tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#172
Part 78
"Ahhhhh sial.....
Kenapa tadi tak minta nomor hp nya Ayuk."
Kata ku dalam hati.

Orang nya udah keburu pergi deh,
Aku pun pulang dengan perasaan sedikit kecewa.
Jam 11 pagi aku sudah ada di rumah,
Sekedar duduk duduk di samping rumah sambil memberi makan entok dan ayam peliharaan kami di sana.
Ujiah nasional sudah ku lalui,
Tinggal menanti hasil nya.
Selanjutnya adalah tugas akhir praktek bengkel,
Dan tugas akhir nya adalah membuat roda pintu menggunakan mesin bubut.
Di lanjutkan dengan UAS (Ujian Akhir Sekolah)

Setelah ujian nasional,aku lebih sering berada di rumah.
Karena masa masa setelah ujian kegiatan kami di sekolah tidak terlalu banyak,
Dan di rumah biasanya kalau pagi ya nonton tv
Dulu lagi rame rame nya tuh serial sitkom Abdel & Temon bukan superstar,
Saban hari di tayangin di salah satu stasiun global tv.

Aku juga beberapa kali mancing di kali setiap warung mas arya libur,
Lagi musim musim nya ikan tawes bermigrasi dari muara menuju sungai air tawar untuk bertelur soal nya.

Di daerah kami biasa memancing ikan tawes menggunakan rumput muda yang biasanya tumbuh di tegalan sawah.
Sebenarnya pakai umpan cacing atau jangkrik bisa sih,
Tapi lebih dulu di serabg ikan betok atau ikan keting kecil kecil kalau pakai umpan yang umum di pakai oleh kebanyakan pemancing berupa cacing dan jangkrik ini.
Kalau pakai rumput sudah pasti hanya ikan tawes yang memakan nya,
Atau terkadang di makan oleh ikan nila.

Spoiler for umpan rumput:


Sore itu aku sedang asik memancing pinggir sungai yang letak aliran nya di bawah rumpun bambu yang posisi batang nya miring ke permukaan sungai.

Mulustrasi


Aku memancing di daerah utara rumah ku.
Di dekat tukang ojek yang pernah hampir terperosok ke kali karena nganterin mbak kunti dulu.

Awalnya sih rame banyak pemancing di sebrang dan di dekat posisi ku,tapi lama kelamaan mereka mulai pulang ke rumah masing masing.
Karena hasil yang tak terlalu memuaskan.

Spoiler for hasil memancing:


Aku mancing sejak ba'da asar
Baru dua jam memancing,
Ember ku sudah terisi 5 ekor ikan tawes berukuran 4 jari orang dewasa.
Karena ke asik an memancing di tempat yang seperti nya adalah rumpon atau termpat nya ikan berkumpul,
Aku jadi lupa waktu.
Setiap kali kail ku lempar langsung di sambar ikan terus menerus,
Ikan nya seperti benar benar kelaparan.

Spoiler for double strike:


Sampai ku dengar suara tarkhim dari arah mushola menandakan waktu sudah memasuki sandekala atau menjelang magrib.

Suasana di bawah rumpun bambu mulai temeram,setiap sudut nya mulai tertutup kegelapan.
Aku pun tak menghiraukan nya,
Karena ember ku saat itu sudah benar penuh dengan ikan tawes.
Umpan rumput ku tinggal sedikit,
Tanggung batin ku.

Mulustrasi ikan tawes


Saat joran baru saja ku lempar,
Tiba tiba aku merasa ada bayangan yang berdiri di belakang ku,
Bayangan itu seperti sedang mengamati ikan ikan yang berada di dalam ember milik ku.
Dan berkata,

"Wahh,entuk okeh yo Le iwak e...."
(Wah dapat ikan banyak ya Le)
Kata nya dengan suara berat dan serak di belakang ku.

"Nggih mbah,alhamdulillah angsal ulam katah teng mriki.
Nopo sampeyan arep?"
("Iya mbah,alhamdulillah dapat ikan banyak mancing di sini.
Apa anda mau?")
Sahut ku tanpa melihat ke belakang.

"Kui wes cukup le,kono ndang balik.
Wes peteng iki...."
(Itu sudah cukup le,sana cepat pulang hari sudah gelap...)
Kata beliau dan bayangan nya pun menghilang dari belakang ku.

Karena aku merasa tanggung,
Aku pun tak menghiraukan nya dan tetap memancing.

Dan....


"Krakkkkkkk........."
Terdengar suara batang bambu yang sepertinya pecah karena melengkung terlalu kuat diatas permukaan sungai.
Pandangan ku tertuju pada satu batang bambu yang melengkung di aras sungai.
Samar samar aku melihat sosok hitam yang sedang duduk di atas nya,
Aku benar benar terkejut.
Lalu ku ambil seekor ikan di ember dan ku lempar kan ke tepi kali,supaya dia tak mengikuti ku.
Aku pun lari tunggang langgang meninggalkan tempat itu.

Mulustrasi


Walaupun tempat itu menyeramkan,
Tapi aku selalu saja kembali ke situ ketika hendak memancing,
Suasana di situ teduh dan menenangkan.

Pagi itu aku masih libur,
Matahari sudah menampak kan cahaya nya melalui genteng kaca yang berada di atas kamar ku.

"Bangun Le,sudah jam 8.
Anter in emak ke pasar,
Emak mau belanja buat pesanan nasi kotak pesanan ibu ibu pengajian."
Kata emak di depan kamar ku.

"Iya mak,bentar lagi...
Masih ngumpul in nyawa nih."
Ucah ku sambil meregangkan badan si atas kasur,
Kalau bahasa jawa nya ngolet.

Aku pun terbangun dan langsung menyahut handuk di sandaran kursi belajar ku untuk menuju ke kamar mandi,
Mengguyur tubuh ku dengan air di dalam bak.

Setelah mandi,aku pun bersiap sambil memanasi motor di depan,

"Ayo mak,aku sudah siap...."
Ucap ku kepada emak.

Emak pun keluar rumah sambil menenteng tas tempat belanjaan dan mengempit dompet nya di ketiak sambil naik ke atas motor.

Kami pun berangkat ke pasar melalui jalanan tanah depan rumah ke arah utara.
Letak pasar nya tak terlalu jauh dari rumah kami,
Pasar induk di kota ku yang bersebelahan dengan mall kecil di sebelah timur nya persis.

Kami melewati makam yang dulu nya biasa ku datangi untuk mencari bunga kamboja untuk di jual,
Lalu di sebelah utara makam terdapat bekas kandang peternakan babi milik orang tionghoa yang sekarang sudah tak beroprasi lagi.

Dulu sewaktu masih kecil,
Aku selalu ikut emak ke pasar berjalan kaki melalui tempat tersebut.
Aku ingat betul setiap jam 9 pagi pasti babi babi di peternakan itu di giring masuk ke dalam mobil bak untuk di distribusikan.
Aku paling takut kalau melihat babi di naik kan ke atas bak mobil,
Aku langsung lari menuju rumah dan nggak jadi ikut emak ke pasar saking takut nya.
Ternyata emak masih ingat tentang kejadian tersebut,
Kami pun tertawa bersama ketika mengingat nya.

Sesampai nya di pasar,
Aku tidak langsung pulang meninggalkan emak.
Aku parkirkan motor ku lalu aku ikut masuk ke dalam bersama beliau sambil membawa tas belanjaan.

Kami masuk ke kawasan lapak sayur.
Beberapa pedagang menyapa emak dengan ramah.
Mereka sudah kenal betul dengan emak ku.

"Mbak asih,nyari opo.
Ini lho sayur nya segar segar...."
Kata pedagang kepada emak.

"Mbak asih,iki anak mu yang bontot ya?"
Tanya seorang pedagang sawi kepada emak.

"Bukan yu,ini anak ku yang nomor 6,
Masih ada adik nya lagi 1."
Jawab emak

"Owalah,wes gede yo anak mu mbak.
Kemarin kemarin padahal ku lihat masih kau gendong kalau kamu ajak belanja ke pasar.
Cocok iki buat ku jadikan mantu ku,hehehe"
Kata pedagang itu.

"Lha lulus STM saja belum kok mau di jadiin mantu to yu yu...."
Jawab emak sambil tersenyum.

Aku hanya cengar cengir di dekat emak.
Setelah obrolan ringan dengan pedagang sayur,
Emak pun membeli beberapa bumbu dapur dan sayur mayur.

Aku sering memperhatikan emak ketika sedang belanja di pasar,
Seperti saat membeli bawang merah sekilo.
Emak selalu minta kepada pedagang nya untuk di timbangkan setengah kilo an dua plastik.
Tidak langsung sekilo dalam satu plastik,
Kata emak sih hasil nya beda kalau di timbang ulang antara 2 plastik setengah kilo an dan 1 plastik sekilo.

Kami menyusuri sudur sudut pasar,
Naik ke lantai dua untuk membeli ayam di stand ikan dan lauk pauk.
Emak belanja sampai siang,


"Le,kamu kan nggak sarapan.
Yuk makan dulu ke warung sop kerbau di sana..."
Ajak emak pada ku.

Kami pun mengisi perut di sebuah warung sop yang berada di dalam pasar pada siang itu.

Aku jadi teringat masa kecil ku dulu ketika melihat lapak lapak di pasar tersebut.

Dulu sewaktu masih kecil
kalau bulan puasa sudah mendekati lebaran.
Emak selalu mengajak ku dan feri adik ku untuk pergi ke pasar itu.
Membelikan kami baju lebaran,
Baju koko atau stelan pakaian bergambar saras 008,power rangers atau kaos bergambar kartun.
Emak selalu membahagiakan kami dengan cara nya yang sederhana
walau hanya berkeliling di pasar,
Itu adalah hal yang sangat kami idam idam kan,karena biasanya emak mengajak kami setahun sekali saat akan lebaran.
Dulu aku dan feri masih puasa setengah hari,
Dan setiap adzan dzuhur berkumandang.
Pasti emak mengajak kami berbuka di sebuah warung bakso tenis di pasar.

"Kamu pesen sop kerbau atau sop ayam le...."
Kata emak membuyarkan lamunan ku di tengah keramaian pasar.

"Eh... Emmmm aku sop kerbau,sama kayak emak."
Ucap ku

Emak pun memesan 2 porsi sop kerbau dan teh hangat untuk kami.
Setelah pesanan datang,
Kami melahap sop tersebut,aku mengambil perkedel kentang yang terbalut telur di nampan yang berada di atas etalase warung.

Setelah kenyang.
Kami pun turun lagi ke bawah.
Melalui lorong lapak pakaian yang berjajar,
Di dekat toilet umum
Emak menyuruh ku menunggu sebentar karena mau ke toilet dulu.

Aku pun menunggu emak di kursi dekat pintu keluar pasar.

"Galihhhh.....
Ngapain kamu bengong di sini?"
Terdengar suara perempuan di samping ku.
Teriakan yang lumayan keras sehingga membuatku terkejut.
Aku menoleh ke arah suara tersebut,

"Intan......"

Ngapain nih anak ada disini,batin ku.

"Ah kamu lagi kamu lagi"
,ucap ku setengah kesel.
Dia ketawa terbahak lagi

"Lho nak galih kok tumben ada di pasar...."
Ucap seorang ibu ibu yang ternyata adalah mamah moyang nya si Intan.

Aku jadi nggak enak karena sudah sewot sama intan.

"Hehehehe...."

"Nganu tante....."
Diubah oleh tetes.tinta 04-07-2022 15:23
MFriza85
MFriza85 memberi reputasi
6
Tutup