x.kardusbalap.xAvatar border
TS
x.kardusbalap.x
Sistem Monetisasi Justru Bikin Konten Kreator Jadi Mata Duitan?
Sebagai salah seorang pemeharti Internet dewasa ini saya mulai menyadari jika; tidak selamanya sistem monetisasi itu akan selalu menguntungkan pihak founders. Tidak jarang kebijakan menukar karya dengan uang justru menjadi lubang kuburan tersendiri.

Di sini saya sudah memiliki 3 variable penguji (Kaskus, Youtube, Quora), beranjak lewat website-website tersebut saya akan mencoba memberikan gambaran, dan alasan kenapa sistem monetisasi justru lambat laun akan membunuh kreativitas para konten kreator.

Semua pasti akan setuju apabila masa-masa keemasan Kaskus jatuh pada periode tahun 2009-2010. The Golden Age of The Largest Community In Indonesia serasa bukan hisapan jempol belaka. Hampir mustahil untuk tidak mendengar nama forum Kaskus pada masa kejayaanya sepuluh tahun lalu.

Ibu-ibu PKK, Jamet (jawa metal), sampai supir angkot sekalipun tahu forum kesayangan kita ini, dan memang bukan sekedar bragging namun kenyataannya kaskus sudah mendarah daging di kalangan masyarakat secara luas. Memuncaki klasmen website diskusi sekaligus sebagai website jual-beli teramai di Indonesia.

Loncat beberapa tahun ke depan keberuntungan Kaskus langsung terjegal dikarenakan minim inovasi dari pihak management, dan mengakibatkan kalah bersaing dengan platform sejenis lainnya.

Sejak keterpurukannya kaskus mencoba bangkit kembali dengan memberlakukan sistem poin konten kreator. Mungkin awalnya memang membawa angin segar, traffic kaskus sempat terdongkrak naik hanya dengan embel-embel uang "recehan" para kaskuser jadi rajin membuat thread-thread berkualitas.

Namun sayangnya, bak pisau bermata dua dengan adanya kaskus poin kualitas tersebut tidak akan mampu untuk selalu dipertahankan. Hasilnya? Orientasi utama kaskuser kini mulai bergeser dari yang awalnya ingin berbagi "pengetahuan", sekarang berubah menjadi "mencari uang".

Persetan dengan ocehan kaskuser yang bersembunyi dibalik alibi "duit nggak seberapa kok". Tapi cuan tetaplah cuan, mau sedikit apapun jumlahnya kalau sudah kelilipan, otak ya nggak akan lagi berpikir secara rasional.

Pernah kan nemuin ada TS yang sengaja hapusin threadnya hanya karena nggak lolos persyaratan kreator? Banyak, lihat aja di thread pelaporan!

Quote:


Bahkan tidak jarang lho saya kasihan sama kaskuser-kaskuser yang sedang asik diskusi eh malah digusur lapaknya sama yang punya gara-gara nggak dapat cuan.

Kamu beneran konten kreator? Coba deh kamu bercermin dari postingan kaskuser pada masa lampau. Mereka nggak dapat cuan sepeser pun tapi kontennya bagus-bagus.

Sekarang bikin thread asal-asalan aja, pendek juga nggak papa kok yang penting tembus 2000 karakter biar lolos review. What the f*ck bruh?

Quote:


Sulit menemukan TS yang benar-benar menaruh opini dan perspektif tajamnya dalam sebuah thread. Hampir 70% thread yang masuk HT bahkan hasil copas no jutsu dari website-website portal berita lainnya.

Saban hari saya sendiri juga sudah pernah menemukan thread clickbait yang ngibulnya ampun-ampunan. Kalau tidak salah begini bunyinya:

"6 Hewan Tercepat di Daratan, Nomor 1 Gila Kecepatan hingga 225 Kmh Cheetah Kalah Jauh"

Lantas apa kalian tahu siapa nomor satu yang bisa ngalahin cheetah? Siput Turbo anyink, iya karakter fiksi bukan real. Sampai segitunya bikin judul supaya banyak orang yang lihat.

Dan bagian terburuknya?

Muncul group koalisi antar kaskuser yang bekerja sama untuk menyundul thread-nya secara berganti-gantian, simbiosis mutualisme bak sampah karena hanya sekedar chit-chat out of topic hanya agar thread-nya tidak tenggelam.

Saya tahu bayaran kaskus kreator itu memang tidak seberapa, namun usahakanlah sebisa mungkin agar passion mu berkomunitas tidak ternodai oleh kepicikan mu semata.

Quote:


Pemilihan trending YouTube yang sekarang ini berkibar di Indonesia adalah cerminan arah pasar dan kualitas yang ada. Saking bobroknya saya malah pernah lihat video cewek tikbaik joget-joget masuk trending.

Bodo amat mau dibilang kontennya jelek dan tidak mendidik juga yang penting AdSense jalan terus kan?

Seolah mengerti akan algoritma pasar, banyak youtubers-youtubers indonesia yang mengupload konten dengan cara yang seakan-akan "low effort"— malas berpikir—malas berinovasi.

Ujung-ujungnya malah jadi konten yang memupuk birahi ketimbang melatih kekreativitasan. Non editing, sarjana reaction, toxic, mobel lejen ng3ntod, close the door!

Quote:


Kembali lagi, cuan memang selalu menjadi sumber masalah. Minimnya keinginan memilah-milah video tontonan masyarakat kita, diperburuk oleh kreativitas youtuber yang seolah hari demi hari semakin tumpul.

Jujur saya sendiri masih merindukan para kreator yang menjadikan youtube sebagai ajang untuk berlomba-lomba pamer kreativitasbukan pamer harta ataupun pamer dada.

Percayalah, kamu tidak akan menemukan konten selain Vlogging, prank settingan, dan obrolan silaturahim kelamin masuk trending Indonesia jikalau orientasi youtuber kita sekarang ini bukanlah uang.

Dan lagi hobi sebar give away yang seolah kamulase belaka untuk menyembunyikan kritik di kolom kementar, dan menaikan angka suscriber yang mayoritas adalah anak di bawah umur.

Sebuah kombinasi yang sangat sempurna untuk saya memilih hengkang dari Youtube lalu pindah ke P*rnhub bukan? emoticon-Embarrassment

Quote:


Sebagai mantan Quoran kurang elok rasanya bila saya tidak menyenggol sedikit tentang website tanya-jawab favorite saya satu ini. Sejak bergabung di sana pada akhir tahun 2012 kemarin, saya menganggap jika Quora adalah Ultimate Version dari Yahoo Answer.

Jawaban para Quoran/Quorawati benar-benar penuh effort, insight yang luas, dan juga riset yang begitu mendalam. Tidak heran kalau jawaban mereka seringkali panjang × lebar hanya untuk memuaskan dahaga keingintahuan sang penanya. Jarang sekali saya menemukan jawaban one liner ala-ala junker kaskus.

Then back again, semua itu berubah hanya gara-gara Cuan. Saya masih ingat masa-masa keemasan Quora Indonesia itu ada pada rentang akhir tahun 2018-2019.

Yup, Gudangnya Ilmu Pengetahuan, karena disana tidak memakai sistem anonimitas maka orang-orang cenderung tidak asbun (asal bunyi). Seolah ada tanggung jawab besar, Pertanyaan & Jawaban yang mereka ajukan benar-benar menarik untuk disimak.

Namun sejak diberlakukannya aturan Mitra Program untuk awalnya memang banyak penannya yang diberikan imbalan uang (dollar), dan sudah bisa ditebak kemana arahnya.

Quote:


Orang-orang lebih aktif bertanya daripada menjawab, mementingkan kuantitas daripada kualitas. I still remember using Quora in 2018, fast foward to 2020— boom bokep everywhere.

Banyak banget akun-akun bodong yang bikin pertanyaan receh (tidak berbobot), ya memang masih dalam koridor aturan di Quora sih. Tapi apa perlu penanya menanyakan "gaya sex apa yang bikin lama keluar?" "Bagaimana kejadian malam pertama mu? Ceritakan dong!"

Quora masih memperbolehkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat "curhatan" seperti itu, layaknya SF HTH Kaskus yang kebanyakan curhatannya dijejeli oleh khayalan fiksi. Quora pun menjadi amburadul.

Ya... Ujung-ujungnya bakal jadi bahan olokan oleh para redditor di r/InsanePeopleQuora. emoticon-Shutup

Quote:


Fokus pada poin ke-tiga cuan, cuan dan cuan. Lagi-lagi semuanya hancur hanya karena sistem monetisasi. Lantas apakah boleh tujuan kita berkarya hanya untuk mendapatakan profit keuntungan?

Ya boleh-boleh saja. Silahkan itu hak kamu. Tapi alangkah lebih baiknya apabila usahamu mencari profit tersebut sejalan dengan passion & hobi mu, bukan?


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh x.kardusbalap.x 07-07-2020 16:18
rifada23
abaihaki20
kumaniaks
kumaniaks dan 43 lainnya memberi reputasi
44
7K
353
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
x.kardusbalap.xAvatar border
TS
x.kardusbalap.x
#85
Quote:

Hmm gimana ya, saya juga kurang begitu paham mengenai konsep-konsep seperti ini. Yang jelas sih, dalam SEO setahu saya, terdapat dua jenis implementasi kata kunci yang sangat efisien untuk mengundang pengunjung datang ke channel youtube/lapak kaskus/blog milik kita.

Yang pertama seasonal keyword (kata kunci musiman) dan yang kedua everlasting keyword (kata kunci abadi).

A. Seasonal Keyword

Konsepnya seperti ini: apabila hype di masyarakat ramai maka lapak kita juga bakalan ikut kecipratan untung.Tapi begitu hype-nya turun lapak kita otomatis berhenti di tempat.

Biasanya ini terjadi untuk hal-hal yang sedang ramai dibacarakan oleh para netizen (viral). Contohnya saja:

Quote:


Nah, kenapa disebut musiman? Karena begitu hype di masyarakat turun. Maka topic tersebut tidak lagi dicari. Sama seperti musim duren atau musim rambutan. Siapa yang paling cepat maka dialah yang dapat.

B. Everlasting Keywords

Kata kunci ini pasti akan "terpakai", tidak peduli tahun berapa pun dibuatnya karena pasti akan dicari orang-orang.

Misalnya:

Quote:


Untuk cara ini tergantung sepintar apa kamu memilih konsepnya. Bisa saja kamu ubah menjadi hal-hal yang "pasti" dicari orang-orang di mesin pencarian google walaupun tidak peduli sudah "ketinggalan" zaman sekalipun.

Tutorial menginstal windows 10
Cara Jitu Menyusun Skripsi

Hal-hal di atas akan selalu dicari orang mau sampai kapanpun. Kenapa? Karena orang-orang pasti butuh cara menyusun skripsi. Karena orang-orang pasti butuh cari menginstal sistem operasi komputer.

Dan harap diingat database internet itu kekal, selamannya kontenmu akan selalu berkesempatan untuk dilirik orang.


Quote:


What the f*ck with this guy? emoticon-Leh Uga

Kamu baca nggak sih sebetulnya opini saya di atas? Konsentrasi TS itu tidak hanya mengerucut pada kreator "Kaskus" saja ya. Tapi semuanya yang memiliki tag sebagai "Konten Kreator".

Jelas-jelas disebutkan ada 3 variable yang dibahas (Kaskus, Quora, Youtube) kenapa malah terkesan seolah-olah saya yang ingin me-roasting para kaskuser di sini? Dan kenapa malah anda yang seperti sedang kebakaran jenggot? Anda merasa mata duitan? Nggak, kan? Ya sudah!

Jangan malah mengada-ngada menyerang seseorang dengan style "show off" seperti itu. emoticon-Embarrassment

Sorry nih bro, just asking as a friend. Anda main kaskus hanya untuk mencari popularitas kah? Dapat sampingan uang ngopi kah? Atau senang aja ada orang yang berbalas komentar di thread-nya?

Apapun jawaban anda, saya akan jawab "SILAHKAN".

Sekali lagi, saya tidak mempermasalahkan cuan yang didapat dari konten kreator. Ada orang cari pemasukan dari website Kaskus kok malah dilarang, ya nggak lah. emoticon-Leh Uga

Yang saya tekan kan di sini adalah, keberadaan sistem monetisasi dapat mempengaruhi tingkat kreativitas seorang konten kreator. Entah menuju ke arah yang lebih baik (+), atau justru malah sebaliknya (-).

Nah, kenapa malah bisa menjadi dampak negatif? Jadi begini mas bro...

Ketika orientasi utama seorang kreator adalah uang, maka passion/gairah/semangat mereka dalam berkarya cenderung berkurang.

Misalnya, ada event thematical kaskus yang dalam sekali putaran menghadiahi para kreator bonus 50.000 poin. Sebuah angka yang bisa saya bilang lumayan daripadi poin thread harian. Big Catch. Tangkapan besar.

Kembali pada faktor bagus atau tidaknya konten mu tidak akan mempengaruhi penilaian. Yang penting sesuai persyaratan kreator, maka akan dengan sendirinya memperoleh poin.

Pada tahap ini, ketika orientasi orang tersebut adalah reward (poin), maka pengerjaan thread-nya menjadi tidak maksimal. Sebisa mungkin yang penting tembus 2000 karakter (pendek), isinya tidak terlalu mewah (low effort).

Terlepas dari keadaan orang tersebut nggak pernah/jarang buat thread. Begitu ada event besar, klonengan beserta kawan-kawanya langsung muncul seketika.

Sebulan sekali nggak pernah keluar goa, sekali ada event eh malah asal-asalan. Tabiatnya udah kayak temen yang ngilang bertahun-tahun, begitu butuh pinjaman duit langsung muncul tanpa diminta.

Apa boleh yang seperti itu?

Apa boleh kreator yang jarang login harian tapi sekalinya ada info dari group WhatsApp mengenai event, langsung ikutan hanya demi tujuan hadiahnya saja?

Jawaban saya akan sama seperti di atas: "SILAHKAN".

Mementingkan Kuantitas daripada Kualitas

Kreativitas seseorang memang ada batasnya, saya tidak sepenuhnya menyalahkan orang yang tiap hari buat thread hanya untuk mengejar setoran cuan.

Namun tanpa kita sadari pemenuhan kuantitas itu membuat kita jenuh. Kita butuh thread yang memancing orang untuk berdikusi. Kita butuh sebuah thread yang membedakan identitas kita dengan portal berita lainnya.

Masalahnya selalu saja ada orang (saya tidak bilang kamu ya), yang buat thread tanpa memperhatikan aspek tersebut. Hasilnya kualitas ekosistem kita cenderung menurun. Value dari sebuah thread seorang kaskuser yang memutuskan puasa untuk tidak posting thread (berhari-hari lamanya) akan berbeda dengan kaskuser yang tiap hari bikin thread.

Quote:


Kenapa itu bisa terjadi? Ya karena program monetisasi. Seperti yang saya bilang, konsep penukaran karya menjadi uang bisa berdampak positif (+) atau negatif (-) tergantung dari individu tersebut dalam memahaminnya.

Mau contoh yang lebih mudah?

Gini deh bro, anda (maaf) onani sehari 7X dibanding onani seminggu 1X kualitas spermanya lebih subur yang mana? emoticon-Embarrassment



Edit:

Dan untuk perihal anda show off seputar jumlah views yang lebih banyak daripada saya. Itu bukan hal yang patut untuk anda banggakan.

Saya Redditor, hari-hari saya lebih aktif berkomunitas di forum reddit ketimbang di sini. Dari mana munculnya rasa bangga itu ketika musuhmu sendiri bukanlah lawan yang setara?

Eh tapi bentar.... Kalau kamu bisa dengan entengnya pamer jumlah views. Maka saya juga bisa pamer jumlah visitors.

Quote:


Udah nyampe segitu belum mas bro. emoticon-Embarrassment
Diubah oleh x.kardusbalap.x 08-07-2020 10:52
erwaleste
arrrry
arrrry dan erwaleste memberi reputasi
2
Tutup