Hai bun, Sebagai orang tua kita harus belajar memahami hati anak kita agar bisa lebih dekat dan menimbulkan kenyamanan saat anak di dekat kita dengan sikap yang kita tunjukkan.

Kali ini saya akan bercerita tentang sikap yang harus kita jaga jangan sampai terekam di memori sang anak hingga mempengaruhi di kehidupannya setelah dewasa nanti.

1. Bertengkar di Depan Anak



Kita sebagai orang tua, mungkin pernah lelah atau berselisih paham dengan pasangan.

Hal ini sering terjadi di kehidupan rumah tangga tapi jangan sampai di lakukan di depan anak ya, Karena itu terekam dan bisa mempengaruhi kehidupan di masa depan bahkan menimbulkan trauma terhadap anak.

Seperti yang di alami teman saya yang sampai saat ini belum menikah salah satu alasannya ya karena takut kehidupan setelah menikah akan seperti orang tuanya yang sering bertengkar.

Ada baiknya jika berselisih paham di selesaikan dengan baik, jika tidak bisa menahan emosi untuk bertengkar lebih baik diam sejenak untuk menjernihkan pikiran kita.

2. Bicara Kasar



Seperti halnya anak-anak yang mempunyai kebiasaan meniru apa yang orang lain katakan.

Demikian juga dengan cara bicara orang tua. Kebiasaan ini yang harus kita jaga agar perkataan yang baik yang terekam dan di tirukan oleh anak kita.

Mungkin sebagian orang mengganggap bahwa anak kecil tidak mengerti apa yang kita bicarakan, tapi sebenarnya anak yang tidak mengerti secara tidak langsung merekamnya dan mempengaruhi mental anak tersebut.

Jika melihat anak berbicara kasar sangat miris bukan, betapa malunya orang tuanya saat anak meniru bicara kasar dan itu menjadi kebiasaan anak hingga dewasa.

Jadi jaga perkataan kita ya saat berbicara di depan anak karena itu dapat mempengaruhi mental dan perilaku anak.

3. Memukul Saat Anak Melakukan Kesalahan



Kebiasaan ini seringkali terjadi, saat orang tua sedang marah karena tingkah anak yang mungkin sulit di atur atau saat anak berbuat kesalahan.

Tapi cobalah mengubah cara mendidik anak atau cara memberitahu anak itu tidak perlu memukul saat anak bertingkah nakal atau berbuat kesalahan tetapi dengan memberi pengertian pada anak secara perlahan.

Anak akan merekam sikap kita terhadapnya ketika merespon mereka saat melakukan kesalahan.

Hal itu akan sangat berpengaruh pada diri anak itu sendiri, jika respon kita dengan memukul itu akan menimbulkan trauma pada anak bahkan sampai dewasa rasa itu sulit hilang, bahkan bisa menimbulkan rasa benci anak terhadap orang tuanya.



Sebaliknya jika kita memberitahu anak dengan baik perlahan anak akan mengerti dan tidak mengulangi kesalahannya.

4.Suka Membandingkan

Hal ini yang sering di keluhkan para remaja saat ini, mungkin karena masa kecil di lingkungannya yang sering di bandingkan.



Kebiasaan sering dibandingkan dengan si A, si B yang bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa di lakukan anaknya, apalagi di bandingkan dengan saudara sendiri, sakit banget rasanya (kebiasaan mak-mak banget ya ini).
Stop melakukan hal itu ya para orang tua.

Selain hal itu melukai hati anak, hal itu juga mempengaruhi mental pada anak yang cenderung menjadi kurang percaya diri terhadap potensi yang ada pada dirinya.

Dari pada membandingkan anak kita, lebih baik kita tanya dan kita gali potensi yang ada pada anak kita.

Memberi dukungan setiap hal positif yang di lakukan itu lebih baik dan lebih senang diterima anak yang pasti akan meningkatkan rasa percaya diri pada anak terhadap potensi dirinya.



5. Memberikan Musik dan Tontonan Tidak Sesuai Usia

Miris sekali bukan jaman sekarang anak bersikap lebih dewasa dari usianya.

Itu mungkin karena sikap kita yang kurang selektif atau bahkan membiarkan begitu saja apa yang di dengar dan di lihat anak pada televisi atau internet.

Hal tersebut dapat mempengaruhi sikap anak, bahkan gaya anak jadi tidak sesuai usianya, itu sangat tidak baik.

Banyak sudah kita temui anak yang di biarkan bahkan di anggap lucu karena bertingkah menirukan joget orang dewasa atau menyanyikan lagu orang dewasa, entah apa yang mereka pikirkan hingga mengganggap sesuatu yang tidak sesuai usia anak itu lucu.

Mulailah untuk membatasi apa yang di dengar dan di lihat anak kita, agar anak kita dapat tumbuh sesuai dengan usiannya.



Kita harus lebih selektif lagi apa yang jadi tontonan anak kita setiap hatinya, kalau kata orang jawa biar gak kebrangas, masih kecil tapi kayak orang dewasa cara ngomong, sikap, dan gayanya.

Tentu kita tidak menginginkannya bukan, mari mulai merubah kebiasaan kita dengan bersikap lebih tegas dan selektif terhadap anak dengan cara yang halus pastinya, agar anak tidak merasa di paksa mengikuti kemauan kita.

6.Berbohong

Sering kali melakukan ini hanya karena anak tidak mau makan atau tidur siang, atau bahkan melakukan kebohongan saat bersama teman kita ya.

Para orang tua harus bisa menjaga jangan sampai ini jadi kebiasaan apalagi sampai di tiru oleh anak karena seringnya kita melakukan hal tersebut.
Jika sudah menjadi kebiasaan akan berdampak tidak baik bagi perilaku anak dan masa depan anak.

Harusnya kita mendidik anak dengan memberikan contoh berbicara jujur dalam hal apapun itu, Agar menjadi kebiasaan baik bagi anak jika bisa jujur dalam setiap hal.

Sebagai orang tua bahagia sekali bukan, jika kita bisa mendidik anak tanpa menimbulkan trauma ataupun mempengaruhi mental anak kita untuk masa depannya agar lebih baik.
Mari kita para orang tua memperbaiki sikap kita, agar menjadi contoh yang baik bagi anak.