Kenapa gak mau ambil produk AS? Gara2 kita gak boleh beli produk Rusia? Emangnya kita negara satelitnya Rusia? :p Ambil Typhoon/Rafale boleh aja selama nggak jadi hangar queen kayak si Su-27 yang entu :p Thailand yang relatif dekat lagi. What are we complaining about, actually? :D Untuk menun
dah pake marking AU ya? Klo dari KSAU nya condong pake made in cina, cuman sama dephan kayaknya di tender ulang, karena dari cina ga ngasih opsi untuk bisa di bikin di Indonesia, sebagaimana yang ditawarkan oleh turki. KSAU ga berani nge lanjut takut di AW101 kan :ngacir: "Further details o...
MBDA rada geje soal SAM, Inggris ama Perancis ngembangin shorad yg tumpang tindih. Camm vs MICA, CAMM ER vs MICA NG vs Aster 15. Sebenernya sistem US lebih enak. Pakai Sylver cukup buat kapal kecil yang muatnya A35 aja. Kalau kapal geede mending mk41 self defense atau mk 56 ketimbng A43. Apalagi ka
Kalo berdasarkan berita sumber yg ditawarkan versi VL Mica NG dengan jangkauan 2x dari VL Mica yang ada sekarang. Source: https://www.janes.com/article/83587/mbda-confirms-plans-for-vl-mica-ng bukannya Mica/aster 15/ 30 sebenarnya barangnya sama aja? yakni aster 15/30 = mica dikasih rocket boos
Gripen mesinnya pake Volvo gan, emang sih itu lisensi dari GE. Tapi kan sangsi nya hanya klo beli produk russia, lha kita ambil produk dari eropa barat kok. Pokoknya ga ambil produk pesawat US lagi, itu aja. Klo ga mau ada sangkut paut sama US, ya ambil aja typhoon atau rafale, baik pesawat maup...
Klo US ngotot nekan kita, ambil aja fighter dari blok barat lain, terserah itu Rafale, gripen atau Typhon. Biar US tau klo kita ga bisa didekte. Titik Terlepas masalah KFX, ambil teknologi dari eropa yg emang mau berbagi.
Kalo arahnya ke kogabwilhan, harusnya Guardian milik AD yg ditambah. 3 matra berada dibawah 1 komando utk menjaga pertahanan 1 wilayah yg ditentukan, tentunya dg kapabilitas dan material masing2. Jadi dalam operasi bisa minta dukungan sista lintas matra. Lagian kalo butuh spesialisasi CAS, kan udah
AFAIK Yg mungkin mah justru kongres sono yang bakal di lobi sama perusahaan, gw justru blom pernah denger kongres di negara kapitalis bertindak ngelawan interest perusahaan di negaranya (ini klo kita ngomongin sanksi ekonomi lho ya) Iya memang tinggal seberapa kuat lobi perusahaan disana buat
sanksi Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) segera diberlakukan terhadap negara2 yang nekat berbisnis dengan rusia (termasuk indonesia) tp ada pengecualian dalam aturan National Defense Authorization Act (NDAA) yang dikeluarkan DOD untuk memberikan pengecualian terhadap
Resiko opo yo? Di sanksi sama US? Sekarang mah gini ajee, berapa byk perusahaan Minyak US yg udah keluar biaya buat produksi Migas di sini, bayangin kita di sanksi, mereka dapet bayaran dari mana??? Itu dari Migas, blom kyk google dll, terus yg dr negara sahabat US yg ada bisnis di sini gimana?
Iya masalahnya mau ga ambil bekas su-27skm refurbish tuaan mana sama typhoon t1? Paling tidak ga nambah jenis, Bisa juga opsi Su27 SM3, tapi klo ambil baru semua (5 Su30 MK2 +11 Su27 SM3) apa yg nututi budgetnya :D Oh ya Su27 SM3 bukannya untuk VVS aja yah, dan versi inipun bukannya cuman upgra
Su-27skm setau saya udah ga ada. Adanya paket upgrade ke su-27sm2 atau buat baru su-27sm3 cmiiw Yang di bold Duit untuk ambil 12 Typhoon T1 bekas ane rasa bakal cukup untuk dapetin 16 Sukhoi (5 Su30 MK2 baru + 11 Su27 SKM refurbish-mengingat gada Su27 SKM baru) jadi total akan ada 3 Sq Sukhoi
Daripada beli skm lagi mending penuhin aja 16 su-30mk2 atau ga sm2e (tapi katanya om tigaway maintenance between overhaulnya pendek banget). Kalo mau su single seat ya su-27sm3 klo masih bisaa itu juga maksudnya biar bisa genap mas, masing2 baik Su 27 dan Su 30 bisa full 1 sq 16 unit. Su 27 kan
Idealnya sih begitu, jadi di service TNI-AU hanya F-16 & Flanker, tapi ada isyarat kalau Typhoon ini titipan, ya susah kalau begitu. But then again, Typhoon isn't so bad, daripada barang titipannya Tejas :linux1: Klo sampe titipannya dari internal PTDI, kudu di viralkan biar tau rasa, gmn kl
If it were up to me, gw transfer 5 Su-27SK/SKM yang di Sku 11 ke Wing 300 Kohanudnas untuk buru sergap. Daripada maksain beli Typhoid T.1 bekas, no aim-120 support, meaning whole new logistics channel has to be created. Ambil 5 Su-30MK2/MKK atau any Su-30 variant yang lagi di pasarin, genapin Sku...
Berhubung sudah OOT, sekalian aja ane posting ini, kajian tanker baru buat TNI AU. Disini pun sepertinya ada penggiringan untuk milih KC46, padahal secara peluang harusnya A330 MRTT peluangnya lebih bagus. Aussie dan Singapore dah pake eks armada sipil, bisa aja TNI AU konversi eks garuda. Dari s...
Bisa jadi berupa UCAV bukan fighter lagi :ngacir: Masuk akal banget, sudah berhasil di Korea (KF16-->F35), juga Turki (TF16 --> F35). Bisa jadi berhasil pula di Indo. Dalam waktu 2-3 tahun kedepan sudah bisa start produksi komponen di sini (tergantung kontraknya kapan mulai efektif) klo k...
To provide an example of what an F-16V purchase might provide for Indonesia from an industrial standpoint, Lockheed Martin highlights its activities in Korea, where KAI has co-produced the F-16. This work led directly to KAI’s T-50 advanced trainer, which serves with Indonesia, while offset a...
Yang di bold item ini ga nguati. Andaikan ganti Rafale, pasti ga ada penolakan kuat, toh dua2 nya baik Typhoon maupun Rafale kan di marketingi PTDI? Bold biru, dengan beli sejumlah itu harusnya ada opsi dirakit di sini sebagian. Brasil beli Gripen 36 biji aja sebagian dirakit di sana.