mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo
Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

Presiden Jokowi saat ditemui di Pasar Baru Karawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Rabu siang, 8 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
IKLAN
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi masih bisa cawe-cawe di pemilihan kepala daerah atau pilkada 2024. Syaratnya Jokowi harus bersinergi dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Jokowi, kata Ujang, diyakini akan mendorong orang-orang penting untuk menempati posisi strategis. Sebab, menjelang habis masa jabatan, perlu ada ada gerbong yang diselamatkan.

Ujang menjelaskan, bagaimanapun campur tangan Jokowi di Pilkada hanya memungkinkan jika berkongsi dengan Prabowo yang merupakan penguasa selanjutnya. “Saya melihat dalam keluarga inti, Jokowi mungkin akan dibantu. Seperti Bobby, kemungkinan kan di-support habis oleh Prabowo,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu saat dihubungi pada Kamis, 9 Mei 2024.

Yang dimaksud Ujang adalah Bobby Nasution, menantu Jokowi. Wali Kota Medan ini digadang-gadang bakal maju menjadi calon Gubernur Sumatera Utara atas rekomendasi Partai Golkar. Bobby dipecat oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) karena mendukung Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka - putra sulung Jokowi, di Pilpres 2024.

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) sebelumnya menduga Jokowi bakal cawe-cawe di Pilkada 2024. Manajer Program Perludem, Fadli Ramadhanil, dalam diskusi pada Senin, 29 April 2024 di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, menyebut, politisasi bansos dan mobilisasi aparat akan tetap terjadi di Pilkada 2024.

Apalagi dalam fakta persidangan sengketa Pilpres 2024, politisasi bansos dan mobilisasi aparatur dari pusat sampai desa telah disinggung dan diperkuat lewat dissenting opinion dari tiga hakim Mahkamah Konstitusi. Kendati demikian Jokowi dinyatakan tidak terbukti cawe-cawe.

Dalam keterangan pada Kamis, Ujang mengatakan tidak akan ada efek Jokowi di Pilkada jika tidak bergabung dengan Prabowo. Alasannya, kekuasaan Jokowi akan habis saat lengser pada 20 Oktober 2024. Sementara, pemungutan suara pilkada tahun ini dijadwalkan pada 27 November 2024.

Presiden Jokowi enggan dikaitkan dengan orang dekat atau keluarga yang ingin maju di daerah tertentu. Misalnya putra bungsu Kaesang Pangarep yang direkomendasikan relawan maju pemilihan wali kota Bekasi dan Polda Jawa Tengah Ahmad Luthfi di pemilihan gubernur Jawa Tengah.

“Itu keinginan-keinginan pribadi tolong ditanyakan kepada partai atau kepada yg bersangkutan. Dikit-dikit urusan pilkada tanyakan ke saya, gimana sih kamu ini,” kata Jokowi saat ditemui di Pasar Baru Karawang, Kabupaten Karawang, pada Rabu, 8 Mei 2024.

https://nasional.tempo.co/read/18659...dengan-prabowo

kekhawatiran keluarga Jokowi ikut di Pildaka
0
259
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan