tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#16
Part 16
Aku tak pernah memikirkan masa depan,
Karena ia datang begitu cepat."

*Albert Einstein*


Waktu begitu cepat berlalu,setelah selesai melalui THB (Tes Hasil Belajar) sebagai parameter kenaikan kelas pada masa itu.
Rutinitas sekolah rehat sejenak di isi classmetting untuk menanti hari pembagian raport.
Kegiatan sekolah di isi dengan acara acara kesiswaan, olah raga dan berbagai acara lain nya.
Sabtu adalah hari terakhir classmetting karena jam 9 adalah acara pengambilan raport oleh wali murid,
Kami bisa pulang lebih awal.
Aku bergegas meninggakan kelas menuju tangga untuk pulang.
Ketika langkah ku menuruni tangga,
Anis mengejarku dengan terburu buru.

"Win..... Tunggu." Teriak nya
"Iya.ayo kita turun."ucap ku.
" Kami berjalan bersama menuruni anak tangga menuju gerbang sekolah,lalu anis menuju parkiran untuk mengambil sepeda mini milik nya.
"Hari ini ada rencana gak?" Tanya anis pada ku.
"Nggak ada kok.emang kenapa?" Ku tanya balik.
"Aku boleh main ke rumahmu?
Mumpung hari ini kita pulang lebih awal." Ucap anis.
"Ehm,rumahku jelek nis.yakin kamu mau ke tempat ku?"jawab ku.
",Sudah.ayo buruan siiiihh,
Aku nggak mau kamu ngomong seperti itu lagi.nyaman atau tidak nya sebuah rumah,bukan berpatokan pada bagus atau jelek bentuk rumah nya.
Tapi nyaman atau tidak nya ya tergantung suasana di dalam nya."
Kata anis dengan panjang lebar menjelaskan.
Kami menuju rumahku berboncengan menggunakan sepeda mini Anis,
Dia membonceng di belakang.
Perlahan Ku kayuh pedal sepeda sambil merasakan hembus angin yang menerpa kami berdua melewati pinggir tanggul kali gelis yang rimbun tertutup rapat oleh daun bambu,
Saat angin datang berhembus,dapat kau dengar deritan kedua ruas batang bambu yang bergesekan diiringi alunan riuh dedaunan yang di tiup oleh nya....
Di ujung tanggul,tampak lah rumah sederhana yang di huni keluarga ku.
Aku mengajak anis masuk ke rumah.

"Ayo masuk Nis,emak paling sudah ke sekolah untuk ambil raport.
Kakak kakak ku juga tidak ada di rumah.
Di belakang ada mas ilham yang sedang memotong dan membelah bambu,katanya mau di buat kandang ayam.
Maaf ya kalau gubuk ku ini kurang nyaman" kata ku.
"Tu kan mulai lagi,aku nyaman koq di sini.tempatnya adem dan tenang." Kata anis.

Anis duduk di kursi kayu di ruang tamu
Masih mengenakan sepatu.
Karena lantai rumah ku masih beralaskan tanah.
Aku masuk ke kamar menaruh tas lepas sepatu berganti mamakai sandal jepit.
Tampak anis duduk sambil memandang ke sudut sudut rumah ku.
Lalu aku menghampirinya,
"Aku pengen ke belakang rumah mu win,lihat sungai yuk..." Ajak nya pada ku.
"Ayok lewat dapur nis,
Lihat kok kali.aneh kamu ini."kata ku
Dia hanya tersenyum sambil berlalu menuju dapur.
Melihat tungku perapian untuk memasak dengan bilik bambu dan atap yang tampak menghitam terkena jelaga bekas kayu yang di bakar saat memasak.
Ada panci,dandang dan wajan penggorengan yang tergantung di dinding bilik yang di topang bambu sebagai penyangga.
Aku ajak anis ke belakang,di dekat bekas kandang kambing ada mas ilham yang sedang meraut belahan bambu.
"Halo mas ilham,sedang sibuk ya?" Sapa anis kepada kakak ku.
"Iya nih mau buat kandang ayam,wah pacarnya erwin ya....."kata mas ilham.
""Hehehe,cuma teman koq mas" jawab anis.
Aku ajak anis ke tepi sungai,terdengar suara gemericik air yang mengalir.
Kami duduk di balai yang dulu biasa di pakai bapak menjaga kambing kambing nya,
Anis tampak bahagia melihat suasana teduh sambil duduk di bawah rumpun bambu bersamaku.
Lalu dia mendekat kan wajah nya ke pipi ku.....
Dia sepertinya mengamati telinga ku dengan serius (No kissing kissing an ya hehehe)
"Win,telinga mu koq seperti bekas luka robek?" Tanya nya dengan heran.
Jeli juga penglihatan anis.
Memang benar,kedua cuping telinga ku memang ada bekas luka robek di kanan kiri nya (yang aku bilang kenang kenangan dari bapak ku di part sebelum nya)
Bekas luka yang berada di pangkal bawah cuping telinga,
Bila telinga normal pada umum nya pasti ada sedikit lekukan di pangkal bawah daun telinga.nah kalau telinga ku tak ada lekukan di sana.karena bekas robek saat aku kecil dulu.

"Emang kenapa kok bisa sampai terluka win?" Tanya anis.

"Kamu lihat tonggak pohon itu...." Kata ku sambil menunjuk ke arah tonggak panggkal pohon jambu yang sudah di tebang di samping rumah.
Anis hanya manggut manggut sambil melihat tonggak tersebut.

" Dulu saat bapak ku masih ada,
Setiap kali beliau pergi mencari rumput.aku selalu memanjat pohon jambu itu.naik ke dahan yang paling atas hanya supaya jangkauan pandangan ku menjadi lebih luas.
Memantau dari kejauhan mencari tanda tanda kepulangan bapak membawa sepeda kumbang dengan sekarung rumput segar untuk kambing nya.
Namun waktu itu saat aku berada di pucuk pohon,angin berhembus kencang.ranting pohon yang kupakai sebagai pijakan patah,aku terjatuh dari ketinggian.
Tidak langsung jatuh kebawah,melainkan ter pentok pentok oleh ranting dan cabang pohon jambu tersebut.dan setelah itu
Bukkkkk...... Pantatku menghantam tanah.
Bukan di pantat yang ku rasakan sakit.
Melainkan di kedua pangkal daun telinga ku terasa perih,saat ku sentuh.ternyata kedua telinga ku sudah berdarah.
Aku takut,bahkan nggak berani menangis saking takut nya kalau emak tau.
Aku hanya diam sambil meringis memegangi kedua telingaku yang sudah berdarah.
Tiba tiba ada yang memegang pundak ku dari belakang.
Ternyata bapak sudah pulang,
Aku lekas di gendong kedalam rumah.
Di bersihkan luka ku dengan air hangat oleh emak.
Kakak kakak ku melihat ku dengan ekspresi ngeri.
Mereka bilang daun telinga ku robek kiwir kiwir(bahasa di daerah ku)
Aku gk berani menyentuh atau melihatnya melalui cermin.
Emak hendak membawaku ke tempat bidan,tapi di cegah oleh bapak.
Kemudian bapak mendongak seolah memcari sesuatu di sudut sudut bawah genteng atap rumah,beliau melihat sarang laba laba dengan telur yang menempel disana.
Telur laba laba biasanya di balut dengan benang benang yang di pakai untuk membuat jaring,selongsong telurnya bulat pipih berderet seperti buah pete.
Bapak lalu naik kursi meraih selongsong telur laba laba yang sudah tak berpenghuni lantaran anak anak nya sudah menetas.
Bapak mendapatkan nya,
Selongsong telur laba laba ini kami biasa menyebut nya sawang putih.
Setelah di ambil bapak,
sawang tersebut di belah seperti membuka selotip.
Nah,sawang putih ini lah yang di pakai untuk menambal luka robek di kedua telinga ku.kemudian di tetesi dengah getah dari pohon yodium.
Awal nya terasa perihhh.
Lama lama luka akan cepat mengering dan bekas luka robek nya kembali menempel dengan sendirinya tanpa harus di jahit.
Ternyata benar saja,lukaku bisa menutup kembali setelah kering.
Ya ini lah bekas nya.
Oleh oleh dari bapak,
Ntah dari mana bapak mempelajari hal seperti itu.
Mungkin karena di masa lalu,
Bapak sering hidup di alam membuka lahan berhari hari di dalam hutan sehingga beliau mempunyai insting tentang pengobatan alami.


"Ow.....,jadi seperti itu ceritanya."
Ucap anis.
"Hebat juga ternyata mendiang bapak mu win." Ucap anis lagi.
"Eh win,mengenai surat yang ada di dalam kado ulang tahun ku,
Apa kau benar benar ......????"
Tanya anis pada ku.
" Ehmmmmm,gimana ya.
Entah mengapa,aku selalu nyaman bila ada di dekat mu Nis.kalo perasaan nyaman itu memang di sebut dengan kata Cinta.
Mungkin sekarang itulah yang kurasakan kepadamu.
Lebih dari suka,aku memang mencintaimu nis." Jawab ku.
Anis terdiam......
.
.
.
"Aku juga merasa nyaman berada di dekat mu win.
Aku ingin selalu bersama mu.
Aku selalu takut setiap kali memikirkan hal ini.
Aku takut aku nggak akan kuat saat pergi meninggalkan kota ini bersama kamu di dalam nya win."

"Jalani saja apa yang ada nis,aku harus bisa melepas kepergian mu.
Kamu boleh pergi,tapi tidak dengan semua kenangan yang sudah kita ciptakan bersama." Tandas ku sambil memengang jemari nya.

Rupanya emak sudah pulang mengambil raport.
Aku lihat hasil nya.
Ternyata aku naik ke kelas 5 dengan nilai yang bagus.
Aku dapat ranking 3 saat itu.

Anis membantu emak memotong sayur bayam liar dengan daun nya yang lebar yang dipetik mas ilham di pematang sawah untuk di masak.
Emak juga menggoreng tahu tempe dan ikan asin sebagai lauk nya.
Tak lupa sambal tomat sebagai penggugah selera.

Aku melihat anis sedang berusaha menyalakan api di tungku dengan menggunakan semprong yang terbuat dari bambu.dia meniup niup lubang semprong yang di arahkan ke dalam tungku supaya api cepat menyala,asap mengepul di mana mana,tampak mata nya berair terkena asap jelaga.
Emak yang tak tega,akhirnya mengambil alih semuanya.

Siang itu anis makan di rumahku dengan lauk yang seadanya.
Tanpa jaim Anis makan dengan lahap nya bersama aku,emak,mas ilham dan Feri adik ku.

Dia memang benar,
Nyaman atau tidak nya sebuah rumah adalah ketika kita makan dan bercengkrama bersama di dalam nya.
Suasana yang selalu ku rindukan sampai sekarang.

Bersambung.........
as1313
erman123
sydney89
sydney89 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Tutup