tetes.tinta
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95bulbuljauherman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tinta
TS
tetes.tinta
#52
Part 29
Suasana siang hari yang panas,baru saja aku sampai ke rumah setelah pulang sekolah.
Terdengar suara percikan minyak panas yang beradu dengan sebujur ikan lele yang sedang di goreng oleh emak di dapur.

Aku : "Goreng ikan lele ya mak...."
Tanya ku sambil menghampiri emak di dapur.

Emak : "Iya win,lauk untuk makan siang hari ini lele goreng sama sayur kangkung."
Jawab emak sambil mengulek sambal terasi di sebuah cobek batu yang tampak sudah cuil di salah satu pinggir nyam

Aku : "asikkkk,aku mau yang ini untuk makan siang mak."
Kata ku sambil menunjuk sebujur ikan lele yang berukuran lebih bongsor dari lain nya di dalam penggorengan.

Emak : "iya iya,nanti emak pisahin buat kamu."

Aku : "Mak,harus nya kalo goreng ikan tuh jangan sejajar dengan posisi kepala ikan nya bersandingan.
Harus di seling,kepala ketemu ekor ketemu kepala lagi biar cepet matang."
Kata ku sambil membalik ikan lele di wajan dengan sodet.

Emak : "Emang ngaruh ya win.kok bisa?
Selama ini Emak biasanya kalau goreng ikan emang kaya gini."

Aku : "ya kalau kepala ikan nya saling berhadapan kan nanti ikan nya pada ngobrol mak,jadi lama deh matang nya pada ke asikan ngerumpi.hehehehe"

Emak : "yeee,di tanggepin benaran malah bercanda kamu ini."

Aku : "Biarin aja mak,anggep aja sebagai hiburan."

"Ow ya,emak kenal nggak sama Bu tini(ibu nia bukan bu tini wali kelas ku saat sd) yang rumah nya dekat sama rumah mbah?"

Emak : "Tini....."
(sambil mengingat ingat)
"Owh,tini yang rumah nya sebelah timur rumah mbah mu kui to win.
Dia teman emak semasa kecil dulu.
Emang kenapa?"

Aku : "Nah,ternyata bu tini ini punya anak sepantaran ku.namanya nia
Dia satu sekolah dengan ku mak.
Katanya dulu waktu kecil aku pernah ketemu sama dia."

Emak : "ya bener to,nia anak nya tini kan dulu suka main di halaman depan rumah mbah mu.main nya ya sama kamu di bawah pohon mangga yang ada di depan rumah mbah,masak kamu nggak ingat?"

Aku : "sama sekali nggak tuh mak."

Emak : "dulu ibunya nia teman emak saat masih sekolah,sekarang malah anak nya tini satu sekolah sama kamu win.bagus lah,persahatan kita bisa berlanjut di kamu dan Nia.
Bapak nya tini kan masih di lampung
Di sana sudah sukses membuka lahan.
Bapak nya nia dulu kan bareng bareng berangkat transmigrasi sama bapak mu.
Bapak mu gagal,nah.lahan yang sudah susah payah di buka akhir nya di jual ke bapak nya nia."

Aku : "ow gitu tah,pantesan nia paham betul tentang keluarga kita mak."

Siang itu aku mengobrol banyak hal dengan emak.ternyata aku dulu memang pernah ketemu dengan nia,
Sepulang nya keluarga kami karena gagal di perantauan.ternyata ibu nya nia juga ikut kembali ke jawa bareng emak.lantaran saat itu bu tini dan emak sama sama sedang hamil,
Bapak nya nia masih di sumatra melanjutkan membuka lahan pertanian.

Setelah selesai makan siang,
Aku duduk di samping rumah sambil memotong sisa sisa batang kangkung yang di masak emak untuk pakan ayam mas ilham.
Dari kejauhan di atas tanggul tampak teman sd ku Hadi menuju rumah ku.
Dia langsung menghampiriku melalui samping rumah.

Hadi : "Win,tadi pas aku lewat sekolah kita dulu.ada Anis sedang berada di rumah Rini.kamu mau ketemu dia nggak?"

Aku : "kamu nggak bohong kan Had?"
Tanya ku sedikit tak percaya.

Hadi : "Beneran win,buruan temuim dia di rumah Rini."

Aku langsung berdiri dan berpamitan sama emak untuk keluar sebentar.

Aku : "Ayo had kita ke rumah rini sekarang." Ajak ku kepada hadi.

Kami langsung bergegas menaiki sepeda hadi berboncengan untuk memastikan.

Sampai di depan sekolah sd.
Aku lihat seorang gadis dengan kemeja merah jambu dan celana denim belel tampak rambut nya ter urai panjang bergelombang sedang duduk dan berbicang dengan rini.
Sosok yang dulu begitu dekat dengan ku dalam melewati masa masa kecil yang menyedihkan.

"Anis....."

Sosok yang begitu ku rindukan kini ada di hadapan ku.
Aku benar benar terpana di buat nya,
Sampai sampai sepeda yang ku pakai berboncengan dengan hadi ngeloyor tak terkendali terperosok ke dalam selokan bahu jalan.

Hadi : "wiinnn,awaaass ada got....."

"Brukkkkkkk......"

Ban depan sepeda hadi masuk ke dalam selokan.
Dan kegaduhan yang kami buat ternyata menarik perhatian anis dan rini.
Mereka melihat kami sambil tertawa.
Lalu menghampiri untuk memastikan kami baik baik saja.

Anis : "Erwiiiiiin,kamu tuh masih sama kayak dulu.ceroboh."

Rini : "iya nis,tuh lihat hadi.kasian sampe pantat nya nyium aspal karena terjatuh saat melompat dari boncengan."

Terlihat hadi bangkit dari posisi nya sambil memegang pantat nya dengan ekspresi meringis kesakitan.

Aku : "hehehehe,maaf ya had.aku tadi kurang fokus lantaran pandangan mata ku tertuju pada mbak cantik yang satu ini nih...."
Ucap ku sambil melirik ke arah anis.
Dia tersenyum tersipu malu.
Ekspresi yang masih sama seperti dulu.

Hadi : " terpesona sih terpesona.tapi nggak gini juga kali win...."gerutu hadi pada ku.

Rini : "wah,bakalan ada yang akan saling melepas rindu nih,cieee...."
Ucap rini sambil menyenggol bahu anis.

Anis : "bisa aja kamu rin...."
Kata anis sambil tertunduk malu.
"Kamu nggak apa apa kan win?"
Ucap nya lagi.

Aku : "Aku nggak apa apa kok nis."

Rini : "ayok ke rumah ku saja ngobrol nya,kamu juga had."

Kami akhirnya berjalan menuju teras rumah rini di dekat sekolah.

Rini : "ayo ke belakang had,bersihin tuh luka luka mu dulu." Ajak rini kepada hadi,karena siku nya ada sedikit lecet dan berdarah.

Hadi : "Iya Rin,ahhh jadi korban deh sama orang yang lagi kangen kangen nya pengen ketemu pujaan hati."

Aku : "husssshhhh,ngaco kamu had."

Hadi : "pake ngelessss lagi.."
Ucap nya sambi berlalu menuju ke dalam rumah rini.
Rini tersenyum sambil mengedipkan mata ke anis,seolah memberi kode.

Aku dan anis duduk di depan rumah rini.
Ada rasa canggung karena cukup lama kami tak bertemu.

Aku : "Masih ingat jalan pulang tah?"
Ucap ku membuka pembicaraan.

Anis : "Bagaimana bisa aku lupa win,
Kan di sini ada sebuah rumah yang sedang di bangun supaya menjadi tempat yang nyaman ketika aku kembali pulang,
Aku mau melihat sejauh mana perkembangan nya selama kepergian ku selama ini."

Aku : "menurut mu,sekarang seperti apa dan sejauh mana rumah itu bisa berkembang?"
Tanya ku sambil menoleh ke arah nya.
Anis juga menatap diriku di sampingnya.

Anis : "kamu sekarang lebih tinggi dari ku win,rambut mu juga gaya sekarang,seperti anak Punk.
(cacah mohawk)
Tapi sifat,pembawaan dan kebiasaan mu ternyata masih sama seperti dulu."
Ucap nya sambil memegang rambut ku.

Aku tertunduk malu.....

