Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perundungan atau bully merupakan proses, cara, perbuatan merundung yang dapat diartikan sebagai seseorang yang menggunakan kekuatan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah darinya. Biasanya dengan memaksanya untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pelaku.  Nah kurang lebih begitulah pengertian tentang bullying.

Perilaku bullying dapat berakibat fatal bagi korban bullying, seperti yang dialami salah satu pegawai KPI pusat berikut ini

Sejak tahun 2011, MS ternyata sudah mengalami perundungan oleh rekan-rekan kerjanya, seperti membelikan makan untuk rekan kerja senior, melecehkan, memukul, sampai mengintimidasi si MS.

Puncak pelecehan seksual terjadi di tahun 2015, dimana MS ditelanjangi beramai-ramai oleh rekan-rekan kerjanya.  Bahkan, buah zakar korban dicoret-coret menggunakan spidol dan didokumentasikan.  Akibat kejadian tersebut, kestabilan mental dan emosi MS menjadi terganggu.

Setahun berikutnya, kondisi MS menjadi sangat terganggu.  Keluarganya mengatakan kalau MS sering menggebrak meja dan berteriak tanpa ada alasan yang jelas.  Setelah memeriksa diri di RS, MS didiagnosis mengalami Hipersekresi Cairan Lambungakibat trauma dan stress.

Penganiayaan terhadap MS kembali terjadi di tahun 2017.  Saat ada acara di Bogor, MS dilempar ke kolam renang pada saat dia tertidur, hal tersebut terjadi pada pukul 01.30 WIB.  Dengan adanya perilaku tersebut, korban mulai merasa tidak kuat atas perlakuan rekan kerjanya dan melaporkan ke Komnas HAM.

Tidak kuat mengalami perundungan baik secara fisik maupun verbal, MS sering menyendiri di Mushola untuk menenangkan diri.  Bahkan saking tidak kuat menerima ucapan kotor dan porno dari rekan kerjanya, MS memutuskan untuk pulang ke rumah saat jam kerja.

Dengan kondisi fisik dan mental yang makin parah, akhirnya MS melaporkan apa yang dialaminya ke Polsek Gambir untuk membuat laporan.
Begini responnya....

Karena disuruh melapor ke atasan terlebih dahulu, MS justru dicibir manusia lemah dan tukang ngadu oleh rekan kerjanya.  Dirinya tetap masih menjadi korban bully secara verbal, bahkan dengan kata-kata yang lebih kotor dan perlakuan yang kejam.  MS menjadi semakin stress dan frustrasi, ia konsultasi ke psikolog di Puskesmas dan divonis mengalami Post Traumatic Stress Disorder(PTSD)

Korban akhirnya melakukan pelaporan kembali ke Polres, namun respon dari petugas seakan meremehkan apa yang dialami MS.  Bahkan, di bulan Oktober 2020, MS sempat mengirim pesan ke Hotman Paris dan Deddy Corbuzier untuk meminta pertolongan.  Namun, yah begitulah.

Merasa butuh perlindungan hukum, MS membuat rilis pers kepada Presiden Jokowi, Kapolri, Menkopolhukam, Gubernur DKI Anies Baswedan, serta seluruh rakyat Indonesia untuk membaca apa yang dialami MS.  Secara mental, dirinya sudah tidak kuat bekerja di KPI Pusat dengan mendapat pembullyan yang tidak manusiawi tersebut.  MS sudah berpikir untuk resign, namun adanya pandemi COVID-19 memaksanya tetap bertahan.

Dengan adanya diskusi dengan teman pengacara, aktivis LSM, korban akhirnya berani membeberkan kisahnya ke publik dan memberitahu danam pelaku serta daftar perbuatan yang dilakukan kepadanya.  Kalau kalian penasaran, berikut nama-nama pelaku beserta perilakunya.