Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lapar.bangAvatar border
TS
lapar.bang
Tenyata Masih Banyak Kebaikan Dan Keramahan Warga Indonesia


Assalamualaikum Gan/Sis. Gimana puasanya, lancar kan.. semoga belom ada yang bolong yaemoticon-Big Grin

Kembali lagi bersama saya lapar.bang kali ini mau sedikit menceritakan kebaikan kecil yang berdampak besarpada diri saya sendiri. Eits.. bukannya riya' nih, biar Gan/Sis semua terinspirasi dari cerita yang saya buat ini. Yaa semoga saja ada banyak manfaat setelah Gan/Sis baca cerita saya.

Tapi kali ini ceritanya agak semi travelling ya, karena saat itu perjalanan saya sangat-sangat berkesan. Jatuhnya sih kayak curcol gituemoticon-Hammer (S)




Kejadian ini terjadi di pertengahan bulan september 2019. Saat itu saya sedang menemani salah seorang teman dari Bekasi untuk explore jatim, dan perjalanan ini sudah sampai di kota ke-3 yaitu Banyuwangi.

Naas, saat baru turun di stasiun banyuwangi duit pegangan teman saya sebut saja namanya Mega, hilang. Hal ini membuat dia kalang kabut. Belum sempat explore tapi sudah di beri kejutan. Yasudahlah.



Tidak lama kemudian saya mencoba menenangkan dia, saya ajak keliling Banyuwangi tentunya dengan bugjet pas-pasas. Hal ini juga yang membuat mega tidak bisa kembali ke Bekasi, beruntungnya saya ada pegangan duit. Mau tidak mau semua kebutuhan selama 3 hari di Banyuwangi semua saya tanggung, dari makan, jajan, sewa kendaraan, penginapan, tiket wisata, bahkan ongkos buat dia balik ke bekasi semua saya tanggung. Yah, duit simpenan saya buat ke Labuan Bajo akhirnya harus saya pake dulu.

Di hari terakhir akhirnya Mega saya suruh pulang, dia sempat menolak untuk pulang dan lebih memilih ikut saya stay di Banyuwangi entah sampe kapan. Akhirnya setelah saya kasih boarding tiket kereta dia mau untuk kembali ke tempat asalnya.

Tiket kereta dari Banyuwangi ke Surabaya (Probowangi, Sri Tanjung, Mutiara Malam Selatan) saat itu sudah habis, akhirnya saya alihkan menuju kota Malang (Tawang Jaya). Di kota Malang untuk tiket keberangkatan menuju Bekasi juga sudah habis (Gajayana, Matarmaja, Majapahit) dan hanya ada keberangkatan dari Surabaya, akhirnya saya meminta tolong sodara saya untuk menampung selama semalam sebelum dia bertolak ke Surabaya, pun di Surabaya sudah ada salah satu kawan yang akan mem-back up Mega selama saya tidak bisa menemaninya. Dari Surabaya waktu itu hanya tersisa tiket kelas eksekutif (Sembrani dan Argo Bromo) yang membuat saya menangis melihat harga tiketnya, dalam hal ini saya harus memutar otak agar bugjet untuk kepulangan Mega tidak membengkak, beruntungnya keberangkatan Surabaya - Semarang (Maharani) masih ada 5 kursi dan saya harus cepat-cepat membelinya sebelum kehabisan, dari Semarang - Jakarta (Tawang Alun) masih ada banyak kursi yang bisa membuat saya sedikit bernafas lega. Kedatangan kereta Maharani dan keberangkatan kereta Tawang Alun hanya berjarak 2 jam saja yang saya pikir.. bisa lah si Mega jalan jalan ke Kota Lama Semarang sebagai ganti karena gagal explore Banyuwangi. Pada malam harinya dia sudah kembali ke kota asalnya dan mengabari saya yang masih tertahan di Banyuwangi.

Ya. Saya masih tertahan di Banguwangi seorang diri.


WELCOME TO MY STORY

Di Hari pertama akhirnya saya berinisiatif untuk menemui Om Ode, Regional Leader Banyuwangi untuk sowan, mengingat duit saya yang sudah menipis banget dan gak memungkinkan untuk jalan jalan akhirnya saya menuju kediaman Om Ode.

{thread_title}


Akhirnya setelah jalan kaki selama 1 jam lebih saya sampai di tempat Om Ode, beliau ternyata buka warung kopi, jadi kerjaan sampingan Om Ode jualan kopi di pelataran balai desa, disana juga ada lapangan volly, jadi kita bisa ngopi sambil lihat orang orang bermain volly, di dekat situ juga ada pondok pesantren. Sambutan Om Ode saat itu sangat hangat, ada anak istri beliau yang akhirnya saya tau vahwa Om Ode dan Istrinya sangat aktif bermain kaskus hehehe.

Ngopi, sebat, sembari bercerita. Disini saya juga menceritakan maksud dan tujuan saya ke Banyuwangi, tapi naas sedikit musibah menimpah teman saya, Mega. Akhirnya list perjalanan saya batalkan dan lebih memilih untuk tidak melanjutkan perjalanan. Termasuk meminjam rekening Om Ode, dikarenakan rekening saya saat melakukan penarikan uang buat membiayahi Mega pulang ke Bekasi tertelan.

Lama sekali kita berbincang hingga larut malam, hingga sebelum saya di antar Om Ode kembali ke stasiun, beliau memberi saya duit untuk pegangan, Sebenarnya saya menolak karena saya sudah merepotkan beliau, teapi beliau bilang kalau duit tersebut adalah duit kas Regional Banguwangi, jadi kalau ada salah satu kaskuser yang kesusahan pasti akan dibantu. Teruntuk Om Ode dan khususnya kaskuser Regional banyuwangi, saya sangat berterima kasih untuk kalian, karena berkat kalian saya masih bisa memperpanjang nafas selama di kota orang.



Akhirnya saya di antar Om Ode kembali kestasiun tepat pukul 12 malam setelah warungnya tutup. Om ode sebelumnya juga sudah bilang tidak bisa memberikan saya tempat berteduh karena harus langsung ke Surabaya malam itu juga, tak apa, sambutan dari beliau sudah lebih dari cukup, suatu kehormatan bagi saya bisa langsung bertemu dengan RL Banguwangi.

Sisa malam itu saya habiskan untuk tidur di ruang tunggu stasiun.

Pagi datang akhirnya saya kembali berjalan kaki untuk menunu Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Di tengah jalan saya melihat sebuah mobil Suz*ki R3 berwarna hitam berhenti di depan saya, dia bertanya tujuan saya, akhirnya cerita yang saya ceritakan kepada Om Ode kemarin malam kembali saya ceritakan. Dia adalah Mbak Arsya dan Mas Wisnu.

Pada akhirnya saya di ajak masuk mobilnya dan di ajak untuk keliling banyuwangi secara gratis. Iya gratis.






Entah mereka merasa iba setelah mendengar cerita saya atau kasihan, saya tidak tahu. Mereka sangat baik. Mereka tak merasa takut dengan saya yang notabene baru kenal bahkan baru bertemu hari itu juga. Bahkan mereka mengajak saya untuk ke Kawah Ijen dan Baluran.

Senang? Tentu sangat senang, sayangnya tidak ada Mega disini. Dua tempat tersebutlah yang menjadi wist list utama Mega tapi harus gagal setelah kejadian kemarin.




Disini saya juga di ajak ke kediaman Mas Wisnu di daerah Pantai Pulau Merah. Saya juga di ajak berkeliling pantai sebelum pulang. Didaerah sana (Banyuwangi Selatan) sangat banyak petani buah naga, bahkan setiap rumah cenderung punya kebun buah naga. Disana saya disuguhi buah naga entah sudah berapa buah yang saya makan. Sungguh, masih sangat banyak orang baik di negri ini.

Keesokan harinya saya di antar menuju pelabuhan Ketapang. Saya sangat berterima kasih kepada Mas Wisnu dan Mbak Arsya karena sudah mengajak saya jalan jalan secara gratis dan di ajak mampir ke kediaman beliau. Dan akhirnya saya harus kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah alias pulang.

Saya lebih memilih untuk mencari barengan dengan para supir truk daripada kembali naik kereta atau naik bus. Saya ingin menikmati sisa hari sebelum meninggalkan Banyuwangi pagi itu

{thread_title}


Di perjalanan dengan menumpang mobil truk, hati dan pikiran saya tidak singkron, hati ingin pulang tapi pikiran masih ingin mampir ke kota lain, akhirnya saya bilang kepada pak supir untuk turun di pertigaan Besuki, jika lurus menuju surabaya dan belok kiri menuju bondowoso. Saya pun memutuskan turun disana dan menuju kota bondowoso.



Saya kembali mencoba peruntungan dengan menggunakan tulisan di sebuah kardus yang bertuliskan "Bareng" tapi sampai 3 jam tak ada kendaraan yang mau berhenti. Akhirnya saya di tolong oleh bapak-bapak pencari rumput.



Akhirnya saya pun turun di pasar ikan Bondowoso, tentunya tak lupa saya berterima kasih kepada bapak pencari rumput tersebut.

Dari pasar ikan tujuan saya adalah ke alun-alun Kota Bondowoso untuk janjian bertemu dengan agan Yunda.me. Salah satu kaskuser yang menjabat sebagai Aktifis Banyuwangi. Sebelumnya juga saya sudah janjian dengan dewakere. Tapi dia malah ilang di telan bumi hari itu juga.



Taknterlalu lama menunggu akhirnya saya bertemu dengan agan Yunda.me

Saya di ajak ke kediamannya untuk melepas penat dan beristirahat. Bersyukur sekali keluarga agan Yunda sangat menerima kedatangan saya siang itu. Sembari menunggu agan Yunda menyelesaikan tugas kuliahnya, saya banyak mengobrol dengan ibunda agan Yunda. Beliau banyak bercerita tentang agan Yunda hehehe.

Disini pun saya juga menceritakan keseharian saya, kenal agan Yunda dimana, hingga siang itu setelah agan Yunda selesai mengerjakan tugas, dia mengajak saya untuk berkeliling Kota Bondowoso.

{thread_title}


Disini agan Yunda seperti seorang pemandu, dia mrnjelaskan seluk beluk tentang kota Bondowoso, saya sangat menikmati perjalanan ini, walaupun sebenarnya tujuan saya hanya ke Banyuwangi, tapi Tuhan berkata lain.

Banyak sekali memori-memori indah perjalanan saya saat itu, saya disini belajar tentang sejarah kota bondowoso, belajar tentang humanisme terutama selama saya melakukan perjalanan di Banyuwangi dan Bondowoso.

{thread_title}





Tak cukup jika mengenal suatu kota hanya dengan sehari. Banyak sejarah kota bondowoso yang belum saya tau.

Setelah dirasa cukup berkeliling, akhirnya saya kembali ke kediaman agan Yunda. Disana gan Yunda memberi camilan khas Bondowoso. Namanya getuk lindri.

Dan dengan kebetulan saya kembali bertemu dengan Om Ode, Istrinya, beserta kedua anaknya di kediaman gan Yunda, entah dengan cara apalagi saya kembali dipertemukan dengan beliau, acara siang itu kita habiskan untuk ngobrol-ngibrol ringan, apalagi saat melihat anak Om Ode yang masih kecil, lucu sekali dengan berbagai kepolosannya hehehe.

Hingga akhirnya Om Ode sekeluarga berpamitan untuk pulang kembali ke Banyuwangi.

Getuk lindri yang gan Yunda sajikan saya santap habis hehehe. Saya sangat doyan karena memang sudah sangat lama saya tidak menemukan jajanan jaman saya masih kecil ini hehehe.



Gan Yunda, nanti kapan-kapan kalau saya mampir saya pesen getuk lindrinya lagi ya hehehe.

Sebelum sore menjemput, saya memutuskan untuk berpamitan, sebenarnya ibunda agan Yunda sempat melarang, tapi bagaimana lagi, esok hari saya harus kembali berkuliah karena sudah ijin selama seminggu untuk tidak mengikuti perkuliahan.

Akhirnya dengan berat hati ibunda gan Yunda mengijinkan saya untuk pulang, sebelum saya meninggalkan rumah agan Yunda, beliau sempat memberi wejangan terhadap saya, dengan kedua tangannya yang memegang tangan saya dan memberikan amplop yang entah apa isinya, banyak sekali petuah yang di keluarkan oleh ibunda gan Yunda untuk saya, mata saya sedikit panas, mungkin beliau tau kalau saat itu mata saya sudah mulai berkaca-kaca. Sebelum benar-benar saya pergi, kecupan dari ibunda Gan Yunda menyapa kedua pipi saya dan seketika mata saya mulai basah. Saya membalas kecupan itu dan mengambil tangan beliau kemudian menciumnya dan saya berpamitan untuk pulang kerumah.

Monent tersebut sangat spesial, entah kenapa wejangan dari ibunda gan Yunda membuat saya sangat-sangat rindu dengan orang tua saya.

Mungkin gan Yunda tau saat saya berbalik meninggalkan rumah teesebut saya berkali-kali mengusap mata. Sungguh sangat emosional.

{thread_title}


Sore itu saya sudah pergi dari rumah gan Yunda, bukan gan Yunda yang mengantar saya, tapi salah seorang teman sedari kecil saya yang bertemu di Kota Bondowoso. Dia bernama Nero.

Nero adalah asli Bromo dan sudah pindah domisili ke Bondowoso, disana saya habiskan sisa hari untuk sekedar nostalgia dengan Nero/Sunero.

Saya bertemu dengan dia secara tak sengaja, saya mengira dia ada di Situbondo tapi ternyata saya salah, dia berada di Bondowoso, bahkan rumahnya tak jauh dari rumah gan Yunda. Itulah yang membuat saya tidak menghubungi Nero, tapi saat saya berada di Bondowoso dia langsung menelpon dan mengantar saya kembali ke pertigaan Besuki untuk pulang.

{thread_title}


Saya kembali melanjutkan perjalanan pulang ini dengan mencari barengan mobil mobil ekspedisi, beruntungnya setelah 30 menit saya menunggu di pertigaan Besuki saya mendapat tumpangan mobil kontainer yang disupiri pak Slamet, warga Lumajang yang hendak kirim rajungan dari Bali menuju Smearang.

Beliau banyak sekali bercerita tentang suka dukanya selama menjadi supir truk, bercerita tentang keluarganya dan anak-anaknya yang masih kecil. Beliau dangat giat dalam bekerja.

Hal ini yang membuat saya terisnpirasi, untuk menuangkan kejadian yang waktu itu saya alami ke dalam thread ini.

Terima kasoh untuk beberapa orang yang sudah terlibat dan membantu saya selama perjalanan ini.
  • Om Ode sekeluarga
  • Gan Yunda Sekeluarga
  • Mas Wisnu dan Mbak Arsya
  • Bapak pencari rumput
  • Supir truk
  • Pak Slamet supir kontainer
  • dan teman masa kecil saya, Nero/Sunero


Banyuwangi, Bondowoso. Terimakasih atas cerita yang telah kau berikan, terima kasih Tuhan karean engkau mempertemukanku dengan orang orang baik.

Mungkin kebaikan yang saya dapat selama perjalanan ini adalah buah dari saat saya membantu mega, entahlah. Hanya Tuhan yang tau. Tapi saya percaya, jika kau menanam padi, maka kau akan mendapat padi, pun jika kau menanam rumput, maka kau akan mendapat rumput.

Semoga cerita ini bisa mengispirasi kalian semua.

SEKIAN






Spoiler for cendol kebaikan:











Sumber: Pengalaman Pribadi

Diubah oleh lapar.bang 02-05-2020 09:51
999999999
anna1812
azhuramasda
azhuramasda dan 50 lainnya memberi reputasi
51
1.6K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
anna1812Avatar border
anna1812
#37
Wii keren ya. Ane ikut terharu pas ibunya agan Yunda kecup2 pipi, jadi kek anak sendiri ya.

Btw salut ma ente yg punya jiwa petualang bang.🤣
lapar.bang
lapar.bang memberi reputasi
1
Tutup