Gan, Sist.


Di sini gue mau ngeluarin sedikit uneg-uneg gue. Yang entah kenapa beberapa hari ini gue ngerasa aneh gitu sama diri sendiri. Gue nggak minta dibully, hanya meminta masukan atau solusi bagi kalian yang siapa tau dari kalian ada yang pernah ngalamin.


Gue orangnya emosional Gan, Sist.


Cuma kadang-kadang selalu berhasil nahan. Atau memang kalo gasanggup, gue bakalan ngelampiasinnya ke apa gitu yang bikin kadar emosi gue menurun.


Anehnya, beberapa minggu ini emosi gue udah kelewat batas banget (setidaknya begitu menurut gue), setiap omongan keluarga yang nggak pas di hati gue, dengan mudahnya gue jadi marah. Ngambekan gajelas, semua barang jadi pelampiasan gue. Kaya lemari, nggak uhh rasanya kalo nggak gue hantam dengan keras.
Atau laci meja rias yang nggak puas rasanya kalo nggak ikut gue hantam.




Terus, selain anggota keluarga yang lain. Suami gue orang pertama yang sering jadi pelampiasan gue. Entah kenapa semua jawabannya terkesan nggak santai menurut gue sekarang ini. Ada aja yang bikin hati sakit. Padahal kalo gue liat dari mukanya, suami b aja. Nggak marah, malah liat muka gue yg ngambekan gitu jadinya bikin dia ketawa.



Terus nih, suami kerjanya pagi. Sering bawa bekal untuk siang. Karena kebuang banyak waktu untuk pulang. Ya tadi pagi gue tanya,


"Bawa bekal nggak?"


Suami cuma geleng-geleng sambilan tiduran nunggu gue nyiapin sarapan pagi. Karena tanggapannya begitu, emosi gue bangun lagi. Gue kesel dengan tanggapan dia yang menurut gue nggak serius. Karena gur nanyanya baik-baik. Ya, dia jawabnya juga baik-baik, sih, sebenarnya. hehe.


Bukan cuma hari ini, kemarin juga suami jadi pelampiasan emosi gue. Lagi-lagi karena yang gue tanya, jawaban dia nggak puas bagi telinga gue. Parahnya semalam juga gue emosi lagi gegara dia tidur duluan nggak nungguin gue solat.


Tapi emosi gue nggak lama, karena suami orangnya biasa aja. Jadinya gue juga bisa kembali mengatur emosi meski lima menit kemudian emosinya naik lagi.



Itu kenapa ya kira-kira?

Mohon solusinya dan pendapatnya Gan Sist.

Dan maaf juga untuk suami yang jadi pelampiasan amarah gue.
Semoga nanti dia baca ini.