tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#112
Part 47
Setelah 3 tahun berjibaku di bangku SMP, akhirnya tuntas sudah satu langkah perjalanan hidup dalam menimba ilmu.

Aku bersiap untup menghadapi langkah selanjutnya dalam hidup.
Jenjang sekolah menengah atas akan segera ku songsong,
Liburan kelulusan telah tiba.
Tinggal menanti ijasah,transkrip nilai dan SKHU turun dan membubuhkan sentuhan terakhir berupa cap 3 jari.

Masa masa liburan ku belum bisa di isi dengan hal hal berbau perasaan,sayang atau pun cinta cinta an.
Aku dan intan saling menikmati masa masa di mana rindu mulai melanda ketika intensitas pertemuan sudah tidak ada lagi di sekolah,
Bahkan untuk sekedar berbalas pesan singkat atau saling menelpon pun aku belum bisa.

Suatu siang di belakang aula sekolah setelah acara perpisahan,
Aku menunggu intan di sana.
Di bawah rindang nya pohon beringin dengan akar yang menjuntai di setiap dahan nya.

Intan : "Kangen nggak?"

Aku : "Belum....."

Intan : "Kapan mulai kangen nya?"

Aku : "Segera lah..."

Intan : "Kamu tuh aneh Gal."

Aku : "Biarin,dah tau aneh tapi kok mau dekat sama aku."

Intan : "Karena aku suka dengan keanehan mu itu......"
Ucap nya sambil pegang lengan ku.

Aku : "Menurut mu,dalam sebuah hubungan yang melibatkan perasaan tuh harus ada syarat atau nggak tan?"

Intan : "perasaan itu datang dengan sendiri nya karena memang sebuah kebiasaan,dia hadir tanpa di minta dan tumbuh dengan sendiri nya.
Ibarat bunga,dia hanya butuh media atau wadah untuk tumbuh kembang nya.
Apa kamu punya media nya gal?"

Aku : "Aku punya hati yang terhampar untuk menampung nya."

Intan : "Se simple itu kan terbentuk nya sebuah relasi?"

Aku : "Mungkin,kita lihat saja ke depan nya nanti tan."

Intan : "Aku akan berusaha menjaga nya untuk mu gal."

Hanya itu komitmen yang bisa kita buat. Itu adalah hari dimana kami bisa bersama untuk berbicara,
Gerimis masih menetes dari langit mengiringi sebuah perpisahan yang sebenarnya antara aku dan Intan.
Kami pulang dan mulai memikirkan rencana masing masing.

Walaupun kami belum menerima ijasah,tapi sekolah membuatkan SKHU sementara dan surat tanda lulus sebagai modal kami untuk mendaftar ke SMA/SMK.
Pendaftaran juga belum di mulai,
Jadi aku mengisi keseharian ku untuk berkumpul dengan teman sebaya.

Waktu itu di kampung sedang ramai ramai nya di datangi oleh pengepul bunga kamboja kering.
Mereka mau membeli bunga kamboja yang biasa tumbuh di makam dengan harga yang tinggi.
Bunga kamboja kering di hargai 25ribu per kilo nya,sedangkan bunga kamboja yang masih segar hanya di hargai 3ribu per kilo.
Kata si pengepul sih bunga bunga kering tersebut akan di eksport ke negara gingseng tiongkok sebagai obat nyamuk.

Aku dan teman teman ku tak menyia nyiakan kesempatan ini.
Apalagi kampungku memang di apit 2 pemakaman umum yang cukup besar di sebelah utara dan sebelah selatan tanggul rumah ku.

Kami tak mengenal waktu ketika sudah memungut bunga kamboja yang jatuh di makam,
Bahkan malam pun kami lakukan aktifitas mengumpulkan bunga kamboja dengan bermodalkan sebuah senter.rasa takut mah udah jadi nomor sekian di dalam pikiran.

Berbeda dengan teman teman ku yang melakukan kegiatan ini sebagai sampingan,
Aku malah benar benar fokus menjalani hal ini sebagai aktifitas utama ketika masa liburan.lumayan lah utuk tambahan biaya sekolah,pikir ku.

Siang itu aku bergegas menuju pemakaman sendirian menyusuri tepi sungai bermodal karung beras dan tongkat kayu yang sudah ku beri garpu di ujung nya,ku ikat menggunakan tali karet ban dalam bekas untuk mengumpulkan bunga kamboja supaya tidak merasa pegal pegal karena harus jongkok terus menerus saat memungut nya,
Aku sudah seperti seorang pemulung,
Suasana makam benar benar sepi dan teduh di iringi dengan sepoi angin yang berhembus perlahan.
Ada sepasang suami istri yang berasal dari desa lain ikut mancari rizki di sana,juga ada pak karno seorang juru kunci makam yang sedang menyapu dedaunan kering di area pemakaman,

Aku mulai mengutip satu per satu bunga kamboja yang berguguran,
Makam umum di desa ku tergolong luas,
Di mana 70% lahan nya di isi oleh jenazah muslim dan sisa nya di isi oleh jenazah non muslim yang di pisah kan berada di sudut paling utara makam.
Terlihat dari bentuk nisan yang terdapat bentuk salib di sana.
Sampailah aku di bawah pohon kamboja berukuran besar dan rimbun di sudut makam,
Di bawah nya ada nisan berbentuk salib berwarna merah dan tertera nama
R.I.P Maria (Bukan nama sesungguh nya)

Suster maria,begitu kami menyebut nya.karena semasa hidup nya,
Beliau berprofesi sebagai perawat di salah satu rumah sakit swasta terbesar di daerah ku.

Dia tinggal di sebelah barat persis dengan rumah kang wiryo yang pernah berselisih dengan emak di part sebelum nya.

Aku ingat betul betapa tragis nya beliau harus meregang nyawa karena bunuh diri.
Peristiwa itu terjadi ketika aku masih duduk di bangku kelas 3 SD.
Aku baru saja pulang sekolah berjalan kaki bersama Doni teman ku,
Kami berjalan melewati gang sempit di antara rumah rumah warga sebagai jalan pintas menuju ke rumah.
Ketika aku melewati rumah suster maria.
Kami penasaran lantaran rumah beliau sudah ramai di kerumuni para warga.

"Suster maria meninggal bunuh diri"

kata beberapa warga di situ.
Suasana begitu ramai,polisi juga belum ada untuk melakukan olah tkp.
Aku dan doni merangsek di antara kerumunan,kami berinisiatif menuju jendela kamar yang berada di samping rumah nya,
Ada sebuah kaca jendela berwarna hitam di sana.

Aku dan doni mencoba mendekat kan pandangan kami ke kaca sambil meutup bagian atas mata kami dengan tangan seperti mengintip.
Benar saja,di dalam nya kami melihat tubuh suster maria yang masih tergantung pada seutas tali yang di kaitkan pada kipas angin di plafon kamar,
Dengan rambut acak acakan mata melotot dan lidah yang menjulur keluar,
Aku dan doni terkejut melihat nya.
Tanpa basa basi kami langsung berlari tunggang langgang menuju rumah masing masing.
Lantas aku bercerita kepada emak tentang apa yang sudah ku lihat,
Keesokan hari nya badan ku terasa panas dingin seperti demam,
Kata emak sih aku kena sawan.
Sampai di ambilkan sejumput tanah di perempatan sebagai tolak balak penyembuh sawan ku.
Dari kabar yang beredar,suster maria bunuh diri lantaran frustasi setelah mengetahui bahwa suami nya ternyata ada main dengan adik kandung nya sendiri yang saat itu juga tinggal di situ.
Sungguh tragis nasib mu suster.....

Ketika aku masih sibuk mengutip bunga bunga kamboja,
Ku lihat sepasang suami istri yang juga mencari bunga di makam sedang berada di bawah pohon salam,
Letak pohon nya berada di tengah tengah makam,pohon berukuran besar dengan lumut yang tumbuh di batang nya,
Ku lihat si suami sedang mengambil daun salam dengan menggunakan galah.
Mungkin akan di buat sebagai bumbu dapur di rumah nya.
Setelah dapat beberapa tangkai.
Mereka akhir nya pulang.
Di makam tersisa aku dan pak karno berdua.

Aku beristirahat di bawah pohon di dekat makam suster maria,
Lalu ada sebuah motor shogun biru yang di naiki dua orang laki laki dewasa berhenti di depan pintu makam.
Salah satu dari mereka masuk ke makam,menuju sebuah pusara baru.
Makam seorang bayi yang baru saja beberapa hari meninggal,
Nisan nya terbuat dari kayu jati.
Dan aku lihat orang tersebut mengeluarkan parang,dia jongkok di dekat nisan sambil mulut nya komat kamit,
Sejurus kemudian mulai menyuil kayu nisan tersebut dengan sebuah parang.
Dia mengambil beberapa potong,kemudian di bungkus kain mori.
Di lanjutkan dengan dia mengambil sapu lidi usang yang terdapat di bawah pohon kamboja.
Seikat sapu lidi usang yang ukuran nya sudah pendek pendek.
Dia juga mbungkus nya menggunakan kain mori,
Setelah mereka pergi,
Lantas aku mendatangi pak karno sang juru kunci.

Aku : "Pak,orang tadi kok mengambil cuilan kayu nisan dan sapu lidi,
Memang nya akan di gunakan untuk apa barang barang tersebut?"

Pak karno : "Biar kan saja le,berani betul mereka mengambil yang bukan hak nya.
Nanti kalau kena karma nya juga tau rasa."

Aku : "Memang nya untuk apa mereka mengambil nya pak?"

Pak karno : "Biasa nya mereka mengambil benda benda itu untuk sebuah ritual yang tidak baik.
Cuilan nisan itu di gunakan untuk syarat menyalahi saingan berdagang supaya sepi pengunjung dan bangkrut.
Kalau sapu lidi itu di gunakan sebagai media untuk membuat perempuan lajang menjadi perawan tua,penolak jodoh istilah nya.
Mereka orang orang dengan niatan buruk,tapi kelakuan yang seperti itu pasti ada resiko nya."

Aku : "Saya baru tahu pak kalau di jaman sekarang ini masih ada saja hal hal seperti itu."

Pak Karno : "Kenyataan nya masih ada kan.kamu tadi lihat sendiri."

Aku : "Nggih pak...."

Setelah mendengar cerita dari pak karno,aku malah merinding sendiri
Ku putuskan untuk pulang saja kerumah,karena karung ku sudah cukup banyak berisi bunga bunga kamboja berwarna putih dengan aroma nya yang khas.

Keesokan pagi nya,aku hendak ke makam lagi untuk mencari bunga kamboja.
Aku bertemu lagi dengan pak karno yang sedang membakar sampah dedaunan di makam.

Aku : "Selamat pagi pak karno,ijin mau ngambil bunga kamboja nggih...."

Pak karno : "iya le,silahkan saja.
Ow ya.semalam bapak di datengin sama anak dari sepasang suami istri yang berasal dari desa sebelah yang kemarin di sini mencari bunga seperti mu."

Aku : "Memang nya kenapa pak kok anak nya malam malam kesini?"

Pak karno : "Jadi kan kemarin kamu lihat nggak kalau suami nya mengambil daun salam di tengah makam?"

Aku : "Iya pak,kemaren aku lihat bapak bapak itu mengambil daun salam dengan galah di sana."

Pak karno : "Nah,setelah daun salam nya di bawa kerumah untuk memasak.
Malam nya menurut penuturan anak nya sih bapak bapak tersebut di datangi sosok tinggi besar yang marah lantaran dia merusak rumah nya,
Kalau mau selamat mereka harus mengembalikan daun salam tersebut malam itu juga di bawah pohon nya.
bapak nya semalam seperti orang kesakitan teriak teriak histeris.
Jadi lah anak nya minta tolong ke bapak untuk mengantarkan nya ke makam malam malam hanya untuk mengembalikan daun tersebut sambil memohon maaf."

Aku :"Wah.... Ngawur ya pak mereka,
Tapi kenapa bapak kemarin nggak memberitahu mereka?"

Pak karno : "Bapak nggak mau ikut campur le,kalau mereka sudah menginginkan nya.masak mau bapak larang,biar mereka yang menanggung resiko nya lah."

Hari itu aku mendapat banyak pelajaran tentang adab dan etika di mana pun kita berada kita harus menjaga etika dan sopan santun.

Sebelum aku tahu mengenai hal hal seperti itu,dulu aku tuh orang nya suka usil di makam,
Pernah dengan sengaja aku mencabut batu nisan yang di kijing hanya untuk menyimpan wayang bergambar,
Dulu ntah darimana awal nya,anak anak se usia ku yakin kalau wayang yang di simpan di bawah batu nisan tuh membawa keberuntungan.
Aku pun melakukan nya,
Benar benar konyol dan ngawur sekali kelakuan ku waktu itu.

Pernah juga aku masuk ke makam tersebut hanya untuk mengambil layangan putus yang tersangkut dibdahan pohon kamboja,
Tanpa rasa takut aku langsung memanjat pohon tersebut,
Setelah ku raih layangan itu.
Aku bergegas turun dari atas pohon,
Di jarak 2 meter dari tanah.
Aku langsung saja anjlok terjun ke bawah.

"Jlekkkk......"

Ada yang terasa aneh di pergelangan kaki ku.seperti ter tusuk sesuatu.
Mata kaki ku terasa nyeri,ku lihat ada setitik luka di tengah nya.
Aku pulang dengan terpincang pincang.
Beberapa hari aku tak bisa berjalan,
Ketika di tanya emak.aku hanya bilang habis terjatuh saat bermain.
Karena rasa nyeri yang terus ku tahan benerapa hari.
Maka aku mencoba mengurut pergelangan kaki ku sendiri,
Aku mencoba menyudet mata kaki ku yang terasa nyeri,
Keluar nanah dari dalam nya.
Dan tiba tiba saja mucul benda berwarna hitam,sebuah lidi tiba tiba memcuat dari tengah tengah mata kaki yang ku urut,
Lidi tersebut mencuat perlahan keluar.
Lalu ku cabut dengan perlahan,
Sebuah lidi berukuran dua ruas jari terpantek di dalam pergelangan kaki ku,
Untung saja kaki ku tidak infeksi.

Ternyata lidi itu lah penyebab kenapa beberapa hari terakhir kaki ku terasa sakit seperti di pantek di dalam ruas pergelangan nya.
Bahkan sampai sekarang,terkadang masih terasa ngilu.

Di part part selanjut nya,aku akan kembali mengisahkan
Kejadian kejadian di sekitaran rumah dulu,
Romantika nya break dulu......
Diubah oleh tetes.tinta 29-05-2022 16:05
indrag057
khoirian
erman123
erman123 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup