tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#151
Part 68
Perkenalan tak terduga ku siang itu dengan seorang gadis bernama Ulfa seakan membuka babak baru dalam perjalanan hidup yang sedang ku jalani.

Sosok baru terus datang dan pergi memberikan kisah kisah yang begitu berarti untuk terus ku ingat sebagai kenangan masa lalu.

Anisa,Kartika,Intan dan Raya.....
Mereka adalah bagian dari kisah masa lalu ku yang pada akhirnya terhempas begitu saja bagai angin lalu.
Sebuah hubungan anti klimaks yang harus terhenti di tengah jalan karena datang nya masalah di dalam nya,
Layak nya drama romantika remaja dengan berbagai macam problematika yang di sajikan begitu apik di dalam layar kaca.

Aku yang sudah terlalu letih mengharapkan kehadiran seseorang yang benar benar akan mendampingi ku melangkah menyongsong masa depan,
Akhirnya harus berlapang dada menerima kenyataan pahit yang menimpa.

Kisah ku dengan Raya mungkin memang terasa tanggung,
Tapi pada kenyataan nya memang seperti itu lah kenyataan nya.

Bila perjalanan kisah ku ini di ibaratkan dengan sebuah drama,
Maka aku akan terus melangkah sambil menunggu skenario terbaik yang di berikan oleh Tuhan.....

Jepara,
Sebuah kabupaten yang di juluki Kota Ukir dengan letak geografis nya yang berada di pesisir pantai.
Kota ini juga berbatasan langsung dengan kabupaten Demak,kabupaten Kudus dan kabupaten Pati.
Dan di sana lah tempat tinggal gadis yang baru saja ku kenal yang bernama Maria Ulfa,
Dan itulah alasan kenapa ketiga teman PKL ku tidak terlalu minat untuk berkenalan dengan nya.

Lagi lagi aku akan mengulik fakta sejarah masa lalu yang di kisah kan secara turun temurun sampai sekarang tentang sebuah larangan terhadap semua pria asli Kudus untuk menikahi wanita yang berasal dari Jepara.

Pernikahan pada hakikatnya adalah hak setiap pasangan laki-laki dan perempuan untuk mengikatkan janji suci untuk saling mencintai selama masa hidupnya. Namun di Indonesia, pernikahan menjadi bagian dari sebuah budaya di mana keluarga besar dari kedua belah pihak ikut berperan besar.

Karena peran besar keluarga yang sudah turun temurun ini, muncul juga sebuah anggapan yang kemudian menjadi mitos yang  masih dipercaya oleh generasi lama di setiap daerah yang ada di Indonesia.
Seperti mitos yang berkembang di Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di mana  ada larangan pernikahan antara pria asal Kudus dengan wanita asal Jepara. Sejarah awal mula berkembangnya mitos ini mirip dengan mitos larangan pasangan dari Suku Jawa dan Suku Sunda untuk menikah.

berkembangnya mitos ini muncul dari cerita balas dendam Arya Penangsang terhadap penguasa kerajaan Demak Sunan Prawoto atau Raden Mukmin yang memerintah pada tahun 1546-1549.

Diceritakan Arya Penangsang yang dikenal sebagai Adipati Jipang membunuh Sunan Prawoto karena sebelumnya Sunan Prawoto atau yang memiliki nama lain Raden Mukmin yang diejawantah dari nama Tionghoa Muk Ming, terlebih dahulu membunuh ayah dari Arya Penangsang yang bernama Suryowiyoto. Suryowiyoto yang dikenal  juga dengan sebutan Raden Kikin ini dibunuh melalui orang suruhan Sunan Prawoto saat pulang salat Jumat.

Raden Kikin dibunuh di pinggir sungai dengan keris yang dicuri dari Sunan Kudus. Kemudian mayat Raden Kinkin dibuang di sungai dengan keadaan mengambang, hingga mendapat sebutan Pangeran Seda ing Lepen  (Bahasa Jawa: Pangeran yang mati mengambang di sungai).

Hingga tewasnya Sultan Prawoto oleh Arya Penangsang menimbulkan reaksi tidak terima dari Ratu Kalinyamat, yang merupakan putri dari Sultan Trenggono yang menjadi adipati di Kadipaten Jepara pada era abad ke-15. Dirinya bersama suaminya yang seorang saudagar China bernama Tjie Hwio Gwan yang dikenal dengan nama Pangeran Toyib dan oleh Kerajaan Demak diberi gelar sebagai Sultan Hadirin, bersama-sama memimpin Kadipaten Jepara,
Sultan Prawoto adalah kakak kandung dari Ratu Kalinyamat.

Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadirin yang tidak terima atas kematian Sultan Prawoto mendatangi Sunan Kudus, salah satu Wali Songo, penyebar dakwah agama Islam di daerah pesisir utara Jawa untuk meminta keadilan atas tewasnya Sultan Prawoto.

Perlu diketahui bahwa Sunan Kudus merupakan salah satu Wali Songo yang memiliki murid paling banyak, dan salah satu muridnya adalah Arya Penangsang. Saat itu Sunan Kudus menjelaskan kepada Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadirin bahwa yang dilakukan Arya Penangsang adalah bentuk tindakan setimpal, karena kerabat mereka Sultan Prawoto juga terlebih dahulu telah membunuh ayah dari Arya Penangsang.
Karena merasa tak mendapatkan keadilan,
Ratu kalinyamat beserta Suami dan rombongan nya meninggalkan kota kudus untuk kembali lagi ke jepara,
Namun dendam Arya penangsang yang sudah membunuh kakak dari Ratu kalinyamat masih belum merasa terpuaskan.

Diam diam arya penangsang mengajak beberapa pengawal nya untuk mengejar dan menghabisi rombongan Ratu kalinyamat di tengah perjalanan.

Prajurit dan suami ratu kalinyamat berhasil di habisi oleh arya penangsang,
Namun keberuntungan masih menaungi sang ratu yang dalam kondisi terluka masih bisa melarikan diri dari kejaran pasukan arya penangsang.

Setelah arya penangsang pergi,
Sisa rombongan ratu kalinyamat membawa mayat suami sang ratu untuk di kebumikan di jepara.

Di perjalanan,ratu kalinyamat menangisi kematian sang suami dengan suara tangisan yang meraung raung.
Dan sekarang,daerah itu di kenal dengan Desa bernama Nggarung (berasal dari kata nggarung nggarung/meraung raung)

Setelah itu,sisa rombongan ratu kalinyamat melewati sebuah rawa atau kubangan air yang memanjang.
Yang saat ini daerah tersebut di namakan Desa Kedungdowo (kedung : kubangan , dowo : panjang)

Lalu mereka memandikan mayat suami ratu kalinyamat di sebuah aliran sungai,
Dan ketika mayat tersebut di mandi kan
Tiba tiba saja aliran sungai itu air nya berubah warna menjadi ungu dari bekas darah yang keluar dari luka yang berasal dari tubuh suami sang ratu.
Dan sekarang,daerah tersebut di namakan dengan Desa Kaliwungu (juga menjadi nama kecamatan)

Setelah di mandikan,
Mayat suami ratu kalinyamat kembali di gotong ke arah barat menuju kabupaten jepara,
Jenazah tersebut mengeluarkan aroma yang sangat wangi.
Dan daerah tersebut,sekarang di namakan dengan desa Gondho arum(gondho : aroma ,arum : harum)

Karena kondisi ratu kalinyamat yang sudah terluka,
Sang ratu tampak berjalan dengan sempoyongan di samping mayat suami nya.
Cara jalan nya yang terlihat moyong moyong/terhuyung huyung,
Maka daerah tersebut sekarang di namakan dengan Desa Mayong.

Mayong adalah Desa pertama di kabupaten Jepara yang letak nya berada persis setelah gapura selamat jalan perbatasan kabupaten kudus.

Setelah kejadian tragis itu terjadi,
Ratu Kalinyamat merasa sakit hati dan melakukan protes dengan bertapa telanjang di Bukit Danaraja di Kadipaten Jepara. Dirinya tidak akan berhenti bertapa sampai Arya Penangsang yang memiliki nama lain Ji Pang Kang itu meninggal dunia.

Inti dari kisah ini adalah rasa ketidakpuasan Ratu Kalinyamat, kerabat Sultan Prawoto atas respons Sunan Kudus saat meminta keadilan sehingga sejak saat itu munculah larangan pernikahan antara perempuan Jepara dan pria Kudus dan masih dipegang oleh kalangan generasi tua dari kawasan tersebut.

Terlepas dari benar atau tidak nya mitos tersebut,
Namun beberapa kali aku menyaksikan sendiri dari tetangga,kerabat dan teman kerja ku yang harus memupuskan harapan nya untuk menikahi sang pujaan hati lantaran tak di restui orang tua nya hanya karena calon istri nya berasal dari jepara.

Back to story....


"Wah....kamu kok berani Ngajak kenalan cewek jepara gal.
Ati ati lho,
Gak usah di ajak serius.
Nanti kamu kualat lho...."
Kata Heri ketika kami akan segera mulai bekerja kembali.

"Ahhhhh,aku juga paham kalau masalah itu bro.
Aku juga tadi nggak ada niat untuk kenalan kok,cuma spontan aja.
Eee malah di respon..."
Timpal ku.

Aku di ajak nikah sama Raya aja masih mikir mikir,
Apa lagi sampai nikah sama gadis jepara.batin ku

Sebenarnya emak juga menikah dengan bapak ku yang orang jepara.
Tapi ini kan posisi nya emak ku sebagai mempelai wanita yang asli orang kudus,
Aku pernah membahas hal ini dengan beliau.
Dan jawaban emak ku masih terasa bias,
Beliau bilang kalau sejak pertama kali menikah dengan bapak,
Emak merasa tak pernah ada habisnya menjalani kehidupan yang sangat sulit dan berat.
Terlebih emak di tinggal pergi bapak untuk selama lama nya ketika usia kami anak anak nya masih kecil.

Dan emak memberikan wejangan yang cukup bijaksana kepadaku,

"Rejeki,jodoh dan maut sudah di atur oleh Allah,dan tidak ada satu manusia pun yang mengetahui seperti apa takdir nya di masa yang akan datang."
Diubah oleh tetes.tinta 21-06-2022 12:00
Xavier2122
rinandya
khoirian
khoirian dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup