tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#26
Part 22
Kuterima suratmu, telah kubaca dan aku mengerti
Betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku
Di dalam hari-harimu, bersama lagi

Kau tanyakan padaku, "Kapan aku akan kembali lagi?"
Katamu kau tak kuasa melawan gejolak di dalam dada
Yang membara menahan rasa pertemuan kita nanti
Saat bersama dirimu

Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku aku pun rindu kamu, ku akan pulang
Melepas semua kerinduan yang terpendam

Kau tuliskan padaku kata cinta yang manis dalam suratmu
Kau katakan padaku saat ini kuingin hangat pelukmu
Dan belai lembut kasihmu
Takkan kulupa selamanya saat kau ada di sisiku

Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku aku pun rindu kamu, ku akan pulang
Melepas semua kerinduan yang terpendam

Jangan katakan cinta menambah beban rasa
Sudah simpan saja sedihmu itu
Ku akan datang oh...

Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku aku pun rindu kamu, ku akan pulang
Melepas semua kerinduan yang terpendam

Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku aku pun rindu kamu, ku akan pulang
Melepas semua kerinduan yang terpendam


Sebuah lagu dari Dewa 19 yang berjudul kangen,yang spontan saja ku play di list mp3 hp ku untuk mengiringi ku malam ini melanjutkan menulis.

Rini.....
Salah satu teman sekelas ku yang dulu sempat menjadi sahabat karib Anis.
Rini adalah anak dari Pak bon di sekolahku.rumah nya bisa di bilang bersandingan dengan SD ku.
Dia adalah sosok yang bijaksana dan bisa menjadi seorang pendengar yang baik.anak nya tidak terlalu tinggi,rambut nya bergelombang dan ada tahi lalat di atas bibir sebelah kanan nya.

Pagi itu aku sampai ke sekolah pagi pagi betul.kelas masih sangat lengang belum ada satu murid pun yang datang.
Aku menaruh tas ku ke dalam laci meja lalu bergegas keluar untuk duduk di kursi kayu dengan sandaran yang berada di depan kelas.
Baru saja hendak duduk,dari depan sekolah tampak Hadi berjalan menuju arah ku beriringan dengan Rini.
Mereka seperti nya sedang asik ngobrol sambil di selingi dengan tawa kecil.

Hadi : "Rajin bener win,jam segini sudah ada di kelas." Ucap hadi.

Aku : "iya dong,aku kan anak yang rajin.hehehehe" jawab ku se kena nya.

Hadi :"siiipppp,mana pinjem PR pelajaran PPKN mu.aku belum ngerjain soal nya win?"

Aku : "kebiasaan kamu ini,
Tuh ambil aja di dalam tas ku."

Hadi : "Hehehehe,oke......
Ow ya,tuh si Rini ada perlu sama kamu win.penting kata nya,samperin aja di dalam kelas."

Aku : "emang ada apa an had?"

Hadi : "Udaaaahhh,tanya aja sama yang bersangkutan.aku mau ngerjain PR dulu." Ucap nya sambil berlalu menuju bangku kami.

Ku lihat Rini duduk di bangku nya,
Lalu ku hampiri dia.
Tampak Rini memegang sepucuk amplop surat berwarna merah muda.
Dia melihat ku sambil tersenyum nggak jelas.

Aku : "Rin,kata Hadi kamu ada perlu sama aku.emang ada apa sih?"

Rini : "Sini duduk dulu." Ajak nya
Aku kemudian duduk di samping nya.

Rini :"Sebenarnya,beberapa hari sebelum Anis pergi,dia sering curhat pada ku win,curhat tentang kamu."

Aku : "Tentang aku?"
Rini hanya mengangguk.

Rini :"Anis sering cerita pada ku betapa dia sangat mengagumi kegigihan mu dalam melewati masa masa sulit dulu.
Bahkan aku pernah membaca buku harian yang dia tulis,
Semua isi nya tentang diri mu.
Bahkan hari ulang tahun mu ada di dalam nya. Aku lihat ada foto kalian saat acara ulang tahun anis dulu.

Aku : (terdiam seakan tak percaya sambil menopang dagu dengan tangan ku mendengar kan Rini)
"Hanya fikiran ku lah diary terbaik yang akan selalu tertulis kisah kisah kami di dalam nya rin."

Rini : "Kemarin siang,aku kedatangan pak pos yang mengantarkan sepucuk surat dengan alamat pengrim dari Solo tertera di depan amplop nya,
Surat dari Anis."

Ucap Rini sambil menyodorkan sepucuk amplop berwarna merah muda yang tertempel perangko dan alamat pengirim nya.
Aku menerima amplop itu,

Rini : "Kemarin,aku sudah membuka dan membacanya win,karena surat ini memang di tujukan untuk ku.
Namun setelah aku membacanya,
Menurut ku kamu juga harus tau isi dari surat ini."

Aku : "Iya,aku ngerti kok Rin
Makasih ya....."

Rini : "kamu baca aja dulu,itung itung sebagai penawar rasa rindu mu.hehehe..."

Aku : "Ku bawa dulu ya surat nya."
Ririn mengangguk.
Ririn : "Kira in semenjak dekat sama tika,kamu sudah lupa sama Anis win...."

Aku : ........... (Cuma nyengir)
"Mengenai surat ini,tolong jangan kasih tau Tika ya Rin.aku nggak mau dia sewot lagi kalau tau ada surat dari Anis."
Rini : "cemburu pasti dia tuh"

Aku : "Ahhhh,mana ku tau."

Rini : "Iya,rahasia aman terkendali." Kata nya sambil menggerakan tangan nya seolah menutup resleting di bibir nya."

Aku menyimpan surat dari Anis yang di berikan Rini di dalam tas.
Akan ku baca saja di rumah.
Hadi masih fokus menyalin PR yang ku kerjakan dengan serius.
Anak anak sudah mulai berdatangan memenuhi ruang kelas,

Tika.....
Di jam jam mendekati bel masuk,
Baru lah dia muncul memasuki pintu kelas ku.
Berjalan dengan penuh keceriaan dengan memegang tas slempang dan melambai ke arah ku.
Aku pura pura tak melihat nya.
Dan ketika di melewati bangku ku....

Tika : "Idih,cuek nya kambuh ya Bang...."
Aku hanya nyengir.

Pelajaran pun di mulai,PPKN di jam pertama dan kedua berjalan seperti biasa nya.
Berganti dengan pelajaran matematika kemudian bel istirahat pun berbunyi.

Anak anak mulai berhamburan keluar kelas.ada yang ke kantin,ada yang nongkrong di depan kelas.
Ada para murid elit yang sedang bergerombol di dalam kelas.
Dan tika,dia menghampiriku yang sedang duduk di bangku sambil membaca baca buku paket bahasa indonesia.

Tika : "Serius amat win,kamu nggak ke kantin?"

Aku : "Enggak tik,paling juga penuh di kantin.males"

Tika : "Ya udah,nih aku bawa bekal.makan bareng yuk...." Ajak nya.

Tika lalu membuka kotak bekal nya,terdapat dua buah bulatan donat.
Dunkin Donuts dengan toping coklat di taburi kacang di atas nya,dan toping ceres hijau di atas donat yang satu nya lagi.
Rini sepertinya memperhatikan kearah kami.

Aku : "wah,makanan mahal ini mah.
Uang saku ku sebulan baru cukup buat beli nya tik."ucap ku

Tika : "Mana ku tau mahal atau nggak nya,kan papah yang beli in.hehehehe"

Aku : "Enak ya jadi kamu.mau apa aja keturutan."

Tika : "apa an sih,ayo di makan donat nya.nih kamu yang coklat kacang aja,aku nggak suka kacang." Ucap nya sambil menyodorkan donat pada ku.

Kami melahap nya sampai tak bersisa.
Tak lupa sebuah thumbler berwarna hitam berisi teh manis yang kami minum bergantian.

Tika : "Nanti pulang sekolah main yuk win...." Ajak nya.

Aku : "Lah,kamu kan nanti ada latihan drum band tik."

Tika : "lagi males aku nya win,pengen main ke rumah mu lagi.ya???"

Aku : "Nggak boleh gitu dong.
Kan kamu dulu pengen banget pengen masuk tim drum band,sekarang sudah kesampaian kok malah ogah ogah an gitu. Aku nggak mau hanya gara gara bergaul dengan ku.malah menjadi alasan buat mu menjadi malas malas an melakukan apa yang seharus nya menjadi prioritas mu tik."
(Alasan ku supaya aku bisa baca surat dari anis di rumah)

Tika : "Ehm......iya deh,aku ngerti kok.
Tapi kapan kapan aku boleh main lagi ke rumah mu lagi kan?"

Aku : "Dengan senang hati Kartika....
Pintu rumah ku selalu terbuka untuk mu!"

Tika : "Asikkkk,beneran lho ya...."

Aku : "Hu.ump Mbak Tika......"

Pikiran ku saat itu hanya tertuju pada isi surat yang di tulis oleh Anis.
Sosok yang selama ini masih saja bersliweran di dalam pikiran ku.
Apakah kau juga merasakan seperti apa yang sedang aku rasakan saat ini nis.batin ku.....

Jam dinding menunjuk kan waktu pukul 12.15 siang.bel panjang berbunyi pertanda pelajaran telah selesai.
Aku pulang.
Tika masih asik ngobrol dengan para murid elit sepertinya mereka sedang membahas latihan drum band nanti sore.
Aku berlalu meninggal kan kelas tanpa menghiraukan.seperti nya tika melirik ke arah ku yang nyelonong pergi begitu saja.

Sampailah aku di rumah,
Ku lepas sepatu setelah menaruh tas di atas meja di samping tumpukan buku di dalam kamar,
Feri sedang tiduran di atas kasur,
Aku merebahkan tubuhku di samping nya sambil meregangkan tubuh yang terasa penat.
Sekejap lalu terbangun menuju tas yang terdapat sepucuk surat dari Anis.
Lalu kembali ke atas kasur,
Ku buka amplop itu dengan mudah karena sudah di robek bekas lem nya oleh Rini yang pertama kali membaca nya.
Ku ambil secarik kertas di dalam nya,
Feri seperti nya penasaran dengan amplop yang ku letak kan di samping nya.
Dia mengambil nya,membolak balik sambil mengamati benda di tangan nya.
Ku buka lipatan kertas tersebut,
Sebuah deretan tulisan tangan yang terpampang rapi di hadapan ku.

" Untuk sahabat terbaik ku,
Hai Rin.apa kabar kamu di sana.semoga baik baik saja seperti keadaan ku di sini.
Bersama dengan surat ini,sebenarnya ingin ku menemui mu seperti dulu untuk menjadikan mu seorang pendengar dari curahan hati ku.
Di sini,seperti nya aku merasakan ada yang kurang dalam menjalani hari hari baru ku.
Tentang dia,tentang sosok pendiam yang tak pernah jenuh ku perhatikan dalam setiap gerak gerik nya dalam menjalani sebuah kehidupan yang tak mudah di laluai anak anak sepantaran kita.tapi aku yakin sekarang dia sudah siap untuk mengarungi sebuah kehidupan dengan segala kendala di dalam nya.aku yakin dia semakin tegar menyikapi nya.
Erwin.....
Bagaimana keadaan nya sekarang.
Aku harap dia tak kembali menjadi anak pemurung yang menutup diri dengan orang di sekitar nya.
Tak mudah untuk ku bisa berpisah dengan nya.
Tolong sampaikan rasa rindu ku yang ingin menerjang menemukan jalan untuk pulang,
Pulang ke tempat yang seharusnya dalam meredam segala rasa kerinduan.
Dalam keteduhan ketika melihat seraut wajah yang menyimpan tekad yang besar ketika larut dalam diam.
Sampaikan padanya,sudah sejauh mana dia membenahi sebuah ruang untuk ku pulang.
Ter iring doa dan harapan yang akan senantiasa ku sematkan dalam doa doa ku untuk nya.

Dari sahabat mu,
Anis"


Hanya itu isi surat dari nya yang masih ku ingat.
Aku senyum sambil memejamkan mata,
Feri hanya memperhatikan tingkah ku yang seperti orang gila.
Dia belum mengerti apa apa.

Ku ambil buku tulis bermerk SIDU di atas meja,
Aku berniat langsung membalas surat nya,ku buka halaman kosong di tengah tengah buku untuk memulai menulis.

"Untuk tambatan hati ku,
Anisa Sekar Uttari

Sudah ku terima sepucuk kertas berisi kabar dari mu disana,
Tak kan ku tanya seperti apa perasaan mu di sana,karena aku pun merasakan hal yang sama.
Kau sudah tak ada di sini,seperti kata ku dulu.
Kini,dapat dengan mudah ku dapati sosok mu di setiap pikiran ku.
Dapat ku dapati sosok mu dalam rumit nya pelajaran matematika,
Sudah pasti pusing kepalaku ketika guru menerangkan ilmu berhitung dengan semua rumus rumus nya,
Namun dalam materi Bangun dan ruang,
Aku sadar bahwa sebuah persegi itu sama seperti takdir yang kita rasakan,
Yaitu Adil di setiap sisinya.
Dan sebuah Segitiga,
Dia seperti rasa cemas yang terasa menghujam hati saat kita sudah tak lagi bersama.tajam di setiap sisi nya.
Kerinduan ku seperti sebual garis lengkung bernama lingkaran,
Bila harus ku hitung rasa rindu ku padamu.
Maka ia seperti sumbu simetris sebuah lingkaran yang tak terhingga jumlahnya.
Tanpa mu di sini,aku seperti sebuah jajaran genjang.seperti sisi sisi nya
Perasaan ku mulai tak beraturan dalam menjalani keseharian.
Namun bentuk bentuk itu akan ku rubah menjadi sebuah tujuan.
Menanti kedatangan mu untuk pulang....

Apapun itu,semua kebaikan untuk mu
Di sini.dalam diam akan senantiasa ku semogakan dalam memohon kepada Tuhan.

Dari Ku,

Erwin Galih Wardana"


Setelas selesai menulis surat balasan,
Aku merobek kertas di buku itu.
Ku masuk kan ke dalam sebuah amplop putih bergaris merah biru di sisi sisi nya.
Ku tulis alamat tujuan yang tertera di amplop surat dari anis.
Aku bergegas menuju kantor pos untuk membeli perangko dan mengirim nya.
Semoga sampai tujuan.

Hari itu aku seperti di arahkan kembali menjejaki puing puing kenangan yang baru saja sejenak bisa ku alih kan.
Aku menyimpan rapat rapat rahasia tentang surat itu dari Tika.

Begitu pun Rini,dia tak pernah sedikit pun menceritakan perihal surat dari Anis kepada siapa pun.
Dalam rutinitas nya latihan drum band,
Tika masih selalu ada di dekat ku.
Intensitas kebersamaan kami semakin dekat.
Kami sering menghabiskan waktu bersama.dia pernah ku ajak memancing di sungai,
Karena jijik dengan cacing,aku mengganti umpan dengan jangkrik yang ku beli di toko pakan burung.
Pernah suatu hari aku main di rumah nya,
Kami bermain di belakang rumah tika.
Ada pohon sawo yang lumayan besar dengan buah lebat di sana,
Aku biasanya memanjat pohon itu mencari buah yang sudah matang.
Sedangkan tika,dia paling senang memetik bunga melati dan mawar yang tumbuh di sana,katanya sih dia pakai untuk mandi ala ala putri mahkota dalam dongeng dongeng kerajan.
Ketika kami sedang asik duduk di bawah pohon sawo,
Tanpa sadar ada ulat bulu di batang pohon yang kami pakai unduk bersandar.
Hari itu kami berdua merasakan gatal gatal di sekujur badan.
Alhasil di sekolah,kami di ejek teman teman karena tangan dan wajah yang sama sama bentol bentol kemerahan akibat ulat bulu.
(Merinding kalo ingat kejadian itu.ampun dah,cukup sekali kena ulat bulu)

Lalu sebuah kejadian terjadi,
Saat itu tak seperti siang siang biasanya.
Langit tampak mendung,hujan turun dengan deras nya mengiringi saat kami pulang sekolah.
Alih alih berteduh.tika mengajak ku utuk hujan hujanan,
Buku di dalam tas kami tinggal di laci bangku.
Memang menyenangkan bersepeda di bawah guyuran deras nya hujan.
Cukup lama kami menikmati kesegaran setiap tetesnya sambil mengayuh sepeda berboncengan di jalan.
Sampai ku lihat tika sudah menggigil kedinginan.
Ku antar dia pulang,
Sampai di rumah nya kami sudah di sambut papah tika di depan pintu.
Tampak tatapan beliau sangat marah melihat kami kebasahan.
Tika di suruh masuk kedalam,
Ketika aku hendak berpamitan dan salim,papahnya tak menghiraukan.

"Semenjak tika bermain dengan mu,
Sekarang dia jadi lupa waktu.
Setiap malam juga malas belajar,
Kamu lebih baik jangan terlalu dekat dengan anak ku.
Kamu membawa pengaruh buruk untuk nya,sekarang kamu pulang.apa kamu tak punya orang tua yang mencari mu?"
Kata papah nya pada ku.
Aku : "Maaf om,saya permisi pulang...."

Aku jalan untuk pulang,berpikir keras mengenai ucapan papah tika.
Mengapa orang seperti ku selalu di pandang sebelah mata oleh mereka.
Suasana hati ku benar benar kacau saat itu.
Mungkin sebaiknya memang aku menjauhi Tika......
Diubah oleh tetes.tinta 26-04-2022 07:01
cos44rm
as1313
erman123
erman123 dan 10 lainnya memberi reputasi
11