Aku : "kamu juga sekarang lebih dewasa nis,aku nggak nyangka bisa melihat sebuah senyuman yang telah lama tak ku temukan di mana pun.
Hanya tertambat di dalam pikiran ku yang selalu hadir dalam lamunan."

Kami benar benar hanyut dan tenggelam dalam kubangan masa lalu,
Membiarkan percikan percikan kenangan masa lampau membasahi perasaan yang telah lama menahan dahaga kerinduan.

Hari itu anis datang ke kota ku,sengaja ikut ayah nya yang sedang mengambil laporan pekerjaan di kantor wilayah untuk di bawa ke solo,
Hanya sehari kemudian kembali lagi.

Anis : "Emak apa kabar win?"

Aku : "Alhamdulillah emak sehat wal afiat nis.keluarga di solo bagaimana?

Anis : "ayah,Ibuk dan mbak endah alhamdulillah sehat win."

Aku : "kamu juga segar bugar kelihatan nya."
Anis : "yaaah,seperti yang kamu lihat sekarang win.feri apa kabar nya sekarang?"

Aku : "feri sekarang sudah kelas 4 sd,
Di sekolah ini nis.sama seperti sekolah kita dulu,kamu masih ingat lorong itu nggak?"
Tanya kusambil menunjuk suduk sekolah di samping rumah rini.

Anis : "Selalu win,itu adalah tempat yang menyimpan banyak kenangan kita.
Ayah masih di kantor sampe jam 5 sore,aku pengen main ke rumah mu win.boleh kan?" Ucap nya pada ku sambil melihat jam dari layar hp Nokia 3315 yang dia ambil dari tas selempang kecil.
Aku : "tentu saja,yuk....." Ajak ku.

Kami pamitan kepada rini dan hadi,juga kepada bapak nya rini yang sedang berada di halaman sekolah.

Benar benar seperti sebuah mimpi,
Kami berjalan berdua melewati tanggul di tepi kali gelis menujuh rumah ku.
Mengingat ingat kenangan masa lalu,
Anis sekarang juga lebih tinggi,hampir sejajar dengan tinggi badan ku.

Anis : "kata rini,kamu sekarang sekolah di SMP N 2 ya win?

Aku : "iya Nis,alhamdulillah aku bisa masuk ke sana.kamu sendiri gimana?"

Anis : " sekarang aku sekolah di salah satu smp negeri di solo win.
Mbak endah juga sekolah di sana.
Tika apa kabar nya,dia juga satu sekolah dengan mu kan,hubungan kalian sekarang seperti Apa win?"

Aku : "wah asik dong bisa berangkat bareng mbak endah.,
Tika memang satu sekolah dengan ku.tapi kami beda kelas.
Hubungan ku dengan tika juga biasa aja,sama seperti dulu.sekedar teman biasa."

Anis : "kalau memang hubungan kalian lebih dari teman biasa,aku nggak apa apa kok win.
Aku nggak mau kamu menutup diri lagi seperti dulu."

Aku : "tenang saja nis,aku sudah bukan seperti yang dulu lagi kok.
Itu rumah ku nis...."
Kata ku sambil menunjuk sebuah rumah di ujung tanggul.

Anis : "wahhhh,sudah banyak berubah ya win.tapi suasana nya masih sama seperti dulu seperti nya."

Aku : "nyaman dan tidak nya sebuah rumah,tergantung pada suasana di dalam nya,bukan pada bentuk bangunan nya.bukan begitu?"

Anis : "betul win,seperti kata ku dulu."

Kami akhirnya sampai di rumah ku.
Anis masih asik mperhatikan setiap sudut rumah ku yang sudah lama tak ia jumpai.

Aku : "makkkk,emak masih ingat nggak ini siapa?"
Tanya ku pada emak.

Emak : "lho nheng anis,kapan sampai kesini?"

Anis : "iya buk,baru aja sampai kok
Tadi sama ayah,beliau sedang ada pekerjaan di sini.
Ucap anis sambil cium tangan emak.

Emak : "kamu sekarang semakin cantik saja Ndhuk...."

Anis : "ahhh ibuk bisa aja."

Emak : "memang iya kok nheng,
Ya udah,emak ke dapur dulu ya
Anggep aja rumah sendiri cah ayu."

Anis : "nggih buk,terima kasih."

Setelah bertemu emak,anis mengajak ku le belakang rumah,tapi saat sampai di depan kamar ku,dia malah nyelonong masuk ke dalam.
Dia duduk di meja belajar,melihat lihat suasana kamar ku.
Dia melihat sebuah buku di atas meja ku.
Buku catatan milik intan yang di pinjam dirga sebagai modus untuk berkenalan.
Aku lupa mengembalikan.

Anis : "Intan,
ini buku siapa win?"
Tanya nya sambil membulka isi buku tersebut.

Aku : "itu buku teman ku nis,aku pinjam untuk menyalin materi pelajaran."

Anis : "intan.....wah siapa tuh win?"

Aku : "bukan siapa siapa kok,cuma teman sebelah kelas.dia dulu pernah bantu aku saat tes seleksi penerimaan siswa baru."

Anis : "Owh,bagus ya tulisan nya.rapih
Sepertinya udah nemu pengganti diri ku ya kamu?"

Aku : "ehmmm....nggak kok.nggak akan ada yang bisa mengganti kan mu di di sini nis."
Kata ku sambil memegang dada.

Dia juga melihat gelang yang pernah di berikan pada ku,tergantung di paku yang tertancap ke dinding kamar ku di bawah poster avril lavigne.

Anis : "kamu masih menyimpanya ya win.ucap nya sambil menunjuk ke arah gelang tersebut.

Aku : "iya nis,gelang itu adalah pengganti hadir mu yang selalu ku nanti."

Anis : "kamu lihat ini?"
Ucap nya sambil memegang kalung berbahan monel dengan bandul berbentuk angka delapan pemberian ku dulu.

Aku : "kamu juga masih memakai nya nis."

Anis : "kalung ini adalah media penghubung ketika aku mengingat diri mu win."

Aku : "syukurlah kalau begitu,
Yuk kita duduk di belakang rumah."
Ajak ku.

Kami menuju ke belakang rumah,
Duduk di balai seperti dulu saat anis main ke rumah ku.
Kami bercerita tentang berbagai hal sampai sore.
Aku benar benar tak ingin ini semua berlalu.

Setelah senja menghampiri,terdengar bunyi ringtone hp anis.telepon dari ayah nya yang sudah menunggu di rumah rini.

Anis menulis kan nomor hp nya di secarik kertas yang di letak kan di atas meja belajar ku.
Dia juga meminta sebuah foto ku untuk kenang kenangan.
Foto yang ku cetak saat berfoto menggunakan hp sony ericson jadul yang baru saja di beli teman ku si singgih.di beli in bapak nya lebih tepatnya.

Aku mengantar anis kembali ke rumah rini,
Tampak mobil kijang yang di kendarai ayah nya.
Aku cium tangan kepada beliau.

Ayah anis : "erwin,kamu sekarang sudah besar ya.kamu sekolah di mana?"

Aku : "iya om,saya sekarang sekolah di smp n 2"

Ayah anis : "wah,hebat kamu bisa masuk kesana.kamu memang anak yang benar benar tangguh dan baik hati.
Apa semua anak seumuran mu di sini.mereka semua baik hati seperti mu win?"

Aku : "Saya nggak tahu om,
Setahu saya.semua orang tua di sini.
Mereka semua adalah orang tua hebat dan baik hati seperti Om dan tante."
Jawab ku.

Ayah anis : "kamu bisa saja win...
Kalau begitu om pergi dulu ya?"

Aku : "iya om,hati hati di jalan."

Ayah anis : "pasti win..."

Anis : "erwin,aku pergi dulu ya.
Jaga rumah ku supaya tak pernah berubah dan terus terasa nyaman ketika aku pulang."

Anis : " iya nis,aku pasti akan menjaga nya...."

Mobil kijang itu mulai berjalan menjauh dari pandangan ku.
Aku pulang ke rumah dengahbperasaan penuh dengan kebahagiaan.
Sampai teringat.....

"Gawat,buku catatan intan.
Aku lupa mengembalikan nya!"

Spoiler for Foto ku yang di minta anis untuk di bawa pulang (🤭 ane malu gan,sorry kalau merusak mata kalian):


Diubah oleh tetes.tinta 29-04-2022 17:56
kyo_shiro_huerwan443erman123
erman123 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup