Sesekali cobalah nelangsa itu kau hayati Agar dapat kau pahami Bahwa hidup bukan hanya satu rasa Jalan menuju bahagia pun punya persimpangan Tentang aku kamu dan kita Yang sadar bahwa kita berbeda asa Terkikis waktu dan sendu Sudah berubah tak lagi sama
Ketika melepaskan menjadi dilepaskan Ketika merindukan menjadi dirindukan Ketika mencintai menjadi dicintai Dan sampailah kita pada suatu titik sunyi Bahwa rasa kita semestinya memberi dan diberi Sekedar untuk melepas rindu dalam cerita cinta. Bolehkah malam ini aku merindumu dalam cinta Yang seme
Jika itu hanya harapan Harapanku tanpa tindakan Jika terjadi hal yang tidak ku harapkan Kepada siapakah harus ku salahkan Salahkah ku punya harapan?
99% Gagal 1% Berhasil Sekecil apapun peluang Bukankah itu tetap saja peluang? Tak peduli seberapa besar nilai dan makna Jika semesta berkehendak Apapun dapat tergenapkan Pikirku.. Sekecil apapun peluangku Dosakah hambaMU berharap Ya Sang Pencipta Raga dan Rasa Penguasa Hidup dan Mati?
Berlayar ku ke alam mimpi Disela waktu malam dan dini hari Sambil menerawang tentang nyata dan maya Barangkali hidupku adalah sebuah doa panjang Namun sakitnya ekspetasi ku melenceng Aku tak ingin kau menangis Menerka kapan tiba gerimis Disepanjang jejak itu Ku hampir hilang asa Kalau memang kata...
Kau lemahkan aku Selemah lemahnya aku Setelah ku lemah Kau membenci kelemahanku Sekarang kau benci kelemahanku Mungkinkah kedepannya kau benci diriku Yang lemah karenamu? Hidup ini selucu itu, andai tangis dan tawa itu selaras Aku ingin menjadi bodoh sekaligus bijak Agarku mengerti makna dari tangi
Andai kau beranjak bersama semu bayangmu Karena sudah puas dirimu Menari diantara ragu dan bosanmu Aku bisa apa? Usah kau risaukan bagaimana caraku bertahan Aku manusia punya banyak siasat Seribu satu alasanmu untuk berjarak Sejuta alasanku untuk meniti jarak Sekuat apapun aku menahan langkahmu l...
siapa nih sosok adinda :peluk:malu Seseorang yang jika Sang Pencipta berkenan untuk menjadi pendamping yang sepadan sama ane :wowcantik
Kembali lagi Terperangkap dalam ruang sempit imaji Merindu dalam sepi Asyik diriku tepekur Menghanyutkan pikir dalam khayal Aku tahu jika kita Terbiasa bersama dalam jauh Bergerak mengingkar jarak Melalui kata dalam doa Garis demi garis Ku ukir pada bebatuan jalan asa Untuk pengingatku pulang.. M...
Cintaku itu sesederhana kombinasi logika dan hati Jika hanya hati yang hadir Itu hanya nafsu Dan jika hanya nafsu Apa bedanya kita dan binatang?
Kau bagian dari puisiku Enggan ku goreskan namamu Namun jiwamu mendasari imajiku Untuk menyelami harmoni dari kata Untaian aksara membentuk makna Hadirmu semu Namun nyata bayangmu Terselip tanya dalam pikirku Apakah jiwaku juga ada dalam puisimu? Atau rasamu?
Bagimu aku ini apa adinda? Apakah kopi pagi Yang kau seruput manisnya Kemudian kau sisakan ampasnya Lalu terbuang? Jika kau tanyakan apakah diriku ini bagimu Aku aminkan aku adalah ampas Ampas dari kopi pagi yang kau seruput manisnya Dan yang tersisa hanyalah ampas Ampas Ternyata, aku adalah am
Andai ku berteman dengan ampas tahu Walaupun hanya ampas Paling tidak dia enggan merasa tahu Tidak seperti dirimu temanku Yang merasa paling tahu Padahal hanya sebatas kedelai :cd :cd
Untukmu rekan, yang hidup dalam candu Antara tembakau dan empatduapuluh Adiksi merapuhkan jiwaku bersimpuh Alihkan, apa yang bisa alihkan Aksara ini mengawang dalam asa Semoga menuntunku sembuh Ah, lebih baik kopi ku seduh Seraya menggores sebait, selipkan sebatang linting diantara bibir
Andai manusia tidak dianugerahi nalar Perang tiada Konspirasi nihil Tidak ada yang terbunuh Maupun membunuh Kebohongan adalah aib belaka Juga neraka hanyalah ruang kosong Ketika manusia dianugerahi nalar Perang adalah kebutuhan Konspirasi jadi gairah Membunuh dan terbunuh jadi nilai Dan kebohongan