aaminroidaAvatar border
TS
aaminroida
PUNCAK (KERINDUAN) GUNUNG NDELES KENANGAN
Libur lebaran identik dengan mudik atau pulang ke kampung halaman bagi para perantauan. Dua kali libur lebaran ini berbeda. Meski rindu menghujam ingin berjumpa sanak saudara, namun dengan sekuat tenaga harus kita pendam di dalam dada. Membantu program pemerintah untuk #EnggakMudikDuludemi mengurangi penyebaran virus Corona.


Bicara tempat yang membuat rindu lebaran di kampung halaman adalah rumah sanak saudara yang membutuhkan perjuangan untuk sampai kesana. Gunung ndeles sebutannya. Sebuah puncak perbukitan Gunung kecil di daerah Lasem.

Spoiler for perjalanan:



Di awal pemberangkatan rombongan, kami dengan begitu percaya diri mengklaim mampu dan berani menyetir mobil hingga tempat tujuan. Menolak saran menyewa supir untuk membawa kami naik perbukitan. Drama mulai muncul saat sudah sampai di kaki bukit, melihat jalanan yang tak begitu rata nan kecil (hanya muat 1 mobil) dengan trackmenanjak dan terbentang jurang di sebelah kanan. Para rombongan wanita menyerah untuk tetap di dalam mobil, memilih jalan kaki dengan klaim kesehatan fisik dan mental 😅. Dua puluh menit pertama kami masih haha hihi bersendau gurau menikmati perjalanan kaki dengan beberapa barang bawaan, namun tak berselang lama kemudian setiap 5 menit kita harus mengistirahatkan kaki dan memakan perbekalan. Masih dengan percaya diri untuk sampai di atas tanpa meminta bantuan penjemputan. Dirasa sudah tak mampu melanjutkan perjalanan yang entah sampai kapan, akhirnya menelepon saudara yang hendak kami kunjungi dengan mengabarkan bahwa kami sudah tak mampu melanjutkan dengan berjalan kaki.

Spoiler for penjemputan bertahap:


Beberapa menit kemudian, dua orang dengan sepeda motor dari arah atas menjemput kami untuk ‘dilangsir’ bergantian mengantar hingga tujuan. Sesampainya di rumah saudara, kami semua tanpa dikomando menselonjorkan punggung dan kaki hingga lupa menyentuh hidangan yang disiapkan tuan rumah.

Spoiler for naik pick up:


Saat pulangnya, dengan sedikit perdebatan, tuan rumah menyarankan untuk mengantarkan hingga ke bawah menggunakan mobil bak terbuka agar kami tidak kelelahan dan kemalaman di perjalanan. Mau tak mau meski dengan hati deg-deg an dan penuh ketakutan di awal, rombongan terpaksa menaiki mobil bak terbuka yang mengantarkan kami ke kaki bukit tempat memarkir mobil rombongan. Supir terasa lincah meliuk liuk di jalanan sempit dengan jurang di sebelah kiri. Di sinilah terlihat perbedaan antara yang terbiasa menyetir di jalalan kota dan dijalan perbukitan.


Itulah sedikit kenangan libur lebaran sebelum adanya wabah Covid-19. Syukurlah, rindu kali ini sedikit terobati dengan saling bersapa lewat dunia maya, memanfaatkan kecanggihan teknologi yang tiada tara. Video call grup namanya. Selain itu, adanya #KaskuserBerbagiTHR dapat sedikit meluapkan kerinduan akan kampung halaman.


Thank you for reading, have a nice day, and see you later ✋

Stay Safe and Healthy

GUNAKAN MASKER, CUCI TANGAN PAKAI SABUN, DAN JAGA JARAK


Sumber tulisan: Pengalaman pribadi
Sumber gambar: Dokumen pribadi


〰〰〰〰〰

Diubah oleh aaminroida 17-05-2021 01:08
0
243
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
secondstriker06Avatar border
secondstriker06
#1
Wah semoga tahun depan bisa ngunjungin sana lagi gan, amin hehehe
0
Tutup