tetes.tinta
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95bulbuljauherman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tinta
TS
tetes.tinta
#168
Part 76
Mungkin di benak kalian terbesit pikiran,
Kenapa galih diam saja dan tidak mengambil sikap tegas kepada Niko ketika perlahan dia mulai merebut intan dari nya.

Pikiran ku ketika melihat intan jalan dengan niko dan berbohong kepada ku memang sudah nggak karuan,
Sebenarnya aku sangat emosi.
Bisa saja aku membuat perhitungan dengan Niko saat itu,
Namun aku masih berpikir panjang.
Karena kesalahan itu terjadi bukan karena niko saja,
Tapi intan juga turut andil di dalam nya.
Kalau memang saat itu intan benar benar bisa menjaga kepercayaan ku pada nya,
Dia tak akan pernah merespon gelagat niko yang dari awal memang mau mendekati nya.
Kesimpulan ku,mereka sama sama salah.
Kalau pun ku hajar niko habis habis an,
Buat apa juga.
Menurutku itu hanyalah perbuatan yang sia sia,dan akan membuatku terlihat bodoh di mata mereka.
Memang nya intan layak ku perjuangkan sampai segitu nya?
Berjuang sendirian itu melelah kan kawan......

Malam itu aku masih di warung,
Mas arya mulai mencetak butiran bakso untuk pesanan besok.
Aku dan mbak edah manata mangkok yang akan di bawa beserta beberapa peralatan lain nya seperti sendok,dandang dan kompor.

Karena sudah hampir jam 11 malam.
Aku pun pamit untuk pulang,
Sedangkan mereka berdua masih menyelesaikan pekerjaan nya di warung .

Aku berjalan menuju rumah sambil melihat hp yang ku keluarkan dari kantong saku celana,
Ada pesan dari Diah.

"Mas,jangan begadang sampai larut malam.
Katanya besok ada kerjaan,
Ow ya,besok aku harus kumpul di sekolah setelah sholat subuh,
Paling di antar sama bapak.
Selamat malam mas galih....."
Begitulah isi pesan dari diah.

"Iya dek,kamu juga selamat beristirahat
Selamat malam......"
Balas ku.

Sesampai nya di rumah,
Emak juga masih berjibaku memasak beraneka ragam menu untuk pesanan di acara hajatan pernikahan besok.
Di bantu oleh kakak ku dan beberapa tetangga ku yang ramai di dapur dan di ruang depan rumah ku.
Sudah seperti acara hajatan emak sendiri buat anak anak nya.

Karena sudah lelah,aku pun langsung ke kamar mandi untuk mandi lalu ganti pakaian dan tidur.

Aku terbangun persis ketika adzan subuh berkumandang.
Di depan rumah terdengar suara riuh oleh pasukan emak yang bersiap siap mengangkut pesanan untuk di antar ke tempat hajatan menggunakan sebuah kendaraan bak terbuka L 300 yang di sewa emak untuk keperluan transportasi.

Aku pun bergegas mengambil wudhu ke kamar mandi,

"Nanti emak ikut di sana juga kan?"
Tanya ku kepada beliau pas bertemu di dapur.

"Iya le,emak nanti ikut kesana untuk memberikan arahan kepada para tetangga yang emak kasih amanah untuk menjadi peracik menu di sana supaya tidak terlalu sedikit dan tidak kebanyakan takaran setiap porsi nya."
Kata emak.

"Nanti aku juga di sana sama mbak edah dan mas arya kok mak di stan bakso."
"
Ucap ku

"Yo wis,sana sholat dulu lalu mandi.
Siap siap bantu angkat junjung mas arya di warung."
Kata emak.

"Nggih mak...."
Jawab ku.

Setelah selasai sholat dan mandi,
Aku pun pergi menuju warung.

Menyiapkan apa apa saja yang akan di bawa ke tempat si yang punya hajat.

Tak lama berselang terdengar bunyi

"Tiiittt,tiiiittt,tittt......."

Bunyi sirine motor viar ketika sedang atret atau mundur.

Rupanya transportasi sudah datang,
Kami pun mulai menaik kan barang barang dan alat yang harus angkut di bawa menuju ke tempat hajatan.

Aku ikut naik ke atas bak viar,
Sedangkan mas arya dan mbak edah menyusul menggunakan motor.

Aku melewati konter diah dan masuk ke dalam gang rumah nya,
Aku lihat rumah diah yang berpagar putih dengan halaman luas di sebelah kanan jalan.
Viar lalu belok ke arah kanan dan tampak lah sebuah tenda hajatan di sebuah rumah yang terletak di area belakang rumah diah.

Tenda,kursi dan meja di sana semua nya bertuliskan Haji Budi.
Ternyata milih bapak moyang nya diah semua ini,batin ku.

Kami pun akhir nya mulai membongkar muatan dan memindahkan nya ke sebuah stand meja dengan tulisan menu Bakso di atas meja nya.

Karena tugas ku adalah mengambil mangkok kotor dan cuci mencuci,
Aku pun langsung membawa tiga ember besar menuju dekat rumah yang punya hajatan untuk membuat tempat cuci mangkok,
Di sana rupanya sudah ada orang dari emak yang bertugas nyuci piring dan mengambil gerabah kotor.
Pramusaji di situ sangat berperan penting dalam menyiapkan tim untuk job desk masing masing,
Karena itu adalah acara hajatan pernikahan dengan prosesi ngunduh mantu,karena yang punya kediaman adalah mempelai pria nya.
Tepat jam 9 pagi nanti robongan pengiring dari mempelai wanita akan tiba untuk melakukan serangkaian prosesi ngunduh mantu,
Dan sistem perjamuan nya adalah prasmanan.

Para tamu di di persilahkan untuk mengambil menu yang di hidangkan di atas meja stan yang berjajar.
Ada Nasi rames,lontong opor,sate ayam,soto kudus,nasi rawon,bakso dan minuman ringan.
Emak membuat nasi rames,lontong opor,soto dan nasi rawon.

Jam sembilan lebih sedikit rombongan mobil iring iringan manten sudah mulai datang.
Mobil pengantin berada paling depan dengan tanda pita di atas kap depan dan plat nomor yang di ganti dengan tulisan "Just Kimpoy"

Suara gamelan dengan lancaran kebo giro khas jawa ketika menyambut pengantin pun mulai terdengar dari sebuah tape soun system yang di putar oleh operator.

Prosesi demi prosesi telah di laksanakan,
Sampai dia akhiri dengan doa bersama lalu istirahat di selingi dengan foto bersama kedua keluarga mempelai.

Para tamu langsung menyerbu stand menu yang sudah terhidang di atas meja nya.
Aku stand by di dekat stand bakso bersama mas arya dan mbak edah ysng sibuk meladeni tamu undangan yang meminta bakso,
Lalu mbak edah menuangkan kuah ke dalam mangkok.

Ku lihat emak juga cuma duduk di belakang pasukan nya,sekedar mengawasi saja di sana sambil memotong motong lontong supays tidak keteteran.

Suasana jamuan saat itu benar benar ramai dengan beberapa antrian dari tamu undangan,
Terlebih lagi tamu dari besan yang punya hajat datang sampai 10 mobil.
Di antara nya ada 2 elf long yang notabene memang mampu menampung penumpang lebih banyak.
Ini baru tamu dari besan,
Belum lagi nanti siang tamu udangan dari karyawan pabrik dan tamu para tetangga.

Aku mulai menenteng ember cat 25 kg dan berkeliling ke segala penjuru untuk mengambil mangkok mangkok kotor bekas tamu undangan.
Memakai baju batik dan celana bahan berwarna hitam layak nya sinoman atau pramusaji dalam bahasa jawa.

Sampai adegan yng benar benar tak ku ingin kan benar benar terjadi,

Aku hendak mengambil mangkok kotor di bawah seorang bapak bapak berperawakan tambun yang berdiri sambil menikmati sepiring sate ayam bersama istri nya,
Yaaa,mereka adalah orang tua Diah,
Kekasih ku.

Aku pun mengambil nya dengan perasaan yang tak karuan sambil menunduk.

"Permisi pak Buk,maaf mengganggu....."
Kata ku.

Bapak itu pun menatap ku dan langsung mengenali wajah ku.

"Lho,kamu kan anak yang minggu lalu datang ke konter ku lalu menjemput anak ku untuk jalan jalan.
Ngapain kamu di sini?"
Tanya pak haji,istri nya juga memandang ku yang sedang tertunduk.

"i...iiiyaaa pak.....
Saya galih.teman dekat nya putri bapak."
Jawab ku.

"Jadi kamu bekerja jadi pelayan seperti ini,
Berani benar kamu deketin anak gadis ku.
Kamu tau kan kami berasal dari keluarga terpandang di sini.
Kamu nggak nyadar diri,
Kamu tuh nggak pantas dekat dengan anak ku.
Kenapa kamu diam saja,
Kamu malu?
Kalau di ajak bicara orang tua itu lihat wajah nya,
Jangan cuma menunduk saja
Apa kamu tidak di ajari sopan santun oleh orang tua mu?"
Kata beliau pada ku.

"Ma...maaf pak...."
Kata ku sambil terbata bata.

"Kamu tuh nggak level untuk diah anak ku,
Dasar tak tau malu...."
Umpat beliau,

Aku benar benar sudah down,
Aku tak berdaya di hadapan orang tua diah.

Mereka bahkan membawa bawa orang tua ku,dan itu yang membuat ku tak terima.selalu....


"Maaf pak,saya memang berasal dari keluarga tak punya.
Bapak saya sudah meninggal sejak saya masih kecil,
Ini memang pekerjaan sampingan saya ketika saya sedang libur.
Dan saya bangga menjalan kan nya,
Saya tidak malu dengan apa yang saya lakukan,
Kalau memang anda merasa bahwa saya tidak pantas dekat dengan anak bapak,
Saya akan mundur meninggalkan nya.
Tapi saya mohon,
Jangan pernah memberitahukan hal ini kepada putri bapak.
Kata ku

"Kenapa,kamu malu kalau sampai anak ku tahu pekerjaan mu ini?"
Kata beliau.

"Tidak pak,
Saya tahu karakter putri bapak,
Diah pasti akan marah dan kecewa kepada sikap orang tua nya.
Dan saya nggak mau kalau kalian sampai bersitegang.
Biar aku selesaikan semua ini dengan cara saya sendiri."
Ucap ku


"Baik,terserah apa mau mu.
Tapi aku minta secepat nya kamu jauhi anak ku."
Kata beliau.

Aku pun terdiam sambil memegang ember tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Kenapa kamu diam saja..."
Kata beliau lagi.

"Maaf pak,
Saya selalu di ajarkan oleh emak saya bahwa semua orang tua di dunia ini adalah mahluk yang sangat mulia,
Mereka lah yang merawat anak anak nya,dan orang tua lah sosok yang pertama kali mengajarkan anak nya berbicara,
Jadi emak selalu menasihati ku untuk tidak membantah omongan orang tua.
Saya diam karena saya menghormati anda sebagai orang tua diah,
Itu lah mengapa saya tidak membantah anda.
Emak mendidik saya dengan sangat baik,
Dan anda dengan mudah nya mengatakan kalau saya tidak pernah di didik oleh orang tua saya.
Apakah pantas orang yang di panggil haji seperti anda berkata seperti itu?"
Kata ku.

"Dasar anak kurang ajar,
Anak siapa sih kamu.
Berani berbicara seperti itu di hadapan ku."
Kata beliau dengan amarah yang meluap luap.

"Dia adalah putra ku pak haji...."
Teriak emak dari arah belakang ku

Emak rupanya mengetahui perseteruan kami.

"Ini adalah erwin,anak ku.
Anda tentu ingat kan siapa saya..."
Kata emak sambil memeluk ku yang sudah mulai meneteskan air mata karena sudah tak tahan dengan perkataan bapak nya diah yang merendahkan keluarga kami.
(Njirrrr,nangis aku menulis sambil mengingat ingat kejadian ini)

"Kamu kan asih,anak nya mbah jaswadi yang rumah nya ada di sebrang jalan.
Yang waktu kecil suka numpang nonton tv di rumah ku.
Pantas saja anak mu cuma jadi seorang pelayan,
Maklum lah karena latar belakang keluarga kalian yang memang miskin sejak dulu."
Kata beliau.

"Kami memang orang tak punya pak haji,
Kami sadar betul dengan keadaan kami saat ini.
Tapi apakah tidak cukup puas hanya dengan menyombongkan diri,sehingga anda sampai merendahkan orang lain.

Erwin adalah anak ku,dan aku sendiri tak pernah memarahi nya seperti yang anda lakukan tadi,
Di saat anak anak se usianya sedang senang senang nya kumpul dengan teman sebaya,
Dia lebih memilih untuk bekerja demi membiayai hidup nya sendiri supaya tidak membebani ku sebagai emak nya,
Dengan jerih payah nya dia setiap hari menjemput anak mu pulang sekolah,
Selalu mencemaskan dan selalu melindungi anak mu dengan sepenuh hati.
Apa anda bisa memahami hal itu sebagai orang tua?"
Kata emak sambil mengusap air mata.

"Sudah pak,jangan ribut di sini.
Nggak enak kan sama sodara kita yang punya hajat."
Kata ibu nya diah sambil memegang lengan suami nya.

Aku benar benar tak kuasa menahan kesedihan ku melihat ketegaran hati emak yang membela ku sambil mengusap air mata nya.
Kedua orang tua diah pun meninggalkan kami.

"Le,kalau kamu nggak mau melanjutkan pekerjaan mu di sini.
Kamu pulang saja,
Nanti biar aku omongin kepada mas arya."
Kata emak.

"Nggak mak,aku ngak apa apa.
Aku nggak mau jadi orang yang lemah.
Aku harus tegar seperti emak,
Aku tetap akan melanjutkan pekerjaan ini."
Kata ku.

"Ya sudah,kalau begitu kamu nyuci mangkok saja di belakang,
Biar mangkok bekas tamu di ambil sama pramusaji yang di siapkan tuan rumah untuk membantu tim emak."
Kata emak.

"Iya mak...."
Jawab ku.

"Kamu yang sabar le,
Emak tau ini berat untuk mu."
Ucap nya.

Aku pun tetap melanjutkan pekerjaan di sana,
Karena aku nggak tega meninggalkan mbak edah dan mas arya yang kualahan melayani tamu undangan.
Aku nggak mau kalau sampai menu nya keteteran lantaran ke habisan mangkok bersih untuk di sajikan.

Aku mencuci mangkok sambil sesekali meneteskan air mata tak kuasa menahan hinaan dari orang tua diah.
Ya Allah,sehina ini kah menjadi orang yang tak punya....
Batin ku.

Waktu terus berlalu,
Kami bekerja di sana sampai sore.
Melalui detik detik yang benar benar menyiksa ku.

Kami pun berkemas setelah di jemput viar yang mas arya carter.
Pulang kembali dengan keadaan letih,
Letih fisik dan mental benar benar mendera diri ku saat itu....
Aku berjuang untuk upah 50ribu dengan impact yang sejujurnya memang tak sepadan dengan apa yang ku hadapi disana.

Aku kembali ke rumah,
Emak masih berada di sana karena menu hidangan nya belum habis.

Ku buka hp ku sambil merebahkan tubuh di atas kasur.
Ada beberapa pesan dari diah,

"Mas,aku sudah selesai hiking nya.
Ini mau ke mall sebentar sama teman teman,ada yang harus ku beli."
Isi pesan dari nya.

Aku tak membalas nya,
Aku merasakan ngilu diseluruh persendian tubuh ku,

Aku merasakan ngilu di dalam palung hati ku,

Aku merasakan kepedihan yang benar benar membebani pikiran ku.

Bila tubuhku ini adalah pakaian,
Aku ingin segera melepas nya.
Lalu mencari paku dan palu untuk menancapkan nya ke dinding.

Lalu ku gantungkan pakaian itu di paku tersebut.

Aku sudah lelah......
Diubah oleh tetes.tinta 30-06-2022 08:37
MFriza85
MFriza85 memberi reputasi
6
Tutup