Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2
Selamat Datang di Thread Gue 



Trit Kedua ini adalah lanjutan dari Trit Pertama gue yang berjudul Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 1 . Trit ini akan menceritakan lanjutan pengalaman gue mencari muara cinta gue. Setelah lika liku perjalanan mencari cinta gue yang berakhir secara tragis bagi gue pada masa kuliah, kali ini gue mencoba menceritakan perjalanan cinta gue ketika mulai menapaki karir di dunia kerja. Semoga Gansis sekalian bisa terhibur ya


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI GANSIS READER TRIT GUE. SEBUAH KEBAHAGIAAN BUAT GUE JIKA HASIL KARYA GUE MENDAPATKAN APRESIASI YANG LUAR BIASA SEPERTI INI DARI GANSIS SEMUANYA.


AKAN ADA SEDIKIT PERUBAHAN GAYA BAHASA YA GANSIS, DARI YANG AWALNYA MEMAKAI ANE DI TRIT PERTAMA, SEKARANG AKAN MEMAKAI GUE, KARENA KEBETULAN GUE NYAMANNYA BEGITU TERNYATA. MOHON MAAF KALAU ADA YANG KURANG NYAMAN DENGAN BAHASA SEPERTI ITU YA GANSIS


SO DITUNGGU YA UPDATENYA GANSIS, SEMOGA PADA TETAP SUKA YA DI TRIT LANJUTAN INI. TERIMA KASIH BANYAK


Spoiler for INDEX SEASON 2:


Spoiler for Anata:


Spoiler for MULUSTRASI SEASON 2:


Spoiler for Peraturan:


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 03:31
totok.chantenk
al.galauwi
nacity.ts586
nacity.ts586 dan 78 lainnya memberi reputasi
77
284.7K
4.2K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#555
Final Ospek_Part 2
"Hah? Seriusan lo Ja?”

“Beneran…”

“Waduh. Repot bro ntar dia.”

“Gue juga nggak tau awalnya. Kan gue ga nggak ngikutin perkembangan dikampus ini gimana sekarang. Eh ternyata dia nggak bilang kalo masih dalam rangkaian ospek jurusan kita bro. Talpi gue udah keburu jadian. Makanya gue nutupin abis-abisan jangan sampe ada yang tau.”

“Aman lah pasti. Untung udah final nih dua hari kedepan.”

“Nah makanya gitu. Kalo prosesnya masih lama, gue kesian sama dia. Gue denger banyak temen-temen lo yang kurang berkenan ya sama dia. Kenapa sih emangnya? Banyak tingkah, sok kecakepan? Apa gimana?”

“Nggak sih Ja sebenernya. Bahkan dia cenderung cuek dan nggak macem-macem. Cuma dibeberapa kesempatan misalnya lagi ada kumpul malam, atau sidak, dia nunjukin ekspresi nggak sukanya. Padahal anak-anak yang lain juga sama, tapi entah kenapa dia mulu yang kena dijutekin sama anak-anak cewek. Harmi noh terutama.”

“Harmi? Kenapa dia emang?”

“Dia kayak jealous banget sama Desty. Nggak tau kenapa.”

FYI, anak-anak angkatan Harmi emang nggak ada yang tau kalau gue pernah deket sama dia. Anak-anak itu taunya Harmi itu dekatnya sama Krisna, teman seangkatan gue. Harmi siapa sih? Nah jawabannya ada di trit gue yang season 1 ya kawan.

“Wah seriusan? Gue pikir Harmi anaknya niceloh.”

“Emang iya Ja, anaknya santai kok, makanya gue bingung banget kenapa dia sensi banget sama Desty.”

“Dia bukannya dulu demen sama Krisna ya?”

“Iya. Haha. Sekarang kan sama Tahir tuh dia jalannya. Jadian juga malahan.”

“Hooo. Gitu ya.” Kata gue pura-pura bego.

“Gitulah, makanya gue juga bingung.”

“Padahal si Harmi kan juga cakep anaknya bro.”

“Nah itu dia makanya. Gue juga bingung. Ini aja si Harmi lagi entah nyiapin apaan tu sibuk banget dia. Haha.”

“Nyiapin rencana buat ngerjain cewek gue kali bro. Haha.”

“Iya kali yak. Haha. Eh, btw gimana urusannya lo bisa jadian sama Desty? Gue nggak pernah liat lo gerilya dikampus ini perasaan setelah lo lulus?”

“Gue di add friend sama dia waktu di Facebook Ndi. Awalnya gue pikir temen SMA gue, tapi namanya beda. Eh ternyata dia. Terus ya biasalah, ngobrol-ngobrol sampe akhirnya makin akrab. Ketemuan, jalan beberapa kali, tembak dah. Haha.”

“Cepet bener prosesnya?”

“Iya emang cepet banget. Kaya kilat. Haha. Padahal dulu awalnya waktu dia tingkat satu, deketnya si Krisna.”

“Oh iya? Sama kayak si Harmi juga dong. Hahaha.”

“Iya, mungkin itu kali motivasinya si Harmi kenapa sensi berat sama Desty. Haha.”

“Lah tapi kan si Harmi udah pacaran sama Tahir lama.”

“Pacaran lama emang menjamin hatinya bakal 100 persen ke pasangannya? Belum karuan bro. Haha.”

“Haha iya sih.”

“Emang angkatan lo seberapa ngenal si Harmi sih? Lo tau nggak setelah gagal sama Krisna dia deket sama siapa?”

“Haha nggak tau bro, setau gue dia jomblo lama deh. Nggak keliatan deket sama siapa-siapa.”

“Nah kan, pada nggak tau aja kan? Dia deket banget sama gue cuy. Masa nggak ada yang ngeh? Hahaha.”

“Hah? Seriusan lo deket sama Harmi? Sejak kapan?”

“Sejak dia nggak deket lagi sama Krisna. Hehehe.”

“Anj*ng. Lo deket sama Harmi? Tapi pacaran juga sama Mbak Kathy? Bangs*t amat jadi orang lo Ja, yang bening-bening lo embat. Hahaha.”

“Yah namanya hoki kan kagak ada yang tau Ndi. Hehehe.”

“haha anj*ng bener abang gue ini. Bagi-bagi ilmu lah.”

“Intinya sih timing lo ngobrol dan tema obrolan lo yang bikin cewek bakal cepet jatuh cinta bro. Jamin deh. Fisik nomer sekian, dan kalo bisa, tambahin bumbu lucu-lucuan. Cewek jaman sekarang seneng cowok lucu, ga jaman udah tu cowok-cowok ganteng sok cool yang bawaannya sengak dan pingin gue tabokin..hahaha.”

“Yang sok tajir tapi duit bapaknya ya? Ntar yang kalo bapaknya mati atau ketangkep KPK pada kebingungan. Hahaha.”

“Nah tu lo tau Ndi. Hahaha. Anj*ng lah manusia-manusia kayak gitu.”

Selanjutnya, kami lebih banyak bercerita tentang perkembangan kampus yang makin hari makin banyak menerima anak-anak yang berasal dari keluarga mampu, dan seperti mengurangi jatah anak-anak kurang mampu tapi berprestasi.

Selain itu kami juga ngebahas anak-anak yang sok tengil padahal baru jadi asisten dosen doang, belum di level kayak gue yang pernah dipercaya jadi koordinator asisten dosen.

Isi obrolan kami kebanyakan kritik karena ketidakpuasan akan kebijakan kampus yang nggak pro rakyat kecil, padahal bidang-bidang kuliah kami kan sangat identik dengan bagaimana membantu kesejahteraan bagi rakyat kecil itu sendiri. Seperti ambisius akan akreditasi aja.

Bidang kuliahnya juga nggak terkonsentrasi secara spesifik lagi, mulai banyak bermunculan jurusan baru yang sangat berkaitan dengan urusan-urusan yang sangat kapitalis. Jauh dari semangat “menaikkan derajat rakyat kecil.”

--

Hari H sudah tiba, dan gue bangun kesiangan. Endy yang tergabung di divisi logistik sudah berangkat dari habis subuh, sementara gue sehabis jamaahan salat subuh memilih untuk tidur lagi sebentar, dan akhirnya malah bablas sampai siang. Gue menyempatkan diri untuk menelpon Feni dan mengabarkan keadaan gue dikampus. Dia hanya bilang, “gue kangen”. Yaudah lah ya terserah aja Fen. Hahaha.

Sesampainya di arena, saat itu sekitar jam 11 siang, sudah banyak juga alumni yang datang. Yang tertua berusia diatas gue 7 tahun seingat gue. Positifnya adalah, seperti reuni kecil-kecilan acara ini tuh. Tapi jeleknya menurut gue, kalau udah alumni pada saling ketemu, kadang secara nggak sadar mereka terlibat dalam ajang pamer terbuka soal pekerjaan, jabatan, dan ujung-ujungnya pamer harta, walaupun nggak semuanya kayak gitu juga. Haha.

