di buat gudeg dulu soal nya...."
Kata mbak ina.

Mas wawan menggantikan ku mencabuti bulu ayam.

"Rapi amat,mau kemana emang nya mbak?"
Ucap ku kepada mnak oliv yang sedang dandan di kamar nya.

"Mau tau aja...."
Celetuk nya.

"Paling mau keliling pasar nyari baju lebaran,iya kan....."

"Sama siapa mbak?"
Tanya ku.

"Bentar lagi juga kamu tau sendiri kok..."
Kata mbak oliv.

Saat sedang memotong nangka muda,
Di depan rumah ada laki laki yang membawa motor veksen,
Rupanya ini pacar mbak oliv.

Seorang laki laki berperawakan kurus dengan lengan kaos yang ia singsimgkan memperlihatkan sebuah gambar kepala naga.
Orang mana ini orang,kok kakak ku bisa kenal orang seperti ini.batin ku

Dia menjemput mbak oliv tanpa mematikan motor nya,apa lagi turun dan menyapa emak.
Sialan.....
Batin ku.

Setelah mereka pergi,aku menghampiri mas badar di belakang.

"Mas,pacar mbak oliv kayak nya orang ruwet...."
Ucap ku pada mas badar.

"Aku sudah tau win,
Wis pernah tak cegat di gang depan bocah e kok.
Sampek macem macem tak sikat sekalian."
Kata mas badar,
Mas ilham,mas wawan dan feri hanya mengangguk.

"Orang mana dia mas?"
Tanya ku lagi.

"Dia anak dari kampung wetan gal,
Kerja sebagai montir di bengkel."
Kata mas badar.

"Yo wis kalau sudah mbok pantau mas,
Awas aja kalau macem macem."
Kata ku.

Keluarga ku memang kompak dalam segala hal,
Kami saling menjaga satu sama lain.

Di malam takbiran,
Kami benar benar sibuk melayani pesanan seperti tahun tahun sebelum nya.
Di hari pertama pertama lebaran,kami berkumpul bersama keliarga besar di kediaman mbah Di.

Emak yang selalu bekerja keras dan kurang istirahat.
Seminggu setelah lebaran,
Beliau ambruk.
Luka di kaki nya yang tergores paku rupa nya tambah parah,
Di tambah lagi dengan naik nya kadar gula beliau lantaran pola makan yang tak di atur saar lebaran.

Tubuh emak panas menggigil,
Kaki nya bengkak dan memerah sampai di atas mata kaki.

Mbak oliv memanggil bidan desa untuk meneriksa keadaan emak,
Dan benar saja.
Bidan mengatakan kalau kaki emak terinveksi,
Efek nya beliau merasakan demam dan luka di kaki nya bengkak.
Gula darah nya yang tinggi sebagai seorang penderita diabetes membuat inveksi emak dengan cepat merembet,
Menjalar sampai ke atas mata kaki melalui urat syaraf dan pembuluh darah.

Kondisi kaki emak saat itu,setelah di tangani di ruang IGD.

Emak harus segera di bawa ke rumah sakit, beliau membutuhkan penanganan yang tepat dan se segera mungkin.

Sebuah ambulance datang membawa emak menuju ke rumah sakit dintemani mbak oliv dan mbak imah.
Kami menyusul menggunakan motor,
Para tetangga datang untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

Emak sudah masuk ke ruang inap.

Semoga emak baik baik saja.....
kimberly.ela179
rinandya
sampeuk
sampeuk dan 2 lainnya memberi reputasi
3