Sumber Gambar

Komika Marshel Widianto mengaku pernah mengalami situasi di mana beberapa stasiun televisi memboikotnya. Kejadian tersebut terkait dengan kedisiplinan Marshel saat namanya sedang naik daun beberapa bulan lalu. Meskipun tidak menyebutkan secara rinci stasiun televisi mana yang melakukan boikot tersebut, Marshel menjelaskan bahwa pengalaman tersebut telah menjadi pembelajaran berharga bagi kariernya di industri hiburan.

Dalam sebuah wawancara, Marshel mengungkapkan bahwa kejadian tersebut membuatnya menyadari kesalahannya dan ia langsung meminta maaf kepada stasiun televisi terkait. Marshel juga merasa terkejut dengan tindakan boikot tersebut, dan ia menyadari bahwa hal itu terjadi karena kesalahannya sendiri, terutama dalam masalah kedisiplinan.

Marshel mengakui bahwa saat itu ia pernah mengalami "star syndrome" atau sikap sombong yang lazim terjadi pada sebagian orang yang mendapatkan popularitas tiba-tiba. Ia juga mengakui bahwa ia sering datang terlambat dalam menjalani pekerjaan yang diberikan kepadanya.


Sumber Gambar

Namun, Marshel mengambil pelajaran berharga dari pengalaman tersebut. Ia menyadari pentingnya mengelola pekerjaan dengan baik dan menjaga kedisiplinan. Setelah mengakui kesalahannya dan meminta maaf, Marshel berharap bahwa stasiun televisi akan memberikan kesempatan kedua kepadanya.

Marshel menambahkan bahwa kejadian tersebut menjadi momen penting dalam karirnya, di mana ia belajar untuk lebih berhati-hati dalam menerima dan menjalani pekerjaan. Meskipun ia pernah mengalami boikot oleh beberapa stasiun televisi, Marshel tetap bersemangat untuk terus berkarya di dunia hiburan.

Pengalaman yang dialami oleh Marshel menjadi pelajaran bagi para selebriti lainnya bahwa popularitas bukanlah segalanya. Kedisiplinan dan sikap profesional dalam menjalani pekerjaan tetap harus dijaga, agar dapat terus mendapatkan kesempatan untuk berkarya dan sukses di dunia hiburan.


Sumber Gambar

Meskipun menghadapi cobaan tersebut, Marshel terus berusaha dan tidak menyerah. Ia berharap agar publik dan industri hiburan memberikan kesempatan kedua kepadanya untuk membuktikan kemampuannya dan menghibur penonton dengan bakat komedinya.

Star syndrome, atau sindrom bintang, adalah kondisi di mana seseorang merasa dirinya sangat sempurna dan lebih baik dari orang lain. Mereka menganggap diri mereka seperti seorang bintang yang mengagumkan dan terkenal. Star syndrome bukanlah sebuah penyakit mental, namun dapat mengarah pada gejala gangguan kepribadian narsistik.

Penyebab pasti dari star syndrome belum diketahui, namun dapat dipicu oleh kombinasi pola asuh dan kondisi lingkungan sosial. Misalnya, seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang kompetitif dan individualistik cenderung memiliki sikap dan perilaku seperti ini. Bagi mereka, mendapatkan pujian merupakan suatu kewajiban atas apa yang mereka lakukan.


Sumber Gambar

Orang dengan star syndrome sering merasa haus akan validasi dan perhatian dari orang lain. Mereka butuh pengakuan dan merasa sedih jika tidak mendapatkan perhatian yang mereka harapkan. Mereka juga cenderung tidak dapat menerima kritikan, merasa diri paling hebat, dan tidak mau kalah dengan orang lain.

Bagi seseorang yang mengalami star syndrome, mencari dukungan sosial dari orang-orang terdekat sangat penting. Dukungan sosial dapat membuat mereka sadar akan kondisi mereka dan berusaha untuk berubah. Selain itu, menghindari lingkungan yang penuh kompetisi dan sikap individualis juga dapat membantu mencegah timbulnya star syndrome.

Penting untuk memahami bahwa star syndrome bukanlah hal yang normal dan sehat. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang dengan kondisi ini dapat merusak hubungan dengan orang lain dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi individu yang mengalami tanda-tanda star syndrome untuk mencari bantuan dan dukungan agar dapat mengatasi kondisi tersebut.



Sumber: Sumber Gambar