Saat itu acaranya begitu membosankan dengan format seminar, dan ada salah satu alumni angkatan atas yang bicara masalah
“kalo lo nggak kenal senior atau alumni, lo enak bisa dibantuin, dipermudah untuk info kerjaan atau bahkan dipermudah masuk kerjanya”. Satu kata buat ini orang, “T*I!”. Dan dia setiap bicara soal bonding antara kakak kelas dan adik kelas baru, selalu isu ini yang diangkat. Bullsh*t kok di doktrinin ke tiap angkatan. Gobl*k. Dan omongan itu masih aja jadi andalannya, sampai detik gue tulis tulisan ini.

Gue dan banyak teman lain kerja dengan usaha gue sendiri dan ga dibantuin sama alumni. Jungkir balik sendiri, ikutan tes sendiri, sampe akhirnya perusahaan-perusahaan diluar sana menerima kami dengan usaha kami sendiri. Mungkin hanya segelintir orang yang bisa kerja karena terbantu dari alumni atau ada koneksi. Tapi selebihnya nggak.

Gue mulai memprovokasi dengan berbisik kepada teman-teman alumni lain yang seangkatan gue, atau adik-adik kelas angkatan Harmi dan Diani yang jadi panitia untuk nggak usah percaya 100% sama omongan orang ini. Lo mau kerja bener, ya lo do the best, nggak usah ngandelin orang lain. Ternyata semua mengamini, karena pas ospek angkatan mereka masing-masing, si abang ini juga ngomong hal yang sama. Hahaha. Gobl*k.

Jelang sore hari, rangkaian final ospek yang berlangsung dikampus ini tetaplah sangat membosankan dengan alumni-alumni angkatan tua yang kepingin eksis terus menguasai panggung. Akhirnya banyak alumni-alumni yang lebih muda untuk mundur pulang satu persatu, termasuk gue. Kami lebih memilih untuk hari ke-2 aja yang lebih seru karena konsepannya seperti outbond dan dilaksanakan di luar kampus.

“Si anj*ng dari dulu ngomongnya gitu-gitu mulu nggak bosen apa ya? Hahaha.” Kata gue ke Tanto.

“Tau nih bangke, gue udah jauh-jauh dari Bekasi, eh malah dengerin bullsh*tnya dia lagi, dulu jaman kita ospek juga kan dia ngomong hal yang sama soal kerja, koneksi, dan bullsh*t-bullsh*t murahannya itu. Hahaa.” Kata Tanto.

“Nah makanya itu tuh. Berasa basi banget. Tadi aja gue liat banyak peserta yang ketiduran hahaha. Nggak salah mereka sih, tapi emang ngebosenin. Cabut aja yuk ah, gimana?” kata gue.

“Di, lo mau cabut nggak? Malming ni cuy, kan kita udah lama nggak jalan bareng-bareng.” Kata Tanto ke Adi F.

“Mall aja dah, mayan bisa liat cewek-cewek bening.” Kata Adi F.

“Haha bener. Bisa tuh. Tapi lo kan udah pada punya pacar bangs*t.” kata gue.

“Haha si gobl*k ga tau kabar lo ya? Si Tanto putus sama ceweknya cuy.” Kata Adi F.

“Lah seriusan lo To? Padahal semok demplon begitu lo putusin. Hahaha.” Kata gue.

“udah nggak cocok mau dipaksain kayak apa juga nggak akan nyaman Ja. Seenggaknya gue nggak ditinggal kimpoi pas lagi sayang-sayangnya sih. Hahaha.” Ledek Tanto.

“Haha anj*ng lo To. Ngingetin ke memori buruk aja lo bangke.” Kata gue.

Akhirnya gue, Tanto dan Adi F memutuskan untuk cabut dari arena ospek, nggak lupa gue juga mengajak Benu dan Amal dari angkatan atas gue. Saat kami akan cabut dari arena, pemandangan yang agak janggal tapi seharusnya wajar diperlihatkan didepan gue.

“Ja, anjir makin bening aja itu. Hahaha.” Tunjuk Adi F ke satu titik.

“Beuh, kinclong cuy.” Kata Benu.

Gue nggak salah liat. Sosok yang begitu familiar dan enak dipandang sama semua laki-laki dan mungkin juga perempuan hadir disana.

Kathy Wilysa Permata.


khodzimzz
fakhrie...
sampeuk
sampeuk dan 23 lainnya memberi reputasi
24
Tutup