tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#177
Part 81
Deru angin senja menerpa wajah ku yang sedang melaju di atas motor
Baru saja ku antar yogi kembali kerumah nya.
Dia seperti nya kecewa lantaran tidak bisa lolos di sesi wawancara tadi. Ku pacu supra kakak ku menuju ujung tanggul kali gelis,
Tempat tinggal ku.....

Kedatangan ku sudah di sambut oleh kakak kakak ku di depan rumah.
Di saat malam minggu keluarga kami biasanya berkumpul semua bersama emak.

"Gimana win hasil wawancara nya?"
Tanya mas badar sambil menggendong anak laki laki nya.

"Alhamdulillah mas,aku lolos....."
Ucap ku sambil tersenyum.

Emak dan kakak kakak ku terlihat bahagia,
Aku benar benar merasa bangga sekaligus terharu.
Saat itu ada beberapa tetangga ku yang ikut nimbrung mengobrol di sana,
Dan dengan cepat nya kabar lolos nya diriku untuk menjadi karyaawan di bekasi pun menyebar dari mulut ke mulut,

"Wahhh,anak nya yu asih kae lho hebat.
Baru saja lulus sudah di terima kerja di jakarta (padahal di bekasi)"
Kata beberapa tetangga.

Sore itu kami semua mengadakan bakar bakar ikan sebagai perayaan atas lolos nya diri ku di sesi wawancara tadi siang.
Sebenarnya aku tak mau gegabah,
Soal nya di bekasi masih ada serangkaian tes kesehatan dan interview ulang dengan HRD.
Aku takut kalau di sana gagal,
Apalagi berita nya sudah terlanjur tersebar.

Suasana yang akan selalu ku rindukan sampai kapan pun,
Di mana kami saling bercengkrama dan makan bersama.

Setelah itu aku pun mulai packing pakaian,
Ku masuk kan pakaian yang sudah di rapikan mbak oliv ke dalam tas ransel.
Lalu emak datang membawakan sarung,sajadah dan sebuah Al Qur'an kepada ku.

"Kamu jaga diri yo le di sana,
Sing eling sama yang kuasa...."
Ucap emak.

"Iya mak,insyaallah....."
Jawab ku.

Aku juga mengambil uang simpanan ku di dalam lemari.
Uang yang ku kumpulkan ketika masih bekerja di warung,
Lumayan lah ada 600ribu an.
Aku juga mendapat tambahan uang saku dari kakak kakak ku,
Ku masuk kan ke dalam dompet buat jaga jaga nanti.

Sempit nya waktu membuat ku tak sempat untuk berpamitan dengan teman teman ku.
Aku pun pergi ke warnet malam itu,
Malam minggu terakhir ku di kota kudus.

Aku membuka akun fb,
Membubuhkan status

"Malam terakhir di tanah kelahiran..."
Tulis ku.
Beberapa like dan komen mulai bermunculan dari kawan kawan ku.

"Wahh galih berhasil,jangan lupa makan makan...."
Kata udin,teman sekelas ku.

Aku tak bisa membalas nya satu per satu.

"Hati hati di jalan erwin...."
Kata kartika.

"Mas......
Kok secepat itu kamu pergi,
Mbak rina sudah menjelaskan semua nya tentang kejadian itu.
Aku pengen ketemu...."
Kata diah.

"Akhir nya kamu harus pergi juga gal....
Semoga sukses!"
Ucap intan.

Aku tak membalas nya,
Hanya membubuhkan like di komen mereka.
Aku online di warnet cuma sejam an,
Lalu log out dan keliling sejenak untuk melihat suasana kota.
Aku pasti akan sangat merindukan suasana seperti ini.

Semalaman aku tak bisa tidur nyenyak,
Sesekali ku lihat emak yang sedang tertidur pulas di kamar nya.

Minggu,16 Mei 2010

Setelah berjamaah subuh an di mushola.

Aku langsung berjalan menuju makam bapak ku,
Matahari belum muncul dari ufuk timur.
Hanya guratan jingga yang nampak di atas cakrawala.

Ku bersihkan nisan putih di hadapan ku,
Memungut beberapa daun kamboja kering di atas pusara nya.
Tak lupa ku taburkan bunga kenanga yang ku campur dengan bunga bugenvil dan bunga pusaka yang ku petik di depan rumah.

Ku panjatkan bait bait doa untuk bapak tercinta.

"Pak,
Gembala kecil mu ini sekarang sudah beranjak dewasa.
Andai engkau masih ada,
Pasti kau akan bangga.
Aku pamit pak,
Untuk beberapa waktu mungkin aku tak bisa berkunjung kesini.
Terima kasih untuk segala nya...."
Ucap ku setelah selesai memanjatkan doa di depan makam nya.

Setelah itu aku pun beranjak untuk pulang.
Di sepanjang perjalanan pulang,
Beberapa tetangga menyapa ku sekedar memberikan ucapan selamat atas keberhasilan ku.

Di rumah,emak sudah memasak untuk sarapan.
Aku yang jarang sekali sarapan,
Pagi itu malah makan dengan lahap nya walau dengan lauk seadanya
Mi goreng instan dan telur dadar buatan emak sangat menggugah selera.

"Jangan lupa kamu nanti pamitan sama mbah di le,
Minta doa restu sama beliau..."
Ucap emak.

"Iya mak,nanti aku sempat kan mampir ke rumah mbah di."
Ucap ku.

Aku berjalan menuju ke belakang rumah setelah mencuci piring dan gelas yang habis ku gunakan untuk sarapan.
Emak selalu menerapkan kedisiplinan itu sejak kami anak anak nya masih kecil.

Aku memberi pakan untuk ayam dan entog di belakang rumah bersama feri adik ku.
Kami hanya saling diam,
Aku duduk di balai bambu di bawah rumpun bambu.
Menapak tilas perjalanan hidup ku sejak kecil sambil melihat aliran sungai dengan gemericik air nya.terbayang semua memori yang pernah terjadi di sini.

Anis,masih ingatkah kau dengan tempat mu pulang?
Gumam ku.

Ku lihat kartika kecil yang sedang berlenggak lenggok di atas bebatuan sambil tertawa di tepi sungai.

Aku tersenyum,dengan air mata yang tiba tiba begitu saja menetes di pipi.
Aku tertunduk,
Mengais sejumput tanah,melihat gumpalan nya di permukaan tangan ku.
aku akan sangat merindukan tempat ini,
Sepoi angin menerpa wajah ku,
Di iringi suara rimbun bambu yang saling bergesekan seakan melambaikan salam perpisahan.

Jam sembilan,

Aku bergegas menuju rumah mbah di,
Di depan gang ku lihat Diah sedang duduk di belakang etalase konter yang terletak di sebrang jalan besar bersama mbak rina.
Diah melihat ku,
Dia melambaikan tangan nya pada ku.
Aku hanya mengangguk....

"Asalamualaikum...."
Salam ku ketika di depan rumah mbah di.

"Waalaikum salam...."
Sahut bu lek ku yang sedang menjahit.

Aku pun masuk,duduk di kursi anyaman rotan di samping mbah di bersama bu lek,pak lek dan rosa saudaraku.
Berbincang lalu berpamitan tak lupa meminta doa restu dan sungkem kepada mbah ku.

Aku juga membawakan satu sisir pisang karmilin kesukaan mbah di.
Bu lek menawarkan untuk makan dulu,
Tapi aku menolak nya secara halus.

"Mas,please....
Mampir sebentar ke konter.
Aku mau bicara sama kamu...."
Isi pesan singkat di hp ku dari nomor mbak rina.
Itu pasti pesan dari diah,
Batin ku.

"Iya dek,sebentar lagi aku mampir ke sana..."
Balas ku.

Setelah cukup lama berbincang di rumah mbah di.
Aku pun berpamitan untuk pulang,
Menyebrang jalan menuju konter diah.
Dia sudah menanti kedatangan ku di sana,

Aku turun dari motor lalu duduk di depan konter,
Diah bergegas berjalan ke depan untuk duduk bersama ku
Mbak rina lesehan di bawah etalase.

"Makasih ya mas,mau mampir sebentar..."
Ucap diah kepada ku sambil memegang plastik putih bergambar "matahari".

"Iya dek,aku kira kamu benar benar marah dan benci pada ku.
Setelah kejadian dulu..."
Kata ku.

Diah cuma geleng kepala.

"Mas....
Maafkan atas kelakuan bapak ku pada mu yaaaa,
Aku benar benar nggak tau."
Ucap diah.

"Sudah dek,nggak perlu di bahas lagi.
Aku sudah melupakan nya kok
Aku nggak mau kamu bertengkar sama ortu mu,
Makanya aku merahasiakan itu pada mu."
Kata ku.

"Aku sudah salah menilai mu mas,
Kamu memang orang yang baik.
Maaf....."
Ucap diah.

"Aku memang orang nggak punya dek,
Aku gak sebanding dengan keluarga mu.
Aku sadar betul dengan kenyataan itu
Insyaallah aku ikhlas...."
Ucap ku.

"Kita masih bisa berteman kan mas?"
Kata diah.

Aku pun mengangguk,

"Setitidak nya sekarang aku sudah lega dek.
Setelah beberapa waktu memendam hal ini dari mu.
Kini aku bisa pergi dengan tenang tanpa beban,
Memulai kehidupan baru untuk meningkatkan derajat keluarga ku."
Kata ku.

"Ternyata secepat itu Allah mendengar doa mu mas,
Dan secepat itu kita harus berpisah di saat hubungan kita mulai menemukan titik jelas.
Jangan lupa kan aku mas....."
Ucap diah.

"Pasti dek,
Aku akan selalu ingat pada mu...."
Kata ku.

"Ow ya....
Selamat ulang tahun ya mas,
Maaf aku ngucapin nya sudah telat.
Dulu setelah hiking aku sempat mampir ke mall untuk membeli ini untuk mu.
Tapi aku tak menyangka kejadian nya akan seperti itu,
Aku berniat memberikan jaket ini untuk mu."
Kata diah sambil memberikan bingkisan plastik berisi jaket berwarna putih yang dulu sempat ingin ku beli tapi nggak jadi karena aku harus berhemat.

Aku benar benar tak menyangka diah membelikan nya untuk ku.

"Ya Allah dek....
Aku bahkan sudah hampir lupa tentang jaket ini.
Aku nggak nyangka kamu perhatian banget sama aku.
Tapi ini kan mahal dek,
Kamu simpan saja..."
Ucap ku bermaksud menolak karena nggak enak hati.

"Sudah mas,please....
Tolong di terima.
Anggap saja buat menebus kesalahan yang keluarga ku perbuat pada mu.
Juga sebagai kenang kenangan ku untuk mu di perantauan nanti."
Ucap diah.

"Aku nggak enak dek...."
Kata ku.

"Mas galih sudah memberikan kebahagiaan untuk ku,
Ini hanya hal kecil yang bisa ku berikan pada mu.tolong di terima...."
Kata diah.

"Ya sudah,
Aku hargai niat tulus mu dek.
Terima kasih....
Maaf kalau aku sudah mengecewakan mu."
Ucap ku.

"Kamu terlalu baik untuk ku benci mas,
Kamu adalah sosok yang benar benar baik.
Kamu adalah cinta pertama ku....
Terima kasih."
Ucap diah sambil mencium tangan ku.
Dia menangis,
Aku menyeka air mata nya.
Aku nggak mau ada air mata di hari terakhir kita berjumpa.

Waktu menunjuk kan pukul sebelas siang.

"Dek,aku nggak bisa lama lama di sini
Aku harus bersiap siap untuk berangkat."
Ucap ku.

"Mas galih berangkat jam berapa emang?"
Tanya diah.

"Aku berangkat jam 2 siang nanti dek,
Tapi kumpul di STM pati karena kebarangkatan nya dari sana."
Jawab ku.

"Ow,semoga sukses ya mas.
Jangan lupa in aku..."
Ucap diah.

"Pasti dek,
Aku pamit dulu ya.
Kamu baik baik di sini,
Belajar yang rajin.
Supaya bisa mewujudkan impian mu menjadi seorang desain grafis yang handal."
Ucap ku.

Diah mengangguk...
Dia mencium tangan ku lagi,
Ku elus rambut hitam nya.

"Aku pergi ya...."

"Mbak rina,aku pamit.
Tolong jaga diah...."
Ucap ku.

"Iya gal,hati hati di jalan...."
Kata mbak rina.

Aku pergi meninggalkan diah sambil membawa bingkisan yang ia berikan pada ku.

Setelah sholat dzuhur,
Aku bersiap siap.
Berpamitan sama orang rumah,
Kakak dan adik ku.
Lalu bersimpuh di pangkuan emak,
Memohon doa restu sambil mencium tangan beliau.

"Hati hati di sana le,
Jaga diri baik baik....."
Ucap emak sambil mengusap pundak ku.

Suasana benar benar haru,
Kami saling menitihkan air mata kebahagiaan.

Mas badar mengantar ku menuju STM pati.
Emak juga membawakan ku bekal dua potong ayam goreng beserta nasi dan tumis buncis yang di bungkus menggunakan kertas nasi lalu di masuk kan ke dalam kresek.

Aku memasuk kan jaket pemberian diah ke dalam ransel.
Ku bawa sebagai kenang kenangan dari nya di sana nanti.

Jam setengah dua siang aku sudah sampai disana,
Beberapa siswa yang lolos juga sudah berkumpul di depan STM.
Mas badar langsung bergegas pulang, aku berpamitan pada nya.

Jam dua kami di briffing sebentar oleh kepala bkk sekolah itu yang akan menemani kami di bekasi nanti.

Kami pun mulai masuk ke dalam bus,
Adu duduk di dekat jendela,
Bersama siswa dari stm pati bernama ridwan.
Kami pun berkenalan dan mengobrol selama perjalanan.
Dua kaka kelas alumni stm ku duduk di belakang ku.
Dia adalah Selamet dan iwan,
Mereka lulusan tahun 2008.
Aku tenang karena ada orang kudus bersama ku di sana nanti.

Bus pun berjalan,
Memutar melewati daerah purwodadi dan langsung tembus ke semarang

Membelah hutan jati di daerah selatan kabupaten pati.

Selamat tinggal Kudus,

Bekasi,

"Aku datang....."




Itu adalah jaket putih yang diah berikan untuk ku sebagai kenang kenangan,
Masih ku simpan di lemari sampai sekarang.
Diubah oleh tetes.tinta 06-07-2022 16:00
rinandya
itkgid
itkgid dan rinandya memberi reputasi
7
Tutup