Kaskus

Story

Kesepian.KitaAvatar border
TS
Kesepian.Kita
Guardian Angel
Bandung.

Namaku, Andrea.

Hari ini aku wisuda, beberapa temanku sudah ada yang mendapatkan pekerjaan, beberapa lainnya sedang dalam proses seleksi, sedangkan aku masih belum tahu akan mendaftar apa nantinya. Rasanya bukan hanya aku saja, banyak orang lainnya juga di gedung ini, padahal sarjana terapan.

Bangku perkuliahan hanya mengajarkan penghidupan, bukan kehidupannya itu yang diajarkan, entahlah aku tidak tahu bagaimana selanjutnya ini?

Selesai acara wisuda, kita semua berfoto bersama, mengabadikan kenangan.

Setelahnya kita semua kembali melanjutkan hidup masing-masing, terlebih bagi perantau sepertiku, kota ini hanya tempat singgah sementara. Bagian dari perjalanan hidupku. Pulangnya itu aku menggunakan kereta, tidak seperti perjalanan di siang hari yang bisa melihat pemandangan di luar sana, perjalanan malam hari hanya ada kesunyian.

Kereta belum berjalan saja, sudah banyak orang yang tertidur.

Tepat disampingku, kulihat ada seorang ibu yang sedang kesusahan menaikkan barang bawaannya ke bagasi, kubantu menaikkan, setelahnya aku kembali duduk dan merenung entah memikirkan apa.

Perlahan kereta berjalan, disepanjang perjalanan hanya ada kegelapan diluar sana.

Tidak ada yang bisa dilihat dari jendela, kecuali lampu jalanan dan kendaraan, itupun jarang, lebih banyaknya kegelapan. Cahaya lampu di kereta bisa terlihat di kaca jendela. Padahal saat siang hari, disana bisa terlihat banyak pemandangan.

Waktu demi waktu aku mulai mengantuk.
Perjalanan ini masih panjang, sekitar 8 jam perjalanan.

Mataku terpejam. Sampai saat terbangun, perlahan langit mulai berubah warna, berwarna keemasan, tidak lama setelah itu matahari mulai terbit, seperti itulah pemandangan saat di kereta, terdapat embun juga di kaca. Tujuanku itu stasiun terakhir, jadi aku tidak perlu khawatir. Beberapa orang mulai turun disetiap stasiunnya.

Kereta perlahan berhenti, setelahnya kembali berjalan lagi.

Begitu terus sampai dengan tujuan akhir.

***

Purworejo.

Perayaan wisuda yang berlebihan itu tidak bagus.

Sudah tidak terhitung banyaknya lamaran pekerjaan yang aku kirim, keseharianku menunggu panggilan tes dan interview perusahaan, melelahkan, apalagi saat melihat teman-temanku di media sosial yang sudah diterima pekerjaan.

Persetan media sosial. Mereka hanya menampilkan cerita kebahagiaan saja.

Membuatku semakin terlihat terpuruk saja. Pikiranku mulai terbang kesana kemari, kehidupan itu tidak bisa kita prediksi, terlintas juga dipikiranku tidak ada gunanya aku dulu menyandang cumlaude, mengikuti organisasi kampus, mempunyai sertifikat keahlian, menulis artikel ilmiah. Kenyataannya aku belum mendapatkan pekerjaan sampai sekarang ini, kalau tahu begini akhirnya dulu harusnya aku tidak perlu terlalu mengikuti banyak hal.

Melelahkan juga. Sudah berbulan-bulan lamanya aku menganggur dan aku sudah tidak tahu harus bagaimana lagi, merasa gagal dalam hidupku. Saat itu tiba-tiba kulihat ada email masuk. Kubuka email itu.

Disana tertulis aku diterima, perusahaan ternama.

Kuhela nafasku. Terdiam.

***



Yogyakarta.

Sehari sebelum hari pertamaku bekerja.

Pukul 17.27. Didalam kamarku sudah ada kasur, lemari dan meja belajar, jadi aku hanya membawa pakaian-pakaianku saja, kuletakkan laptopku di meja, memindahkan semua pakaian ke lemari, setelahnya kurebahkan tubuhku dikasur.

Sejak tadi kulihat langit-langit kamarku, entahlah apa yang kupikirkan.

Malam ini terasa sepi, kosanku ini berbentuk rumah dengan banyak kamar, baik dilantai 1 dan 2, setiap lantainya terdapat ruang untuk bisa berkumpul, terlebih pada lantai 1 yang cukup luas, dapur juga ada disana. Halaman kosanku juga cukup luas.

Banyak kamar yang lampunya tidak dihidupkan, penghuninya belum pulang, hanya kamarku dan kamar disebelahku yang lampunya menyala saat itu.

Mulai terasa mengantuk dan aku berjalan kembali ke kamarku, kututup pintu kamarku.

Dan saat itu juga, terdengar pintu terbuka di kamar sebelahku.

Pintuku tertutup. Pintunya terbuka.

Kurebahkan tubuhku dikasur dan tidak lama setelahnya terlelap. Keesokan harinya aku terbangun, ini hari pertamaku bekerja, kukunci pintu kamarku dan berjalan menuju kantorku yang jaraknya cukup dekat. Mulai hari ini dan sampai 3 bulan lamanya aku duduk disamping perempuan yang tadi didepan kantor sempat berpapasan denganku, Tanaya, rekan kerjaku yang akan membimbingku kedepannya.

Tanaya itu perempuan tercantik di divisiku, marketing, kulihat dimejanya ada cokelat yang diberi sticky note.

Raut wajahnya biasa saja.

Pastinya itu bukan hal yang baru untuknya, sudah tidak terhitung banyaknya laki-laki yang mendekatinya. Kutatap kembali layar komputerku dan melanjutkan pekerjaan yang tadi sempat tertunda, lenganku ditepuk pelan oleh Tanaya, tangannya menyodorkanku cokelat itu, kuterima saja.

"Lagi gak mau cokelat aku, buat kamu aja" ucap Tanaya

Kubuka bungkus cokelat itu, maafkan aku kepada siapapun itu, cokelat pemberianmu untuk Tanaya justru berakhir kumakan, enak juga rasanya.

Jujur sajalah siapa yang tidak terpikat oleh kecantikan perempuan seperti Tanaya, terkadang saat aku jenuh karena terus menatap layar komputer, kualihkan pandangan untuk melihat Tanaya. Kita saling menatap sejenak, setelahnya kembali lagi menatap komputer. Rasanya waktu berjalan begitu lambatnya. Berbeda saat jam istirahat, rasanya waktu berjalan begitu singkat.

Dikantin. Banyak orang terus membicarakan katanya ada seorang perempuan cantik, baru sepertiku, hanya berbeda divisi. Perempuan itu namanya Vanila. Heran saja kenapa semua orang membicarakannya, bahkan sampai bertaruh siapa yang paling cepat mendapatkan kontaknya, atau media sosialnya, penasaran juga aku dengan Vanila ini, katanya Vanila itu teman lamanya Tanaya.

"Orang cantik tuh sistem pertemanannya pakai seleksi kali ya, satu circle bisa cantik-cantik semua gitu"

Jam istirahat berakhir, kita semua kembali ke kantor, melanjutkan pekerjaan.

Kutekan cetak file yang sudah kuselesaikan, setelahnya aku berjalan menuju mesin fotocopy, berdiri menunggu dan hanya mendengar suara mesin memproses.

Sembari menunggu, dari kejauhan itu kulihat ada seorang perempuan cantik, berambut panjang dan bergelombang diujungnya, menghampiri Tanaya dan mengobrol singkat, setelahnya berjalan pergi. Banyak orang yang melihat kearahnya dengan tatapan penuh artian. Jadi itu yang namanya Vanila.

Memang cantik sekali orangnya.

***

Pukul 15.57.

Kurang 3 menit, sebentar lagi waktunya pulang.

Sudah kututup semua program dikomputerku, sudah kumatikan, kuambil tumblerku dan kuminum sedikit, satu persatu orang-orang mulai beranjak dari tempat duduknya, setelahnya berjalan meninggalkan ruangan.

Setelah absen pulang dengan sidik jari, didepan kantor aku berpapasan dengan Vanila dan sepanjang jalan arah kita sama, mulai sejak tadi keluar dari kantor sampai hampir menuju kosku. Vanila membuka gerbang kos. Saat digerbang itu aku dan Vanila saling menatap. Kita berdua terkejut.

Terlebih kamarnya bersebelahan denganku.
Vanila langsung masuk ke kamarnya, begitupun juga denganku.

Mandi setelah seharian bekerja itu menyegarkan. Bosan saja rasanya berada dikamar terus, kuputuskan membuat kopi susu setelahnya duduk sendirian diteras kos dengan malam yang dingin dan sunyi ini. Tidak lama setelahnya Vanila keluar kamarnya. Vanila berjalan menuju dapur.

Tidak begitu jelas apa yang sedang dilakukannya, hanya terdengar suaranya menghidupkan kompor. Cukup lama Vanila berada didapur.

Vanila berjalan kearah sembari membawa gelas.

"Aku boleh duduk?" ucap Vanila

"Boleh, masih banyak ruang kosong juga, masa gak aku bolehin" ucapku

"Kamu yang disebelah Tanaya ya? Tadi aku lihat kamu sekilas gitu, terus kamu jalan pergi gitu" ucap Vanila, tersenyum ramah

"Tanaya tuh temenku. Kamu marketing juga ya? ucap Vanila

"Kalau kamu bagian apa?" ucapku

"Finance" ucap Vanila

Seiring waktu kita mengobrol tentang banyak hal.

Vanila berasal dari Tangerang, kuliah dan sekarang bekerjanya di Yogyakarta. Vanila ini apa adanya. Apapun yang dipikirkan dan dirasakannya bisa langsung diucapkan olehnya, rasanya siapapun yang menatap matanya dalam waktu yang lama bisa langsung jatuh cinta dengannya.

Rasanya mudah sekali bagi dirinya untuk mendapatkan cinta seseorang.

Mulai keesokan harinya dan seterusnya, kita selalu berjalan bersama menuju kantor, serta saat pulang juga. Saat di kantor aku dan Vanila jarang bertemu, kecuali saat ada keperluan tertentu. Justru lebih banyak kuhabiskan waktuku bersama dengan Tanaya, bagaimana tidak? Tanaya berada tepat disebelahku, kita sering bercanda gurau sampai orang-orang kantor menjodohkanku dengannya.

Kadang lucu saja dengan orang-orang kantor, hal-hal kecil yang kita lakukan bisa dijadikan bahan, apapun itu. Tapi, kita menanggapinya dengan biasa saja, kadang malah justru dilebih-lebihkan agar semua orang senang.

Perkara aku ingin mengisi tumblerku dan Tanaya memintaku untuk mengisi tumblernya saja dibilang perhatian sekali kata orang-orang kantor.

Kita terkadang hanya bisa tertawa menanggapinya.

Ada-ada saja memang.



umbhelijo35
kakeksegalatahu
buyan28
buyan28 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
3.4K
88
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan