tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#15
Part 15
Ada kalanya manusia merasakan titik terendah dalam hidupnya,
Begitupun diriku.berasal dari keluarga yang jauh dari kata mampu,membuatku terbiasa di pandang sebelah mata oleh orang orang sekitar.

Hari itu pagi pagi betul aku dan adik ku hendak main ke rumah antok,apalagi kalo bukan untuk numpang menonton tv.
Sayang nya niat itu harus pupus setelah ku dapati pintu rumahnya tertutup rapat, sepi dan sepertinya tidak ada tanda tanda kehidupan di dalam nya.
Mungkin mereka sedang pergi jalan jalan.
Aku langsung menggandeng adik ku untuk pulang,
Di tengah perjalanan,aku melewati depan rumah salah seorang tetangga yang cukup kaya di kampungku.
Istri dari pemilik rumah itu memanggil kami berdua dan mempersilahkan kepada aku dan adik ku nonton tv di rumahnya.
Di depan tv sudah ada anak nya yang waktu itu sudah smp.
Adik ku si feri yang waktu itu masih kecil anak nya memang rewel.
Membuat anak pemilik rumah tersebut terganggu dalam menonton tv.
Aku lihat tatapan nya yang seolah jijik melihat kami di situ.
Tak lama berselang bapak dari anak itu datang.
Membawa dua buah durian yang di ikat tali rafia.
" Nak,nih bapak beliin durian kesukaan mu."ucap beliau kepada anak nya.
"Wah asikkkk,makasih ayah.ayok kita makan durian di dalam (ruang makan)" ajak anak itu kepada ayah nya,
Adik ku terus saja melihat buah durian yang di tenteng bapak tersebut.dia penasaran dan sepertinya ingin meminta nya.
Mereka asik makan durian di dalam.
Sedangkan aku dan adik ku hanya menonton tv sambil menelan ludah lantaran menghirup aroma durian yang menyengat hidung.
Adik ku semakin rewel dan merengek.
Aku ajak pulang nggak mau.
Lalu anak pemilik rumah tersebut berjalan keluar,ke teras menuju meteran listrik lalu menyepret MCB yang ada di sana seperti seolah olah mati lampu.
"Wahhh,listriknya mati.sana gih kalian pulang!" Suruh dia kepada kami.seperti mengusir gembel.
Aku menggendong adik ku untuk pulang,berbarengan dengan ibu anak itu yang ikut keluar membawa sampah kulit durian yang di buang ke tempat sampah di depan rumah nya.
Aku pulang menuju rumah dengan perasaan yang sangat mengenaskan,
Nasib menjadi orang tak punya,gumam ku dalam hati.
Sesampainya di rumah,ternyata emak sudah pulang dari pasar,
Feri yang aku gendong di belakang punggungku langsung melorot turun mendekati emak,
Menarik tangan nya,emak di tarik berjalan menuju rumah tetangga ku yang tadi.
emak hanya mengikuti kemana arah adik ku menarik nya,
Aku pun mengikuti nya.
Sesampainya di depan rumah orang itu,
Adik ku lalu berkata,

"Makkk,ini nama nya buah apa?" Sambil menunjuk kulit buah durian yang ada di dalam bak sampah.
"Nanti kalau emak punya uang banyak,aku beli in satu ya,aku pengen banget makan buah itu!" Kata adik ku.

Emak hanya menatap adik ku dengan miris.sambil memeluk dan menggendong nya,emak bilang
"Iya Le,nanti pasti akan emak beli kan buat kamu.doa in emak ya biar dapat rejeki yang banyak dan halal." Ucap emak sambil meneteskan air mata di pipinya.
Dan aku yang waktu itu melihat kejadianya langsung di depan mata.
Aku merasa seperti orang yang paling tak berguna di dunia ini.
Aku berlari ke belakang rumah,menangis sejadi jadinya.
Betapa aku mengumpat pada diriku sendiri yang harus di hadapkan dengan keadaan seperti ini,aku serba tak berdaya.
Kejadian ini lah yang akan selalu menjadi pembakar semangatku untuk bangkit supaya kelak aku bisa mengangkat derajat keluarga ku menjadi lebih baik.

Sekarang emak tak hanya berjualan saja,
Beliau juga mendapat tawaran memasak di tempat orang yang punya hajatan. Emak memang sangat pintar memasak, karena nenek ku dulu mempunyai warung makan.
Dan emak lah yang setiap hari membatu nenek memasak beraneka ragam masakan.
Dari masakan tradisional hingga masakan kekinian emak bisa membuatnya.
Di saat musim nya acara pernikahan atau sunat an.
Emak bisa satu bulan full mendapat tawaran memasak dari satu hajatan ke hajatan yang lain.

Waktu itu tetanggaku mengadakan acara sunatan,rumahnya tak jauh dari gubuk kami.
Emak sedang memasak di situ.
Tenda hajatan sudah di dirikan,
Acara tasyakuran sunatan yang mewah di masa itu.
Adik ku mengajak ku menyusul emak.
Aku pun mengiyakan,
Ternyata di sana banyak teman sebaya ku yang asik bermain.
Setelah adik bertemu emak di dapur rumah tersebut,kami bermain di depan bersama teman teman,
Ada antok juga di sana.
Sore itu aku dan teman temanku janjian untuk ikut mengantar tetanggaku yang akan di sunat nanti malam ba'da magrib.
Kita akan berkumpul di sana lagi.
Setelah pulang dan mandi.
Aku bergegas menuju tempat sunatan di rumah tetangga ku.
Sholat magrib bersama teman teman ku di langgar (mushola)
Lalu kembali ke tempat hajatan.
Anak anak seperti kami memang paling senang naik mobil mengantar kan orang yang di sunat ke rumah seorang mantri,waktu itu jarang banget kan bisa naik mobil.
Di depan rumah yang punya hajat sudah ada mobil kijang dan mobil carry terparkir.
Kami langsung berebutan naik ke dalam mobil.
Kursi nya lega.betapa girang nya aku waktu itu,
Sampaibtibalah pada saat yang akan di sunat naik ke mobil di temani bapak nya dan hendak berangkat.tiba tiba ada salah satu tetangga ku seorang bapak bapak masuk ke mobil mendekati aku dan teman teman ku,dia menatap ku seperti aku ini orang yang rendah,terlihat dari sorot matanya.
Tanpa ba bi bu dia menarik ku dari tempat duduk ku di dalam mobil sambil berkata,
"Sana kamu pulang saja,mobil nya ndak muat kalau kamu ikut!" Kata bapak itu sambil mengeluarkan ku dari dalam mobil seperti seekor kucing liar.

Teman teman ku hanya bisa melihat ku dari kaca jendela.
Tanpa bisa berbuat apa apa.
Aku hanya diam dengan tatapan penuh kebencian pada orang itu.
Sampai sekarang,orang itu masih ada.betapa benci nya aku padanya sampai detik ini.
Yang membuatku semakin miris adalah.aku tau mobil itu sangat lega.karena yang sunat hanya di antar oleh bapak dan 2 saudaranya.
Beberapa teman ku dan tak lupa bapak bapak biadab yang telah mengusirku.
Ketika mobil akan berangkat,
Tiba tiba antok dan ibunya menyetop mobil yang tadi akan ku naiki.
Manusia biadab iku keluar.
"Ada apa Bu...." Tanya nya pada ibunya antok.
"Ini lho anak ku mau ikut nganterin sunat pak."ucap ibunya antok.
"Ow,nggih ayo dek.naik sini!.katanya
Aku melihat nya di depan mata kepala ku sendiri.
Nangis,hanya itu yang bisa ku lakukan sepanjang perjalanan pulang sambil berjalan sendirian.

Aku masuk ke rumah.
Aku lihat adik ku sudah tidur di samping mbak olif. Tubuh nya kurus,kebiasaan nya kalau tidur nggak mau pake baju.
Tampak bekas luka bakar di bawah ketiak nya.
Bekas luka bakar kenang kenangan dari bapak.

Dulu pada saat adik ku ber usia 18 bulan.
Dia berlari menyongsong bapak yang baru saja selesai mandi setelah mencari rumput untuk kambing kambing nya.
Bapak yang sedang duduk di kursi depan sambil meniup secangkir kopi panas yang baru saja di seduh oleh mbak imah tiba tiba saja di songsong adik ku yang berlari kepangkuan bapak.
Karena kaget di tabrak adik ku,maka secangkir kopi panas yang bapak pegang tumpah mengguyur pundak adik ku dan mengalir sampai ke bawah ketiaknya,seketika adik ku menangis menjerit kesakitan.
Kulit adik ku yang masih kecil langsung melepuh.
Emak berlari menggendong adik ku dan membawa nya ke rumah bidan desa.
Sedangkan Bapak hanya mengalami luka bakar ringan,
Adik di beri salep luka bakar oleh bu bidan.
Sepanjang hari adik ku menangis kesakitan
Jadi lah sekarang bekas belang akibat luka bakar yang ada di ketiak adik ku,
Ya,aku menyebutnya kenang kenangan dari bapak.
Dan malam itu,aku benar benar terenyuh merasakan nasib dan ketidak adil an yang terus saja menimpa diriku.

Ngomong ngomong soal kenangan dari bapak,
Aku juga punya bekas kenang kenangan dari beliau,
Tapi ini murni karena ulah ku sendiri.
Sampai sekarang bekasnya masih ada.

Di part selanjutnya pasti akan saya bahas...
as1313
erman123
sydney89
sydney89 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Tutup