tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi


Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 07-12-2022 15:07
bruno95
bulbuljauh
erman123
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
38.9K
1.8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#1
Part 1
Senin pagi di sebuah rumah sederhana dengan bilik bambu persis seperti lirik lagu Iwan Fals berjudul "ujung aspal pondok gede"....
Sebuah rumah dengan selaksa kenangan yang sampai saat ini terus terngiang dalam ingatan.
Waktu itu aku masih seorang bocah berumur 6th dengan 2 kakak laki laki dan 3 kakak perempuan beserta seorang adik laki laki.
Aku baru terbangun dari tidur di balik selimut sarung milik bapak.adik ku masih terlelap.usia nya baru 2th.
Di samping ranjang besi tempat ku tidur.terbaring bapak di atas dipan sedang di mandikan emak dengan waslap dan air hangat.
Bapak sudah beberapa bulan sakit sakitan.bertahan melawan penyakit liver yang di derita nya.kami adalah keluarga besar yang tinggal di sebuah kabupaten kecil di jawa tengah.
Setelah menikah dengan ibu, Bapak memutuskan untuk ikut program transmigrasi dari pemerintah untuk memperbaiki perekonomian keluarga.
Mereka berangkat menuju daerah banyumas di sumatra sana.
Berkutat membuka lahan pertanian di dampingi emak yg begitu setia menemani bapak yang saat itu sedang berikhtiar mengadu nasib.
Di sana lahirlah kakak pertama sampai kakak ke 5 ku.mereka lahir dan tumbuh di perantauan.
Emak selalu cerita pada ku tentang keras nya hidup di perantauan,pernah beliau bercerita tersesat di dalam hutan saat mencari kapuk di hutan bersama kakak pertama ku hingga tak tau arah jalan pulang.dalam keputus asa an. Beliau bertemu dengan sekumpulan pemburu tradisional dan di antar menuju pemukiman terdekat,
Pernah pula ketika di pasar ada seorang wanita yang mengolok suku pedalaman yang sedang menjual hasil tangkapan dari hutan.beberapa hari setelah nya wanita tersebut malah terpikat menjadi istri orang pedalaman tersebut,banyak kisah kisah yang sering di ceritakan pada ku semasa kecil.
Tentang keluarga baru yang tak percaya dengan keyakinan kearifan lokal.
Di sana di larang membakar atau membuat api di luar rumah ketika magrib menjelang.tapi keluarga tersebut tak percaya.mereka nekat membakar sampah di depan rumah.
alhasil,kepala keluarga baru tersebut langsung di terkam harimau.
warga hanya bisa melihat tanpa berani menolong.sesepuh di sana hanya berkata,biarkan saja dulu.setelah harimau kenyang,mayat nya pasti akan di tinggal hanya di urug dengan tanah dari kais an cakar harimau seperti kucing yg habis buang air besar.lalu di tinggal begitu saja.sebab biasanya hariamu mengincar organ dalam untuk di makan terlebih dahulu.setelah mayat di tutup tanah seadanya.harimau akan pergi.lantas kembali keesokan hari nya untuk memangsa tubuh mayat tersebut.
Di kesempatan itu baru lah warga mengambil mayat yang sudah di cabik cabik harimau tersebut.
Pernah juga ada perantau baru yg hendak mencuci pakaian di sungai.
karena siang hari di sana sangat panas
matahari begitu terik,warga biasanya ke sungai memakai caping.
Mungkin karena baru datang dan belum punya caping,orang baru tersebut pergi ke sungai memakai kukusan penanak nasi yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut untuk melindungi kepala nya dari terik matahari.
Di jalan dia sudah di ingatkan untuk tidak memakai kukusan sebagai penutup kepala.karena itu pantangan.sayang nya,orang itu tak menghiraukan ucapan tetua tersebut.
Benar saja,di sungai dia di terkam buaya dan meninggal.

Ibu dan kakak ku tinggal di rumah panggung semi permanen ber tembok papan kayu,
Bapak jarang sekali ada di rumah,sebab keseharian nya di habiskan di hutan untuk menebang pohon guna membuka lahan pertanian.
Ibu sering bercerita kalau bapak suka bertirakat ketika menemui kendala saat menebang pohon di hutan,bapak pasti laku tirakat berpuasa mutih beberapa hari dan berdiam di bawah pohon itu dengan teman teman nya.
Setelah berhasil menumbangkan pohon tsb.bapak biasanya pulang membawa sesuatu, bapak pernah mendapat batu merah delima yang di tes keaslianya dengan air di gelas yang di jejerkan,sepuluh gelas berisi air putih lalu batu MD(merah delima) tersebut di masukan ke gelas pertama.gelas yang berada paling ujung,
dan cahaya merah berpendar merambat ke gelas lain nya sampai ke gelas nomor sepuluh,
bapak juga pernah mendapat bathara karang(jenglot berwujud ibu yg sedang menyusui anak nya dalam wujud kerdil)
Tapi emak menolak bapak membawa benda itu masuk kedalam rumah.alhasil beliau memberikan benda tersebut ke salah satu rekan kerja nya,
Bapak juga pernah mendapat al quran istanbul(al quran berukuran mini) setelah melakukan ritual di bawah pohon yg hendak beliau tebang.
Benda benda tersebut akhirnya di bawa oleh kakak laki laki ku yang nomor dua.saat kembali lagi ke jawa,mas badar nama nya.
Setelah sampai terlahir anak emak yang ke 5,bapak merasa usaha nya beberapa tahun di perantauan belum mendapat kan hasil yang maksimal.
Emak merasa sudah tak krasan bertahan di perantauan dan ingin segera pulang ke jawa,ke kampung halaman.
Bapak sebenar nya belum ingin pulang,karena setibanya di jawa.kami pasti akan tinggal di tempat mbah.ada semacam rasa sungkan ketika harus kembali dalam keadaan tanpa hasil yang berarti.
Terlebih lagi di rumah mbah sudah penuh mana dengan sodara sodara dari emak.
Keluarga emak termasuk keluarga besar.karna beliau adalah anak ke tiga dari delapan bersaudara.
Sedangkan latar blakang bapak adalah seorang pengembara.keluarga bapak adalah 4 bersaudara.bapak anak nomor 2 cowok sendiri,ketiga saudara beliau perempuan semua.
Emak pernah bilang kalau mereka menikah saat emak berusia 16th,
itu pun karena di jodohkan.
Aq pernah melihat buku nikah mereka,dengan materai bernilai seratus perak tertempel disanana.
Setibanya di jawa,akhirnya kami tinggal di rumah mbah.
Satu petak kamar di isi bapak,emak dan kelima sodaraku.
Waktu itu aku belum lahir,
Karena di rumah mbah lah aku baru di lahirkan.
Lantas kami di beri sebidang tanah oleh mbah untuk di dirikan sebuah rumah.
Sebidang tanah di ujung tanggul sebuah sungai bernama kaligelis di tepi kabupaten kecil di jawa tengah bernama sama persis dengan salah satu walisongo.
Terbangun lah sebuah rumah sederhana dengan bilik bambu.di tepi sungai yang di tumbuhi rumpun bambu di belakang dan samping rumah.
Bapak mendapat tawaran kerja sebagai buruh tani,dan emak mulai usaha berjualan makanan dan gorengan.
Untuk sampingan,bapak juga memelihara kambing milik orang.beliaubmembuat kandang di belakang rumah untuk hunian kambing kambing peliharaan.
Di rumah itu,selang 4 tahun lahirlah adik laki laki ku.
Saat itu aku berumur 4 tahun.
Setelah berumur 6 tahun.aku masuk ke sekolah taman kanak kanak,langsung nol besar karena aku sudah telat satu tahun untuk masuk tahun ajaran pertama.
Pagi itu setelah aku terbangun melihat bapak sedang sibinanan dengan waslap dan air hangat. Bapak melihat ku dengan sebuah senyuman,
Lalu beliau berkata
Quote:"Bangun Le(nak) sudah pagi,kamu hari ini sekolah nya masuk pagi kan?"tanya bapak padaku
Aku hanya mengangguk,
"Sana lho kambing kambing bapak di angon ke pematang sawah.sudah pada triak mengembik kelaparan"suruh bapak
Di usiaku saat itu yang masih bocil,angon kambing adalah hal yang sudah biasa ku jalani.
Karena kami waktu itu adalah keluarga yg benar benar prihatin.
Begitu banyak hal yang ku alami saat mengangon kambing.aku pernah terseret saat memegang tali pengikat kambing sampe babak belur lutut dan tangan ku,aku juga pernah di sruduk kambing bandot milik bapak sampai terpental.dada ku terasa sesak,
Semua itu pernah ku alami.
Kerasnya kehidupan masa kecil ku selalu aku anggap sebagai tempaan dari alam.

Saat aku sedang asik menjaga kambing kambing yang sedang makan rumput sembari menangkap capung yang hinggap di dahan pohon.rasa bosan mulai hinggap di pikiran,aku lalu duduk di bawah pohon petai cina yang rimbun.sungguh suasana pagi yang tenang,di iringi suara kicau burung yang cumiakan,sayup sayup terdengar suara lengkingan burung kedasih sang pembawa pesan kematian.
Hingga tak lama berselang tampak seorang bapak bapak berjambang dengan bertelanjang dada berlari menghampiri ku,benar itu adalah Bang Kamto tetangga rumah ku
Dengan tergopoh gopoh dia berlari menuju tempat ku duduk.Dia berkata dengan napas tersengal sengal.
Quote:"Le,sana kamu balik kerumah.di cari in bapak mu.urusan kambing biar aku saja yang membawa ke kandang!"seru Bang kamto
"Memang ada apa to Bang?"tanya ku
"Wis .kamu pulang saja dulu."suruh nya lagi
Aku langsung bergegas pulang kerumah.berlari melewati pematang sawah dengan background gunung muria yang menjulang tinggi tampak dengan gagah dari kejauhan.
Aku berlari membelah kebon bambu yang langsung menembus belakang rumah.aku jalan lewat samping yang terdapat jalan setapak di sana,
Dan aku terkejut bukan kepalang dimana kudapati kerumunan orang di depan rumah ku.para tetangga sekan menatap kubdengan rasa iba
"Kasihan ya,anak nya masih kecil kecil" begitu ku dengar gumam mereka.
Bilik bambu dan pintu papan di depan rumah sudah di copot.
Di sana terlihat dipan kayu bapak dengan sebujur tubuh tertutup kain jarik bermotif batik terlihat jelas tangan bersedekap di balik nya.
Tamlak emak duduk di samping tubuh yang sudah terbujur kaku sembari membaca lantunan surat yasin.emak memakai kerudung tertunduk sambil menitihkan air mata.
Kakak kakak ku terdengar menangis di dalam kamar nya,adik ku yang baru berusia 2th hanya bengong belum mengerti apa yang sedang terjadi
"Maakkk,bapak kenapa gak bangun makkk...." Tanya nya di pangkuan emak ku.
"Bapaaakkk,meninggal...." Ucap ku lirih.
Aku masih tak percaya,pikiran ku langsung terbayang saat baru saja aku terbangun,melihat senyum bapak lalu menyuruh ku untuk angon kambing.
Apakah ini firasat,apakah bapak tak ingin aku melihat saat saat terakhir beliau menemui ajal nya???
Aku mulai memundurkan langkah.ada tepukan di bahu ku tangan dari salah seorang tetangga,aku tak menghiraukan nya,aku lariiii,
Pergi menjuauh ke belakang rumah,aku mulai tak kuasa membendung air mata.
Aku menangis tersedu,
"Mengapa....."
Mengapa Tuhan......."
Dari sekian banyak manusia di dunia ini,
Mengapa kau ambil bapak ku??????"
Pertanyaan seorang anak berusia 6 tahun kepada tuhan.
Diubah oleh tetes.tinta 22-04-2022 15:59
bauplunk
erman123
sydney89
sydney89 dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Tutup