Aja Maning-Maning, Aja Ndableg Son! Sejumlah Kreator Konten Brebes-Tegal Dihujat gegara Dianggap sering Ngomong Jorok: Kini Mereka sudah Melayangkan Permintaan Maafnya!

Untuk masalah bahasa, pengucapannya, logat dan guyonan dari orang-orang daerah sekitaran Tegal, Brebes, Banyumas, Pemalang emang agak beda ya gansist. Cenderung tidak halus macam di wilayah Jawa Tengah kawasan Joglosemar, namun tetap saja jika sering diungkapkan atau dibuatkan untuk konten di media sosial khususnya yang diunggah oleh konten kreator bakalan bisa bikin polemik.

Sejumlah kreator konten asal Brebes, Tegal, sedang menjadi sorotan publik setelah dihujat oleh netizen. Mereka dituduh sering mengucapkan kata-kata kotor dan tidak sopan dalam konten yang mereka buat. Hujatan ini muncul di berbagai platform media sosial, terutama Facebook.

Beberapa akun Instagram kreator konten, seperti @yukorpetakilan dan @faridrisqii, menjadi target sasaran hujatan netizen. Postingan mereka yang dianggap kasar dan terkesan lucu dipaksakan telah di-screenshot dan diposting di grup Facebook "Sisi Lain Kab Tegal" pada tanggal 8 April 2024.







Hujatan yang dialamatkan kepada para kreator konten ini menunjukkan bahwa netizen semakin kritis dan peduli dengan kualitas konten yang mereka konsumsi di media sosial. Mereka tidak segan untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka ketika menemui konten yang dianggap tidak pantas atau tidak sesuai dengan etika yang berlaku.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi para kreator konten untuk merespons dengan bijaksana. Mereka perlu menyadari dampak dari konten yang mereka buat, terutama jika hal tersebut berpotensi menyinggung atau mengganggu orang lain. Sikap yang lebih bertanggung jawab dalam menciptakan konten dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih positif di dunia maya.

Dari nama akun konten kreatornya saja sudah jelas, petakilan alias banyak gaya. Tapi mudah-mudahan mereka yang sudah dapat cibiran dari warganet bisa sadar diri dan mengubah gaya bahasa dan penyampaiannya dengan yang lebih halus, atau dalam bahasa ngapaknya itu Aja ndableg alias jangan diulangi yang sudah-sudah hanya demi menarik banyak penonton.

Sudah bagus, masalah belum terlalu membesar namun mereka mau mengakui kesalahannya. Memang sudah barang tentu seorang konten kreator itu punya hak dalam menyampaikan kreasi yang mereka bakal tuangkan di media sosial namun publik yang melihatnya pun punya hak juga untuk mengeluh, tidak suka dan kritik unggahan mereka. Dadine saiki nurut bae son, ben ayem!


Sumber Tulisan dan gambar