sumber
Black Myth: Wukong gak sembarangan membuat cerita. Game ini terinspirasi dari salah satu legenda terkenal dalam sastra Tiongkok, yaitu Journey to the West. Kisah ini sudah dikenal luas di seluruh Asia, termasuk di Thailand, tempat saya berasal. Dengan basis cerita yang kuat dan sudah memiliki alur yang jelas, pengembang game harus setia pada narasi asli untuk menghormati mitologi yang sudah ada. Menambah karakter atau elemen yang gak sesuai dengan cerita asli akan merusak kekayaan budaya yang ingin disajikan. Jadi, kritik mengenai kurangnya variasi karakter perempuan dan ras mungkin kurang relevan mengingat konteks budaya yang diangkat.

sumber
Di dalam game ini, kita bertemu dengan berbagai macam monster, dewa, dan makhluk mitologis—bukan manusia biasa. Sebagian besar karakter dalam game ini memang bukan manusia dan memiliki bentuk serta sifat yang jauh dari kehidupan nyata. Mengubah gender atau ras dari makhluk mitos seperti ini memang gak terlalu masuk akal, mengingat mereka bukan manusia dengan latar belakang sosial atau budaya. Dalam game aksi seperti ini, yang penting adalah pengalaman bertarung dan interaksi dengan makhluk-makhluk fantastis, bukan karakter manusia dengan latar belakang spesifik.

sumber
Kita tahu bahwa game bergenre Souls-like kini tengah naik daun, dan Black Myth: Wukong menawarkan gameplay yang serupa—meskipun gak setinggi level kesulitannya. Dengan kontrol dan mekanisme permainan yang mirip dengan Dark Souls dan Elden Ring, game ini menarik bagi penggemar genre tersebut. Kelebihan ini tentunya menjadi salah satu alasan kenapa banyak pemain yang merasa puas dan tertarik untuk membeli game ini.

sumber
Pengembang game ini tahu betul siapa yang mereka tuju: para penggemar mitologi Tiongkok dan penggemar game aksi dengan elemen Souls-like. Banyak gamer yang mencari pelarian dari realitas sehari-hari dan ingin tenggelam dalam dunia fantasi. Oleh karena itu, fokus pada pengalaman bermain yang sesuai dengan keinginan audiensnya menjadi prioritas utama. Mereka membuat game ini untuk orang-orang yang ingin merasakan petualangan dalam mitologi Tiongkok, bukan untuk memenuhi standar keberagaman yang mungkin gak relevan dalam konteks ini.

sumber
Terlepas dari kritik internasional, Black Myth: Wukong tetap mendapat sambutan hangat di pasar Tiongkok. Sama seperti saat game-game Thailand mendapatkan dukungan besar dari komunitas lokalnya, game ini mendapat dukungan kuat dari pemain Tiongkok. Para pengembang membuat game ini untuk audiens yang paling mereka pahami—komunitas Tiongkok sendiri. Hasilnya, game ini gak hanya laku keras di negara asalnya tetapi juga mendapatkan pujian dari para penggemar lokal.