tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#97
Part 42
Kang Wiryo,sosok laki laki berperawakan tidak terlalu tinggi dengan rambut gondrong belakang yang hobi nya memancing.
Dia adalah suami dari mbak Narti,
Si penjual nasi yang berada di sebelah warung sederhana emak.

Sore itu aku membantu emak membawa peralatan seperti termos nasi,termos air dan bahan bahan untuk berjualan di perempatan.
Mas badar sedang mandi,sedangkan emak membawa tas tenteng berisi ayam ungkep yang sudah di potong potong unjuk di jual menjadi ayam bakar.
Karena emak masih sibuk beberes,
Aku akhirnya pergi duluan menuju warung tenda berjalan kaki.

Saat lewat di depan warung mbak narti,
Aku melihat kang Wiryo sedang melotot melihat ku dengan mata memerah seperti orang marah sambil memegang botol bergambar tiga dewa (YKWIM).
Ada golok kecil di kursi tempat dia duduk.

Aku ngeri melihat tatapan nya,
Dan ketika aku sampai di warung emak,
Aku di kagetkan dengan pemandangan yang membuat ku terperanga,
Terpal warung emak robek di sana sini dan meja kursi untuk berjualan pun berantakan seperti habis di acak acak.

Beberapa orang daerah situ bilang kalau itu adalah ulah dari kang wiryo yang sedang mabuk.

Aku menitipkan barang barang yang ku bawa di rumah teman emak
Lalu bergegas pulang,
Di jalan aku berpapasan dengan emak.

"Mak,jangan ke warung dulu.ayo kita kembali ke rumah...."
Kata ku dengan nafas tersengal sengal.

"Memang nya kenapa win?"
Tanya emak.

"Nanti di rumah aku jelas in semua nya."

Aku berjalan menuju rumah dengan beliau.
Sesampai nya di rumah,mas badar bersiap siap hendak menyusul kami ke warung.

Mas badar : "kenapa mak,kok malah kembali lagi?"

Emak : "Ndak tau nih,erwin ngajak emak kembali ke rumah seperti orang ketakutan."

Mas badar : "Memang nya kenapa win?"

Aku duduk di depan rumah dengan emak.
Aku menjelaskan keadaan warung emak yang berantakan di rusak orang.

Emak : "Astagfirullah hal adzim....."

"Siapa yang melakukan semua itu win?

Aku : "Kata orang orang sekitar situ,
Yang mengobrak abrik warung adalah kang wiryo mak.aku lihat tadi dia sedang mabuk di depan rumah nya."

Mas badar : "Kurang ajar,berani berani nya dia berbuat seperti itu.
Biar ku hajar dia mak...."

Emak : "Sabar Nak,jangan terbawa emosi..."

"Emak nggak mau ada kekerasan."

Mas badar : "Tapi dia sudah keterlaluan mak!"

Emak : "Emak tau nak,tapi kita bisa bicarakan baik baik."
Ucap emak sambil menangis.

Bila emak sudah menangis,mas badar pasti tidak akan membantah lagi.

Hari itu kami terpaksa mengurungkan niat untuk berjualan,
Padahal emak sudah menyiapkan 5 ekor ayam untuk berjualan.

Beruntung kegaduhan itu terdengar sampai ke telinga pak lurah yang rumah nya berada di dekat perempatan tempat emak berjualan.

Pak lurah datang ke rumah kami dan menenangkan emak,
Kalau hari itu juga kang wiryo di ajak berembuk,pasti akan berujung perselisihan,karena kesadaranya masih di pengaruhi oleh minuman keras.
Pak lurah berjanji akan mengurus nya esok hari.

Untung nya dagangan emak di borong sama pak lurah untuk acara rapat perangkat desa di balai pertemuan.

Malam itu aku berada di kamar sedang belajar.
Mas badar berada di pos ronda sedang ngobrol dengan para pemuda dan kang darman tetangga ku yang pernah ku cerita kan di part 10 sebelum nya.
Ntah apa yang sedang mereka bicarakan.
Tiba tiba mas badar berjalan ke dapur mengambil sesuatu,
Aku keluar kamar melihat nya dengan mbak imah.

Mas badar ternyata mengambil pisau dapur kemudian di selipkan ke belakang badan nya di balik baju yang ia kenakan.
Mbak imah mencoba menasehati nya.

"Kamu jangan bertindak nekat Dar,
Kamu bisa di penjara kalau sampai bertindak ceroboh!"
Kata mbak imah.

"Kelaukan orang itu sidah di luar batas,
Aku nggak terima kalau ada yang sudah membuat emak sampai menangis,jangan beritahu emak."

Aku : "Massss,sabarr mas.jangan emosi."

Mbak imah : "tolong dar,kasihan emak kalau sampai kamu kena masalah."

Mas badar : "Tekad ku sudah bulat,
Aku akan tanggung resiko nya.
Jaman sekarang,maling ayam sama membunuh orang.hukuman nya sama!"

Mbak imah tampak diam,dia tak bisa berbuat apa apa,
Emak sedang ada di kamar nya.

Mas badar keluar rumah dan aku mengikuti nya dari belakang.
Di depan pos ronda ternyata para pemuda dan kang darman sudah bersiap untuk menggeruduk rumah kang wiryo.

Kami berjalan berarakan menembus kegelapan malam.
Aku juga ikut di dalam nya.

Para warga yang tinggal di daerah rumah kang wiryo mulai keluar rumah,
Melihat kami yang bergerombol menuju rumah kang wiryo dengan mas badar dan kang darman yang menjadi front line.

Sesampainya di sana,aku lihat kang wiryo masih duduk di depan rumah,di samping warung istri nya.
Sepertinya dia sudah mulai sadar dari mabuk.

Mbak narti,istri nya berada di dalam rumah dengan anak nya.
Tidak berani keluar,
Kang naryo di apit di tengah tengah mas badar dan kang darman di sebuah kursi panjang.

Kang darman : "Maksud mu mengobrak abrik warung mbak asih apa yo,kamu mau jadi jagoan di sini?"

Kang wiryo : "Maaf kang,aku tadi sore emosi,semenjak mbak asih berjualan di sini.warung istri ku jadi sepi pembeli."

Mas badar : "Lantas,apa dengan kelakuan mu itu. Kamu merasa puas?"

Kang darman : "yang nama nya rejeki itu sudah ada yang ngatur yo,
Bersaing lah secara sehat.
Mbak asih itu seorang janda,dia harus membesarkan anak anak nya sendirian.
Kok kamu bisa setega itu,
mau mu apa?"

Kang wiryo : "Iya kang,aku tau.
Aku khilaf,maaf....."
Kang wiryo terlihat ketakutan sambil menunduk,terlebih ada kang darman di sana.
Kang darman adalah sosok yang cukup di segani di kampungku.

Mas Badar : "Maaf adalah kata yang paling gampang di ucapkan,
Tidak semudah itu aku sebagai anak nya begitu saja memaafkan mu yang sudah membuat emak ku menangis.
Kalau memang kamu jagoan,
Kamu pilih ambil golok mu tadi,kita duel di sini.
Atau sekarang juga ku habisi nyawamu di sini!!
Kata mas badar sambil mengeluarkan pisau yang ia selipkan di balik baju nya.

Kang darman menahan mas badar,
Dia merebut pisau dari tangan nya.

Kang darman : "Jangan berpikiran pendek dar,kamu masih muda.
Jangan sampai kamu berakhir mendekam di dalam sel bertahun tahun hanya karena menghabisi nyawa manusia sampah seperti dia."
Kata kang darman sambil menempeleng pipi kang wiryo.

Aku dan para pemuda berkumpul di depan rumah nya, seperti formasi kurung babi (istilah tawuran anak STM)
Tetangga nya hanya melihat dari kejauhan tanpa ada yang berani mendekat.

"Ampunnn kang,aku sadar kalau kelakuan ku itu keliru."
Ucap kang wiryo dengan memelas sambil memegang pipi nya yang habis kena tempeleng.

Mas badar melihat dengan tatapan tajam ke arah wajah kang wiryo yang selalu menunduk.

Kang darman : "Kalau begitu gini saja yo,sekarang juga kamu ikut kami kerumah mbak asih,
Kami minta maaf langsung kepada nya atas perbuatan mu tadi sore!"

Kang wiryo : "Baik kang,saya akan lakukan itu...."

Kami mengarak kang wiryo menuju rumah emak menyusuri jalan kampung.
Dia di lihat oleh banyak orang,

Tampak emak sudah duduk di depan rumah ku,
Beliau sedikit terkejut melihat kami mengarak kang wiryo.

Seketika itu juga kang wiryo berlari menuju emak yang sedang duduk,
Kang wiryo bersujud di kaki emak memohon maaf sambil mencium kaki nya.

Kang wiryo : "Mbak,ngapuro ne yen aku wes ngobrak abrik warung mu mau sore.aku keliru mbak.maaf...."
(Mbak,saya minta maaf karena sudah mengobrak abrik warung mu tadi sore,
Saya salah mbak,maaf....)

Emak menangis tersedu,

"Aku Nggak tau apa salah ku pada mu atau pada istrimu yo,
Aku cuma mau mencari nafkah untuk menghidupi anak anak ku di situ,
Nggak ada maksud untung menyaingi warung istrimu.
Seharusnya kan kita bisa bicara baik baik,nggak seperti ini!"
Kata emak sambil meneteskan air mata.

Kang Wiryo : "Tadi sore aku sudah gelap mata mbak,aku benar benar emosi.maaf....."
Kata nya sambil masih bersujud.

Emak : " ya wis yo,aku legowo.
Kamu saya maafkan
Kalau memang warung ku membuat rejeki keluarga mu berkurang
Mulai besok aku nggak akan berjualan di sana lagi!"

Kang wiryo : "Nggak mbak,silahkan kalau mau jualan.aku nggak akan mengusik lagi...."

Emak : "Tak apa apa,biar aku yang mengalah dan kembali jualan di rumah saja yo.sudah sana kamu pulang,
Nanti malah keadaab nya jadi semakin rame..."

Kang wiryo akhirnya bersalaman dengan emak,mas badar dan kang darman lalu berjalan pulang sambil tertunduk lesu.

Setelah kejadian itu,emak memang benar benar tidak mau berjualan di situ lagi.
Sedangkan mbak narti dan kang wiryo memilih pulang kampung ke rumah orang tua nya di luar kota untuk menenangkan diri dan menghindar dari sanksi sosial yang di terima nya. Mereka tak bejualan selama beberapa minggu.

Walau kami sering sekali mendapat perlakuan semena mena,
Namun Tuhan selalu menolong kami dengan cara Nya,
kami masih di bela oleh orang orang sekitar yang benar benar baik dan tulus membantu.
Diubah oleh tetes.tinta 15-05-2022 16:12
itkgid
kyo_shiro_hu
erman123
erman123 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup